Kasus International Trade
Kasus International Trade
Paripurna P Sugarda
Pihak-pihak:
2. PMC-Sierre, Inc.(Tergugat)
•Legal Issues:
(1) Untuk tujuaan Konvensi ini, pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh dan
tindakan lain yang dilakukan oleh salah satu pihak harus ditafsirkan sesuai
dengan maksud dari pihak tersebut di mana pihak lainnya mengetahui atau
tidak mungkin tidak mengetahui maksud tersebut.
(3) Dalam menentukan maksud dari satu pihak atau pemahaman yang ditangkap
oleh satu pihak secara wajar, pertimbangan yang tepat perlu ditentukan untuk
semua keadaan yang berkaitan dengan hal tersebut termasuk negosiasi-
negosiasi, setiap praktik yang telah ditentukan bersama oleh para pihak,
prosedur, dan setiap tindakan-tindakan berikutnya yang dilakukan oleh para
pihak.
Pasal 9
(1) Para pihak terikat oleh setiap prosedur terhadap mana mereka
telah setuju dan dengan setiap praktik yang telah mereka
tentukan bersama.
• Subjective intent para pihak merupakan bukti utama untuk menafsirkan kontrak-
apabila dapat secara wajar dapat dipastikan- dan CISG memperkenankan hakim
untuk mempergunakannya dahulu.
• Jadi hakim akan menggunakan subjective intent dari orang yang menyatakan,
tetapi hanya apabila “pihak lain tahu atau telah tidak tidak menyadarinya” tentang
apa yang dinyatakan oleh orang tersebut.
• Apabila maksud dari orang yang menyatakan tersebut
tidak jelas, CISG meminta pengadilan untuk melihat
“objective intent”.
(2) Penerimaan penawaran mulai berlaku pada saat tanggapan yang menunjukkan
persetujuan diterima oleh pihak yang menawarkan. Penerimaan tidak berlaku apabila
tanggapan yang menunjukkan persetujuan tidak diterima oleh pihak yang menawarkan
dalam jangka waktu yang telah ditetapkannya atau, apabila tidak ditetapkan jangka
waktunya, dalam jangka waktu yang wajar, dengan mempertimbangkan keadaan-
keadaan transaksi, termasuk kecepatan sarana komunikasi yang dipergunakan oleh
pihak yang menawarkan. Penawaran secara lisan harus dengan segera diterima kecuali
apabila keadaan menunjukkan lain.
Pada Juli 27, 1989, Mr. Melvin Chilewcih mengirim surat kepada
Mr. Antonio Filograna, CEO Filanto, yang menyingkat negosiasi
dari pertemuan tersebut dan menyatakan:
(2) Meskipun demikian, balasan terhadap penawaran yang dianggap sebagai penerimaan
tetapi memuat ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang berbeda
yang secara materiil tidak mengubah ketentuan-ketentuan penawaran dianggap
sebagai penerimaan, kecuali apabila pihak yang menawarkan, tanpa penundaan yang
tidak semestinya, menyampaiakn keberatan secara lisan atas ketidaksesuaian
tersebut atau mengeluarkan pernyataan berkaitan dengan keberatan tersebut. Apabila
pihak yang menawarkan tidak keberatan, maka ketentuan-ketentuan kontrak tersebut
adalah ketentuan-ketentuan penawaran ditambah dengan perubahan-perubahan yang
dimuat di dalam penerimaan.
kecuali
apabila pihak yang melanggar tidak memperkirakannya dan
pihak dari kalangan yang sama secara wajar juga tidak
dapat memperkirakan hal tersebut dalam keadaan yang
sama.
Avoidance:
Pasal 54
Kewajiban pembeli untuk melakukan pembayaran mencakup
pengambilan langkah dan memenuhi formalitas yang mungkin
disyaratkan berdasarkan kontrak atau setiap peraturan perundang-
undangan untuk memungkinkan pelaksanaan pembayaran tersebut.
Pasal 80
Satu pihak tidak boleh bergantung pada kelalaian pihak lain untuk
melaksanakan kewajiban, sepanjang kelalaian tersebut diakibatkan
oleh tindakan atau kelalaian pihak pertama.
Apakah karena tidak dibukanya L/C oleh pembeli merupakan
alasan adanya ingkar janji dari penjual?
Kewajiban Penjual:
Pasal 30
Penjual harus mengirimkan barang, menyerahkan setiap dokumen
yang berkaitan dengan barang tersebut, dan mengalihkan hak
kepemilikan barang tersebut sebagaimana disyaratkan oleh
kontrak dan Konvensi ini.
Pasal 41
Penjual harus menyerahkan barang yang bebas dari
setiap hak atau tuntutan pihak ketiga, kecuali apabila
pembeli setuju untuk menerima barang tersebut
dengan tunduk kepada hak atau tuntutan tersebut.
Pasal 81 (1)
(1)Pembatalan kontrak membebaskan kedua pihak dari kewajiban mereka
berdasarkan kontrak, dengan tunduk kepada ganti rugi yang harus
dibayarkan. Pembatalan tidak mempengaruhi setiap ketentuan kontrak
untuk penyelesaian perselisihan atau setiap ketentuan lain dari kontrak
yang mengatur hak dan kewajiban dari para pihak sebagai akibat dari
pembatalan kontrak.
