Anda di halaman 1dari 40

KWALITAS YANKES

 PURWITO
 22 Desember 2013
Indikator berperan dalam
memberikan gambaran
 Hasil pengukuran yang dapat memberikan
gambaran keadaan ada 2 yaitu

◦ besaran (kuantitas)
◦ mutu (kualitas)

 Kuantitas alat ukurnya SI


 Kualitas alat ukurnya kuesioner/cek list
Baik,Puas,Lengkap
terminologi : Mutu
 istilah klasik tingkatan terbaik
 Istilah custumer /pemakai

◦ Sesuai kegunaan atau mencapai kepuasan pelanggan


◦ Bagaimana Bisa dicapai Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen
Mengimplementasikan
kebijakan
untuk mencapai tujuan Sistem Manajemen
Mutu
Sistem untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi
berkaitan dengan mutu
Sistem Mutu
Struktur,
prosedur,proses yang
dilakukan sesuai
kualitas (mutu)
Unsur Yang terkait
Pegawai Peraturan
dokter/Medis /Kebijakan
/nonmedis

Organisasi Rujukan
Pelanggan/pasien RS/Lab/:Apo
(puskesmas)
/masyarakat tik

Pemerintah
/Steak Holder
Organisasi/puskesmas/yank
es
 Pelanggan (Pasien/Masyarakat)
 Pimpinan ( kepala puskesmas /dokter)
 Pelaku organisasi (SDM)
 Proses

KONTROL
 INSTRUKSI JUMLAH CAKUPAN O
I U
N Aktivitas yang T
 INFORMASI LAPORAN
P memberikan nilai P
U tambah terhadap U
T MATERIAL input KRITIK/KEPUASAN T
S S

MEKANISME/
PENDUKUNG SARPRAS
KEGIATAN MANAJERIAL
 PDAC
 PLAN
 DO
 CHEK
 ACTION

 DAN DILAKUKAN SECARA PROFESIONAL


Melaksanakan Siklus P-D-C-A
(Plan-Do-Check-Action)
 Proses Siklus P-D-C-A tidak hanya suatu
proses yang berlangsung terus-menerus,
namun juga merupakan sistem yang
berhubungan dan saling membutuhkan
secara berinteraksi antara unit-unit kerja dan
mekanisasi organisasi secara harmonis.
Administrasi Thd Iptek Kedokteran
Masalah
Kesehatan

IPTEK IPTEK
Kedokteran
efektif
Yankes efisien Administrasi

Masalah Kesehatan

Terselesaikan
lebih efektif
dan efisien
Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (puskesmas)

 Menyediakan pelayanan medik dan kesehatan


masyarakat
 Model pelayanan (statis dan mobile)
 Peningkatan jenis dan mutu layanan

kesehatan
 Peningkatan sarana Yankes.
Program Puskesmas
 Dasar penetapan
◦ Komitmen global
◦ Kebijakan kesehatan nasional
◦ Permasalahan kesehatan setempat.
 Prioritas masalah kesmas
◦ Prevalensi dan Insidence
◦ Dampak yang timbul
 Jenis : Program kesehatan dasar dan
pengembangan
Program kesehatan dasar dan
pengembangan
 Program kesehatan dasar
◦ Promosi kesehatan
◦ Kesehatan lingkungan
◦ P2M (termasuk Imunisasi)
◦ KIA (termasuk KB)
◦ Perbaikan Gizi
◦ Pengobatan dasar
 Program kesehatan Penembangan berdasar
permasalahan kesehatan setempat.
Kedudukan Puskesmas
 Secara Administratif di bawah dinas
kesehatan Kabupaten /Kota
 Bidang Organisasi :

