*
* Mater et magistra adalah ensiklik yang merujuk pada peran
gereja yang menggambarkan kebutuhan untuk bekerja
menuju masyarakat otentik, dalam rangka untuk
mempromosikan martabat manusia. Ini mengajarkan bahwa
negara kadang-kadang harus melakukan intervensi dalam hal
perawatan kesehatan, pendidikan, dan perumahan.
* Ensiklik ini dimulai dengan tinjauan mengenai
prinsip-prinsip dalam Rerum Novarum (RN) dan
Quadragesimo Anno (QA). Yohanes XXIII mencatat,
karena kedua ensiklik itu, perkembangan politik,
sosial, dan ekonomi barumendasari pentingnya
penulisan Mater et Magistra (MM). Ensiklik ini
merupakan penuntun penting bagi zaman modern,
karena, untuk pertama kalinya Ajaran sosial Gereja
mengkaji situasi negara-negara yang belum
sepenuhnya mengalami industrialisasi, yang
sekarang lebih dikenal dengan sebutan Dunia
ketiga.
*
* Kemajuan ilmiah termasuk energi atom, bahan sintetis,
otomatisasi meningkat, pertanian modern, sarana baru
komunikasi (radio dan televisi), transportasi cepat, awal
dari perjalanan ruang angkasa.
* Sistem sosial baru seperti jaminan sosial, pendidikan
dasar ditingkatkan, mogok hambatan kelas, dan
kesadaran yang lebih besar dari urusan publik oleh rata-
rata orang.
* Kurangnya keseimbangan ekonomi antara pertanian dan
industri, dan di antara negara-negara yang berbeda.
* Di bidang politik, pemecahan kolonialisme, kemerdekaan
bagi banyak negara di Asia dan Afrika, dan jaringan
meningkatnya organisasi internasional.
* Konsili Vatikan II dibuka sedikit lebih dari satu tahun
setelah Mater et magistra diundangkan.
*
Bidang-bidang kajian utama Mater et Megistra sebagai
berikut:
*
* Bantuan bagi Daerah Kurang Berkembang
* Administrasi lengkap beserta kebijakan ekonomi dibutuhkan
dalam meniada-kan atau mengurangi perbedaan antara
daerah-daerah yang lebih berkem-bang. Di samping tindakan
pemerintah, warga masyarakat di daerah-daerah kurang
berkembang adalah penanggung jawab utama perkembangan
mereka sendiri dan perlu menghormati martabat serta usaha
swasta.(#150-151)
* Pertumbuhan Penduduk
* Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan penga-daan
makanan semakin menakutkan. Namun, kita ditenangkan oleh
Kebijaksanaan Allah yang menganugerahkan umat manusia kemampuan
produktif yang tiada habis-habisnya sehingga suatu pemecahan yang
memadai dapat ditemukan demi martabat setiap manusia. Karena
hidup manusia itu suci, manusia hendaknya tidak dijadikan sarana
kontrol jumlah penduduk sehingga martabat manusianya
dilecehkan.(#189-199)