Pembeli dimaafkan dari pembayaran harga
pembelian apabila pembeli dapat membatalkan
kontrak, dan,
kecuali untuk kewajiban membayar kerugian yang
mungkin timbul, pembatalan kontrak
membebaskan para pihak dari kewajiban
kontraktual.
Pasal 49 (1) (b)
1) Pembeli dapat menyatakan pembatalan kontrak dalam keadaan:
Pasal 47 (1)
(1) Pembeli dapat menetapkan jangka waktu tambahan yang wajar untuk
pelaksanaan kewajiban oleh penjual.
CISG BERBEDA:
CISG mengharapkan pembeli untuk menerima penyerahan barang yang tidak
sesuai dengan yang diperjanjikan [kecuali secara fundamental tidak sesuai] dan
mengenakan ganti kerugian selain dari pembatalan [seperti pengurangan harga
dan kerugian] sebagai konpensasi kerusakan barang.
Contoh: Jika barang masih dapat digunakan bukanlah merupakan fundamental
breach.
Reduction in Price:
Berasal dari Roman Law (actio quanti minoris; tuntutan pembeli kepada
penjual atas sebagian harga pembelian dengan menahan barang
berdasarkan cacat tersembunyi, 1506 KUHPdt.)
Tidak dikenal di Common Law system.
Price reduction remedy berbeda dengan ganti rugi karena diterapkan dalam
situasi yang sangat khusus:
1. Pembeli harus telah menerima barang yang non-conforming.
2. Penjual harus tidak bertanggung jawab atas non-conformity tsb.
Contoh:
Situasi di mana barang rusak karena force majeure atau suatu act of nature.
Penjual di New Orleans setuju untuk menyerahakan jagung kualitas
No.1 kepada pembeli I penggilingan pembeli di Karachi untuk harga
$. 80.000.
Pada saat jagung dalam transit di Kapal SS Skipper, perang meletus
dan kapal ditahan di negara yang memberikan peringatan untuk tiga
bulan.
Ketika kapal tiba di Karachi, jagungnya menjadi apeg sehingga
kualitasnya turun menjadi kulalitas Nomor 3.
Pembeli tetap saja senang untuk menerima jaung tersebut meskipun
apeg, karena akibat perang telah membuat ordernya terinterupsi.
Berdasarkan CISG pembeli tidak berhak atas ganti kerugian, tetapi
pembeli berhak atas price reduction.
Refusing Early Delivery and Excess Quantity: will depend on the buyer
Ijka penjual menyerahkan lebih awal, pembeli tidak berkewajiban untuk menerimanya.
Jika penjual menyerahkan lebih banyak dari yang diharuskan, pembeli dapat menerima
atau menolak kelebihanannya.
Apabila pembeli menerima, ia harus membayar kelebihan barang tersebut dengan harga
sebagaimana tercanturm dalam kontrak.
Misal: Penjual setuju untuk untuk menjual kepada pembeli 1000 karung tepung terigu.
Pada waktu penyerahan, 100 karung terdapat kutu dan sama sekali tidak dapat
digunakan.Dapatkah pembeli menolak 100 karung tersebut dan menerima sisanya?
Dapatkah pembeli menolak keseluruhan barang tersebut?
The Effect of Nonconformity in a Part of the Goods
Misal: Penjual setuju untuk untuk menjual kepada pembeli 1000 karung tepung
terigu. Pada waktu penyerahan, 100 karung terdapat kutu dan sama sekali tidak
dapat digunakan.Dapatkah pembeli menolak 100 karung tersebut dan
menerima sisanya? Dapatkah pembeli menolak keseluruhan barang tersebut?
Terhadap bagian yang rusak, CISG membolehkan pembeli untuk minta specific
performance, price reduction, atau membatalakna bagian dari kontrak tersebut.
1.Suspension of performance
2.Avoidance in anticipation of a
fundamental breach
3.Avoidance of an installment contract, and
4.Damages
Suspension of Performance:
Pasal 71:
Misalnya:
Pasal 74
Kerugian karena pelanggaran kontrak oleh satu pihak merupakan
suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian
keuntungan, yang dialami oleh pihak lain sebagai akibat dari
pelanggaran tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui
kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak
yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan
memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui
atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari
pelanggaran kontrak.
Damages:
Forseeability test:
Debitur bertanggung jawab hanya untuk kerugian
yang dapat ia perkirakan atau seharusnya dapat ia
perkirakan.
Mitigation:
Kewajiban kreditur untuk mengusahakan kerugian
minimum.
KASUS 7:
Downs Investment Pty. Ltd (Penggugat)
(Queensland) v. Perwaja Steel SDN BHD (Tergugat)
Posisi Kasus:
1. Tanggal 7 Mei 1996 Wanless setuju untuk mensuplai sekitar
30.000 metrik ton plus-minus scrap steel dengan harga US $.
164 per metric ton ke Kemaman Malaysia kepada Perwaja
Steel SDN BHD.
