Anda di halaman 1dari 19

BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. YS

Umur

: 24tahun

Alamat

: Jl. Tipar Timur RT/RW 05/04, Jakarta utara

Pekerjaan

: Karyawan swasta

Agama

: Islam

Suku bangsa : Lombok

Nama suami

: Tn. HD

Pekerjaan

: Wiraswasta

Suku bangsa : Lombok

Tgl MRS

: 14 Februari 2015 pukul 20:25 WIB

No. RM

: 202614

Dokter yang merawat : Dr. Rusmaniah, Sp.OG

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Pasien G1P0A0 hamil 10 bulan mengatakan sakit perut bagian bawah, tidak mules dan
juga keluar flek sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
Riwayat Peyakit Sekarang:
Pasien G1P0A0 hamil 10 bulan datang ke kamar bersalin RSIJ Sukapura dengan keluhan
sakit perut bagian bawah tetapi tidak merasa mules dan disertai keluar flek sejak 8 jam
SMRS. Pasien menyangkal adanya demam, mual, muntah dan juga pusing.Pasien
menyangkal jatuh sebelum masuk RS. Pasien juga menyangkal telah berhubungan dengan
suami.
Riwayat Penyakit Dahulu

: Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Asma disangkal

Riwayat Penyakit keluarga :


Ibu menyangkal penyakit asma, diabetes militus dan hipertensi dalam keluarga.
1

Riwayat Alergi

Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat, makanan dan debu
Riwayat Pengobatan

Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu


Riwayat Psikososial

Kebiasaan merokok( -), minum alkohol( -)


Riwayat Perkawinan

Pernikahan pertama masih menikah, dan umur pernikahan 1 tahun


Riwayat Haid

Menarche usia 13 tahun, teratur, kadang-kadang nyeri saat haid , lama haid 7-10 hari,
siklus 30 hari.
HPHT

: 5 Mei 2014

Taksiran persalinan

: 12/2/2015

Riwayat Persalinan
No
1.

Tempat
Bersalin
Hamil
ini

Penolong Thn

Aterm

Jenis
persalinan

Penyulit

Anak
JK BB

ket

Riwayat Operasi :
Belum pernah operasi sebelumnya
STATUS
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda Vital
-

TD

: 110/ 70 mmHg

: 84 kali/menit

RR

: 20 kali/menit

: 36.8 0 C

BB

: 60 kg

TB

: 150cm

Kepala

: Bentuk normocephal, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak


mudah dicabut.

Mata

: Konjungtiva Anemis(-/-), Sklera Ikterik (-/-)

Leher

: Tidak ada pembesaran tiroid

Dada

: pergerakan dinding dada simetris


-

Paru-paru : Bunyi vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung :Bunyi jantung I & II reguler, murni, murmur (-), gallop (-)
Payudara : Simetris, puting susu menonjol

Abdomen

: Striae ada, linea nigra tidak ada, TFU 34 cm

Genitalia

: Terdapat pengeluaran pervaginam berupa cairan ketuban dan darah


berserta lendir

Ekstremitas Atas

: Akral hangat, edema -/-, RCT < 2 detik

Pemeriksaan Obstetri : Pemeriksaan Abdomen


Inspeksi

: Perut cembung, Simetris


Striae gravidarum (+)
Linea gravidarum (+)
Bekas operasi (-)

Palpasi : TFU = 34 cm
Leopold I
Leopold II

: Teraba bagian besar, bulat, lunak, yaitu bokong


: Teraba bagian keras memanjang di sebelah kanan (punggung

kanan), teraba bagian kecil di sebelah kiri (ekstremitas)


Leopold III

: Teraba bagian besar, bulat, keras, melenting

dan

mudah

digerakan (kepala)
Leopold IV

: Kepala sudah masuk ke pintu atas panggul (divergen) 4/5

Vaginal Toucher( VT) : Pemeriksaan dalam (VT) :


inspeksi
Vulva belum terbuka
Perinium menonjol
Lendir (+), darah(+)
Cairan keluar (+)
Pemeriksaan dalam vagina
Portiotipis lunak
3

Pembukaan+/-3 cm
Ketuban (+)
Blood (+) , slim (+)
Pemeriksaan Laboratorium :
PEMERIKSAAN HASIL

SATUAN

NILAI NORMAL

PEMBEKUAN
Masa perdarahan

200

menit

1-3

Masa pembekuan

330

menit

2-6

Hemoglobin

12,4

g/dl

11,3-15,5

Leukosit

12.600

sel/mm3

4,3- 10,4

Hematokrit

36,7

36,0- 46,0

trombosit

306

ribu/mm3

132- 440

HEMATOLOGI

DIAGNOSIS
Ibu

: G

P0 A0 umur 24 tahun H 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan

disproporsi sefalopelvik
Janin : tunggal hidup intrauterine letak memanjang presentasi kepala,
RENCANA TINDAKAN

Observasi ibu dan janin

Pantau tanda vital, his dan DJJ untuk evaluasi.