Sebagai UPT dibawah dinas kesehatan


Kabupaten /Kota
 Aspek Fungsional: Unit pelaksana yankes
tingkat I bertanggung jawab langsung pada Dinkes Kabupaten
/Kota
 Yanmedik : Unit pelaksana Yanmedik Dasar maka
rujukannya RS Kabupaten /Kota
 SKN Sebagai Fasilitas Yankes Tingkat I meliputi Puskesling,
pustu, bidan di desa dibawah kooordinasi puskesmas induk
Organisasi Puskesmas
Organisasi diserahkan pada daerah dengan
mengacu peraturan yang yang berlaku.
Pola Depkes
Kepala, wakil kepala,unit tata Usaha ,Unit
fungsional.
 Kriteria Kepala Puskesmas
◦ Dokter, Dokter gigi, Sarjana Kesehatan dengan latar
belakang pendidikan Kesmas
Unsur Pokok Administrasi
Kesehatan
 INPUT (Masukan)
 Proses ( Langkah –langkah yg dilakukan)
 Output (Keluaran)

 Sasaran
 Dampak
Proses (Manajemen Puskesmas)
 Mekanisme bekerja yang meliputi
 P1  Perencanaan
 Program dasar dan program pengembangan
 P2  Pergerakan Pelaksanaan
 Pergerakan sumber daya
 P3  Pengawasan dan Pengendalian dan
Penilaian
 Pemantauan dan penilaian yangakan menjadi bahan
perencanaan dst.
Perencanaan (P1)
 Puskesmas akan menyusun rencana usulan
kegiatan (RUK)
Pengembangan berdasarkan masalah setempat
sesuai dengan siklus pemecahan masalah
 Untuk program pokok ( basic SIX ) disusun
oleh dinas kesehatan
◦ Puskesmas menjabarkan dalam bentuk rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK)
RPK
 Rencana pelaksanaan kegiatan
(RPK) program dasar
◦ Disusun puskesmas dari sumber block Grant
dinkes berdasar prrioritas masalah tyl upaya
meningkat dan bertahan
 Rencana pelaksanaan kegiatan
(RPK) program Pengembangan
◦ Disusun sesuai dengan alokasi yang tersedia atau
sumber lain termasuk dana swakelola dari
pendapatan fungsional, masyarakat, kemitraan dll
dgn upaya meningkat dan bertahan
Pergerakan (P2)  Pergerakan Pelaksanaan
Pergerakan sumber daya

 Penggalangan sumber daya yang tersedia


dalam upaya mengimplementasi
/mewujudkan P1
 Komunikasinya :
◦ Intern Forum pertemuan (mini lokakarya, rapat
mingguan,bulanan )
◦ Ekstern BPP,Linsek, LSM sektor swasta dunia usaha.
( 3 Bulanan )
Pemantauan dan penilaian P3 
Pengawasan dan Pengendalian dan Penilaian

 Pemantauan terus menerus


◦ Untuk mengurangi penyimpangan dan koreksi
pelaksanaan kegiatan.
 Dititik beratkan pada pencapaian hasil :
◦ Indikator fungsi pergerakan pembangunan
berwawasan kesehatan (tatanan sehat)
◦ Indikator fungsipemberdayaan keluarga dan
masyarakat (tatanan keluarga dan strata UKBM)
◦ Indikator fungsi penyedia Yankes TK I (cakupan
program dan yankes)
TANTANGAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN yang harus disikapi.
Meningkatnya :

 kebutuhan masyarakat pada yankes yang bermutu;


 beban ganda penyakit ( penyakit infeksi & tidak menular)

 disparitas status kesehatan antar wilayah cukup besar,

terutama di wilayah timur (daerah terpencil, perbatasan dan


kepulauan/DTPK);
Distribusi
 Kebutuhan obat yang bermutu dan terjangkau;

 jumlah SDM Kesehatan kurang,tidak merata;

Adanya potensi masalah


 Akibat bencana

 Perubahan iklim

 Integrasi pembangunan infrastruktur kesehatan yang

melibatkan lintas sektor pemerintah, Pusat-Daerah, dan Swasta.