2. Penjual (Wanless) mempunyai opsi untuk memilih metrik
tonase yang akan disuplai dan kuantitas nyata yang disuplai
telah ditentutkan berdasarkan survey di pelabuan (-pelabuhan)
muat oleh perusahaan yang ditentukan.
3. Perjanjian juga memuat ketentuan-ketentuan tentang
pembongkaran scrap steel di Kemaman Malaysia.
4. Pembayaran dijanjikan akan dilakukan dengan
menerbitkan Irrevocable L/C dari Al Bank atas Wanless,
at sight, untuk 100% nilai Faktur.
5. Wanless diwakili oleh Mr. Anderson dan Perwaja
diwakili oleh Rohani Basir.
6. Setelah kontrak ditandatangani, manajemen, hak, dan
kewajiban Wanless diambil alih oleh Downs Investment
Pty. Ltd (Penggugat).
7. Sebelum Perwaja melanggar perjanjian dengan Wanless,
susunan manajemen Perwaja berubah.
8. Dalam susunan manajemen yang baru, L/C tidak dapat
diterbitkan tanpa persetujuan executive committee yang
dibentuk sebagai bagian dari struktur manajemen
Perwaja.
9. Pada waktu Perwaja secara salah menolak keabasahan
perjanjian bulan Agustus 1996, harga internasional ccrap
steel jatuh menjadi US $. 20,50 per ton. Sehingga jika
Perwaja menerima kontrak tersebut berdasarkan harga yang
dibentuk bulan Mei, Perwaja harus membayar US $.
705.000 di atas harga pasar.
10. Juga ditambahkan oleh executive committee Perwaja
bahwa Perwaja sedang mengalami kelebihan pasokan scrap
metal yang dibeli dari Wanless dalam kontrak bulan Mei-
Juni 1996.
11. Akibat penolakan dari Perwaja, Wanless rugi karena harus
menjual kembali 30.000 metrik ton scarp steel yang telah
siap dikirim berikut harus membayar 343.164,47 untuk sub-
charter kapal untuk menyerahkan barang ke Perwaja.
12. Wanless menggugat karena Perwaja menolak keabsahan
kontrak karena kegagalannya dan oleh karenanya menolak
untuk menerbitkan L/C sebagaimana ditentukan dalam
kontrak, dan telah disetujui bahwa penolakan tersebut
menimbulkan hak bagi Wanless untuk menuntut kerugian
yang diakibatkannya.
13. Dengan tidak menerbitkan L/C Perwaja sebenarnya ingin
melakukan negosiasi ulang atas kontrak tersebut
sedangkan Wanles adalah dalam posisi yang tidak
memungkinkan untuk itu.
Problem:
1. Apakah Perwaja benar-benar melanggar kontrak?
2. Apakah Wanless berhak untuk mengakhiri kontrak?
3. Apakah Wanless berhak menuntut ganti kerugian
kepada Perwaja? 74-75?
Kontrak menyebutkan bahwa Hukum Brisbane menentukan kewajiban
para pihak.
Hukum Jual Beli Queensland (merujuk kepada Konvensi Wina 1968)
menyatakan bahwa CISG berlaku.
Apakah Perwaja ingkar janji secara fundamental?
Pasal 64
(1) Penjual dapat menyatakan untuk menghindari kontrak:
(a) apabila kelalaian pembeli untuk melaksanakan setiap
kewajibannya berdasarkan kontrak atau Konvensi ini sama
dengan pelanggaran kontrak yang mendasar; atau
(b) apabila pembeli, dalam jangka waktu tambahan yang telah
ditetapkan oleh penjual sesuai dengan ayat (1) Pasal 63, tidak
melaksanakan kewajibannya untuk membayarkan harga atau
menerima kiriman barang, atau apabila ia menyatakan bahwa ia tidak
akan melaksanakannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Pasal 25 [Fundamental Breach]
Pasal 74
Pasal 4
Konvensi ini hanya mengatur pembuatan kontrak perdagangan serta hak dan
kewajiban dari penjual dan pembeli yang timbul dari kontrak tersebut. Secara
khusus, kecuali sebagaimana dengan tegas dinyatakan lain dalam Konvensi ini,
Konvensi tidak mengatur hal-hal berikut ini:
(a) keabsahan kontrak atau setiap ketentuannya atau setiap penggunaannya;
(b) dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kontrak terhadap hak milik atas
barang yang dijual.
Commercial impractibility tidak menyangkut Pasal 4(a)(b)
Pembeli menambahkan pada “acceptance”-nya agar Hukum Italy
berlaku. Pada saat kontrak dibuat Italy telah menjadi contracting
state, sehingga di Italy berlaku CISG.
Pasal 1
(1)Konvensi ini berlaku untuk kontrak perdagangan barang antara
pihak-pihak yang tempat usahanya berada di Negara-Negara
yang berbeda:
Pasal 1(b) [yang menunjuk pada berlakunya HPI Italy] juga tidak
memungkinkan CISG berlaku, karena HPI Italy menunjuk pada
Hukum Swedia sebagai lex loci contractus. Tetapi lex loci solutionis-
nya tidak di Swedia.