Uji Efektivitas Daya Hambat Campuran Ekstrak Bawang Bombai (Allium cepa) dan Hidrogen Peroksida pada Perbandingan Konsentrasi 5%, 10%, dan 20% (w/v) banding 1% terhadap Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Uji Efektivitas Daya Hambat Campuran Ekstrak Bawang Bombai (Allium cepa) dan Hidrogen Peroksida pada Perbandingan Konsentrasi 5%, 10%, dan 20% (w/v) banding 1% terhadap Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas aeruginosa
BAB II BAB IV
• Latar belakang
• Rumusan Masalah
• Tujuan
• Manfaat
• Kerangka berpikir
• Kerangka konsep
BAB V BAB VII
BAB VI
• Larutan campuran
• Pengaruh larutan campuran
• Uji statistik
• Kesimpulan
• Saran
I
PENDAHULUAN
Latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
Infeksi Nosokomial
Bassetti M, Vena A, Croxato A, Righi E, Guery B. (2018) ‘How to manage Pseudomonas aeruginosa infections’, Drugs in Context [online]. Available at: 10.7573/dic.212527 (Accessed: 30
August 2019)
Driscoll JA, Brody SL, Kollef MH. (2007) ‘The epidemiology, pathogenesis and treatment of Pseudomonas aeruginosa infections’, Drugs, 67(3), p.351-68. 1.1 LATAR BELAKANG
Gellatly SL, Hancock REW. (2013) ‘Pseudomonas aeruginosa: new insights into pathogenesis and host defenses’, Pathogens and Disease, 67, p.159-73.
Japoni A, Farshad S, Alborzi A. (2009) ‘Pseudomonas aeruginosa: burn infection, treatment, and antibacterial resistance’, Iranian Redn Crescent Mednical Journal, 11(3), p.244-53.
Sulfur agen antimikrobial
Hamad MO. (2016) ‘Effect of onion extract and hydrogen peroxide on Pseudomonas aeruginosa isolated from urinary tract infection’, BSSMU J, 9, p.205-07.
Panche AN, Diwan AD, Chandra SR. (2016) ‘Flavonoids: an overview’, J Nut Sci, 5(47), p.1-15.
Yousuf MN, Akter S, Haque MI, Mohammad N, Zaman MS. (2013) ‘Compositional nutrient diagnosis (CND) of onion (Allium cepa L.)’, Bangladesh J Agril Res,
1.1 LATAR BELAKANG
38(2), p.271-87.
Apakah campuran ekstrak bawang bombai
(Allium cepa) dan hidrogen peroksida pada
perbandingan konsentrasi:
5% 10% 20%
(w/v)
(w/v) (w/v)
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri dan infeksi P. aeruginosa, bawang bombai, flavonoid
dan hidrogen peroksida
• Gram negatif berbentuk batang, berukuran sekitar
0.6 x 2 µm
• Motil, aerobik
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. (edns.) (2007). Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mednical Microbiology. 24th edn. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc. 2.1 BAKTERI P. Aeruginosa
Gellatly SL, Hancock REW. (2013) ‘Pseudomonas aeruginosa: new insights into pathogenesis and host defenses’, Pathogens and Disease, 67, p.159-73.
TAKSONOMI
Divisi : Proteobacteria
Ordo : Gamma Proteobacteria
Kelas : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
Peix A, Ramirez-Bahena MH, Velazquez E. (2009) ‘Historical evolution and current status of the taxonomy of genus Pseudomonas’, 2.1 BAKTERI P. Aeruginosa
Infection, Genetics and Evolution, 9(6), p.1132-47.
Dari keseluruhan kasus
11-
13.8 Merupakan bakteri penyebab
%
infeksi nosokomial secara umum
Driscoll GF,
Brooks JA, Brody
CarrollSL,
KC,Kollef
ButelMH.
JS, Morse
(2007) SA.
‘The(edns.)
epidemiology,
(2007). Jawetz,
pathogenesis
Melnick,
and& treatment
Adelberg’sofMednical
Pseudomonas
Microbiology.
aeruginosa
24thinfections’,
edn. New York:
Drugs, 2.2
2.3
EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
67(3),
The McGraw-Hill
p.351-68. Companies, Inc.
• Tumbuh baik pada suhu 37 - 42oC
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. (edns.) (2007). Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mednical Microbiology. 24th edn. New York: 2.4 KARAKTERISTIK
The McGraw-Hill Companies, Inc.
