Anda di halaman 1dari 69

ETIOLOGI MALOKLUSI

R ADITYA WISNU WARDHANA,drg.,MHKes


DEFINISI ETIOLOGI MALOKLUSI
Penyebab abnormalitas / kelainan dentofasial

• PRENATAL
• Genetik
• Diferensiatif
• Kongenital

• POSTNATAL
• Perkembangan
• Fungsional
• Lingkungan
Penyebab  waktu terjadinya 
jaringan yang terkena  hasil / kelainan
• Penyebab
• Herediter
• Perkembangan
• Trauma
• Kebiasaan
• Penyakit

• Waktu terjadinya
• Prenatal
• Postnatal
Jaringan yang terkena Hasil / kelainan
• Neuromuskuler • Malfungsi
• Gigi • Maloklusi
• Tulang • Oseus Displasia
• Jaringan lunak • Kombinasi

Pembagian etiologi (Graber, 1966) :


 Faktor umum
 Faktor lokal
Faktor Umum :
1. Herediter
2. Kelainan Kongenital
3. Lingkungan
• Prenatal (trauma, diet,
metabolisme, penyakit waktu ibu
hamil dll)
• Postnatal (trauma kelahiran,
cerebral palsy, kerusakan TMJ dll)
4. Problema diet (kekurangan nutrisi)
5. Gangguan metabolisme yang merupakan faktor
predisposisi :
• Gangguan keseimbangan endokrin
• Gangguan metabolisme
• Penyakit infeksi
7 Posture (posisi tubuh)
6. Trauma / kecelakaan
8. Tekanan yang abnormal
• Penelanan yang abnormal
• Kebiasaan menghisap jari
• Menggigit jari dan kuku
• Mendorong lidah ke depan
• Kelainan bicara
• Gangguan pernafasan
• Kelainan tonsil dan adenoids
Faktor Lokal :
1. Anomali jumlah gigi
2. Anomali ukuran gigi
3. Anomali bentuk gigi
4. Frenulum labialis yang abnormal
5. Kehilangan prematur
6. Retensi
7. Kelambatan erupsi gigi permanen
8. Arah tumbuh yang salah
9. Ankilosis
10. Pekerjaan konservasi gigi yang kurang baik
Faktor Umum

1. Herediter
• Anak mewarisi sifat orang tua
• Dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
• Ada yang dominan dan resesif
• Sifat suatu ras yang cenderung berulang
• Perkawinan campuran  maloklusi meningkat
Faktor herediter dapat berpengaruh pada:
• Ukuran dan bentuk gigi
• Panjang dan lebar lengkung geligi
• Tinggi palatum
• Letak berdesakan atau diastema
• Jarak gigit dan tumpang gigit

2. Kelainan Kongenital
• Oleh karena herediter atau didapat (acquired)
• Ada hubungan dengan kelainan genetika
• Berpengaruh pada letak gigi dan pros.alv.
• Perlu koordinasi dengan bidang lain
3. Lingkungan
• Prenatal : posisi janin dalam uterus, diet ibu,
pemakaian obat-obatan, trauma dan penyakit
• Postnatal : trauma saat kelahiran, kecelakaan
(langsung/tak langsung)
4. Problema diet
Maloklusi  kesehatan umum turun 
kelainan rongga mulut : kerusakan jaringan
periodontal, pembentukan gigi kurang
sempurna
5. Gangguan metabolisme
• Suhu tubuh naik  kecepatan pertumbuhan turun
Contoh : Poliomielitis  gangguan keseimbangan
keseimbangan kekuatan tarikan otot  bentuk tulang
berubah
• Gangguan endokrin  maloklusi
Hipotiroid : pola resorbsi abnormal, erupsi terlambat,
lelainan gingiva, persistensi gigi
6. Kebiasaan yang menghasilkan tekanan yang
abnormal
• Tulang merupakan jaringan yang responsif terhadap
tekanan
• Keadaan normal  ada keseimbangan gerak otot, bila
terganggu  maloklusi
• Marelasi RA & RB  adaptasi otot sebagai kompensasi
 maloklusi kelas II dan III Angle.
• Pada maloklusi kelas II divisi 1  jarak gigit besar 
kesukaran menutup mulut dengan akibat :
• Keseimbangan terganggu
• Bibir bawah terletak palatal insisif atas
• Hiperaktif m.mentalis
• Fungsi kompensasi otot-otot sekitar mulut
• Perubahan letak lidah
• Lengkung gigi RB lebih datar ok. Abnormalitas bibir
bawah
• Kesalahan penelanan
Bayi menyusu ibunya (breast feeding)  proses
penelanan sebagai berikut : Gum pad atas & bawah
terbuka  lidah ke muka dan kebelakang  setiap kali
kontak dengan bibir bawah  mandibula bergerak ke
muka dan ke belakang
Proses tersebut tidak ada pada anak yang menyusu dengan
botol (bottle feeding)  perubahan morfologi rongga mulut
 perubahan cara menelan
Normal  ujung lidah menyentuh papila insisifa,
bila abnormal ada kekuatan dorongan lidah yang
mengakibatkan:
 Geligi anterior atas protrusif
 Gigitan terbuka anterior
 Bibir tidak memberikan “seal” yang baik
• Keadaan lidah; ukuran, letak dan fungsi pada
makroglosia  gigitan terbuka anterior/posterior 
tergantung posisi lidah.

• Kebiasaan menghisap jari


Pada anak-anak sebagai kompensasi  maloklusi yang
terjadi tergantung posisi jari yang dihisap
• Kebiasaan menghisap bibir bawah
Geligi anterior RA terdorong ke labial
Geligi anterior RB tertekan ke lingual
Letak berdesakan insisif RB
Jarak gigit bertambah
Kelainan tonsil dan adenoid

Bertambah besar  mengubah posisi lidah


 maloklusi

Penting - !
suatu kebiasaan dapat menghasilkan
maloklusi tergantung pada :

 Durasi kebiasaan
 Frekuensi kebiasaan
 Intensitas kebiasaan
Faktor Lokal :

1. Anomali jumlah gigi


• Gigi kelebihan
• Sering dijumpai di RA
• Sukar dibedakan dengan gigi senama
• Sering ditemukan dengan adanya
mesiodens pada garis median RA,
bentuk konis, 1 atau 2 buah, arah
tumbuh ke palatal dan ke kavum nasi.
Mesiodens dapat menyebabkan : perubahan letak
insisif dan diastema sentral
Gigi kelebihan yang lain : premolar dan paramolar

• Kekurangan gigi
Dapat ok agenisi, anodontia, trauma/karies  maloklusi

2. Anomali ukuran gigi


 Dapat ok faktor herediter
 Makrodontia  ukuran gigi >  letak berdesakan. Mikrodontia 
ukuran gigi <  diastema multipel
3. Anomali bentuk gigi
Dapat ok gangguan / kerusakan waktu
pertumbuhan/perkembangan geligi (amelogenesis
imperfekta, hipoplasia, dens in dente, fusi)
Pada penyakit sifilis kongenital  Hutchinson
teeth dan Mulberry molar.
4. Frenulum labialis yang abnormal
Dekat ke prov.alv.diastem sentral
Dilakukan tes  menarik bibir atas ke kranial dan
lihat frenulum tersebut  bila ada daerah
“ichemic” (pucat)  “Blanche test” positif
5. Kehilangan prematur gigi
• Kehilangan prematur gigi sulung
M2 sulung  M1 permanen ke mesial 
penyempitan ruangan  impaksi P2 atau erupsi ke
lingual/palatal
Bila hubungan antar tonjol M1 baik  tidak terjadi
pergeseran ke mesial
• Kehilangan prematur gigi permanen
M1 permanen (ok karies)  pemendekan lengkung
“tipping” gigi sebelah menyebelah, erupsi
berlebihan gigi antagonis.
6. Persistensi gigi sulung
7. Erupsi gigi permanen yang terlambat
Penyebab : arah erupsi yang salah, agenisi
Penyebab : gingiva yang tebal, kehilangan prematur
gigi sulung  ada pembentukan tulang yang kompak.

8. Arah erupsi yang abnormal


Penyebab : trauma, kista, kekuatan alat orto
9. Ankilosis
Penyebab: trauma  perdarahan  cekat antara
tulang dan semen  gigi permanen pengganti
erupsi ke arah yang salah.
Dapat juga ok perawatan konservasi gigi.
10. Karies gigi
Karies yang parah  cabut  kehilangan
prematur  gigi bergeser
11. Pekerjaan konservasi gigi yang kurang baik
Tumpatan pada karies aproksimal dengan kontak
yang berat  mendesak gigi sebelah menyebelah
CARA MENCARI KEMUNGKINAN
ETIOLOGI MALOKLUSI
Faktor utama  faktor lokal/tambahan
Maloklusi kelas I
Dengan protrusi bimaksiler  heriditer
Dengan berdesakan  DDM (dapat juga ok kebiasaan
jelek, kehilangan prematur dll.)
Maloklusi kelas II divisi 1
 herediter
 kebiasaan jelek

Maloklusi kelas II divisi 2


 herediter

Maloklusi kelas III


 herediter
RANGKUMAN

1. Maloklusi dapat terjadi karena adanya ketidak


seimbangan diantara berbagai sistem yang
membentuk kompleks kraniofasial

2. Faktor kemungkinan etiologi yang sama, dapat


memberikan akibat/pengaruh yang berbeda pada
kelompok usia maupun individu tertentu
RANGKUMAN

3.Pada maloklusi dengan gejala klinis yang


hampir sama, dapat mempunyai sumber
asal/etiologi yang berbeda

4.Pada maloklusi yang mempunyai hanya


satu kelainan posisi gigi, bisa disebabkan
oleh lebih dari satu kemungkinan etiologi
KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTI

DIAGNOSIS MALOKLUSI
ETIOLOGI MALOKLUSI
RENCANA PERAWATAN
PERANTI ORTODONTI
KERJA SAMA

Anda mungkin juga menyukai