Persiapan operasi sectio caesar

Penatalaksanaan
-

Injeksi Ceftriaxone 1 gram

LAPORAN PEMBEDAHAN
4

Nama

:Ny. YS

Tempat, Tanggal Lahir/ umur

: 24 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

No. Rekam Medis

: 202614

Tanggal pembedahan

: 1 Februari 2015, lama 1jam

Dokter ahli bedah

: Dr. Rusmaniah , Sp.OG

Diagnosa Prabedah

: G 1 P0 A0 umur 24 tahun H 40 minggu inpartu kala 1


fase laten dengan disproporsi sefalopelvik

Diagnosa pascabedah

: post sc aterm + cpd + lilitan tali pusat 2x dileher

Uraian pembedahan

1. Pasien berbaring terlentang


2. Spinal anastesi
3. Asepsis dan antisepsis
4. Insisi pfannenstiel +/- 12cm
5. Insisi segmen bawah rahim 10 cm
6. Lahirkan kepala, badan, bokong, kaki. Lahir bayi perempuan
7. Lahir bayi pukul 00.45
8. Bb :3420gr
9. Panjang : 52cm
10. Apgar score : 9/10
11. resusitasi neonatus (+)
12. Lahir plasenta kesan lengkap
13. Kedua adneksa dalam batas normal
14. Jahit uterus
15. Perdarahan (-)
16. Bilas cavum abdomen dengan NaCl
17. Jahit dinding abdomen
18. Op selesai

Penatalaksanaan Post SC
5

Injeksi Tricefin 1 gram 2x1

Lactafit oral 3x1

Metronidazole 500mg oral 3x1

Asam mefenamat 500mg oral 3x1

Pronalges supp

FOLLOW UP
Tanggal
15

Catatan
S = nyeri di daerah luka

februari

O = keadaan umum : tampak sakit ringan

2015

kesadaran = compos mentis


TTV: Td:100/60 mmHG
N:80x/menit

S:36,7oC
P:18x/menit

Mata: CA(-/-), SI(-/-)


Leher: pemb.KGB (-/-), pemb.tiroid (-/-)
Dada : Pulmo : vesikuler(+/+), wheezing(-/-), ronhki(-/-)
Cor : Bj1 dan 2 reguler, gallop(-), murmur(-)
Mammae : simetris (+), ASI(-)
Abdomen : NTE(-), BU(+)
Genitalia : darah(+), lendir(+)
Ekstemitas : CRT<2dtk, akral hangat(+), edem(-)
Otonom: BAB(-), BAK (+), flatus (+)
Hb: 12,3
A = P1A0 post SC aterm dengan CPD
16

P = terapi lanjut oral, aff infus, aff kateter, dulcolax supp I pagi
S = nyeri perut dan daerah sekitar luka

februari

O = keadaan umum : tampak sakit ringan

2015

kesadaran = compos mentis


TTV: Td:110/70 mmHg
N:88x/menit

S:37oC
P:18x/menit

Mata: CA(-/-), SI(-/-)


Leher: pemb.KGB (-/-), pemb.tiroid (-/-)
Dada : Pulmo : vesikuler(+/+), wheezing(-/-), ronhki(-/-)
6

Cor : Bj1 dan 2 reguler, gallop(-), murmur(-)


Mammae : simetris (+), ASI(+)
Abdomen : NTE(-), BU(+)
Genitalia : darah(+), lendir(-), BAB (-), BAK(+), Flatus(-)
Ekstemitas : CRT<2dtk, akral hangat(+), edem(-)
Otonom: BAB(+), BAK (+), flatus (+)
A = P1A0 post SC aterm dengan CPD
P = boleh pulang, terapi oral lanjut di rumah
Kontrol
21

Keluhan: masih mengeluh sedikit nyeri perut di bekas operasi

februari

keadaan umum : Baik

2015

kesadaran = compos mentis


TTV: Td:100/70 mmHG
N:80x/menit

S:36,5oC
P:18x/menit

Miksi: lancar
Defekasi: lancar
Payudara: ASI (+)
Laktasi: +
Abdomen: Uterus: 3 jr bawah pusat
Lochia: serosa
Perineum: tidak ada kelainan
Bayi: Baik
Diagnosa: Post SC
Pengobatan: Gentamisin Zalf, Asam Mefenamat 500mg 3x1, Ciprofloxacin
2x1

DISPROPORSI SEFALOPELVIK
DEFINISI
7

Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara


kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi
sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
LATAR BELAKANG
Data dari Reproductive Health Library menyatakan terdapat 180 sampai 200 juta
kehamilan setiap tahun. Dari angka tersebut terjadi 585.000 kematian maternal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebab kematian tersebut adalah perdarahan 24,8%,
infeksi dan sepsis 14,9%, hipertensi dan preeklampsi/eklampsi 12,9%, persalinan macet
(distosia) 6,9%, abortus 12,9%, dan sebab langsung yang lain 7,9%.
Seksio sesarea di Amerika Serikat dilaporkan meningkat setiap tahunnya, Pada tahun
2002 terdapat 27,6 % seksio sesarea dari seluruh proses kelahiran. Dari angka tersebut,
19,1% merupakan seksio sesarea primer. Laporan American College of Obstretician and
Gynaecologist (ACOG) menyatakan bahwa seksio sesarea primer terbanyak pada
primigravida dengan fetus tunggal, presentasi vertex, tanpa komplikasi. Indikasi primigravida
tersebut untuk seksio sesarea adalah presentasi bokong, preeklampsi, distosia, fetal distress,
dan elektif. Distosia merupakan indikasi terbanyak untuk seksio sesarea pada primigravida
sebesar 66,7%. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan penelitian Gregory dkk
pada 1985 dan 1994 masing-masing 49,7% dan 51,4% distosia menyebabkan seksio sesarea.
Distosia adalah persalinan yang abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu
lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan persalinan ini menurut ACOG dibagi menjadi 3
yaitu kelainan kekuatan (power), kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lahir
(passage). Panggul sempit (pelvic contaction) merupakan salah satu kelainan jalan lahir yang
akan menghambat kemajuan persalinan karena ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin
dengan panggul ibu yang biasa disebut dengan disproporsi sefalopelvik. Istilah disproporsi
sefalopelvik muncul pada masa dimana indikasi utama seksio sesarea adalah panggul sempit
yang disebabkan oleh rakhitis. Disproporsi sefalopelvik sejati seperti itu sekarang sudah
jarang ditemukan, umumnya disebabkan oleh janin yang besar.
Berdasarkan uraian di atas maka kami perlu menguraikan permasalahan dan
penatalaksanaan pada disproporsi sefalopelvik sebagai salah satu penyebab distosia penting
dimiliki oleh dokter.

PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI


Penyebab

chephalo

pelvic

disproporsi

adalah

sebagai

berikut

a. Faktor Ibu : Panggul Sempit


b. Faktor janin : hydrocephalus, janin besar, presentasi dahi dan muka
UKURAN PANGGUL DALAM

Pintu Atas Panggul Dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum 1, linea
innominata, serta pinggir atas simfisis. Konjugata Vera ( N = 11 cm )

Panggul Tengah (Pelvic Cavity)


Ukuran paling luas di bawah PAP, tapi sempit di PTP karena ada spina ischiadika
(diameter interspinarum ) yang menonjol ke dalam ruang panggul ( N = 10,5 cm )

Pintu Bawah Panggul


Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut ( arkus pubis,
N = 90*/ lebih )

UKURAN PANGGUL LUAR

Distansia Spinarum ( 24 26 cm )
jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dextra

Distansia Kristarum ( 28 30 cm )
Jarak antara krista iliaka dextra sinistra.

10

Kalau ukurannya < 2 3 cm = panggul sempit

Distansia Oblique Externa


Spina iliaka posterior sinistra dengan spina iliaka anterior superior dextra
Spina iliaka posterior dextra dengan spina iliaka anterior superior sinistra

Distansia Intertronkaterica
Jarak antara 2 tronkater mayor

11

Konjugata Externa ( Boudeloque ) 18 cm


Jarak antara bagian atas simfisi ke prosesus spinosus lumbal 5

Distansia Tuberum ( 10,5 cm )


Jarak antara tuber iskii kanan dan kiri

12

KESEMPITAN PADA PINTU ATAS PANGGUL


PAP dianggap sempit bila konjugata vera < 10 cm, atau diameter transversa < 12 cm.