• Tanda dan gejala tidak spesifik
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. (edns.) (2007). Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mednical Microbiology. 24th edn. 2.5 MANIFESTASI
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
KLINIS
DIAGNOSIS PENGOBATAN
Spesimen dari lesi kulit, nanah, urin, darah, cairan Tidak dianjurkan monoterapi
spinal, sputum, dll. diambil sesuai tanda dan gejala
infeksi Ticarsilin atau piperasilin sering dikombinasi
dengan aminoglikosida
Pada hapusan akan tampak bakteri gram negatif
berbentuk batang Obat-obatan lain yang aktif terhadap P.
aeruginosa: aztreonam, imipenem,
Pada tes kultur, spesimen diuji pada agar darah dan ciprofloxacin
media-media lain. P. aeruginosa tidak
mengfermentasikan laktosa Ceftazidime umum digunakan sebagai obat
terapi primer
Kultur merupakan tes yang spesifik guna
mendiagnosa infeksi P. aeruginosa Tes sensitivitas dilakukan u/ menyesuaikan
obat mana yang terbaik dalam mengobati
infeksi
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. (edns.) (2007). Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mednical Microbiology. 24th edn. New York: 2.6 DIAGNOSIS
The McGraw-Hill Companies, Inc. 2.7 PENGOBATAN
• Terdiri dari: dedaunan, bulbus, dan akar
Budantsev AY. (2013) ‘The growth of roots and green leaves of Allium cepa L. after the removal of different parts of the bulb’, Am J Plant Sci, 4, p.972-75.
Liguori L, et al. (2017) ‘Chemical composition and antioxidant properties of five white onion (Allium cepa L.) landraces’, Journal of Food Quality [online]. Available at: 10.1155/2017/6873651
(Accessed 30 August 2019)
Panche AN, Diwan AD, Chandra SR. (2016) ‘Flavonoids: an overview’, J Nut Sci, 5(47), p.1-15.
2.8 BAWANG BOMBAI
Yousuf MN, Akter S, Haque MI, Mohammad N, Zaman MS. (2013) ‘Compositional nutrient diagnosis (CND) of onion (Allium cepa L.)’, Bangladesh J Agril Res, 38(2), p.271-87.
TAKSONOMI
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
Budantsev AY. (2013) ‘The growth of roots and green leaves of Allium cepa L. after the removal of different parts of
the bulb’, Am J Plant Sci, 4, p.972-75.
2.8 BAWANG BOMBAI
Terhadap bakteri Gram-negatif:
• Merupakan kandungan fenolik utama pada
bawang bombai
• Flavonoid akan mendenaturasi protein
• Melindungi tanaman dari berbagai stres biotik dan Denaturasi tersebut akan mengentikan aktivitas
abiotik, serta berfungsi sebagai filter UV dan agen metabolisme sel bakteri ---> kematian sel bakteri
Lee KA, Moon SH, Kim KT, Mendonca AF, Paik HD. (2009) ‘Antimicrobial effects of various flavonoids on Eschericia coli O157:H7 cell growth and lipopolysaccharide production’, Food Sci Biotechnol, 19(1), p.257-61.
Liguori L, et al. (2017) ‘Chemical composition and antioxidant properties of five white onion (Allium cepa L.) landraces’, Journal of Food Quality [online]. Available at: 10.1155/2017/6873651 (Accessed 30 August 2019)
Panche AN, Diwan AD, Chandra SR. (2016) ‘Flavonoids: an overview’, J Nut Sci, 5(47), p.1-15. 2.8.1.1 FLAVONOID
Zhang G, Merednith TC, Kahne D. (2013) ‘On the essentiality of lipopolysaccharide to gram-negative bacteria’, Curr Opin Microbiol, 16(6), p 779–85.
TERHADAP BAKTERI
• Ditemukan pada th. 1818 & digunakan sebagai
disinfektan th. 1891 • Pada konsentrasi tinggi (3 hingga 30%) efek bakterisidalnya efektif
terhadap beberapa mikroorganisme termasuk Pseudomonas
• H2O2 kurang lebih 20 μM akan menstimulasi
kelangsungan hidup sel serta mengfasilitasi adhesi • Kematian sel bakteri disebabkan karena akumulasi kerusakan
dan penyembuhan luka oksidatif yang ireversibel pada lapisan membran, protein, enzim, serta
DNA bakteri
• Aktivitas farmakologi H2O2 bergantung pada
pelepasan oksigen yang baru dibentuk ---> • H2O2 menghalangi respon normal bakteri terhadap sinyal-sinyal
mengoksidasi ---> menghancurkan mikroorganisme proliferasi
& mengubah substansi organik secara kimiawi
• Bentuk liquid dan gas H2O2 memiliki interaksi yang berbeda dengan
• Keberadaan material organik mengurangi efisiensi makromolekul ---> perbedaan efikasi
kerja H2O2
• Efek lainnya terhadap bakteri:
• Eksotoksisitasnya rendah, tidak memiliki bau dan menyebabkan filamentasi sel
warna mengurangi volume sel
meningkatan permeabilitas membran sel bakteri
• Penggunaan terbatas pada obat topikal dan kumur merusak membran sel & menimbulkan kebocoran potasium
Al-Shehri SS. (2017) ‘The antibacterial hydrogen peroxide generation from Ziziphus Spina Christi and Acacia spp. honey’, Academia Journal of Scientific Research, 5(9), p.290-96.
Brudzynski K, Abubaker K, St-Martin L, Castle A. (2011) ‘Re-examining the role of hydrogen peroxide in bacteriostatic activities of honey’, Frontiers in Microbiology [online]. Available at:
10.3389/fmicb.2011.00213 (Accessed 2 Sept. 2019)
2.9 HIDROGEN
Linley E, Denyer SP, McDonnell G, Simons C, Maillard JY. (2012) ‘Use of hydrogen peroxide as a biocide: new consideration of its mechanisms of biocidal action’, J Antimicrob Chemother, 67, PEROKSIDA
p.1589-96.
III
Flavonoid
Meningkatkan kerusakan
oksidatif
Meningkatkan Menurunkan
denaturasi protein metabolisme lipid
Menurunkan respon
normal terhadap sinyal-
Menurunkan metabolisme Menurunkan biosintesis sinyal proliferasi
sel bakteri lipopolisakarida (LPS)
Menurunkan
permeabilitas membran
Menurunkan integritas sel bakteri
struktur membran sel
bakteri Menimbulkan kebocoran
potasium
Hambatan pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa
Campuran ekstrak bawang bombai (Allium cepa)
dan hidrogen peroksida pada perbandingan
konsentrasi:
5% 10% 20%
(w/v)
(w/v) (w/v)
METODE PENELITIAN
Rancangan, ruang lingkup sampel, alat, besar pengulangan, prosedur dan
variabel penelitian, serta analisis data
True experimental post-
HASIL PERLAKUAN
test only
untuk mengetahui
pengaruh campuran
ekstrak bawang bombai diameter zona hambat
(Allium cepa) dan yang dihasilkan
hidrogen peroksida
terhadap pertumbuhan
P. aeruginosa
Juli 2019
s/d Perancangan tema Penyusunan kerangka Pelaksanaan eksperimen
Desember 2019
• Neraca
• Autoklaf YANG • Lampu bunsen • Jangka sorong
• Saringan teh • Petridish DIBUTUHKAN • Ose
• Kain penutup toples • Tabung reaksi
• Karet gelang
• Lampu bunsen
• Pengaduk
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan:
(5-1) (r-1) ≥ 15 t = Jumlah perlakuan
(r-1) ≥ 3,75 r = Replikasi / pengulangan
r ≥ 4,75
Sastroasmoro S. 1995. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. 4.5 BESAR PENGULANGAN
Pembuatan
ekstrak bawang
bombai
Sebanyak 120 g serbuk simplisia bawang bombai dimasukkan dalam Labu Erlenmeyer
Serbuk direndam dalam larutan etanol 96% sebanyak 225 mL & ditutup aluminium foil
setelah lima (5) hari
Sampel yang direndam kemudian disaring sehingga menghasilkan filtrat 1 dan ampas 1
Ampas dimaserasi dengan etanol 96% sebanyak 75 mL & ditutup aluminium foil
setelah dua (2) hari
Sampel disaring sehingga menghasilkan filtrat 2 dan ampas2
P1 . V1 = P2 .V2
Berdasarkan perhitungan di samping, maka
30% . V1 = 1%. 10 mL dibutuhkan:
30 . V1 = 10 mL
0.33 mL H2O2 30% + 9.67 mL akuades
V1 = 10 mL
30 untuk membuat
10 mL larutan H2O2 1%
V1 = 0.33 mL
Keterangan:
P1 : konsentrasi hidrogen peroksida yang tersedia di laboratorium
V1 : volume hidrogen peroksida 30% yang diperlukan untuk membuat
larutan hidrogen peroksida 1%
P2 : konsentrasi larutan hidrogen peroksida yang diinginkan
V2 : total volume larutan hidrogen peroksida 1% yang diinginkan
Larutan Uji 5% (w/v) : 1% Larutan Uji 10% (w/v) : 1% Larutan Uji 20% (w/v) : 1%
Uji Daya Hambat Koloni yang tumbuh diambil dan diencerkan dalam NaCl 0.9% hingga mencapai
kekeruhan sesuai dengan standar 0.5 McFarland.
