Anda di halaman 1dari 20

ANGGARAN

BIAYA OVERHEAD PABRIK


Hal yang perlu diperhatikan dalam Anggaran
Biaya Overhead Pabrik dan Biaya
Operasional

1. Proyeksi Arus Kas Keluar


2. Pengawasan Biaya
Sifat Biaya ada tiga:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost): Biaya-biaya
yang cenderung untuk bersifat constant
dari bulan ke bulan, tanpa terpengaruh
oleh volume kegiatan, sampai dengan
kapasitas tertentu.
2. Biaya Variabel (Variable cost): Biaya-
biaya yang secara total selalu mengalami
perubahan, dimana perubahan itu
sebanding dengan volume kegiatan.
3. Biaya Semi Variabel (Semi Variable
Cost), Biaya-biaya yang tidak bersifat
variabel. Biaya ini mengalami perubahan
tetapi tidak sebanding dengan volume
kegiatan.
Dasar Pertimbangan
Biaya
1. Fixed Cost : Satuan waktu, Tarif tertentu,
Ketentuan perusahaan, Kebijaksanaan
sendiri.Contoh: biaya gaji, pajak, asuransi.
2. Variable Cost : Volume dikalikan dengan
Harga atau Tarif.Contoh: Biaya tenaga
kerja langsung, biaya bahan mentah.
3. Semi Variable Cost : Kebijaksanaan
Penganggaran. Contoh: Biaya tenaga kerja
tak langsung, biaya pemeliharaan, biaya
peralatan, biaya bahan pembantu.
Dasar Pengalokasian BOP

 Clean Cost Concept : Cara alokasi biaya,


dimana biaya overhead pada bagian
jasa/pembantu secara langsung
dialokasikan ke bagian-bagian produksi,
dengan berdasarkan proporsi pemakaian
jasa oleh masing-masing bagian produksi.
 Pengawasan biaya overhead adalah dengan
pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu
(service) kepada bagian produksi.
Contoh Kasus 1

 Selama proses produksi dalam tahun


2005, pada bagian jasa/pembantu
akan timbul biaya overhead sebesar
Rp 100.000.000,- jasa yang disediakan
dipakai oleh berbagai bagian dengan
porsi:
 Bagian produksi I 30%
 Bagian produksi II 30%
 Bagian produksi III 40%
Penyelesaian:
Bagian Perhitungan Alokasi Biaya
Alokasi Biaya Overhead
Bagian
Jasa/Pembantu
Bag Produksi I 30%x100.000.000 Rp 30.000.000

Bag Produksi II 30%x100.000.000 Rp 30.000.000

Bag Produksi III 40%x100.000.000 Rp 40.000.000


Kasus 2

 PT . ABC selama tahun 2005 diperkirakan


akan timbul biaya overhead sebesar
sebagai berikut: Bagian produksi I Rp
12.000.000,- Bagian produksi II Rp
20.000.000,- Bagian produksi III Rp
10.000.000,-. Bagian Jasa/Pembantu:
 Bagian Jasa/Pembantu I Rp 2.500.000,-
 Bagian Jasa/Pembantu II Rp 5.000.000,-
Jasa bagian jasa/pembantu
digunakan oleh ke tiga bagian
produksi dengan porsi sbb:
Bagian Bagian Bagian
Produksi Jasa/Pembantu I Jasa/Pembantu II

I 50% 45%
II 30% 30%
III 20% 25%
Penyelesaian Kasus 2
Keterangan Bag Produksi I Bagian Produksi II Bag Produksi III Bag Jasa / Bag Jasa /
Pembantu I Pembantu II

BOP 12.000.000,- 20.000.000,- 10.000.000,- 2.500.000,- 5.000.000,-

Jasa I 1.250.000,- 750.000,- 500.000,- (2.500.000,-) _

Jasa II 2.250.000,- 1.500.000,- 1.250.000,- _ (5.000.000,-)

Jml BOP 15.500.000,- 22.250.000,- 11.750.000,-


Apabila terjadi saling memberi
manfaat antara dua bagian jasa

 Apabila terjadi saling tukar menukar jasa


diantara kedua bagian jasa/pembantu.
 Metode yang digunakan untuk menghitun
pembebanan alokasi BOP pada masing-
masing bagian jasa/pembantu dengan
menggunakan METODE ALJABAR.
 X = a1 + b1 Y atau
 Y = a2 + b2 X
Keterangan
 X adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X,
setelah menerima alokasi biaya dari bagian
jasa Y
 Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y,
setelah menerima alokasi dari bagian jasa X
 a1 adalah biaya overhead bagian jasa X
sebelum alokasi
 a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y
sebelum alokasi
 b1 adalah persentase penggunaan jasa bagian
Y oleh bagian X
 b2 adalah persentase penggunaan jasa bagian
X oleh bagian Y
Kasus 3. PT ABC selama tahun
2005 merencanakan BOP sbb:
Bagian Biaya Overhead
Bagian Produksi:
Bagian I 10.000.000,-
Bagian II 15.000.000,-
Bagian
Jasa/Pembantu:
Bagian jasa I(X) 5.000.000,-
Bagian jasa II (Y) 4.000.000,-
Proporsi alokasi Biaya
Overhead adalah sbb:
Pemberi Bag. Bag. Bag. Bag.
Jasa Prod I Prod II Jasa Jasa
I(X) II(Y)
Bag. 50% 40% - 10%
Jasa
I(X)
Bag. 55% 30% 15% -
Jasa
II(Y)
Penyelesaian:
 1. X = 5.000.000 + 0,15Y
 2. Y = 4.000.000 + 0,10X

Persamaan diatas akan menjadi:


X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10X)
X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015X
X – 0,015X = 5.600.000,-
0,985X = 5.600.000,-
X = 5.685.279,- (dibulatkan)
Y = 4.000.000 + 0,10X
Y = 4.000.000 + 0,10 (5.685.279)
Y = 4.000.000 + 568.527
Y = 4.568.527
Artinya:
1. Biaya overhead bagian jasa/pembantu I
setelah mendapat alokasi biaya overhead
dari bagian jasa/pembantu II adalah
sebesar Rp 5.685.279,-
2. Biaya overhead bagian jasa/pembantu II
setelah mendapat alokasi biaya overhead
dari bagian jasa/pembantu I adalah
sebesar Rp 4.568.527,-
Biaya Overhead Neto dari masing-
masing Bagian jasa/pembantu adalah
sebesar:
Bag. Jasa BOP Asli Mnerima Memberi BOP Neto

Bag. Jasa 5.000.000 685.279 568.528 5.116.751


I (X)
Bag. Jasa 4.000.000 568.528 685.279 3.883.248
II (Y)
BOP neto untuk Bag Produksi I dan Bag
Produksi II sbb:
Keterangan Bag. Produksi Bag. Produksi
I II
BOP langsung 10.000.000 15.000.000
BOP tdk langsung
Bag Jasa I 2.842.639 2.274.112
Bag Jasa II 2.512.691 1.370.558
Jumlah Biaya 15.355.330 18.644.670
Perhitungan Jumlah BOP untuk
masing-masing bagian produksi
 Bag Produksi I
 Dari bag Jasa I = 50/90 x 5.116.751
2.842.639,-
 Dari bag Jasa II = 55/85 x 3.883.249
2.512.691,-
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai