Anda di halaman 1dari 129

Cases on International Trade

Paripurna P Sugarda

Taken From Ray August (International Business Law, 4th ed)


KASUS 1:

Pihak-pihak:

1. Asante Technologies, Inc. (Penggugat)

2. PMC-Sierre, Inc.(Tergugat)
•Legal Issues:

•Penggugat menggugat tergugat karena


wanprestasi dan perbuatan melawan hukum
sehubungan dengan tidak dipenuhinya kondisi
barang sesuai dengan yang diperjanjikan.

•Penggugat merupakan perusahaan yang


berdomisili di Daleware, dan bertempat
kedudukan utamanya di Santa Clara County,
California.
•Penggugat memproduksi network switchers, suatu
komponen elektronik yang digunakan untuk
menghubungkan komputer satu dengan lainnya dan ke
Internet.

•Penggugat membeli dari tergugat ASICs (Application-


specific intergrated circuits) yang merupakan pusat kontrol
dari network switcher tersebut.
•Tergugat adalah perusahaan juga perusahaan Daleware.
Tergugat menyatakan bahwa untuk semua keadaan, kantor
pusat perusahaan, kantor pemasaran dan penjualan intern,
bagian humas, gudang utama, dan semua fungsi disain
dan engineering dilokasikan di Burnaby, British Columbia,
Canada.

•Tergugat juga menyatakan bahwa ia mempunyai kantor di


Portland, Oregon USA tempat di mana para teknisinya
berada.

•Produk tergugat dijual di California melalui Unique


Technologies, yang merupakan distributor sah tergugat
untuk Amerika Utara.
Legal Problem:

•Amerika dan Kanada merupakan contracting state


dari CISG.

•Apakah CISG berlaku terhadap perjanjian mereka?


Pengantar Kasus 2
Interpretasi Sales Contract:

• Art. 8 CISG mengatur interpretasi dari pernyataan dan


perbuatan dari para pihak.

• Art. 9 CISG berhubungan berhubungan dengan


kebiasaan dan praktek.
Pasal 8

(1) Untuk tujuaan Konvensi ini, pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh dan
tindakan lain yang dilakukan oleh salah satu pihak harus ditafsirkan sesuai
dengan maksud dari pihak tersebut di mana pihak lainnya mengetahui atau
tidak mungkin tidak mengetahui maksud tersebut.

(2) Apabila ayat sebelumnya tidak berlaku, maka pernyataan-pernyataan yang


dibuat oleh dan tindakan dari satu pihak harus ditafsirkan sesuai dengan
pemahaman yang ditangkap secara wajar dalam keadaan yang sama oleh
pihak dari kalangan yang sama dengan pihak lainnya tersebut.

(3) Dalam menentukan maksud dari satu pihak atau pemahaman yang ditangkap
oleh satu pihak secara wajar, pertimbangan yang tepat perlu ditentukan untuk
semua keadaan yang berkaitan dengan hal tersebut termasuk negosiasi-
negosiasi, setiap praktik yang telah ditentukan bersama oleh para pihak,
prosedur, dan setiap tindakan-tindakan berikutnya yang dilakukan oleh para
pihak.
Pasal 9

(1) Para pihak terikat oleh setiap prosedur terhadap mana mereka
telah setuju dan dengan setiap praktik yang telah mereka
tentukan bersama.

(2) Para pihak dianggap, kecuali apabila telah disepakati dengan


cara lain, telah secara tersirat memberlakukan terhadap kontrak
mereka atau pembentukannya sebuah prosedur yang diketahui
oleh para pihak atau seharusnya diketahui dan yang di dalam
perdagangan internasional diketahui secara luas dan diamati
secara reguler oleh para pihak untuk jenis kontrak yang
termasuk ke dalam perdagangan terkait.
Statements and Conduct of the Parties

• Civil law: Pembentukan kontrak berdasarkan “meeting of the minds” atau


“common intent”.

• Disebut: Subjective intent approach:


• Aturan yang mengatakan bahwa kontrak harus diinterpretasikan sesuai maksud
nyata dan saling pengertian antar para pihak pada saat mereka membuat
perjanjian.

• Subjective intent para pihak merupakan bukti utama untuk menafsirkan kontrak-
apabila dapat secara wajar dapat dipastikan- dan CISG memperkenankan hakim
untuk mempergunakannya dahulu.

• Jadi hakim akan menggunakan subjective intent dari orang yang menyatakan,
tetapi hanya apabila “pihak lain tahu atau telah tidak tidak menyadarinya” tentang
apa yang dinyatakan oleh orang tersebut.
• Apabila maksud dari orang yang menyatakan tersebut
tidak jelas, CISG meminta pengadilan untuk melihat
“objective intent”.

• Objective intent approach:


• Peraturan yang menyatakan bahwa kontrak harus
diinterpretasikan sesuai dengan saling pengertian yang
ada pada “reasonable person” pada waktu perjanjian
dibuat.
KASUS 2:

MCC Marble Ceramic (Pengguat) v.


Ceramica (Tergugat)
Issues
• MCC (Penggugat Banding) adalah perusahaan
Florida bergerak di bidang pengecer ubin, dan
Ceramica (Tergugat Banding), adalah perusahaan
Italia bergerak di bidang manufaktur ubin
keramik.
• Bulan Oktober 1990 Presdir Direktur MCC
menemui representatif Ceramica dalam pameran
dagang di Bologna, Italia, dan menegosiasikan
kesepakatan pembelian ubin keramaik dari
Ceramica berdasarkan sample yang telah
dilihatnya pada pameran tersebut.
Issues
• Menurut MCC, para pihak juga membuat kontrak
bersyarat di mana Ceramica setuju untuk menyerahkan
kepada MCC ubin keramik tingkat tinggi dengan diskon
tertentu jika MCC membeli jumlah ubin dengan jumlah
tertentu.
• MCC melengkapi dengan sejumlah formulir pesanan
tambahan yang mensyaratkan penyerahan ubin sesuai
dengan perjanjian tersebut.
Issues
• MCC menggugat Ceramica berdasarkan wanprestasi atas
persyaratan kontrak per Feburari 1991 di mana Ceramic
gagal untuk memenuhi pesanan bulan April, Mei, dan
Agustus 1991.
• Sebagai pembelaan, Ceramica menaggapi bahwa Ceramic
tidak wajib untuk memenuhi pesanan MCC karena MCC
telah gagal membayar untuk beberapa pengapalan yang
lalu. Untuk mendukung posisi ini.
• Ceramic mendasarkan diri pada ketentuan-ketentuan dalam
pre-printed dalam kontrak yang telah dilaksanakan MCC.
Issues
• Formulir pelaksanaan telah di cetak di Itali dan
memuat ketentuan-ketentuan dan kondisi-kondisi
baik di halaman muka maupun di halaman
belakang.
• Menurut terjemahan bahasa Inggris kontrak
Otober 1990, halaman depan dari formulir
pesanan tersebut memuat, langsung di bawah
tanda tangan Presdir MCC, sebagai berikut:
• The buyer hereby states that he is aware of the
sales conditions stated on the reverse and that he
expressly approves of them with special reference
to those numbered 1-2-3-4-5-6-7-8.
Issues
• Klausula 6(b), yang dicetak di halaman
belakang formulir menyatakan bahwa:
• Default or delay in payment within the time
agreed upon gives Ceramic the right to …
suspend or cancel the contract itself and to
cancel possible other pending contracts and
the buyer does not have the right to
indemnification or damages.
Issues
• Ceramica juga mengajukan sejumlah tuntutan
balik terhadap MCC karena adanya non
pembayaran atas penyerahan yang dilakunan
Ceramic antara 28 Februari 1991 dan 4 Juli 1991.
• MCC menanggapinya bahwa ubin tersebut
berkualitas lebih rendah dari yang diperjanjikan
dalam kontrak, dan bahwa, menurut CISG, MCC
telah mengurangi pembayaran proporsional
dengan cacat-cacat tersebut.
Issues
• Ceramica bagaimanapun mencatat bahwa klausula
4 di sebalik kontrak tersebut menyatakan, dalam
kaitannya dengan itu:
• Possible complaints for defects of the merchandise
must be made in writing by means of a certified
letter within and not later than 10 days after
receipt of the merchandise …
• Meskipun ada bukti untuk mendukung tuntutan
MCC bahwa MCC menuntut kualitas barang yang
diserahkan, MCC tidak pernah mengajukan
tuntutan secara tertulis.
Issues
• MCC tidak mengemukakan fakta yang dijadikan
dasar tuntutan tersebut di depan district court,
tetapi membuktikan bahwa para pihak tidak
pernah bermaksud bahwa ketentuan dan syarat-
syarat yang tercetak pada sebalik halaman
formulir pesanan diterapkan dalam perjanjian
mereka.
• Sebagai buktinya, MCC menyerahkan Surat
Pernyataan Presdirnya yang menuntut bahwa
MCC tidak mempunyai maksud subyektif untuk
terikat oleh ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
dan bahwa Ceramica mengetahui maksud ini.
Issues
• MCC juga mengajukan pernyataan tertulis
dari Silingardi dan Copelli, representatif
dari Ceramica pada pemeran dagang
tersebut yang mendukung tuntutan MCC
bahwa para pihak secara subyektif tidak
bermaksud untuk diikat oleh ketentuan-
ketentuan di halaman belakang formulir
pesanan.
Pertanyaan

• Bagaimana keputusan hakim?


Diskusi
• Para pihak setuju bahwa CISG berlaku bagi
kontrak mereka, karena AS dan Itali sama-sama
negara penandatangan konvensi.
• Pasal 8 CISG mengatur interpretasi dari kontrak
jual beli internasional dan membentuk dasar
banding dari MCC dari pengadilan distrik yang
memenangkan Ceramica.
• The Convention does not incorporate a parol
(verbal) evidence rule. Parties may wish to
exclude reference to prior negotiations. Parties
may also wish to exclude reference to usages of
trade.
Pertanyaan
• Apakah yang dimaksud dengan Kehendak
Subyektif (Subjective Intent) menurut
CISG?
• Bagaimana makna Parol Evidence Rule
dalam CISG?
Subjective vs Objective Intent
Approach
• Subjective Intent Approach:
Aturan yang mengatakan bahwa kontrak harus
diinterpretasikan sesuai dengan kehendak nyata
dan pemahaman para pihak pada saat mereka
membuat kesepakatan.
• Objective Intent Approach:
Aturan bahwa kontrak harus diinterpretasikan
sesuai dengan pemahaman di mana ‘reasonable
person’ akan telah memahaminya pada waktu
mereka bersepakat.
Negotiations and Parol Evidence
Rule
• Negotiations: Diskusi awal untuk mencapai kata
sepakat.
• Parol evidence Rule: Ketika kontrak menjelaskan
sendiri sebagai telah lengkap dan final,
kesepakatan awal atau kesepakatan informal yang
dibuat sebelum atau pada waktu kontrak dibuat
akan dikesampingkan pada saat
mengeinterpretasikannya.
Art. 8 (1)
• The “statements…. and other conduct of a party
… according to his intent” as long as the other
party “knew or could not have been unaware” of
that intent.

• Pendeknya: Konvensi meminta suatu peninjauan


terhadap kehendak subyektif pihak sepanjang
pihak lainnya telah memperhatikan kehendak itu.
Art. 8 (3)
• “due consideration is to be given to all relevant
circumstances of the case” seems adequate to override any
domestic rule that would bar a tribunal from considering
the relevance of other agreements..
• Pasal ini membebaskan tribunal dari peraturan domestik
yang bisa menghalangi mereka untuk
“mempertimbangkan” suatu bukti dari para pihak yang
relevan.
• Tambahan fleksibilitas untuk interpretasi ini sesuai dengan
perkembangan opini bahwa “parol evidence rule”
menyulitkan administrasi transaksi modern.
• Kesimpulan??
KASUS 3:

United Technologies Internatinal Inc. (US)


(Penggugat).
v.
Magyar Legi Kozlekedesi Vallalat (Marleve
Hungarian Airlines) (Tergugat)
Pokok Perkara
• Tegugat merencanakan untuk membeli pesawat jet
berbadan lebar apakah dari Boeing Aircraft Co. of the US
atau Airbus Industries of Europe.

• Tergugat merencanakan untuk membeli mesin dari kedua


perusahaan tersebut secara terpisah. Setelah selesai
negosiasi untuk pembelian mesin dengan Penggugat,
Tergugat menolak untuk melanjutkannya dengan
pembelian.

• Penggugat menggugat di Pengadilan Metropolitan


Budapest untuk mendapatkan penetapan bahwa kontrak
yang sah telah terjadi antara Penggugat dan Tergugat.
Penawaran
• Penggugat menyerahkan penawaran kepada General
Manager Tergugat tanggal 14 Desember 1990.

• Dalam penawaran tersebut tercantum rencana bantuan


keuangan, jaminan produk, juga dukungan pelayanan yang
mungkin diperlukan untuk mesin PW4056.

• Penawaran tersebut merupakan pembaharuan dari


penawaran sebelumnya tanggal 9 November 1990.
Penawaran
• Termuat dalam dalam penawaran tersebut bahwa
penggugat dengan senang hati menyerahakan proposal
dukungan pelayanan yang telah direvisi untuk pembelian
Tergugat atas dua pesawat 767-200ER yang dilengkapi
mesin dari Penggugat PW4056 (dengan opsi untuk
membeli pesawat tersebut yang ke tiga), dan pembelian
satu PW4056 mesin cadangan (dengan opsi untuk membeli
mesin cadangan yang ke dua), yang kesemuanya akan
diserahkan sesuai dengan jadwal yang terdapat pada
Lampiran 1.

• Penggugat juga menawarankan diskripsi teknis lengkap


dari mesin seri PW4000.
Penawaran
• Pasal Y dari penawaran Penggugat diberi judul “Purchase
Agreement”. Hal ini menyatakan bahwa pembeli setuju
membeli, dan penjual setuju menjual, empat mesin
PW4056 baru yang akan dipasangkan pada dua pesawat
767-200ER sesuai dengan jadwal terlampir.

• Pembeli juga diberikan pilihan untuk membeli dua lagi


mesin PW4060 jika Tergugat melaksanakan opsi untuk
membeli pesawat tambahan 767-200ER.

• Lebih dari itu, Pembeli setuju untuk membeli satu mesin


tambahan PW4060 sebagai cadangan.
Penawaran
• Perjanjian Pembelian Penggugat juga mencantumkan
tanggal jatuh tempo, yakni 21 Desember 1990 bagi
pembeli untuk menerima penawaran tersebut.

• Apabila pembeli memerlukan tambahan informasi atau


bantuan dapat menghubungi staf legal atau akuntansi.

• Dalam hal ini, penawaran penggugat menyatakan bahwa


penerimaan pembeli bersifat “bersyarat” terhadap
perjanjian yang disetujui oleh pemerintah dari kedua
negara, yakni Hongaria dan Amerika.
Perluasan Penawaran
• Dalam dokumen yang terpisah, juga diserahkan kepada
Tergugat 14 Desember 1990 bahwa Penggugat
menawarkan untuk menjual mesin PW4152 atau mesin
PW4156/A.

• Lagi, penawaran ini merupakan penawaran yang


diperbarahui berasal dari penawaran per 9 November 1990.

• Juga diuraikan bantuan yang dapat diberikan oleh Pergugat


berkaitan dengan pembelian pesawat A310-300 (dengan
opsi pembelian ke tiga) yang akan dilengkapi dengan
mesin PW4152 atau mesin PW 4156/A (dengan opsi
pembelian ke tiga) menurut jadwal terlampir.
Perluasan Penawaran
• Selanjutnya, Pasal W dari penawaran tersebut
dengan judul “Spare Engine Price”, menyatakan
bahwa harga dasar PW4152 baru per buah adalah
$5,552,675 dan harga dasar dari mesin baru
PW4156/A adalah $5,847,675.

• Tanggal 21 Desember 1990 merupakan hari


penerimaan terakhir penawaran Penggugat.
Analisis
• Para pihak telah menentukan bahwa hubungan mereka
diatur oleh CISG.

• Pasal 14 (1) CISG mengatakan bahwa: Proposal untuk


menyepakati sebuah kontrak yang ditujukan kepada satu
atau lebih pihak tertentu merupakan penawaran apabila hal
tersebut cukup jelas dan menunjukkan maksud dari pihak
yang menawarkan untuk menjadi terikat apabila terjadi
penerimaan.

• Pasal 14 (2): Proposal dianggap cukup jelas apabila


menunjukkan barang dan secara tegas atau tersirat
mengatur atau membuat ketentuan untuk menentukan
kuantitas dan harga.
Pertanyaan
• Apakah proposal Penggugat merupakan
penawaran?
• Dalam arti mendiskripsi barang,
menyatakan harga dan jumlah barang, serta
menyertakan waktu penyerahan?
• Jelaskan.
Penerimaan
• 21 Desember 1990, Tergugat mengirim surat penerimaan
kepada Penggugat. Hal ini masuk dalam jatuh tempo masa
penerimaan.
• Dalam penerimaan tersebut Tergugat memberitahukan bahwa
Tergugat telah memilih mesin seri PW4000 untuk aramada
pesawat berbadan lebar.
• Diberikan pula alasan teknis dan ekonomis memilih mesin
tersebut.
• Surat jelas-jelas menyatakan bawah Tergugat menerima semua
ketentuan dan syarat-syarat dalam proposal tanggal 14
Desember 1990.
• Tergugat hanya meminta agar surat harus dirahasiakan sampai
para pihak dapat membuat pengumuman publik.
• Pasal 18 (1) menyatakan bahwa: Pernyataan yang dibuat
oleh atau tindakan lainnya yang dilakukan oleh penerima
penawaran yang menunjukkan persetujuan atas sebuah
penawaran adalah penerimaan. Tidak adanya tanggapan
atau diam tidak dianggap sebagai penerimaan.

• Pasal 19 (1) menyatakan bahwa: Balasan terhadap


penawaran yang dianggap sebagai penerimaan tetapi
memuat tambahan-tambahan, batasan-batasan, atau
perubahan lain adalah suatu penolakan terhadap penawaran
tersebut dan merupakan kontra penawaran.
Pertanyaan
• Apakah permintaan untuk merahasiakan
penerimaan sampai para pihak dapat
melakukan pengumuman bersama
merupakan counter offer?
• Jelaskan.
Kondisi Terkait dengan Persetujuan Pemerintah:

• Kondisi Terkait dengan Persetujuan Pemerintah:


• Pasal 215(1) KUHPdt Hungaria menyatakan bahwa: Jika
penutupan kontrak mensyaratkan adanya persetujuan dari pihak
ketiga, atau persetujuan resmi, kontrak tidak akan berlaku
sampai persetujuan tersebut diperoleh.
• Pasal 228(1), menyatakan bahwa apabila para pihak setuju pada
ketentuan yang membuat kontrak itu berlaku tergantung pada
munculnya kejadian yang belum tentu di masa datang (a
condition precedent), perjanjian tidak akan berlaku sampai
kejadian tersebut muncul.
• Pasal 228(2), menyatakan bahwa apabila para pihak mengatur
pembatalan kontrak atas munculnya suatu kejadian yang belum
tentu terjadi di masa yang akan datang (a condition subsequent),
perjanjian akan berakhir setelah muncul kejadian tersebut.
• Apakah perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian
bersyarat?
Pertanyaan
• Apakah perjanjian bersyarat dilarang oleh
CISG?
• Dengan demikian apakah perjanjian
tersebut sah?
Pengantar Kasus 4
Penerimaan Penawaran dengan Perbuatan:
Pasal 18
(1) Pernyataan yang dibuat oleh atau tindakan lainnya yang dilakukan oleh penerima
penawaran yang menunjukkan persetujuan atas sebuah penawaran adalah
penerimaan. Tidak adanya tanggapan atau diam tidak dianggap sebagai penerimaan.

(2) Penerimaan penawaran mulai berlaku pada saat tanggapan yang menunjukkan
persetujuan diterima oleh pihak yang menawarkan. Penerimaan tidak berlaku apabila
tanggapan yang menunjukkan persetujuan tidak diterima oleh pihak yang menawarkan
dalam jangka waktu yang telah ditetapkannya atau, apabila tidak ditetapkan jangka
waktunya, dalam jangka waktu yang wajar, dengan mempertimbangkan keadaan-
keadaan transaksi, termasuk kecepatan sarana komunikasi yang dipergunakan oleh
pihak yang menawarkan. Penawaran secara lisan harus dengan segera diterima kecuali
apabila keadaan menunjukkan lain.

LIHAT AYAT 3 (slide berikut)


Pasal 18

(3) Meskipun demikian, apabila, berdasarkan penawaran tersebut atau


sebagai akibat dari praktik-praktik yang telah ditetapkan bersama
oleh para pihak, atau berdasarkan prosedur, penerima penawaran
dapat menunjukkan persetujuan dengan melakukan tindakan,
misalnya tindakan yang berhubungan dengan pengiriman barang
atau pembayaran, tanpa memberitahukan kepada pihak yang
menawarkan, maka penerimaan tersebut berlaku pada saat tindakan
tersebut dilakukan, dengan ketentuan bahwa tindakan tersebut
dilakukan dalam jangka waktu yang diatur pada ayat sebelumnya.
Penerimaan Penawaran dengan Perbuatan:
Misal:
Pembeli mengirim penawaran kepada penjual: “Kirim kepada kami 100 unit barang
pada harga yang biasa anda berikan untuk diserahkan pada atau sebelum 31 Mei.
Penjual menanggapi dengan mengirim barang untuk diserahkan pada 30 Mei.
Satu hari setelah barang dikapalkan, pembeli menelpon penjual dan membatalkan
penawarannya.
Dapatkah penbeli menarik kembali penawarannya?
Pembeli menggunakan argumen 18(2).
Penjual menggunakan argumen 18(3)

Withdrawal: Karena penerimaan sewajarnya tidak berlaku sampai pihak yang


menawarkan menerimananya, pihak yang menerima penawaran dapat menarik
penerimaannya kapan saja sebelum atau simultan dengan penerimaannya.
Rejection:
Suatu penolakan akan menjadi berlaku ketika sampai pada pihak
yang menawarkan (Pasal 17).

Acceptance With Modification:


Pasal 19 (3)

(3) Ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang


berbeda berkaitan dengan, antara lain, harga, pembayaran,
kualitas, dan kuantitas barang, tempat dan waktu pengiriman,
tingkat kewajiban satu pihak terhadap pihak lainnya atau
penyelesaian sengketa yang dianggap mengubah ketentuan-
ketentuan penawaran secara materiil.
Kasus 4

Filanto, SpA (Italia) (Penggugat)


v.
Chilewich International Corp (Chilewich) (New York)
(Tergugat)
Feb. 28, 1989, agen Chilewich di Inggris, Byerly Jonson, Ltd.,
menandatangani perjanjian dengan Asosiasi Ekonomi Luar Negeri
Soviet (Rasnoexport) yang mewajibkan Byerly Jonson dan
Chilewich untuk menyerahkan sepatu kepada RAznoexport di
Rusia.

Kontrak tersebut (the Russian Contract) mengandung klausula


arbitrase sbb:
All disputes or differences which may arise out of or in connection
with the present Contract are to be settled, jurisdiction of ordinary
courts being excluded, by the Arbitration at the USSR Chamber of
Commerce and Industry, Moscow, in accordance with the
Regulations of the said Arbitration.
Untuk memenuhi Kontrak tersebut, Chilecih dan Byerly Jonson
bertemu dengan Filanto, yang kemudian mensuplai mereka
dengan sepatu berdasarkan perbagai kontrak yang berlaku.

Pada Juli 27, 1989, Mr. Melvin Chilewcih mengirim surat kepada
Mr. Antonio Filograna, CEO Filanto, yang menyingkat negosiasi
dari pertemuan tersebut dan menyatakan:

Attached please find our contract to cover our purchase from


you. Same is governed by the conditions which are enumerated
in the standard contract with the Soviet buyers (the Russian
Contract), copy of which is also enclosed.
Filanto menyatakan telah mengirim jawaban September 2, 1989,
yang mengecualikan ketentuan tentang arbitrase dari Russian
Contract dan meminta Chilewich untuk menerima counteroffer
dari Filanto.
Chilewich menyatakan belum menrima pengiriman surat tersebut
di atas.
March 13, 1990, Chilewich mengirim Filanto “Memorandum
Agreement” untuk mengkonfirmasi bahwa Filanto telah
menyerahkan 250.000 pasang sepatu kepada Chilewich.
Memo ini lagi-lagi menunjuk ketentuan arbitrase dalam Russian
Contract.
Filanto tidak segera merespon dan Chilewich membuka L/C
untuk kepentingan Filanto senilai $2,595,600 pada May 11, 1990.

August 7, 1990, Filanto menandatangani dan mengembalikan


“Memorandum Agreement”. “Cover letter” Filanto, bagaimanapun
memuat pernyataan bahwa ia tidak mau terikat dengan
ketentuan-ketentuan dalam Russian Contract termasuk
ketentuan arbitrase dan ketentuan yang mengatur mengenai
prosedur untuk mengajukan complain.
•Chilewich menerima penyerahan dan membayar Filanto untuk
100.000 sepatu pada September 15, 1990.
•Kemudian pada Januari 1991, Chilewich menerima dan membayar
lagi 60.000 sepatu.
•Tetapi, karena Chilewich menyatakan bahwa sebagian sepatu
mengandung cacat, maka ia tidak membeli yang 90.000 sepatu,
sehingga tidak sesuai dengan pesanan pertama.
•Filanto kemudian menggugat ke Pengadilan Federal di New York ,
May 14, 1991 karena wanprestasi.
•Chilewich menanggapinya dengan memnita Pengadilan untuk
menghentikan proses peradilannya karena perkara diadili di
Arbitrase Uni Soviet.
Apakah CISG berlaku bagi kontrak mereka?
klausula arbitrase di Moscow berlaku bagi
kontrak mereka??
Alasan Tergugat: (Chilewich):

Memorandum Agreement 13 Maret, yang ditandatangani dan


dikirimkan kepada Filanto adalah merupakan penawaran.

Dengan Filanto menahan surat tersebut diikuti dengan


penerimaan prestasi Chilewich berdasarkan perjanjian tersebut
(pembukaan L/C per 11 Mei) maka Filanto telah “terhalang-estop”
untuk menyangkal bahwa ia menerima kontrak.
• Meskipun dinyatakan sebagai “argument estopel” (terkait
dengan course of dealing), Filanto mempunyai “duty timely to
inform Chilewich that it objected to the incorporation by
reference of all the terms of the Russian Contract.
• Berdasarkan pandangan ini, pengembalian Memorandum
Agreement yang ditandangani Filanto 7 Agustus 1990 yang
diikuti dengan covering letter yang mengecualikan berlakunya
sebagian dari Russian Contract adalah tidak berlaku secara
hukum sebagai penolakan penawaran 13 Maret, karena
dilakukan sekitar 5 bulan setelah Filanto menerima penawaran
dan 2 bulan setelah Chilewich menerbitkan L/C.
• Dari pandangan Chilewich, perbuatan tersebut merupakan
usulan untuk perubahan Agreement 13 Maret.
• Chilewich menolak usulan tersebut dengan suratnya tertanggal
7 Agustus kepada Byerly Johnson, dan fax tanggal 29 Agustur
oleh Johnson kepada Italian Trading SRL yang diteruskan dan
diterima oleh Filanto.
• Dengan demikian, berdasarkan interpretasi ini Filanto terikat
oleh Memorandum Agreement.
• Karena perjanjian ini mengatur mengenai ketentuan arbitrase
maka Filanto terikat untuk mengikuti arbitrase.
• Interpretasi Filanto:
• Tanggapan terhadap Memorandum Agreement tertanggal 7
Agustus adalah merupakan counteroffer.
• Menurut UCC Pasal 2-207, perbuatan ini harus dipandang
sebagai penerimaan dengan usulan untuk perubahan
substansial.
• Pasal 19 (1) CISG:
• A reply to an offer which purports to be an acceptance but
contains additions, limitations or other modifications is a
rejection of the offer and constitutes a counteroffer.
Pasal 19
(1) Balasan terhadap penawaran yang dianggap sebagai penerimaan tetapi memuat
tambahan-tambahan, batasan-batasan, atau perubahan lain adalah suatu penolakan
terhadap penawaran tersebut dan merupakan kontra penawaran.

(2) Meskipun demikian, balasan terhadap penawaran yang dianggap sebagai penerimaan
tetapi memuat ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang berbeda
yang secara materiil tidak mengubah ketentuan-ketentuan penawaran dianggap
sebagai penerimaan, kecuali apabila pihak yang menawarkan, tanpa penundaan yang
tidak semestinya, menyampaiakn keberatan secara lisan atas ketidaksesuaian
tersebut atau mengeluarkan pernyataan berkaitan dengan keberatan tersebut. Apabila
pihak yang menawarkan tidak keberatan, maka ketentuan-ketentuan kontrak tersebut
adalah ketentuan-ketentuan penawaran ditambah dengan perubahan-perubahan yang
dimuat di dalam penerimaan.

(3) Ketentuan-ketentuan tambahan atau ketentuan-ketentuan yang berbeda berkaitan


dengan, antara lain, harga, pembayaran, kualitas, dan kuantitas barang, tempat dan
waktu pengiriman, tingkat kewajiban satu pihak terhadap pihak lainnya atau
penyelesaian sengketa yang dianggap mengubah ketentuan-ketentuan penawaran
secara materiil.
Standar Umum Prestasi:

• Para pihak berhak untuk mendapatkan apa yang


mereka harapkan dari kontrak.
• Pihak yang lalai untuk berprestasi berakibat
wanprestasi (ingkar janji).
• Jika satu pihak wanprestasi, pihak lain dapat
membatalkan kontrak atau meminta dilakukannya
prestasi.
Pengantar Kasus 5
Fundamental Breach:

• Timbul ketika satu pihak lalai secara material


untuk menyerahkan apa yang sepatutnya
diterima oleh pihak lain.

• Adalah lalai berprestasi yang secara meterial


menghilangkan apa yang pihak lain berhak
mengharapkannya.
Pasal 25
Pelanggaran terhadap kontrak yang dilakukan oleh salah
satu pihak merupakan sesuatu yang mendasar apabila
pelanggaran tersebut mengakibatkan kerugian secara
material atas apa yang seharusnya dapat diterimanya
berdasarkan kontrak tersebut,

kecuali
apabila pihak yang melanggar tidak memperkirakannya dan
pihak dari kalangan yang sama secara wajar juga tidak
dapat memperkirakan hal tersebut dalam keadaan yang
sama.
Avoidance:

• Pemberitahuan oleh pihak yang membatalkan kontrak dan


mengembalikan apa yang telah diterimanya.

• Apabila terjadi fundamental breach, salah satu pemulihan yang


tersedia bagi pihak kreditur adalah pembatalan.

• Agar dapat membatalkan kontrak, pihak kreditur harus-dalam


semua kasus-memberitahukan pihak debitur dan dapat
mengembalikan semua barang yang telah diterimanya.
Avoidance:

• Jika kreditur membatalkan kontrak, pembatalan tersebut hanya


mengenai kewajiban untuk berprestasi.

• Avoidance tidak membatalkan;

a. Ketentuan dalam kontrak yang menyangkut penyelesain


sengketa (seperti arbitrase, pilihan hukum, atau pilihan forum);
atau
b. Ketentuan lain yang mengatur mengenai hak dan kewajiban
para pihak “akibat dari pembatalan kontrak”.
Permintaan Melakukan Prestasi:

• CISG meberikan wewenang kepada kreditur untuk


memohon pengadilan “untuk meminta berprestasi”
apabila pihak debitur lalai untuk berpretasi.

• Pengadilan tidak wajib mengabulkan permohonan


tersebut kecuali pengadilan dapat melakukannya
berdasarkan hukum negaranya.
Kewajiban Penjual:

1. Menyerahkan barang, dokumen-dokumen yang


berkaitan dengan barang tersebut;

2. Mengalihkan hak kepemilikan atas barang


tersebut.

Kapan? Dimana? Dan bagaimana caranya? CISG


menyediakan aturan tertentu yang bisa dipakai
apabila para pihak tidak menentukannya. Lihat
Pasal 31 – 34 CISG.
Kewajiban Penjual (lanjutan):

3. Menyerahkan barang dengan jumlah, kualitas dan


diskripsi yang diharuskan dalam kontrak. Dalam hal ini,
Pembeli wajib memeriksa barang dan segera
memberitahukan kepada Penjual apabila barang tidak
sesuai dengan yang diperjanjikan. Pembeli diberi
kesempatan 2 tahun setelah barang diterimanya untuk
memberitahukan hal tsb.

4. Menyerahkan barang yang bebas dari hak atau tuntutan


pihak ketiga, termasuk hak yang lahir karena HAKI.
Kewajiban Pembeli:

1. Membayar harga barang;


2. Mengambil barang sesuai kesepakatan;
KASUS 5: The Natural Gas Case
Pihak-Pihak:
Perusahaan Jerman (Penggugat) (Pembeli)
Partnership Austria (Tergugat) (Penjual).
Posisi Kasus:

• Musim gugur 1990 Penggugat menegosiasikan untuk membeli gas


alam dari tergugat.

• Setelah melalui beberapa proposal dan counter proposal,


Penggugat mengirim dengan fax kepada Tergugat 18 Desember
1990, menawarkan untuk membeli 700 sampai 800 metrix ton
propane gas dari Tergugat.

• Tegugat menanggapi paginya untuk menyerahkankepada


Penggugat di Belgia dengan harga $376 per ton.

• Pada tanggal 19 Desember 1990, Penggugat mengirim konfirmasi


fax menyetujui harga dan menyetujui ketentuan-ketentuan lainnya
dalam kontrak termasuk bahwa propane akan dikapalkan dengan
tanker dari US pada 2 Januari 1991.
• Penggugat setuju untuk mengamankan pembeliannya dengan L/C.

• Pada fax jam 14.16, Penggugat minta kepada Tergugat untuk


menentukan tempat di Amerka di mana gas akan dimuat pada
tanker asing, karena bank Penggugat memerlukan informasi ini
sebelum menerbitkan L/C.

• Pada jam 15.19 Tergugat menjawab dengan fax menyatakan bahwa


Tergugat sedang menunggu informasi dari AS tempat di mana gas
akan dimuat.

• Pada saat pertukaran fax sedang dilakukan, para pihak melakukan


pembicaraan melalui Telpon. Tergugat menghendaki Penggugat
untuk memesan propane jumlah yang lebih besar agar transaksinya
lebih menguntungkan dari segi waktu.
• Atas permintaan tersebut Penggugat menghubungi Penjual-kembali
(reseller) Belanda yang menyetujui untuk membeli 3.000 ton propane
pada harga $381 per ton. Penggugat kemudian menaikkan ordernya
dengan 3000 ton.

• 2 Januari 1991, [tidak diberitahu bahwa propane telah dimuat untuk


dikapalkan sebagaimana disepakati para pihak], Penggugat mengirim
fax kepada Tenggugat minta diberitahukan di mana barang dimuat.

• Hari berikutnya Penggugat mengirim fax lagi untuk memberitahu


Tergugat bahwa banknya tidak akan memproses L/C sampai bank
menerima informasi tentang di mana barang dimuat.

• 7 Januari 1991, Tergugat memberi tahu Penggugat dengan fax bahwa


suppliernya di AS tidak setuju gas propanenya dikirim ke Belgia, dan
oleh karenanya Tergugat tidak dapat menyerahkan propane.
• Hari berikutnya Penggugat memberitahu Tergugat bahwa karena
wanprestasinya Tergugat, penjual-kembali (reseller) gas alam Belanda
telah harus membuat pembelian pengganti dengan harga di atas harga
yang dijanjikan Penggugat.

• 15 Januari 1991, Penggugat mengirim surat kepada Tergugat


meneruskan tuntutan penjual-kembali (reseller) gas alam Belanda
sebesar $141,131 sebagai akibat dari pembelian pengganti.

• Tergugat menolak tuntutan tersebut.

• Kemudian setelah reseller gas alam Belanda menggugat Penggugat


dalam acara terpisah untuk $141,131, Penggugat menggugat Tegugat
dalam kasus ini baik untuk menutup konpensasi dari reseller $141,131
dan untuk kerugian karena kehilangan keuntungan sebesar $15,000
Problem:
Apakah gugatan Pengguat dapat dimenangkan?
Jelaskan
The Breach:

Pasal 54
Kewajiban pembeli untuk melakukan pembayaran mencakup
pengambilan langkah dan memenuhi formalitas yang mungkin
disyaratkan berdasarkan kontrak atau setiap peraturan perundang-
undangan untuk memungkinkan pelaksanaan pembayaran tersebut.

Pasal 80
Satu pihak tidak boleh bergantung pada kelalaian pihak lain untuk
melaksanakan kewajiban, sepanjang kelalaian tersebut diakibatkan
oleh tindakan atau kelalaian pihak pertama.
Apakah karena tidak dibukanya L/C oleh pembeli merupakan
alasan adanya ingkar janji dari penjual?

Kewajiban Penjual:

Pasal 30
Penjual harus mengirimkan barang, menyerahkan setiap dokumen
yang berkaitan dengan barang tersebut, dan mengalihkan hak
kepemilikan barang tersebut sebagaimana disyaratkan oleh
kontrak dan Konvensi ini.

Penyebab wanprestasi adalah karena Penjual gagal untuk


mendapatkan clearence yang diperlukan untuk dieksport ke Belgia.
Penjual: Karena ada larangan dari Belgia seharusnya
Pembeli wajib untuk mendapatkan otorisasi agar
barang bisa masuk ke Belgia.

Pasal 41
Penjual harus menyerahkan barang yang bebas dari
setiap hak atau tuntutan pihak ketiga, kecuali apabila
pembeli setuju untuk menerima barang tersebut
dengan tunduk kepada hak atau tuntutan tersebut.

Apakah Pembeli wajib untuk menanyakan pada


Penjual ada tidaknya “unsual ristriction” yang dapat
menghalangi Penjual untuk mengirim barang?
Ganti Kerugian: Manakah Yang Harus Diterapkan?
Pasal 74,75, atau 76?
Pasal 75
Apabila kontrak dibatalkan dan apabila, dengan cara
yang wajar dan dalam waktu yang wajar setelah
pembatalan tersebut, pembeli telah membeli barang
sebagai ganti atau penjual telah menjual kembali
barang-barang tersebut, maka pihak yang menuntut
ganti rugi dapat memperoleh selisih antara harga dalam
kontrak dan harga dalam transaksi pengganti serta juga
setiap ganti rugi lain yang dapat diperoleh kembali
berdasarkan Pasal 74.
Pasal 74

Kerugian karena pelanggaran kontrak oleh satu pihak merupakan


suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian
keuntungan, yang dialami oleh pihak lain sebagai akibat dari
pelanggaran tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui
kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak
yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan
memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui
atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari
pelanggaran kontrak.
Pasal 76
(1) Apabila kontrak dibatalkan dan terdapat harga terbaru untuk
barang-barang tersebut, maka pihak yang menuntut ganti rugi,
apabila ia belum melakukan pembelian atau penjualan kembali
berdasarkan Pasal 75, dapat memperoleh kembali selisih antara
harga yang ditetapkan oleh kontrak dan harga saat ini pada saat
pembatalan dan juga setiap ganti rugi lain yang dapat diperoleh
kembali berdasarkan Pasal 74. Namun, apabila, pihak yang
menuntut ganti rugi telah membatalkan kontrak setelah
mengambil alih barang-barang, maka akan berlaku harga terbaru
pada saat pengambilalihan tersebut dan bukannya harga terbaru
pada saat pembatalan.
Pasal 76:

(2) Untuk maksud dari ayat sebelumnya, harga terbaru adalah


harga yang berlaku di tempat dimana penyerahan barang
seharusnya dilakukan atau, apabila tidak ada harga terbaru di
tempat tersebut, maka harga di tempat lain tesebut berlaku
sebagai ganti yang wajar, dengan mempertimbangkan selisih
dalam biaya pengangkutan barang-barang.
KASUS 6:The Shoe Seller’s Case

Pihak-Pihak: Pengusaha Itali (Penggugat) (Penjual)


Pengusaha wanita Jerman (Tergugat) (Pembeli)
Posisi Kasus:

• Penggugat menjual sepatu kepada Tergugat.

• Pengguat telah terlambat melakukan penyerahan


dan sepatu tidak cocok dengan sample asli yang
telah ditunjukkan kepada tergugat.

• Meskipun Tergugat menerima penyerahan, ia


menolak untuk membayar terhadap 2 invoice yang
ditagihakan kepadanya.

• Penggugat (penjual) kemudian mengguat di


Pengadilan Jerman untuk menuntut ganti rugi
sejumlah yang ditagihkan kepada Tergugat
sebagaimana tercantum dalam invoice.
Dalam jawaban Tergugat :
Tergugat mendasarkan pada “remedy of
avoidance”, mempertimbangkan bahwa
Tergugat memutuskan untuk membatalkan
kontrak dan dilepaskan dari tanggung jawab
karena non pembayaran karena (a) Pengguat
terlambat menyerahkan, dan (b) barang tidak
sesuai dengan sample.
Problem:
Akankah pembelaan Tergugat berhasil?
Jelaskan.
Itali dan Jerman sama-sama contracting parties, jadi berdasarkan Pasal 1
dan 100 (2) CISG berlaku.

Pasal 49 (1) (a)


(1) Pembeli dapat menyatakan pengingkaran kontrak dalam keadaan:
(a)apabila kelalaian penjual untuk melaksanakan setiap kewajibannya
berdasarkan kontrak atau Konvensi ini merupakan pelanggaran kontrak
yang mendasar; atau

Pasal 81 (1)
(1)Pembatalan kontrak membebaskan kedua pihak dari kewajiban mereka
berdasarkan kontrak, dengan tunduk kepada ganti rugi yang harus
dibayarkan. Pembatalan tidak mempengaruhi setiap ketentuan kontrak
untuk penyelesaian perselisihan atau setiap ketentuan lain dari kontrak
yang mengatur hak dan kewajiban dari para pihak sebagai akibat dari
pembatalan kontrak.
Pembeli dimaafkan dari pembayaran harga
pembelian apabila pembeli dapat membatalkan
kontrak, dan,
kecuali untuk kewajiban membayar kerugian yang
mungkin timbul, pembatalan kontrak
membebaskan para pihak dari kewajiban
kontraktual.
Pasal 49 (1) (b)
1) Pembeli dapat menyatakan pembatalan kontrak dalam keadaan:

(b) dalam hal tidak dilakukannya pengiriman, apabila penjual tidak


mengirimkan barang dalam jangka waktu tambahan yang ditetapkan
oleh pembeli berdasarkan ayat (1) pasal 47 atau menyatakan bahwa
penjual tidak akan mengirimkan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan.

Pasal 47 (1)
(1) Pembeli dapat menetapkan jangka waktu tambahan yang wajar untuk
pelaksanaan kewajiban oleh penjual.

Alasan tergugat bahwa ia dapat mengingkari kontrak karena penggugat telah


terlambat menyerahkan barang tidak dengan sendirinya dapat dijadikan dasar
yang cukup untuk membatalkan kontrak. Pembatalan seperti itu hanya dibolehkan
setelah pembeli [memberikan somasi, Nachfrist notice dan] menentukan
tambahan waktu dimana penjual harus menyerahkan barang.
Hukum jual-beli Jerman membolehkan pembeli [dengan pengecualian minor]
membatalkan kontrak apabila barang yang diserahkan penjual cacat.

CISG BERBEDA:
CISG mengharapkan pembeli untuk menerima penyerahan barang yang tidak
sesuai dengan yang diperjanjikan [kecuali secara fundamental tidak sesuai] dan
mengenakan ganti kerugian selain dari pembatalan [seperti pengurangan harga
dan kerugian] sebagai konpensasi kerusakan barang.
Contoh: Jika barang masih dapat digunakan bukanlah merupakan fundamental
breach.

Untuk menyatakan adanya fundamental breach pembeli harus membuktikan


bahwa:
(a) Menjelaskan bentuk pasti dari cacat barang, dan
(b) Menunjukkan bahwa barang tersebut tidak dapat digunakan dengan cara
apapun.

Dalam kasus ini:


-Barangnya tidak seragam
-Beberapa sepatu dijahit bersama
-Beberapa sepatu melipat
Pengantar Kasus 7

Reduction in Price:
Berasal dari Roman Law (actio quanti minoris; tuntutan pembeli kepada
penjual atas sebagian harga pembelian dengan menahan barang
berdasarkan cacat tersembunyi, 1506 KUHPdt.)
Tidak dikenal di Common Law system.

Price reduction remedy berbeda dengan ganti rugi karena diterapkan dalam
situasi yang sangat khusus:
1. Pembeli harus telah menerima barang yang non-conforming.
2. Penjual harus tidak bertanggung jawab atas non-conformity tsb.

Contoh:
Situasi di mana barang rusak karena force majeure atau suatu act of nature.
Penjual di New Orleans setuju untuk menyerahakan jagung kualitas
No.1 kepada pembeli I penggilingan pembeli di Karachi untuk harga
$. 80.000.
Pada saat jagung dalam transit di Kapal SS Skipper, perang meletus
dan kapal ditahan di negara yang memberikan peringatan untuk tiga
bulan.
Ketika kapal tiba di Karachi, jagungnya menjadi apeg sehingga
kualitasnya turun menjadi kulalitas Nomor 3.
Pembeli tetap saja senang untuk menerima jaung tersebut meskipun
apeg, karena akibat perang telah membuat ordernya terinterupsi.
Berdasarkan CISG pembeli tidak berhak atas ganti kerugian, tetapi
pembeli berhak atas price reduction.
Refusing Early Delivery and Excess Quantity: will depend on the buyer
Ijka penjual menyerahkan lebih awal, pembeli tidak berkewajiban untuk menerimanya.
Jika penjual menyerahkan lebih banyak dari yang diharuskan, pembeli dapat menerima
atau menolak kelebihanannya.
Apabila pembeli menerima, ia harus membayar kelebihan barang tersebut dengan harga
sebagaimana tercanturm dalam kontrak.

The Effect of Nonconformity in a Part of the Goods

Misal: Penjual setuju untuk untuk menjual kepada pembeli 1000 karung tepung terigu.
Pada waktu penyerahan, 100 karung terdapat kutu dan sama sekali tidak dapat
digunakan.Dapatkah pembeli menolak 100 karung tersebut dan menerima sisanya?
Dapatkah pembeli menolak keseluruhan barang tersebut?
The Effect of Nonconformity in a Part of the Goods
Misal: Penjual setuju untuk untuk menjual kepada pembeli 1000 karung tepung
terigu. Pada waktu penyerahan, 100 karung terdapat kutu dan sama sekali tidak
dapat digunakan.Dapatkah pembeli menolak 100 karung tersebut dan
menerima sisanya? Dapatkah pembeli menolak keseluruhan barang tersebut?

Terhadap bagian yang rusak, CISG membolehkan pembeli untuk minta specific
performance, price reduction, atau membatalakna bagian dari kontrak tersebut.

Tetapi pembeli harus memenuhi ketentuan CISG dalam menuntut remedy


tersebut.

Untuk membatalkan kontrak, pembeli hanya dapat melakukannya apabila


penyerahan parsial mencapai fundamental breach dari seluruhnya.
Seller’s Remedy

Mirror image to the buyer: (Commulative & immediate)


Hak atas ganti rugi tidak hilang jika penjual telah
melaksanakan remedy lainnya yang tersedia, dan
pengadilan tidak akan memberikan masa tengganng
untuk pembeli untuk berprestasi. (Pasal 61)

Remedies yang tersedia bagi penjual:


(1)Minta pemenuhan prestasi.
(2)Membatalkan kontrak untuk fundamental breach atau
gagal untuk memperbaiki cacat, dan
(3)Untuk mendapatkan missing specifications.
Specific Performance: (Seller’s Remedy)

Dengan asumsi bahwa ketentuan tentang permintaan untuk


berprestasi terdapat dalam local law, penjual dapat meminta
kepada pembeli:

a. Menerima penyerahan dan membayar harga barang sesuai


kontrak.
b. Melakukan prestasi lainnya sebagaimana dimuat dalam
kontrak.

