(PSO) LRT
UU No.23/2007 Pasal 151 UU No.23/2007
PSO = Tarif Operator – Tarif Pemerintah PENYELANGGARAAN SUBDISI
ANGKUTAN KERETA API
PERPRES 53/2012 pasal 23
Badan Usaha Wajib Melakukan
Pemisahan Pembukuan mengenai
Penugasan PSO Pemerintah :
1. Menetapkan Tarif
2. Pedoman Penyusunan Tarif
Diubah dgn PERPRES 124/2015 (Biaya Modal, Operasi, Perawatan +
Badan Usaha Wajib Melaksanakan Pencatatan Keuntungan
Penyaluran Dana Penyelenggaraan PSO berdasarkan
Prinsip Akuntansi yang berlaku umum
PENUGASAN ke BUMN
PMK 84/2016
Ketentuan tata cara penagihan, pengajuan
dan laporan pertanggungjawaban Badan
Usaha diatur oleh Peraturan Manhub Subsidi Angkutan PSO Subsidi Angkutan
Kewajiban Pelayanan Perintis
PERMENHUB 68/2016, Pasal 11 Publik
• BUMN penyelenggara PSO wajjib Skema Subsidi :
menyampaikan Pertanggung Jawaban SELISIH antara BIAYA yang
Realisasi atas Kinerja Penyelenggaraan Skema Subsidi:
dikeluarkan Operator dengan
PSO SELISIH TARIF Operator dengan
Pendapatan yg diperoleh dari
• Laporan Realisasi Kierja meliputi : Tarif yg ditetapkan Pemerintah
Tarif yg d tetapkan Pemerintah
Kinerja Angkutan, Operasi, Sarana dan
ketentuan lainnya sesuai kontrak.
Pertanggung Jawaban Pertanggung Jawaban
Sesuai Perpres 124/2015, wajib Sesuai Perpres 124/2015,
PERDIRJEN 207/2016, Pasal 13 melaksanakan pencatatan Realisasi biaya
Mengatur format laporan penyaluran dana PSO dengan penyelenggaraan sesuai
pertanggungjawaban penyelenggaraan PSO format yang telah di tetapkan komponen biaya yang telah di
dalam Perdirjen 207/2016 tetapkan dalam PM 197/2015
LANDASAN DAN PERATURAN YANG MENJADI DASAR
PENUGASAN PSO/ SUBSIDI
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;
4. Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 53 tahun 2012 tentang Kewajiban
Pelayanan Publik dan Subsidi Angkutan Perintis Bidang Perkeretaapian,
Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretapian Milik Negara, serta
Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun
2013 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik
Angkutan Orang Dengan Kereta Api Untuk Pelayanan Kelas Ekonomi;
6. Keputusan Pemerintah Nomor KP 477 Tahun 2015 tentang Penugasan
kepada PT Kereta Api Indonesia untuk Penyelenggaraan Kewajiban
Pelayanan Publik (PSO) Angkutan Orang dengan Kereta Api Ekonomi
Tahun Anggaran 2016.
4
LANDASAN DAN PERATURAN YANG MENJADI DASAR
PENUGASAN PSO/ SUBSIDI (LANJUTAN….)
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.05/2010 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.05/2007
tentang Tata Cara Pencairan Dana Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara melalui Rekening Kas Umum Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 172/PMK.02/2013 tentang Tata
Cara Penyediaan, Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana
Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Umum Bidang Angkutan Kereta
Api Kelas Ekonomi;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor PM. 69 Tahun 2014
tentang Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang
Dengan Kereta Api;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2016 tentang Tarif
Angkutan Orang Dengan Kereta Api Kelas Ekonomi Kewajiban Pelayanan
Publik (Public Service Obligation);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 48 Tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api.
5
MAKSUD DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN PSO
Maksud :
Memberikan Subsidi kepada Masyarakat pengguna angkutan kereta api kelas ekonomi
dengan tarif yang terjangkau. (merupakan tanggung jawab Pemerintah dalam bentuk
Selisih tarif dari Operator dikurangi dengan Tarif yang di tetapkan oleh Pemerintah)
Tujuan Pemerintah
1. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya agar pengguna
berpindah ke angkutan kereta api
2. Mengurangi penggunaan BBM bersubsidi khususnya bagi pengguna kendaraan
pribadi
3. Mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya
4. Mengurangi tingkat emisi gas karbon
5. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja nasional
Tujuan Perusahaan :
Merupakan sebagian tanggungjawab sosial sesuai Visi dan Misi Perusahaan
(memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholder).
Keuntungan Perusahaan :
Mendapat kepastian dari pendapatan angkutan kereta api dengan margin keuntungan
sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah.
6
FORMULASI DAN CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ANGGARAN BIAYA PSO
KARATERISTIK KA :
1. STAMFORMASI
2. JUMLAH TD
GAPEKA 3. JARAK TEMPUH
4. WAKTU TEMPUH
5. KMKA
PM.64
6. GTKM TH.2016
PM 69 TH 2014
BIAYA :
1. MODAL TARIF PT PRODUKSI
2. OPERASI
3. PERAWATAN KAI
SARANA PSO
MARGIN SELISIH
TARIF
TARIF
BIAYA PER PEMERINTA
NAMA KA H PM 35
TH.2016
7
Flow Penyusunan Tarif (PSO, non PSO, KA Barang, dan KA Perintis)
Data Pengembangan
FICO Data Kereta Api :
Data realisasi al. Beban
- PSO
Penyusutan Peraturan - Non PSO
terkait - KA Perintis
- KA Barang
- Simulasi BIOP
Berat sarana, produksi - Koefisien Biaya
KA, hari perawatan, - Pilihan Asumsi
utilitas sarana, standar s∑ formula- Produksi
BBM (lok dan genset), formula
standar pelumas (lok dan Ketentuan
Aset Mgt genset),
Nilai standar
perolehan, Batasan
perawatan
umur ekonomis
Berat sarana, produksi KA
Proses perhitungan
BPC Tarif cucian, tariff fumigasi, BIOP
tariff person, data RKA
Harga BBM, Harga
Pelumas
BIOP :
- Modal
Pranopka Nama KA, no KA, waktu - Penyusutan
tempuh, jarak, frekuensi, - bunga
SF, kapasitas rangkaian, - Sewa
LF, Pola Operasi - Operasi
- BLT
- BLTT
HR - BTLT
Awak sarana, biaya
pegawai, premi - BTLTT
- Perawatan
FORMULASI PSO
SRI ASTUTI
Staff Ahli Dinas Perhubungan DKI
Jakarta 13 Maret 2019
HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN
DALAM PENGOPERASIAN LRT JAKARTA
1. PT WASKITA KARYA
2. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
3. JAKPRO
4. PEMDA DKI
5. PT LRT
6. DISHUB DKI
7. BPKP/BPK
PT WASKITA KARYA
1. Pembangunan prasaran LRT (jalur termasuk konstruksi jalur laying,
stasiun, fasilitas operasi, depo);
2. Menyusun dokumen teknis dan dokumen anggaran biaya rencana
pembangunan prasarana kereta api ringan/LRT untuk disampaikan
kepada Menhub guna persetujuan;
3. Menandatangani perjanjian dengan Kemenhub.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1. Menetapkan kriteria desain dan/atau spesifikasi teknis untuk dijadikan
acuan dalam penyusunan dokumen teknis dan dokumen anggaran
biaya;
2. Evaluasi teknis dan kewajiban harga terhadap dokumen teknis dan
dokumen anggaran biaya rencana pembangunan prasarana LRT dari PT
Waskita Karya;
3. Memberikan persetujuan dokumen teknis dan dokumen anggaran biaya
rencana pembangunan prasarana LRT sesuai hasil evaluasi
4. Mengalokasikan anggaran dalam anggaran belanja Kemenhub untuk
pembayaran pencapaian pembangunan prasarana LRT kepada PT
Waskita karya;
5. Mengadakan konsultan pengawas yang berkualifikasi internasional
melalui penunjukan langsung;
6. Membentuk oversight commite
JAKPRO
1. Menyelenggarakan sarana LRT yang meliputi (pengoperasian, perawatan
dan pengusahaan)
2. Pengadaan sarana LRT
3. Menyelenggarakan system tiket otomatis (automatic fare collection); dan
4. Menyelanggarakan pengoperasian dan perawatan prasarana
PEMDA DKI
1. Menyediakan tanah untuk pembangunan prasarana LRT
2. Memberikan persetujuan atas pemanfaatan tanah milik daerah dan ruang
udara dalam rangka pembangunan prasarana LRT
3. Melakukan penyesuaian RTRW dengan lintas pelayanan LRT
4. Memberikan kemudahan perizinan, keringanan biaya, pembebasan biaya
perizinan, keringanan biaya perizinan, serta fasilitas perpajakan dan
kepabeanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PT LRT
1. Melakukan pengoperasian dan pengusahaan LRT sesuai perintah Jakpro
DISHUB DKI
1. Sebagai regulator
2. Memberikan perijinan terkait pengoperasian LRT
3. Melakukan pengawasan terhadap pengoperasian LRT
4. Melakukan evaluasi terhadap pengoperasian LRT
BPKP/BPK
1. Melakukan pemeriksaan terhadap pencapaian pekerjaan dan kewajiran
biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. Waskita Karya.
2. BPK melakukan Audit terhadap pelaksanaan operasional LRT