7 upaya,
1. revitalisasi primary health care (PHC) dan
sistem rujukannya
2. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK);
3. ketersediaan, keterjangkauan obat di seluruh
fasilitas kesehatan, termasuk saintifikasi jamu;
4. ketersediaan, distribusi SDM Kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata;
5. pengembangan jaminan kesehatan (BPJS)
6. penanganan daerah bermasalah kesehatan
(PDBK), peningkatan pelayanan kesehatan di
DTPK;
7. pelaksanaan reformasi birokrasi serta world
class health care.
arah kebijakan pembangunan
kesehatan
1. peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita yang
menjamin continuum of care.
2. Perbaikan status gizi masyarakat pada
pencegahan stunting.
3. Upaya pengendalian penyakit menular serta
penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan.
4. Pengembangan SDM kesehatan dengan pemantapan standar
kompetensi.
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu
dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan
melalui e-logistic. Perluasan cakupan jaminan kesehatan melalui
jaminan kelas III RS. peningkatan integrasinya
pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier.
1. Sistem peringatan dini untuk penyebaran
informasi Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan
bencana dan krisis kesehatan melalui perluasan terjadinya
wabah, KLB dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

2. Peningkatan kualitas perencanaan,


penganggaran, serta monitoring dan
evaluasi Peningkatan kualitas manajemen, pembiayaan
kesehatan, sistem informasi, dan ilmu pengetahuan serta
teknologi kesehatan antara lain melalui

3. pembangunan kesehatan untuk mendukung percepatan


pencapaian target MDGs; dan
4. penguatan peraturan perundangan
pembangunan kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan
menuju Indonesia sehat 2015
 meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesahatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
dan dengan prilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.
   INDIKATOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
a. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat,
meliputi :
1)      indikator komprehensif- angka kematian kasar menurun
a)   rasio angka mortalitas proporsial rendah
b)   umur harapan hidup meningkat
2)      indikator spesifik- angka kematian ibu dan anak menurun
a)   angka kematian karena penyakit menular menurun
b)   angka kelahiran menurun
b.      Indikator pelayanan kesehatan
1)   rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2)   distribusi tenaga kesehatan merata
3)   informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit,
fasilitas kesehatan lain, dsb.
4)   Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehtan diantaranya
rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, dsb.
 
    
Faktor – Factor Penyebab
Terjadinya Masalah Di Indonesia
 a.   Faktor lingkungan
1)  kurangnya peran serta masyarakat dalam
mengatasi kesehatan (masalah-masalah
kesehatan).
2)  Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab
masyarakat dalam bidang kesehatan.
b.   Factor perilaku dan Gaya Hidup masyarakat
Indonesia
1)  masih banyak insiden atau kebiasaan
masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.
2)  Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak
menunjang kesehatan.
C. Factor social ekonomi
1)    tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia
sebagian besar masih rendah. 
2)    Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan
kesehatan. Budaya sadar sehat belum merata ke
sebagian penduduk Indonesia. 
3)    Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan
juga masih rendah dan   memprihatinkan.
d. Factor pelayanan kesehatan
1)    Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh
dimana ada sebagian propinsi di indonsia yang
belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal
dan belum merata.
2)    Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih
beriorientasi pada upaya kuratif.
3)    Sarana dan prasarana belum dapat menunjang
pelayanan kesehatan.
AGENDA MILLENIUM
DEFFELOPMENT GOALS (MDGS)
 .     
a.   Agenda ke – 1 memberantas kemiskinan
dan kelaparan.
b.   Agenda ke – 4 menurunkan angka kematian
anak.
c.   Agenda ke – 5 meningkatkan kesehatan ibu
d.   Agenda ke – 6 memerangi HIV/AIDS,
Malaria dan penyakit lainnya.
e.   Agenda ke – 7 melestarikan lingkungan
hidup
INDIKATOR INPUT :
Man, Money, Material, Method, dsb ).
a.   Komitmen politik  mengenai kesehatan bagi
semua.
b.   Alokasi sumber daya, pembiayaan Kesehatan 5
% dari total pembayaan nasional dan
pembiayaan pembangunan daerah.
c.   Penyebaran Pendapatan
d.  Angka melek huruf orang dewasa.
e.   Ketersediaan sarana kesehatan, Penyebaran dan
penggunaannya.
f.   Tingkat pertumbuhan penduduk
g.  Penduduk yang ikut JPKM
h.  Kerangka Organisasi dan proses manajerial.
INDIKATOR PROSES :
manajemen baik dalam perencanaan, organisasi,
staffing, koordinasi, pelaporan dan pembiayaan:

