Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

ANESTESI REGIONAL
VISTULA ANI
STASE ANESTESI

Firdha Leonita 2010730038


Pembimbing : dr. M.F. Susanti, Sp.An
dr. Dadang Mulyawan, Sp.An
Kepaniteraan Klinik RSUD Cianjur

Id en
t
i
t
a
s

Nama :
Umur :
Alamat
Agama
Tgl MRS
No.RM

Tn. E
63 tahun
: Mande
: Islam
: 07 Januari 2015
: 523918

An a m
n
e
s
i
s
Keluhan
Utama :

Pasien mengeluh keluar darah dari anus


sudah 3 bulan yang lalu

ne
Anam

Riwayat Penyakit
Sekarang

sis

Kesulitan BAB dan perasaan


tidak tuntas saat BAB
Mengejan keras saat BAB
Rasa sakit diderah perut saat
BAB
Adanya perembesan feses cair
pada pakaian dalam

Riwayat Penyakit
Dahulu
CRF (Cronic Renal Failure)

Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit sama

ne
Anam

sis

Riwayat Alergi
Alergi obat tidak ada

Riwayat psikososial
Makan tidak teratur.

aa
eriks
Pem
Fisik

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital :
TD
: 109/69 mmHg
Suhu : 37oC
Nadi
: 82 x/menit , reguler, Isi
cukup
Pernapasan: 20 x/ menit

aa
eriks
Pem
Fisik

Kepala
Mata
Leher

Status
Generalisata

: Normochepal,
: Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
: JVP Normal

Thorax
:
Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS V linea mid clavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan relative di ICS V linea
parasternal
dextra , Batas janttung kiri relative
di ICS V linea mid
clavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II regular, tidak didapat
murmur
dan gallop

Status
Generalisata

aa
eriks
Pem
Fisik

Paru :
Inspeksi
: Bentuk dada normal, pergerakan
dinding dada
simetris, tidak didapatkan
retraksi sela iga
Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang
paru
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler di kedua lapang paru, tidak
ada
ronchi ataupun wheezing pada
kedua paru
Ekstremitas :
Superior : Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak
edema, tidak
sianosis (-)
Inferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak

aa
eriks
Pem
Fisik

- Perianal
peradangan
sampai ruptur
- Pus (+)
- NT (+)

Status Lokalis

tampak

Pemeriksaan Penunjang
02-01-2015
PEMERIKSAA
N

HASIL

NILAI
RUJUKAN

SATUAN

Haemoglobin

14.6

13.5-17.5

g/dL

leukosit

19.2

4.8-10.8

10 3 /l

Hematokrit

41.4

42-52

trombosit

362

150-450

10 3 /L

eritrosit

4.86

4.7-6.1

10 6 /L

MCV

85.2

80-94

fL

MCH

30.0

27-31

pg

MCHC

35.3

33-37

HEMATOLOGI

Pemeriksaan Penunjang
05-01-2015
HASIL

NILAI
RUJUKAN

SATUAN

Cholesterol Total

136

<200

mg/dL

Cholesterol HDL

6.3

>40

mg%

Cholesterol LDL

25

<130

mg%

470

<150

mg%

SGOT

91

15-37

U/L

SGPT

81

12-78

U/L

99.4

10-50

mg%

Kreatinin

4.0

0-1.0

mg%

Asam Urat

7.00

3.4-7.0

mg%

PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK

Trigliserida

Ureum

Pemeriksaan Penunjang
05-01-2015
HASIL

NILAI
RUJUKAN

SATUAN

131.6

135-148

Meq/L

Kalium (K)

4.00

3.50-5.30

Meq/L

Kalsium (Ca)

1.06

1.15-1.29

mmol/L

Non
reactive

Non reactive

Index

PEMERIKSAAN
ELEKTROLIT
Natrium (Na)

HEPATITIS MARKER
HbsAg

Resume
Laki-laki, 63 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan keluar darah dari anus sejak 3 bulan lalu.
Kesulitan BAB dan perasaan tidak tuntas saat BAB.
Mengejan keras saat BAB. Rasa sakit diderah perut
saat BAB. Dan danya perembesan feses cair pada
pakaian dalam. Riwayat penyakit dahulu CRF
(Cronic Renal Failure).
Pemeriksaan Fisik:
- Perianal tampak peradang sampai ruptur
- Pus (+)
- NT (+)

Laporan Anestesi

KETERANGAN UMUM
DIAGNOSA PRA BEDAH
Fistula Ani
JENIS PEMBEDAHAN
vistulektomy
DIAGNOSA PASCA BEDAH
Fistula Ani

KEADAAN PRA-BEDAH
Keadaan Umum
Normal (CM)
BB : 60 kg
TB: 168 cm
TD : 109/69 mmHg
HR : 82x/mnt
RR : 20xmnt
T : 37C

Hb : 14.6 gr/dL
Leukosit: 19.2 10 3 /l
Trombosit: 362 10 3 /L
SGOT:91 U/L
SGPT: 81 U/L
Ureum: 99.4 mg/dL
Kreatinin: 4.0 mg/dL
Pengobatan setaun terakhir:
CRF

STATUS FISIK
American Society of Anesthesiologists (ASA) :
1. Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik

2.
Pasien dgn peny. sistemik ringan atau sedang.
& biokimia.
3. Pasien dgn peny. sistemik berat, aktivitas rutin
terbatas.
4. Pasien dgn peny. Sistemik berat, tdk dapat
melakukan aktivitas rutin & penyakitnya
merupakan ancaman kehidupan sehari-harinya.
5. Pasien sekarat yg diperkirakan dengan atau
tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih
dari 24 jam.

