Anda di halaman 1dari 41

SC a/i Fetal distress dengan

korioamnionitis

oleh:
Siti Adinda Khairunnisa
Novtika Dwi Fatma
Dion Eka Pratama

Pembimbing:
dr. Hj. Suty Nasution, SpOg (K)
Fetal distress

DEFENISI
Gawat janin terjadi bila janin tidak
menerima O2 cukup, sehingga mengalami
hipoksia.
ETIOLOGI
• Persalinan berlangsung lama
• Induksi persalinan dengan oksitosin
• Ada perdarahan atau infeksi
• Insufisiensi placenta: postterm,
preeclampsia
FAKTOR RESIKO

• Janin yang pertumbuhannya terhambat


• Janin dari ibu dengan diabetes
• Janin preterm dan posterm
• Janin dengan kelainan letak
• Janin kelainan bawaan atau infeksi
MANIFESTASI KLINIS
• DJJ abnormal
• Mekonium
Cairan amnion yang hijau kental
menunjukkan bahwa air ketuban
jumlahnya sedikit.
PATOFISIOLOGI
• Takikardia (diatas 160 denyut/menit) hipoksia
janin yang masih dini
• Bradikardi janin (<120 denyut/menit) terjadi
pada hipoksia janin, pemindahan (melalui
plasenta) agen anestesi local dan agen
blockade β-adrenergik.
DIAGNOSA
• Uji Non Stress (NST)
• Uji Contraction Stress (CST)
• Pemantauan frekuensi denyut janin yang
dilakukan secara terus menerus.
PENATALAKSANAAN
• Perbaiki aliran darah uterus
a. miringkan ibu ke sebelah kiri untuk
memperbaiki sirkulasi placenta
b. hentikan infus oksitosin

• Perbaiki aliran darah umbilikus

• Oksgenasi
KORIOAMNIONITIS
DEFENISI
• Korioamnionitis adalah peradangan
korion dan amnion, biasanya berkaitan
dengan pecah ketuban lama dan
persalinan lama.
• Korioamnionitis adalah keadaan pada
perempuan hamil dimana korion, amnion,
dan cairan ketuban terinfeksi bakteri
ETIOLOGI
• Traktus urogenitalis ibu
• Secara spesifik permulaan infeksi
berasal dari vagina, anus, atau rektum
dan menjalar ke uterus.
PATOFISIOLOGI
• Organisme menginfeksi korion dan amnion
atau tali pusat menjalar ke plasenta.
• Infeksi disebabkan secara retrograde
atau ascending dari traktus genitalia bawah
(cervix dan vagina).
• Menimbulkan tanda-tanda korioamnionitis
• Respon inflamasi fetus dapat menimbulkan
kerusakan pada serebral pada white matter
MANIFESTASI KLINIS
• Demam Temperatur > 38 C
• Maternal Takikardi >100/menit
• Fetal Takikardi >160 / menit
• Nyeri tekan pada fundus pada palpasi
• Lochea yang baru
PENATALAKSANAAN
• Antibiotik
• Antipiretik
• Bila janin meninggal  PSP
• Berikan uterotonika supaya kontraksi
uterus baik pasca persalinan
KOMPLIKASI
• Maternal: infeksi perlukaan, abses
pelvik, bakteremia, dan post partum
hemorragic
• Fetal: sepsis neonatus, fetal
inflammatory response syndrome
(FIRS), fetal death
PROGNOSIS
Usahakan diagnosis dini untuk
korioamnionitis. Hal ini berhubungan
dengan prognosis, segera lahirkan janin.
Bila kelahiran prematur, keadaan ini akan
memperburuk prognosa janin.
PENCEGAHAN
Antibiotic telah menunjukkan penurunan
insiden korioamnionitis dan sepsis
neonatus dan pada persalinan dengan
partus lama dengan ketuban pecah dini
kecuali pada persalinan fase aktif dengan
ketuban utuh.
LAPORAN KASUS
STATUS IBU HAMIL
Anamnesa Pribadi
• Nama : Ny.R
• Umur : 25 tahun
• Alamat : lorong D III Hutabalang, kab.
Tapanuli tengah
• Agama : Kristen
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Status : Menikah
• Tanggal masuk : 10 januari 2015
• Pukul : 06.41 wib
• GPA : G1P0A0
• Tinggi badan : 155 cm
• Berat badan : 65 kg
Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : mules-mules mau melahirkan
Telaah : Hal ini dialami os sejak tanggal 8
januari 2015 pukul 12.00 WIB. Riw. keluar
lendir darah (+) sejak tanggal 8 januari 2015
pukul 12.00 WIB. Riw. keluar air-air dari
kemaluan (+) sejak tanggal 9 januari 2015
pukul 04.00 WIB. BAK (+) normal, BAB (+)
normal.
Riwayat penyakit terdahulu : DM (-),
Hipertensi (-), Asma (-)
Riwayat pemakaian obat :-
RIWAYAT HAID
• HPHT : ?/04/2014
• TTP : ?/01/2015
• ANC : Bidan > 5 X

RIWAYAT PERSALINAN
Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
SENS : Compos mentis Anemis :-
TD : 120/80 mmHg Ikterik :-
HR : 84x/i Sianosis :-
RR : 20x/i Dyspnoe :-
T : 36,5 0C Edema :-
STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 3 jari dibawah Proc. Xiphoideus
Teregang : Kiri
Terbawah : Kepala
Gerak :+
His : 3x 30”/10’
DJJ : 168 x/i, irreguler (+)
EBW : 3100 – 3200 gr
VT : cervix pembukaan lengkap, caput 3x3 cm
ST : Lendir darah ( + ), air ketuban ( + )
berbau
TAS :
• Janin tunggal, persentasi kepala, anak
hidup
• Fetal movement ( + ), fetal heart rate ( + ),
188x/I, irregular
• BPD 95,2 mm
• FL 76 mm
• AC 321,6 mm
• Plasenta fundal
• Air ketuban cukup
• Kesan : IUP ( 37-38) minggu + PK + AH
LABORATORIUM
• Hb : 10,4
• Ht : 31.1
• Leukosit : 32.100
• Trombosit : 324.000
DIAGNOSA SEMENTARA
POPP + Fetal takikardi + PG + KDR ( 37-38 )
minggu + PK + AH + Kala II memanjang +
Chorioamnionitis

TERAPI PRE OP
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 2 gr ( Skin Test )

RENCANA
Sectio caessaria CITO a/i POPP + Fetal distress
+ Chorionamnionitis Tanggal 10 januari 2015
Laporan Sectio caessaria a/i POPP +
Fetal distress + Chorionamnionitis
(tanggal 10 januari 2015)
Bayi laki-laki, A/S 3/5
TERAPI POST OP
• IVFD RL + oksitosin 10-10-5-5 iv 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj. Metronidazole drip 500 mg/ 8 jam
• Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam
• Inj. Gentamicin 80 mg/ 8 jam

ANJURAN
• Cek darah rutin 2 jam post SC
• Observasi vital sign, kontraksi, dan tanda-
tanda perdarahan
Pemantauan Post SC
Jam ( WIB 07.00 07.30 08.00 08.30 09.00
)
Nadi 70 70 70 80 80
permenit
TD(mmHg ) 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80

Pernafasan 18 18 20 20 20
permenit
Perdarahan - - - - -

Kontraksi 2 2 2 2 2
HASIL LABORATORIUM POST SC
• Hb : 10,6
• Leukosit : 12.200
• Ht : 30,9
• Trombosit : 152.000
Tanggal : 11 Januari 2015
Keluhan Utama : Nyeri luka operasi
Status Present
SENS : Compos mentis Anemis :-
TD : 120/80 mmHg Ikterik : -
HR : 84x/i Sianosis : -
RR : 20x/i Dyspnoe : -
T : 36,5 0C Edema : -
Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)
Kontraksi : Kuat
TFU : 1 Jari dibawah pusat
Perdarahan pervaginam : tidak ada, lochia (+)
rubra.
Luka operasi : tertutup verban kesan
kering
BAK : (+), BAB : (-), Flatus (+)
Diagnosis : Post SC a/i fetal distress + POPP
+ Chorioamnionitis +NH1
Terapi:
• IVFD RL 20 + oxytosin (10–10–5–5 )gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj. Metrodinazol 50 mg /8 jam
• Inj. Ketorolak 30/ 12 jam
• Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Rencana : Mobilisasi
Tanggal : 12 Februari 2015
Keluhan Utama : Nyeri luka operasi
Status Present
SENS : Compos mentis Anemis :-
TD : 120/80 mmHg Ikterik : -
HR : 96x/i Sianosis : -
RR : 20x/i Dyspnoe : -
T : 36,5 0C Edema : -
Status Lokalisata:
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)
Kontraksi : Kuat
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Perdarahan pervaginam : tidak ada, lochia (+)
rubra.
Luka operasi : tertutup verban kesan kering
BAK : (+), BAB : (-), Flatus (+)
Diagnosis : Post SC a/i fetal distress + POPP
+ Chorioamnionitis +NH2
Terapi:
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj. Metrodinazol 50 mg /8 jam
• Inj. Ketorolak 30/ 12 jam
• Inj. Transamin 500 mg/12 jam
• Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Rencana:
• Aff kateter
• IV line threeway (+)
Tanggal : 13 Februari 2015
Keluhan Utama : -
Status Present
SENS : Compos mentis Anemis :-
TD : 120/80 mmHg Ikterik : -
HR : 72x/i Sianosis : -
RR : 20x/i Dyspnoe : -
T : 36,5 0C Edema : -
Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)
Kontraksi : Kuat
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Perdarahan pervaginam : tidak ada, lochia (+)
rubra.
Luka operasi : tertutup verban kesan kering
BAK : (+), BAB : (-), Flatus (+)
Diagnosis : Post SC a/i fetal distress + POPP
+ Chorioamnionitis +NH3
Terapi:
• Cefadroxil 2 x 500 mg
• As. Mefenamat 3 x 500 mg
• Metrodinazol 3 x 1 tab
• Ranitidin 2 x 1 tab
Rencana: Aff threeway, Mobilisasi

Pasien PAPS tanggal 14 Februari 2015


ANALISA KASUS
• Pada kasus ini OS mengalami kala 2 yang
memanjang, kemungkinan diakibatkan
lama dalam perjalanan, karena pasiennya
sudah dirujuk terlebih dahulu ke RS lain.
Kemungkinan ini penyebab
korioamnionitis
• Pada pasien ini tidak bisa dilakukan
persalinan pervaginam, dikarenakan
terjadinya POPP (position occipitalis
posterior persisten) pada janin.
• Janin pada pasien mengalami fetal
distress. Bisa disebabkan karena POPP
dan korioamnionitis yang terjadi pada
pasien. Hal ini ditunjukkan dengan DJJ
168x/menit, iregular. Seperti kita
ketahui, nilai dormal DJJ adalah 120-
160x/menit.
PERMASALAHAN
1. Apakah tindakan penanganan terhadap
kasus diatas sudah tepat ?
2. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam
menangani pasien dengan disertai fetal
distress ?
3. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam
menangani pasien dengan disertai
chorioamnionitis ?
4. Mengapa Trombosit pasien menurun
drastis setelah SC?
5. Apakah sistem rujukan pada pasien ini
sudah benar?

Anda mungkin juga menyukai