(simetri dengan hak pembeli atas remedy berupa pemenuhan


prestasi). Pasal 62.
Avoidance: (Seller’s remedy)

Mirror image to the buyer:

Penjual dapat membatalkan kontrak hanya apabila


pembeli melakukan fundemental breach atau,

Menyertai somasi, pembeli menolak untuk memperbaiki


cacat dalam pemenuhan prestasinya.
Missing specifications: (Seller’s Remedy)

•Merupakan remedy yang membolehkan penjual untuk memastikan


sendiri spesifikasi barang ketika pembeli lalai untuk melakukannya
sebagaimana ditentukan dalam kontrak atau dalam waktu yang layak
setelah penjual memintanya.

•Diterapkan untuk masalah khusus yang mungkin dihadapi penjual.


•“in accordance with the requirements of the buyer that may be known
to the seller”.

•Penjual kemudian wajib untuk memberitahu pembeli tentang apa


yang telah ia lakukan dan menentukan jangka waktu yang layak
kepada pembeli untuk memberikan spesifikasi yang berbeda.
•Apabila pembeli tidak menanggapi, spesifikasi penjual menjadi
mengikat.
Remedies Untuk Penjual dan Pembeli:

1.Suspension of performance
2.Avoidance in anticipation of a
fundamental breach
3.Avoidance of an installment contract, and
4.Damages
Suspension of Performance:

Pasal 71:

(1) Satu pihak dapat menangguhkan pelaksanaan kewajiban-


kewajibannya apabila, setelah penutupan kontrak, terlihat jelas
bahwa pihak yang lain tidak akan melaksanakan satu bagian
yang penting dari kewajibannya sebagai hasil dari:

(a) kekurangan yang serius dalam kemampuannya untuk


melaksanakan kewajiban atau dalam kecakapannya; atau
(b) tindakannya dalam persiapan untuk melaksanakan
kewajiban atau dalam melaksanakan kontrak.
Pasal 71 (2) (3)
(2) Apabila penjual telah mengirimkan barang-barang tersebut
sebelum alasan-alasan yang dikemukakan di ayat terdahulu
menjadi jelas, maka ia dapat mencegah penyerahan barang-
barang tersebut walaupun pembeli memegang dokumen yang
memberinya hak untuk memperoleh barang-barang tersebut. Ayat
berikut hanya berkaitan dengan hak-hak terhadap barang di
antara pembeli dan penjual.

(3) Pihak yang menangguhkan pelaksanaan kewajiban, apakah


sebelum atau sesudah pengiriman barang-barang, harus dengan
segera memberitahukan penangguhan tersebut kepada pihak lain
dan harus melanjutkan pelaksanaan kewajiban tersebut apabila
pihak lain tersebut memberikan jaminan yang sesuai atas
pelaksanaan kewajiban tersebut.
Pasal 71

Ayat (1) diterapkan untuk mengancam akan adanya


wanprestasi
Ayat (2) untuk mengancam akan adanya non
pembayaran yang diketahui setelah barang ada
dalam transit (lihat halaman 581), dan
Ayat (3) meminta pihak yang menunda untuk
memberi tahu dan melanjutkan kewajibannya jika
pihak lainnya memberikan jaminan kemampuannya
untuk berprestasi.
Anticipatory Avoidance:

Anticipatory Avoidance merupakan remedy yang tersedia bagi


kreditur apabila debitur sudah jelas-jelas akan melakukan
fundamental breach.

Misalnya:

a. Barang yang akan diserahkan secara tidak sah dikirim ke pihak


ketiga;
b. Satu-satunya penjual yang dapat memproduksi barang
meninggal;
c. Pabrik yang dipunyai penjual dijual.
Damages

Pasal 74
Kerugian karena pelanggaran kontrak oleh satu pihak merupakan
suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian
keuntungan, yang dialami oleh pihak lain sebagai akibat dari
pelanggaran tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui
kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak
yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan
memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui
atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari
pelanggaran kontrak.
Damages:

Forseeability test:
Debitur bertanggung jawab hanya untuk kerugian
yang dapat ia perkirakan atau seharusnya dapat ia
perkirakan.

Mitigation:
Kewajiban kreditur untuk mengusahakan kerugian
minimum.
KASUS 7:
Downs Investment Pty. Ltd (Penggugat)
(Queensland) v. Perwaja Steel SDN BHD (Tergugat)
Posisi Kasus:
1. Tanggal 7 Mei 1996 Wanless setuju untuk mensuplai sekitar
30.000 metrik ton plus-minus scrap steel dengan harga US $.
164 per metric ton ke Kemaman Malaysia kepada Perwaja
Steel SDN BHD.
2. Penjual (Wanless) mempunyai opsi untuk memilih metrik
tonase yang akan disuplai dan kuantitas nyata yang disuplai
telah ditentutkan berdasarkan survey di pelabuan (-pelabuhan)
muat oleh perusahaan yang ditentukan.
3. Perjanjian juga memuat ketentuan-ketentuan tentang
pembongkaran scrap steel di Kemaman Malaysia.
4. Pembayaran dijanjikan akan dilakukan dengan
menerbitkan Irrevocable L/C dari Al Bank atas Wanless,
at sight, untuk 100% nilai Faktur.
5. Wanless diwakili oleh Mr. Anderson dan Perwaja
diwakili oleh Rohani Basir.
6. Setelah kontrak ditandatangani, manajemen, hak, dan
kewajiban Wanless diambil alih oleh Downs Investment
Pty. Ltd (Penggugat).
7. Sebelum Perwaja melanggar perjanjian dengan Wanless,
susunan manajemen Perwaja berubah.
8. Dalam susunan manajemen yang baru, L/C tidak dapat
diterbitkan tanpa persetujuan executive committee yang
dibentuk sebagai bagian dari struktur manajemen
Perwaja.
9. Pada waktu Perwaja secara salah menolak keabasahan
perjanjian bulan Agustus 1996, harga internasional ccrap
steel jatuh menjadi US $. 20,50 per ton. Sehingga jika
Perwaja menerima kontrak tersebut berdasarkan harga yang
dibentuk bulan Mei, Perwaja harus membayar US $.
705.000 di atas harga pasar.
10. Juga ditambahkan oleh executive committee Perwaja
bahwa Perwaja sedang mengalami kelebihan pasokan scrap
metal yang dibeli dari Wanless dalam kontrak bulan Mei-
Juni 1996.
11. Akibat penolakan dari Perwaja, Wanless rugi karena harus
menjual kembali 30.000 metrik ton scarp steel yang telah
siap dikirim berikut harus membayar 343.164,47 untuk sub-
charter kapal untuk menyerahkan barang ke Perwaja.
12. Wanless menggugat karena Perwaja menolak keabsahan
kontrak karena kegagalannya dan oleh karenanya menolak
untuk menerbitkan L/C sebagaimana ditentukan dalam
kontrak, dan telah disetujui bahwa penolakan tersebut
menimbulkan hak bagi Wanless untuk menuntut kerugian
yang diakibatkannya.
13. Dengan tidak menerbitkan L/C Perwaja sebenarnya ingin
melakukan negosiasi ulang atas kontrak tersebut
sedangkan Wanles adalah dalam posisi yang tidak
memungkinkan untuk itu.
Problem:
1. Apakah Perwaja benar-benar melanggar kontrak?
2. Apakah Wanless berhak untuk mengakhiri kontrak?
3. Apakah Wanless berhak menuntut ganti kerugian
kepada Perwaja? 74-75?
Kontrak menyebutkan bahwa Hukum Brisbane menentukan kewajiban
para pihak.
Hukum Jual Beli Queensland (merujuk kepada Konvensi Wina 1968)
menyatakan bahwa CISG berlaku.
Apakah Perwaja ingkar janji secara fundamental?
Pasal 64
(1) Penjual dapat menyatakan untuk menghindari kontrak:
(a) apabila kelalaian pembeli untuk melaksanakan setiap
kewajibannya berdasarkan kontrak atau Konvensi ini sama
dengan pelanggaran kontrak yang mendasar; atau
(b) apabila pembeli, dalam jangka waktu tambahan yang telah
ditetapkan oleh penjual sesuai dengan ayat (1) Pasal 63, tidak
melaksanakan kewajibannya untuk membayarkan harga atau
menerima kiriman barang, atau apabila ia menyatakan bahwa ia tidak
akan melaksanakannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Pasal 25 [Fundamental Breach]

Pelanggaran terhadap kontrak yang dilakukan oleh salah satu


pihak merupakan sesuatu yang mendasar apabila pelanggaran
tersebut mengakibatkan kerugian terhadap pihak lainnya yang
sama besarnya dengan kerugian yang dialami oleh pihak yang
melanggar atas apa yang seharusnya dapat diterimanya
berdasarkan kontrak tersebut, kecuali apabila pihak yang
melanggar tidak memperkirakannya dan pihak dari kalangan yang
sama secara wajar juga tidak dapat memperkirakan hal tersebut
dalam keadaan yang sama.
Pasal 72

(1)Apabila sebelum tanggal pelaksanaan kontrak, jelas bahwa salah


satu pihak akan melakukan pelanggaran kontrak yang mendasar,
maka pihak yang lain dapat menyatakan kontrak tersebut batal.

(2)Apabila waktu memungkinkan, pihak yang berniat untuk


menyatakan kontrak tersebut batal harus memberikan pemberitahuan
yang wajar kepada pihak lain yang memungkinkannya untuk
memberikan jaminan yang sesuai atas pelaksanaan kewajibannya.

(3)Persyaratan dari ayat terdahulu tidak berlaku apabila pihak yang


lain telah menyatakan bahwa ia tidak akan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya.
Apakah Wanless berhak untuk mengakhiri kontrak dengan Perwaja
dan minta ganti kerugian dengan alasan penolakan (berprestasinya)
Perwaja dan/atau ketidaksesuaiannya dengan ketentuan dalam
kontrak?

Apakah Wanless telah siap, mau, dan mampu untuk melaksanakan


kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan sebelum
penghindaran kontrak?
(misalnya karena barangnya tidak cukup tersedia?)

Apakah Wanless berhak mendapatkan ganti kerugian?


Berapa besarnya ganti kerugian?

Pasal 74

Kerugian karena pelanggaran kontrak oleh satu pihak merupakan


suatu jumlah yang sama dengan kerugian, termasuk kerugian
keuntungan, yang dialami oleh pihak lain sebagai akibat dari
pelanggaran tersebut. Kerugian tersebut tidak dapat melampaui
kerugian yang diperkirakan atau mestinya diperkirakan oleh pihak
yang melanggar pada saat berakhirnya kontrak, dengan
memperhatikan fakta dan hal-hal dimana ia kemudian mengetahui
atau seharusnya mengetahui, sebagai akibat yang mungkin dari
pelanggaran kontrak.
Pasal 75

Apabila kontrak dibatalkan dan apabila, dengan cara yang wajar


dan dalam waktu yang wajar setelah pembatalan tersebut, pembeli
telah membeli barang sebagai ganti atau penjual telah menjual
kembali barang-barang tersebut, maka pihak yang menuntut ganti
rugi dapat memperoleh selisih antara harga dalam kontrak dan
harga dalam transaksi pengganti serta juga setiap ganti rugi lain
yang dapat diperoleh kembali berdasarkan Pasal 74.
KASUS 8
Pihak-Pihak:

Nuova fucinati, SpA (Penggugat) (Penjual)


v.
Fondmetall International, AB (Tergugat) (Pembeli)
Posisi Kasus:
• Penggugat, dari Monza Italy, setuju
untukmenyerahkan 1.000 metric ton chromite
kepada Tergugat, dari Goteborg, Swedia, antara 20
Maret 1988 dan 10 April 1988.
• Pada saat Penggugat gagal untuk meyerahkan
barang, Tergugat menggugat di Pengadilan Perdata
di Monza, Itali, untuk minta ditetapkannya suatu
prestasi (specific performance).
• 20 Juli 1998, hakim ketua pengadilan mengabulkan
permohonan penetapan tersebut.
• 29 September 1988, Penggugat memulai prosedur
ini untuk memohon kontrak asli dikesampingkan
dengan alasan ketidakpraktisan komersial
(commercial impractibility).
1. Menurut Penggugat, harga chromite telah
naik secara drastis dalam waktu antara
penutupan kontrak dan waktu penyerahan
dengan jumlah di atas yang secara patut
dapat diantisipasi, sedemikian sehingga
menjadi terlalu mahal bagi Penggugat untuk
berprestasi tanpa penyesuaian harga untuk
mana telah ditolak oleh Tergugat.
2. Tergugat menyatakan bahwa CISG berlaku
bagi kontrak mereka, dan CISG tidak
mengatur tentang pemaaf atas adanya
commercial impractibility.
Problem Hukum:

Apakah CISG berlaku bagi kontrak mereka?


Apakah CISG mengatur commercial impractibility?
Analisis:
1. Jika kontrak ini tunduk kepada CISG maka adanya
commercial impractibility tidak dapat digunakan sebagai
alasan pemaaf terhadap terjadinya wanprestasi.
2. Pasal 1467 Civil Code Italy mengenal adanya commercial
impractibility.
3. Lex loci contractus?
Pasal 79 (1)

1)Satu pihak tidak bertanggung jawab atas kelalaian untuk


melaksanakan setiap kewajibannya apabila ia membuktikan bahwa
kelalaian tersebut adalah akibat dari rintangan yang diluar
kendalinya dan bahwa ia tidak dapat secara wajar diharapkan telah
memperhatikan rintangan tersebut pada saat berakhirnya kontrak
atau telah menghindari atau menyelesaikannya atau
menyelesaikan akibat-akibatnya.

Pasal ini tidak berkaitan dengan pemaaf atas commercial


impractibility, tetapi terkait dengan perubahan yang menghalangi
dalam suatu keadaan diluar kekuasaan debitur.
Ganti kerugian yang diberikan oleh CISG untuk kreditur adalah penghindaran
kerugian (remedy avoidance), dan ganti kerugian ini hanya bisa dikenakan
“setelah” kontrak dilanggar.

Sedangkan pemaaf dari commercial impractibility tidak berhubungan dengan


pelanggaran kontrak [dimohonkan oleh penjual sebelum ada pelanggaran untuk
menghindari kontrak dimana penjual dapat berprestasi tetapi dengan biaya yang
lebih besar]. Jadi commercial impractibility tidak sesuai dengan CISG.

Pasal 4
Konvensi ini hanya mengatur pembuatan kontrak perdagangan serta hak dan
kewajiban dari penjual dan pembeli yang timbul dari kontrak tersebut. Secara
khusus, kecuali sebagaimana dengan tegas dinyatakan lain dalam Konvensi ini,
Konvensi tidak mengatur hal-hal berikut ini:
(a) keabsahan kontrak atau setiap ketentuannya atau setiap penggunaannya;
(b) dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kontrak terhadap hak milik atas
barang yang dijual.
Commercial impractibility tidak menyangkut Pasal 4(a)(b)
Pembeli menambahkan pada “acceptance”-nya agar Hukum Italy
berlaku. Pada saat kontrak dibuat Italy telah menjadi contracting
state, sehingga di Italy berlaku CISG.

Pasal 1
(1)Konvensi ini berlaku untuk kontrak perdagangan barang antara
pihak-pihak yang tempat usahanya berada di Negara-Negara
yang berbeda:

(a) apabila Negara-Negara tersebut adalah Negara-


Negara Penandatangan; atau
(b) apabila peraturan hukum perdata internasional
mengarah kepada pelaksanaan hukum dari Negara
Penandatangan.
Pasal 1 (a) tidak memungkinkan CISG berlaku karena pada waktu
kontrak dibuat, Swedia belum menjadi contracting state.

Pasal 1(b) [yang menunjuk pada berlakunya HPI Italy] juga tidak
memungkinkan CISG berlaku, karena HPI Italy menunjuk pada
Hukum Swedia sebagai lex loci contractus. Tetapi lex loci solutionis-
nya tidak di Swedia.

Sehingga, karena CISG sebagai lex specialis tidak berlaku, maka


yang berlaku adalah hukum Italy di mana commercial impractibility
berlaku.
Kenaikan harga yang terjadi pada waktu itu adalah 43,71%,
kenaikan mana tidak cukup digunakan alasan sebagai commercial
impractibility.

Such an excuse is allowed only when performance is to


economically burdensome that the seller would not have to
resource to perform

Anda mungkin juga menyukai