PRA-OPERATIF
SIOP (+)
Dipuasakan 6-8 jam sebelum op. :
Intake oral terakhir : 00.00 WIB
Saat di ruang persiapan, pasien di infus
cairan RL.
Lalu pasien masuk ruang op jam 09.00 WIB
Dilakukan pemasangan manset tekanan
darah dan pengukur saturasi 02.

PROSEDUR ANESTESI
1. METODE
: Blokade Regional
2. PREMEDIKASI : Tidak dilakukan
3. HASIL
: Memuaskan
(+)
Depresi Sirkulasi
(-)
Depresi Pernapasan
(-)
Depresi Psikis
(-)
Tachycardi
(-)
Kenaikan Suhu Badan (-)

BLOKADE REGIONAL
1. TEKNIK
: Spinal (Subarachnoid)
2. LOKALISASI
: L 3-4
3. ANESTESI LOKAL
: Bupivacaine 0,5%
3,5cc
Fentanyl 25g
Suntikan Jam 9.30
4. VASOKONSTRIKTOR : Tidak Ada
5. ANESTESI TAMBAHAN : Tidak Ada

MONITORING
1. 09.00: Pasien masuk OK
TD 109/69mmHg, Nadi 82x/menit,
Saturasi 98%
2. 9.30: Pasien di induksi menggunakan
Bupivacaine 0,5%

3,5cc Fentanyl 25g

dan diberikan maintenance O2:2L


3. 10.00 : Operasi selesai diberikan
Ondancentrone 4mg dan

Ketorolac

INTRA-OPERATIF
1. LETAK PENDERITA
2. INTUBASI

: Terlentang

: Tidak Diintubasi

3. PENYULIT WAKTU
ANESTESI/OPERASI
4. LAMA OPERASI

: Tidak ada

: 1 jam

POST-OPERATIF
1. MASUK JAM : 10.00 WIB
TANGGAL:07/01/15
2. KEADAAN UMUM : Sadar
Tekanan Darah 110/70mmHg
Nadi
70x/menit
Saturasi Oksigen 98%
3. KESAN
: Baik
4. PINDAH
: Jam 10.30 WIB ke VIP 3

SKOR ALDRATE
10.00

10.30

10

ANESTESI

Regional

Blok Pleksus Brakialis


Aksiler
Analgesia regional
intravena
Blok Spinal
Blok Epidural
Blok Kaudal

Blok
Perifer
(Blok
Saraf)
Blok
sentral
(Neuroak
sial)

Pembagian Anestesia atau


Analgesia regional

ANELGESIA SPINAL

berian obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.

IKASI
ah ekstremitas bawah
ah panggul
akan sekitar rektum-perineum
ah obstetri-ginekologi
ah urologi
ah abdomen bawah
a bedah abdomen atas dan bedah pediatri biasanya dikombin
gan anestesia umum ringan

Kontra
Absolut

Pasien menolak, infeksi tempat


suntikan, hipovolemia berat, syok,
koagulopati atau mendapat terapi
antikoagulan, TIK meninggi, fasilitas
resusitasi minim, kurang pengalaman
(konsultan anestesi tidak ada)

Kontra
Relatif

Inf. Sistemik (sepsis), inf. sekitar


daerah suntikan, kelainan neurologis,
kelainan psikis, bedah lama, penyakit
jantung, hipovolemia ringan, nyeri
punggung kronis

KONTRA INDIKASI

TEKNIK
Posisi duduk /tidur lateral
dekubitus dengan tusukan
pd garis tengah
buat pasien membungkuk
max
agar
processus
spinosus mudah teraba
Perpotongan antara garis
yg menghubungkan kedua
krista iliaka dg tulang
punggung ialah L4 atau L4L5.
tentukan
tempat
tusukan, mis. L2-L3, L3-L4,

ANESTETIK LOKAL UNTUK ANELGESIA


SPINAL
BJ CSS pd suhu 370 C ialah 1.003-1.008
Isobarik : Anestetik lokal dgn BJ = CSS
Hiperbarik : Anestetik lokal dgn BJ>
CSS
mis. anastesi lokal dicampur dgn
dextrosa 5-10%).
Hipobarik : Anestesi lokal dengan BJ <
CSS, mis. Tetrakain dicampur air injeksi

Anestetik lokal yg sering digunakan :