a.   Keterlibatan masyarakat dalam mencapai


kesehatan bagi semua.
b.  Tingkat desentralisasi pengambilan keputusan,
pengembangan dan penetapan suatu proses
manajerial bagi pembangunan kesehatan
nasional atau pembangunan daerah.
c.   Wanita hamil yang memeriksakan kehamilan
d.  Penduduk yang tidak merokok dan tidak
minum minuman keras.
INDIKATOR OUTPUT :
Cakupan :
a.   Cakupan pelayanan kesehatan dasar.
b.   Cakupan pelayanan rujukan.

Status kesehatan ;
a.  Status gizi dan perkembangan
Psikososial anak
b.  Angka kematian bayi, angka kematian
anak, umur harapan hidup waktu lahir
dan angka kematian ibu.
Upaya Kesehatan Perorangan
 Tahun 2013 ditandai dengan pemaksaan
keluarnya Perpes nomor 12/2013 yang berisi
tentang Jaminan Kesehatan tanpa ada iuran.
Seharusnya, Perpres tersebut termasuk besaran
iuran.
 Negosiasi a lot dengan Pemerintah yang awalnya

sangat menistakan rakyat miskin dan tidak


mampu, karena Pemerintah (Kemenkeu) hanya
mau mengalokasikan Rp 10.000 per orang per
bulan, kemudian naik menjadi Rp 15.500 dan
akhirnya kini disepakati Rp 19.225,- setelah
kenaikan harga BBM.
 Bayaran kapitasi puskesmas yang bervariasi
antara Rp 3000 – 6000 sudah lebih baik,
tetapi belum akan mampu meningkatkan
kualitas.
 Bayaran kapitasi dokter/klinik yang Rp 8000

– 10.000 masih jauh di bawah harga


keekonomian yang akan menimbulkan
kualitas layanan JKN inferior.
AKI

 AKI masih 359 per 100 ribu kelahiran hidup,


jauh lebih tinggi dari target MDG 5 yang
harus dicapai sebesar 102 sudah pasti tidak
akan tercapai.
 Artinya, tahun 2013 diperkirakan lebih dari
15.000 ibu hamil/bersalin meninggal karena
tidak mendapatkan layanan kesehatan yang
memadai. Padahal, Program Jampersal telah
diluncurkan tahun 2011. Secara teoritis akses
terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih (Bidan) seharusnya dapat menurunkan
AKI.
Upaya Kesehatan Masyarakat
 Peraturan Pemerintah tentang pengendalian
bahan adiksi (rokok), antara lain dengan
graphic warning dan kawasan tanpa rokok,
belum mendapat gaung dan perhatian dari
Pemerintah maupun pemda.
 Begitu juga PP Air Susu Ibu ekslusif tidak

mendapat promosi besar


Harapan tahun depan
 implementasi JKN dimana UKP akan diurus
oleh lembaga non pemerintah (BPJS
Kesehatan),
 UKM akan mendapat perhatian besar.
Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Seluruh Kabupaten/Kota dengan kunjungan ibu ham
il K4 mencapai 95%
b. Seluruh Kabupaten/Kota Pencapaian Fe 3 mencapai
100%
c. Seluruh Kabupaten/Kota dengan pertolongan persa
linan oleh tenaga kesehatan
mencapai 90%
d. Seluruh Kabupaten/Kota dengan pelayanan pada ib
u nifas mencapai 90%
e. Seluruh Kabupaten/Kota yang mencapai deteksi di
ni tumbuh kembang anak
balita dan pra sekolah mencapai 95%
f
. Seluruh Kabupaten/Kota yang mencapai pemeriksaa
n kesehatan siswa SD/MI
oleh tenaga kesehatan/guru UKS/kader kesehatan seko
lah mencapai target
SPM 80%
g. Seluruh Kabupaten/Kota yang mencapai pemeriksa
an kesehatan siswa remaja
oleh tenaga kesehatan/Guru UKS/kader kesehatan rema
ja mencapai target SPM
80%
h. Seluruh Kabupaten/Kota dengan UCI desa yang menc
apai 100%.
i. Seluruh Kabupaten/Kota dengan angka Kesakitan DB
D < 2/10.000.
j. Seluruh Kabupaten/Kota dengan kelengkapan lapor
an Penyakit >
90%.
39
k. Seluruh Kabupaten/Kota dengan kematian DBD <
1%.
l. Seluruh Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan ma
laria (API < 1/1000).
m. Seluruh Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan di
are 8-10%.
n. Seluruh Kabupaten/Kota dengan dengan angka kemat
ian akibat diare < 1%.
o. Seluruh Kabupaten/Kota dengan dengan non Polio A
cute Flaccid Paralysis
(AFP) Rate > 2/100.000 anak usia dibawah umur 15 Ta
hun .
p. Seluruh Kabupaten/Kota dengan penemuan kasus lum
puh layuh AFP < 14 hari
mencapai 42,86%.
q. Seluruh Kabupaten/Kota yang melaksanakan Volunta
ry Counseling Test (VCT)
mencapai 42,86%.
r. Seluruh Kabupaten/Kota dengan Case Detection Rat
e (CDR) TB Paru >
70%.
s. Seluruh Kabupaten/Kota dengan angka kesembuhan T
B Paru >
85%.
t. Seluruh Kaupaten/Kota
at 90%
Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
a. Seluruh Kabupaten/Kota dengan rumah yang memenuh
i syarat kesehatan 80%
b. Seluruh Kabupaten/Kota dengan keluarga yang memi
liki akses terhadap air
bersih 85%.
40
c. Seluruh Kabupaten/Kota dengan keluarga yang memi
liki jamban yang
memenuhi syarat kesehatan 88%.
d. Seluruh Kabupaten/Kota dengan keluarga memiliki
sarana pengelolaan air
limbah yang memenuhi syarat kesehatan 85%
e. Seluruh Kabupaten/Kota dengan rumah bebas jentik
nyamuk
Aedes Aegypti
95%
Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Seluruh Kabupaten/Kota dengan Balita Bawah Garis
Merah (BGM)

1,5%.
b. Seluruh Kabupaten/Kota dengan pemberian kapsul V
itamin A dosis tinggi pada
bayi 95%.
c. Seluruh Kabupaten/Kota dengan pemberian kapsul
vitamin A pada Balita 95%.
d. Seluruh Kabupaten/Kota dengan ibu nifas mendapat
kapsul vitamin A 86%.
Peran Serta Masyarakat Bidang Kesehatan
a. Seluruh Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang
mencapai strata sehat
utama dan sehat paripurna 65%.
b. Seluruh Kabupaten/Kota dengan Posyandu yang menc
apai strata mandiri 40%.
3. Status Kesehatan
Derajat Kesehatan
Harapan Kondisi derajat kesehatan di Provinsi Jawa
Tengah sampai dengan tahun
2013 adalah sebagai berikut :
a. Angka Umur Harapan Hidup (UHH) sebesar 73,8 tahu
n
b. Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 8,5 per 1000 k
elahiran hidup.
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
Kondisi penyakit potensial di Jawa Tengah yang ber
pengaruh terhadap derajad
kesehatan lainnya adalah :
a. Angka kesakitan
(Incidence rate/IR) Demam Berdarah Dengue
(DBD) sebesar < 2
per 10.000 penduduk.
b. Angka kematian (CFR
=Case Fatality Rate
) DBD sebesar < 1%.
c. Angka kesakitan penyakit malaria (API =
Annual Parasite Incidence
) sebesar 0,01
per 1000 penduduk.
d. Angka Kesembuhan
(Cure Rate)
TB Paru sebesar 85%
41
e. Angka Kematian (CFR
=Case Fatality Rate)
Flu Burung sebesar 70%
Status Gizi masyarakat
a. Prevalensi balita gizi buruk

0,17%
b. Prevalensi balita gizi kurang

1,3%.

Anda mungkin juga menyukai