KESEMPITAN PANGGUL TENGAH


PTP dianggap sempit bila diameter interspinosum berjarak < 10,5 cm

13

KESEMPITAN PINTU BAWAH PANGGUL


PBP dianggap sempit bila sudut arkus pubis < 900

SISTEMATIKA PENILAIAN PEMERIKSAAN DALAM


1) Pemeriksaan vagina terutama dindingnya apakah ada bagian yang menyempit
2) Keadaan dan pembukaan pada serviks
3) Kapasitas panggul
4) Ada tidaknya penghalang ( tumor ) pada jalan lahir
5) Sifat dari flour albus dan apakah ada alat genital yang sakit seperti pada bartolinitis
14

6) Keadaan ketuban, masih utuh atau tidak


7) Presentasi kepala janin
8) Turunnya kepala dalam ruang panggul
9) Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
10) Apakah partus telah mulai atau sampai dimana partus telah berlangsung
PERKIRAAN KAPASITAS PANGGUL SEMPIT
Perkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan umum dan anamnesa.
Misalnya pada tuberculosis vertebra, poliomyelitis, kifosis. Pada wanita dengan tinggi badan
yang kurang dari normal ada kemungkinan memiliki kapasitas panggul sempit, namun bukan
berarti seorang wanita dengan tinggi badan yang normal tidak dapat memiliki panggul
sempit. Dari anamnesa persalinan terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas panggul.
Apabila pada persalinan terdahulu berjalan lancar dengan bayi berat badan normal,
kemungkinan panggul sempit adalah kecil.
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan salah satu cara untuk memperoleh
keterangan tentang keadaan panggul. Melalui pelvimetri dalama dengan tangan dapat
diperoleh ukuran kasar pintu atas dan tengah panggul serta memberi gambaran jelas pintu
bawah panggul. Adapun pelvimetri luar tidak memiliki banyak arti.
Pelvimetri radiologis dapat memberi gambaran yang jelas dan mempunyai tingkat
ketelitian yang tidak dapat dicapai secara klinis. Pemeriksaan ini dapat memberikan
pengukuran yang tepat dua diameter penting yang tidak mungkin didapatkan dengan
pemeriksaan klinis yaitu diameter transversal pintu atas dan diameter antar spina iskhiadika.6
Tetapi pemeriksaan ini memiliki bahaya pajanan radiasi terutama bagi janin sehingga jarang
dilakukan. Pelvimetri dengan CT scan dapat mengurangi pajanan radiasi, tingkat keakuratan
lebih baik dibandingkan radiologis, lebih mudah, namun biayanya mahal. Selain itu juga
dapat dilakukan pemeriksaan dengan MRI dengan keuntungan antara lain tidak ada radiasi,
pengukuran panggul akurat, pencitraan janin yang lengkap. Pemeriksaan ini jarang dilakukan
karena biaya yang mahal.3 Dari pelvimetri dengan pencitraan dapat ditentukan jenis panggul,
ukuran pangul yang sebenarnya, luas bidang panggul, kapasitas panggul, serta daya
akomodasi yaitu volume dari bayi yang terbesar yang masih dapat dilahirkan spontan.
Pada kehamilan yang aterm dengan presentasi kepala dapat dilakukan pemeriksaan
dengan metode Osborn dan metode Muller Munro Kerr. Pada metode Osborn, satu tangan
menekan kepala janin dari atas kearah rongga panggul dan tangan yang lain diletakkan pada
kepala untuk menentukan apakah kepala menonjol di atas simfisis atau tidak. Metode Muller
15