Anestetik
BJ
Sifat
Dosis
lokal
Lidokain (Xylokain, Lignokain)
2% plain
1.006
Isobarik 20-100 mg
(2-5ml)
5% dlm
1.033
Hiperba 20-50 mg
dextrosa 7.5%
rik
(1-2 ml)
Bupivakain (Markain)
0.5% dlm
1.005
Isobarik 5-20mg (1air
4ml)
0.5% dlm
1.027
Hiperba 5-15 mg (1Dx 8.25%
rik
3ml)

ANELGESIA EPIDURAL

lokade saraf dengan menempatkan obat

i ruang epidural

ekerja langsung pd akar saraf spinal yg terletak

di bagian lateral.

wal kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding

anestesia spinal, sedangkan kualitas blokade sensor

motorik juga lebih lemah

INDIKASI

Pembedahan dan penanggulangan


nyeri pasca bedah.
Tatalaksana nyeri saat persalinan.
Penurunan tekanan darah saat
pembedahan supaya tidak banyak
perdarahan.
Tambahan pada anestesia umum
ringan karena penyakit tertentu
pasien.

TEKNIK

1. Posisi pasien pada saat tusukan


seperti pada analgesia spinal.
2. Tusukan jarum epidural biasanya
dikerjakan pada ketinggian L3-L4,
karena jarak antara ligamentum
flavum-duramater pada ketinggian
ini adalah yang terlebar.

Skala Bromage utuk blok motorik:


Blok tidak
ada
Blok parsial
Blok hampir
lengkap
Blok lengkap

Melipat lutut
++

Melipat jari
++

+
-

++
+

ANELGESIA CAUDAL
Analgesia di ruang epidural pd daerah kaudal
melalui hiatus sakralis.
INDIKASI
Bedah daerah sekitar perineum, anorektal
misalnya hemoroid, fistula paraanal.
INDIKASI KONTRA
Seperti analgesia spinal dan analgesia epidural

TEKNIK
1. Posisi pasien telungkup dengan simfisis
diganjal (tungkai dan kepala lebih rendah dari
bokong) atau dikubitus lateral, terutama pada
wanita hamil.
2. Identifikasi hiatus sakralis diperoleh dengan
menemukan kornu sakralis kanan dan kiri
yang sangat mudah teraba pada penderita
kurus dan spina iliaka superior posterior.
Dengan menghubungkan ketiga tonjolan
tersebut diperoleh hiatus sakralis.

3. Setelah dilakukan tindakan dan antiseptik pada


daerah hiatus sakralis, ditusukkan jarum yang
mula-mula 90 terhadap kulit. Setelah diyakini
masuk kanalis sakralis arah jarum diubah 4560 dan jarum didorong sedalam 1-2 cm.
Kemudian suntikkan NaCl sebanyak 5 ml secara
agak

cepat

sambil

meraba

apakah

ada

pembengkakan di kulit untuk menguji apakah


cairan masuk dengan benar di kanalis kaudalis

ANELGESIA REGIONAL IV

eksi obat anestesi lokal intravena ke ekstremitas ata

awah lalu dilakukan isolasi bagian tersebut dengan

rniquet (BIER BLOCK).

TEKNIK
1. Pasang kateter vena (venocath) pada kedua
punggung
tangan.
digunakan
untuk
memasukkan obat anestetik lokal, sedangkan
sisi lain diperlukan untuk cairan infus
2. Eksanguinasi (mengurangi darah) pada sisi
lengan
yang
akan
dibedah
dengan
menaikkan lengan dan peraslah lengan
secara manual atau dengan bantuan perban
elastik (Eshmark bandage) dari distal ke
proksimal.

3. Pasang pengukur tekanan darah pada


lengan atas sampai 100 mmHg diatas
tekanan sistolik supaya darah arteri
tidak masuk ke lengan dan tentunya jg
darah vena tidak akan ke sistemik.
4.Suntikkan lidokain atau prilokain 0.5%
0.6ml/kgBB melalui kateter di pungung
tangan atau punggung kaki dosis 1-1.2
ml/kg. Analgesia tercapai dalam waktu
5-15 menit dan pembedahan dapat
dimulai

terimakasih

t.e.r.i.m.a.k.a.s.i.h

DAFTAR PUSTAKA
1. Dobson, M.B.,ed. Dharma A., Penuntun Praktis Anestesi. EGC,
Jakarta , 1994
2. Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy
Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian Farmakologi FKUI. Jakarta,
1995
3. Latief SA, dkk. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua.
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. Jakarta,
4. Morgan GE, Mikhail MS. Clinical Anesthesiology. 4th ed. Appleton
& Lange. Stamford, 1996
5. Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah Bagian 1. EGC, Jakarta, 1995
6. Soerasdi E., Satriyanto M.D., Susanto E. Buku Saku Obat-Obat
Anesthesia Sehari-hari. Bandung, 2010
7. Werth, M. Pokok-Pokok Anestesi. EGC, Jakarta, 2010
8. Latief SA, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi, Edisi Kedua.
Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.

Anda mungkin juga menyukai