Campuran Ekstrak
Bawang bombai dan
Hidrogen Peroksida Biakan bakteri diswab pada permukaan media MHA & dibiarkan selama 5 menit
terhadap P.
aeruginosa Cakram kosong yang telah berisi larutan uji (P1, P2, P3) diletakkan pada cawan petri
steril selama 5 menit hingga tidak ada cairan yang menetes
Metode Kirby-Bauer
(disk diffusion test)
Cakram diletakkan pada permukaan media MHA dengan sedikit ditekann
Pada media MHA diletakkan kontrol positif ciprofloxacin 5μg dan kontrol negatif.
Media MHA tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Larutan campuran ekstrak bawang bombai (Allium Diameter zona hambat campuran ekstrak
cepa) dan hidrogen peroksida dengan perbandingan bawang bombai (Allium cepa) dan hidrogen
konsentrasi yaitu: peroksida dengan 3 (tiga) perbandingan
konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri
P. aeruginosa
5%
(w/v)
20%
(w/v)
10%
(w/v)
a. Uji efektivitas: percobaan untuk mengetahui mutu suatu subjek / objek dalam kemampuannya
menunjukkan tingkat keberhasilan yang dapat diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Daya hambat: kemampuan suatu zat untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
b. Ekstrak bawang bombai (Allium cepa): zat yang dihasilkan dari ekstraksi kimia bawang bombai mentah.
Bawang bombai diperoleh di Pasar Sanglah, Denpasar, Bali.
c. Hidrogen peroksida: senyawa kimia berupa likuida jernih, dan berperan sebagai oksidator serta bersifat
larut air.
Digunakan adalah larutan hidrogen peroksida 1%.
e. Efektivitas campuran ekstrak bawang bombai (Allium cepa) dan hidrogen peroksida:kemampuan
campuran tersebut menunjukkan keberhasilan dalam pembentukan daya hambat terhadap bakteri P.
aeruginosa.
HASIL PENELITIAN
Larutan campuran, pengaruh larutan campuran, uji statistik
Pembuatan Pembuatan
larutan ekstrak larutan H2O2 &
bawang bombai larutan campuran
Plate IV Plate V
1 0 mm 31 mm 19 mm 17 mm 16 mm
2 0 mm 30 mm 15 mm 13 mm 14 mm
3 0 mm 32 mm 17 mm 15 mm 16 mm
4 0 mm 29 mm 16 mm 13 mm 15 mm
5 0 mm 33 mm 22 mm 19 mm 20 mm
PEMBAHASAN
Pembahasan
Mengapa?
• Campuran ekstrak bawang
bombai dan hidrogen Perbedaan hasil
peroksida pada tiga Perbandingan konsentrasi
perbandingan konsentrasi
•
yang semakin tinggi dengan penelitian
yang berbeda mampu
maupun semakin rendah
tidak membuat diameter
Mengapa? Hamad, 2016
menghambat zona hambat semakin besar
pertumbuhan bakteri P.
aeruginosa • Tidak ada perbedaan • Diameter zona hambat
signifikan pada hasil Mengapa? (15.4 mm vs. 23 mm)
perlakuan I, II, dan III
• Urutan diameter zona • Potensi campuran
• Menurut klasifikasi terbaru
hambat yang terbentuk Clinical and Laboratory dibanding kontrol positif
(dari yang terbesar): Standards Institute atau penelitian masing -
K+ (31 mm) CLSI, efektivitas ketiga
P1 (17.8 mm) kelompok perlakuan berada masing
dalam kategori “resisten”
P3 (16.2 mm)
P2 (15.4 mm)
K- (0 mm)
Van TT, Minejima E, Chiu CA, Butler-Wu SM. (2019) ‘Don’t get wound up: revised floroquinolones breakpoint for Enterobactericeae and Pseudomonas
aeruginosa’, J Clin Microbiol, 57(7). Available at: 10.1128/JCM.02071-18 (Accessed 05 Nov. 2019). 6. PEMBAHASAN
VII
1) mengetahui konsentrasi hambat minimum (MIC) campuran bawang bombai (Allium cepa) dan
hidrogen peroksida terhadap pertumbuhan P. aeruginosa
2) mengetahui apakah efektivitas daya hambat campuran lebih dipengaruhi oleh bawang bombai atau
hidrogen peroksida