Munro Kerr dilakukan dengan satu tangan memegang kepala janin dan menekan kepala ke
arah rongga panggul, sedang dua jari tangan yang lain masuk ke vagina untuk menentukan
seberapa jauh kepala mengikuti tekanan tersebut.
JANIN YANG BESAR
Normal berat neonatus pada umumnya 4000gram dan jarang ada yang melebihi
5000gram. Berat badan neonatus lebih dari 4000gram dinamakan bayi besar. Frekuensi berat
badan lahir lebih dari 4000gram adalah 5,3%, dan berat badan lahir yang melihi 4500gram
adalah 0,4%. Biasanya untuk berat janin 4000-5000 gram pada panggul normal tidak terdapat
kesulitan dalam proses melahirkan. Factor keturunan memegang peranan penting sehingga
dapat terjadi bayi besar. Janin besar biasanya juga dapat dijumpai pada ibu yang mengalami
diabetes mellitus, postmaturitas, dan pada grande multipara. Selain itu, yang dapat
menyebabkan bayi besar adalah ibu hamil yang makan banyak, hal tersebut masih diragukan.
Untuk menentukan besarnya janin secara klinis bukanlah merupakan suatu hal yang
mudah. Kadang-kadang bayi besar baru dapat kita ketahui apabila selama proses melahirkan
tidak terdapat kemajuan sama sekali pada proses persalinan normal dan biasanya disertai oleh
keadaan his yang tidak kuat. Untuk kasus seperti ini sangat dibutuhkan pemeriksaan yang
teliti untuk mengetahui apakah terjadi sefalopelvik disproporsi. Selain itu, penggunaan alat
ultrasonic juga dapat mengukur secara teliti apabila terdapat bayi dengan tubuh besar dan
kepala besar.
Pada panggul normal, biasanya tidak menimbulkan terjadinya kesulitan dalam proses
melahirkan janin yang beratnya kurang dari 4500gram. Kesulitan dalam persalinan biasanya
terjadi karena kepala janin besar atau kepala keras yang biasanya terjadi pada postmaturitas
tidak dapat memasuki pntu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga
panggul. Bahu yang lebar selain dapat ditemukan pada janin yang memiliki berat badan lebih
juga dapat dijumpai pada anensefalus. Janin dapat meninggal selama proses persalinan dapat
terjadi karena terjadinya asfiksia dikarenakan selama proses kelahiran kepala anak sudah
lahir, akan tetapi karena lebarnya bahu mengakibatkan terjadinya macet dalam melahirkan
bagian janin yang lain. Sedangkan penarikan kepala janin yang terlalu kuat ke bawah dapat
mengakibatkan

terjadinya

cedera

pada

nervus

brakhialis

dan

muskulus

sternokleidomastoideus.
PROGNOSIS

16

Ibu
1. Ketuban pecah sehingga bisa menyebabkan dehidrasi dan asidosis, infeksi
intrapartum
2.

His yang terlalu kuat tetapi jalan lahir masih tertahan bisa menyebabkan
ruptur uteri

3.

Tekanan yang meningkat pada jalan lahir karena persalinan yang macet
bisa menyebabkan gangguan sirkulasi berakibat pada iskemia dan
nekrosis sehingga bisa timbul fistula.

Janin
1.

Infeksi intrapartum

2.

Lilitan tali pusat

3.

Moulage sampai batas tertentu bila melampaui bisa berakibat


perdarahan intrakranial

4.

Tekanan meningkat oleh promontorium berakibat pada perlukaan


kepala janin

PENANGANAN
Partus Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala janin dan
panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan
selamat dapat dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap
kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar
diketahui sebelum persalinan.
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada
letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya
adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu karena kepala janin bertambah
besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin
yang akan menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat diduga

17

sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah keluar sedangkan
dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral.
Sectio Cesar
-

Primer/Elektif = CPD berat, komplikasi primitua, infertil lama, peny. Jantung,


dll.

Sekunder = partus percobaan yang gagal.


Simfisiotomi
Indikasi bila pada panggul sempit dengan janin masih hidup terdapat infeksi
intrapartum berat, sehingga section sesar terlalu berbahaya.
Kraniotomi
Indikasinya pada janin yang mati.

DAFTAR PUSTAKA
18

American College Of Obstetrician and Gynecologist : Perinatal care at the treshold of


viability. Practice Bulletin No.38 September 2002
Bullard I, Vermillion S, Soper D: Clinical intraamniotic infection and the outcome for
very low birth weight neonates [abstract] Am J Obstet Gynecol 187;S73, 2002
Cunningham FG et al .2005. Preterm Labor in Williams Obstetrics , 22nd ed,
McGraw-Hill,
DeCherney AH. Nathan L. 2003.: Late Pregnancy Complication in Current Obstetrics
and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies.
High Risk Pregnancy, Premature Rupture of The Membranes(PROM).http//www.
healthsystem.virginia.edu/uvahealth/pedshrpregnant/online.cfm
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Ketiga.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo.S.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.
Prawirohardjo. S.2011. Ilmu Kebidanan. Ed. III, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
WHO, Bakti Husada, Ikatan Bidan Indonesia.2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai