Oleh:
YUSRI HERDIKA
NIM. 1910247805
• Data mikrobiologi
• Monoterapi dan kombinasi terapi
• Dosis obat
• Penetrasi
• Toksisitas
• Resiko resistensi
• Pemakaian antibiotik sebelumnya
PENDAHULUAN
Pneumonia pertama kali diperkenalkan oleh Hippocrates sekitar
tahun 370-460 SM.
Tahun 1819 seorang klinisi bernama Renè Laennec
mendeskripsikan pneumonia berdasarkan tampilan klinis dan
patologis.
Pneumonia peradangan akut pada parenkim paru yang
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme seperti
bakteri, virus, jamur, dan parasit.
1) Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di
Indonesia. Edisi II. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.1-38. 2) Instalasi Elektronik Data Processing RSUD ARIFIN
ACHMAD Provinsi RIAU.2021.1-3
Keadaan yang dapat menghambat pemberian antibiotik yang tepat dan
rasional
Keterlambatan dalam mendiagnosis infeksi termasuk identifikasi akan risiko
bakteri MDR dan gangguan fisiologi pada penyakit kritis yang mengubah
farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di
Indonesia. Edisi II. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.1-38.
DEFINISI
Community Acquired Pneumonia (CAP) menurut Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI) peradangan akut pada parenkim paru yang didapat di
masyarakat.
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di
Indonesia. Edisi II. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.1-38.
ETIOLOGI PNEUMONIA
BAKTERI
Klebsiella pneumonia,, Acinobcater baumanii dan Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus auerus, Pseudomonas spp,.
VIRUS
Influenza, Para influenza, RSV (respiratory syncytial virus),Adenovirus
JAMUR
Actinomyces israeli, Aspergillus fumigatus, Histoplasma capsulatum
PROTOZOA.
Pneumocystis carinii (sering pada penderita AIDS),Toxoplasma gondii
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di
Indonesia. Edisi II. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.1-38.
RSUD Arifin Achmad RSUD Arifin
(2021) Indonesia (2020), Achmad (2021)
penyebab pneumonia kuman penyebab pneumonia di ICU
di ruang rawat inap HAP di ICU Acinobcater
Acinobcater Baumanii Acinetobacter baumanii (28%),
(26%), Klebsiella baumanii (29.7%), Klebsiella
penumonia (13%), Klebsiella penumonia (23%),
Pseudomonas pneumonia Pseudomonas
Aeruginosa (10%), (28.8%), & aeruginosa (10%),
Saphylococcus Aureus Pseudomonas Saphylococcus
(8%). Escherichia Coli aeruginosa(15.0%) aureus (9%)
(7%), Escheria coli (7%).
Angraini D. Pola Resistensi kuman dan uji sensitiviti RSUD Arifin Ahmad provinsi Riau. Tim PPRA RSUD Arifin Ahmad.2021,1-4 4.
Anggraini D, Kuntaman MS, Karuniawati A, Ningsih D, Saptawati L. Surveilans Resistensi kuman dan uji sensitiviti Rumah Sakit
Kelas A dan B Tahun 2020. Perhimpunan Dokter Spesisalis Mikrobiologi Klinik Indonesia: 2020,1-60.
FAKTOR RESIKO
Risiko CAP :
usia > 60 tahun, komorbid (diabetes melitus, PPOK, kardiovaskular, keganasan, gagal
ginjal, penyakit hati kronis dan gangguan neurologis), riwayat konsumsi alkohol,
malnutrisi, merokok, imunosupresi.
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et all. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia.
Edisi II. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.p 1-38.
PATOGENESIS
Kumar V. Pulmonary innate immune response determines the outcome of inflammation during pneumonia and sepsis-associated acute lung injury. Front
Immunol. 2020;11:1-21.
PATOGENESIS
4 cara masuknya bakteri kedalam saluran napas bagian bawah yaitu:
Aspirasi pada kasus neurologi khususnya pada usia lanjut,
Inhalasi seperti kontaminasi pada alat bantu napas yang digunakan pasien
Hematogenik
Penyebaran langsung perkontinuitatum.
DIAGNOSIS
Laboratorium &
Radiologi
Mikrobiologi
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et all. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II.
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.p 1-38.
Modi AE, Kovacs CS. Hospital-Acquired And Ventilator-Associated Pneumonia: Diagnosis, Management, And Prevention. 2020 Oct 1;87(10):633-39. Martin
I, Rodriguez AH, Torres A. New guidelines for hospital-acquired pneumonia/ventilator-associated pneumonia: USA VS Europe. 2018 Oct;24(5)
Sistem skor pada pneumonia Kerakteristik Penderita Jumlah Poin
komuniti berdasarkan PORT Faktor Demografi
Berdasar kesepakatan perhimpunan Dokter Paru Indonesia) • Usia : laki laki Umur ( tahun)
PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap perempuan Umur ( tahun) -
pneumonia komuniti adalah : 10
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et al. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;p1-19.
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PNEUMONIA
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et al. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;p1-19.
TATALAKSANA
Terapi empiris antibiotik pada pneumonia
Pemberian antibiotik empirik pemberian antibiotik sebelum diketahui bakteri
penyebab (berdasarkan hasil pola bakteri & kepekaan antibiotik di rumah sakit
setempat).
Hu L, Chun H, Li‑O, Cui D, Xu D, et all. Antibiotics De‑Escalation in the Treatment of Ventilator‑Associated Pneumonia in Trauma Patients: A Retrospective
Study on Propensity Score Matching Method Department of Critical Care Medicine, Shanghai Fifth People’s Hospital, Fudan University,
Shanghai,China;2019.1-10.
PENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL JENIS ANTIBIOTIK
Menghambat enzim biosintetik Fosfomisin, Sikloserin
Berikatan dengan molekul pembawa Basitrasin
Berikatan dengan substrat dinding sel Vankomisin
Menghambat polimerisasi dan perlekatan Penisilin, Sefalosporin, Karbapenem
peptidoglikan pada dinding sel Monobaktam
PENGHAMBAT MEMBRAN SITOPLASMA
Merusak membran sitoplasma Tirosidin, Polimiksin
Hu L, Chun H, Li‑O, Cui D, Xu D, et all. Antibiotics De‑Escalation in the Treatment of Ventilator‑Associated Pneumonia in Trauma Patients: A Retrospective
Study on Propensity Score Matching Method Department of Critical Care Medicine, Shanghai Fifth People’s Hospital, Fudan University,
Shanghai,China;2019.1-10.
HUBUNGAN FARMAKODINAMIK DAN
EFEKTIFITAS ANTIBIOTIK
Pangalila J,Soepandi P,Albanjar C, Sukesih L, Enty. Pedoman Antibiotik Empirik di Ruang Rawat Intensif.2019;1-75.
DE–ESKALASI ANTIBIOTIK
Pangalila J,Soepandi P,Albanjar C, Sukesih L, Enty. Pedoman Antibiotik Empirik di Ruang Rawat Intensif.2019;1-75.
PANDUAN TERAPI ANTIBIOTIK EMPIRIS PADA CAP
Tanpa komorbid atau faktor risiko resistensi antibiotik pada rawat
jalan, pilih salah satu
Terapi Kombinasi
- Amoksisilin / Clavulanat 3 x 500 mg / 125 mg, 2 x 875 mg / 125 mg, 2 x 2000 mg/ 125
mg ATAU Sefalosporin (Cefpodoksim 2 x 200 mg ATAU Cefuroxim 2 x 500 mg).
dan
- Makrolid (Azitromisin 1 x 500 mg hari pertama dilanjutkan 1 x 250 mg ATAU
Klaritromisin 2 x 500 mg atau 1 x 1000mg) (Strong recommendation, Moderate evidence
for combination therapy) ATAU Doksisiklin 2 x 100 mg.
- Monoterapi
- Fluorokuinolon respirasi (Levofloksasin 1 x 750 mg ATAU Moksifloksasin 1x 400 mg)
ATAU Gemifloksasin 1 x 320 mg) (Strong recommendation, Moderate evidence).
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et al. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;p1-19.
Rawat inap, tanpa resiko MRSA atau P. aeruginosa pilih salah satu.
A. CAP tidak berat, pilih salah satu:
Terapi kombinasi
B-laktam (Ampisilin-sulbaktam 1,5 - 3 gr setiap 6 jam, ATAU Cefotaksim 1-2 gr setiap 8 jam, ATAU Ceftriakson 1 x 1-2 gr, ATAU Ceftaroline 600 mg
setiap 12 jam).
Dan
Makrolid (Azitromisin 1 x 500 mg, ATAU Klaritromisin 2 x 500 mg) (Strong recommendation, High evidence).
Monoterapi
Fluorokuinolon respirasi (Levofloksasin 1 x 750 mg ATAU Moksifloksasin 1 x 400) (Strong recommendation, High evidence).
Kontraindikasi dengan makrolid atau fluoroquinolon respirasi
- B-laktam(Ampisilin-sulbaktam 1,5-3gr setiap 6 jam, ATAU Cefotaksim 1-2gr setiap 8 jam, ATAU Ceftriakson 1 x 1-2 gr, ATAU Ceftaroline 600 mg setiap
12 jam). Dan
- Doksisiklin 2 x 100mg.
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et al. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;p1-19.
TERAPI EMPIRIS PADA HAP TANPA FAKTOR RISIKO
Tanpa risiko tinggi mortalitas dan tidakMRSA
memiliki faktor risiko MRSA
pilih salah satu obat dibawah ini:
Sefepim 2gr IV per 8jam
Piperasilin tazobaktam 4.5 gr/6 jam
Levofloksasin 750 mg IV per 24jam
Imipenem 500 mg IV per 6 jam
Meropenem 1 gr IV per 6jam
Tanpa risiko mortalitas tetapi memiliki faktor risiko MRSA pilih salah satu obat dibawah ini +
obat MRSA
Sefepime 2 gr IV per 8jam
Levofloksasin 750 mg IV per 24jam Atau Siprofloksasin 400 mg IV per 8 jam
Meropenem 1gr IV per 8jam
Aztreonam 2 gr IV per 8jam
Piperasilin tazobaktam 4,5 gr IV per 6jam
Ditambah
Vankomisin 15 mg / kg IV per 8-12 jam dengan target 15 -20 mg/ml dengan kadar loading dose 25-
30 mg /kg untuk penyakit berat
Atau
Linezolid 600 mg IV per 12 jam
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;1-19.
Risiko mortalitas atau riwayat penggunaan antibiotik IV dalam 90 hari
terakhir.Pilih dua dari dibawah ini dengan menghindari beta lactam + obat MRSA :
Piperasilin tazobaktam 4,5 gr per 6 jam
Sefepime 2 gr IV per 8 jam Atau
Levofloksasin 750 mg IV per 24 jam atau Siprofloksasin 400 mg IV per 8 jam
Imipenem 500 mg IV per 6 jam atau Meropenem 1 gr IV per 8 jam
Aminoglikosida
• Amikasin 15-20 mg per kg IV per 24 jam
• Gentamisin 5-7 mg per kg IV per 24 jam
• Tobramisin 5-7 mg per kg IV per 24 jam
dan
Vankomisin 15 mg per kg IV per 8-12 jam
Linezolid 600 mg IV per 12 jam
Bila tidak menggunakan antibiotik dengan cakupan MRSA maka gunakan antibiotik yang mencakup
MSSA, pilihannya :
Piperasilin tazobaktam, sefepim, levofloksasin, imipenem, meropenem .
Oxasillin, nafsilin dan sefazolin digunakan bila terbukti MSSA tetapi umumnya
tidak digunakan sebagai regimen empiris HAP.
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;1-19.
TERAPI EMPIRIS PADA VAP
1. Gram positif dengan MRSA
• Vankomisin 15 mg / kg IV per 8-12 jam dengan target 15 -20 mg/ml dengan kadar
loading dose 25-30 mg /kg x 1 untuk penyakit berat
Atau
• Linezolid 600 mg IV per 12 jam
2. Gram negatif dengan pseudomonas betalaktam
• Sefepime 2 gr IV per 8jam
• Meropenem 1gr IV per 8jam
• Aztreonam 2 gr IV per 8jam
• Piperasilin tazobaktam 4,5 gr IV per 6jam
3. Gram negatif dengan pseudomonas non-betalaktam
• Levofloksasin 750 mg IV per 24 jam atau Siprofloksasin 400 mg IV per 8 jam
• Aminoglikosida
• Amikasin 15-20 mg per kg IV per 24 jam
• Gentamisin 5-7 mg per kg IV per 24 jam
Tobramisin 5-7 mg per kg IV per 24 jam
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;1-19.
TERAPI DEFINITIF
Mccormach J, Fauziah J. Antibiotik sensitivity chart. Faculty of fharmaceutical seciences, university of british columbia.
Vancouver;2018.
PEMILIHAN ANTIBIOTIK DEFINITIF PADA HAP
Jenis Jenis antibiotik Dosis
mikroba
MRSA Vankomisin 15mg/kgBB/12jam
Linezolid 600mg2x/hari dalam 30 menit
MSSA Amoksilin 3x2g IV
Seftriaxon 1gr IV/hari
Levofloksasin 750 mg IV per hari dalam 30 menit
P.aeruginosa Sefepime 2 g IV 2-3x/hari (iv 3/j)
Seftazidime 2 g IV 3x /hari
Levofloksasin 750 mg IVper hari dalam 30 menit
Siprofloksasin 400 mg IV per hari
Meropenem 1gr IV 3x/hari
Imipenem 0,5 –1gr 4x/hari
Klebsiella Amoksilin klavulanat 3x2 gr
Pneumonia
Seftriaxon 1gr IV/hari
Sefotaxime 3x2gr
Levofloksasin 750 mg IV per hari
Acinetobacter Ampisilin sulbaktam 3x3gr
Meropenem 1 gr IV 3x/hari
Imipenem 0,5-1 gr IV 4x/hari
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F. Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2018;1-19.
PENILAIAN EFEKTIFITAS TERAPI PNEUMONIA
1. 1. PROCALSITONIN
2. 2. CRP
PENCEGAHAN
1. Edukasi terhadap petugas medis dalam pencegahan infeksi dengan cara
menjalankan surveilans infeksi dan mikrobiologi, sterilisasi, desinfeksi alat
dan bahan medis.
2. Pemberian vaksinasi influenza dan pneumokokus diberikan terutama pada
usia lebih dari 65 tahun
3. Berhenti merokok
4. Pencegahan aspirasi saluran napas bawah dengan meletakkan pasien
pada posisi kepala lebih tinggi yaitu 30º hingga 45º dapat mencegah aspirasi
isi lambung yang dapat menyebabkan pneumonia.
SULIH TERAPI
Definisi sulih terapi peralihan antibiotik parenteral ke antibiotik oral selama
interval perbaikan klinis awal yang efektifitasnya mampu mengimbangi atau
sama dengan antibiotik yang telah digunakan sebelumnya.
3. Penggunaan antibiotik jenis dan dosis antibiotik yang tidak tepat, serta
penggunaan antibiotik yang terlalu lama dapat meningkatkan resiko bakteri
Multi Drug Resistant (MDR).
• Ventilator Associated
VAP Pneumonia
Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, et all. Pneumonia komunitas. Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta
: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014.1-38.
Tabel 1. Etiologi pneumonia berdasarkan tempat perawatan
TIPE PASIEN ETIOLOGI
Rawat Jalan S. pneumoniae
H. influenza
M. pneumonia
Chlamydia
Respiratory virus
Rawat Inap S. pneumoniae
(Non ICU) H. influenza
M. pneumoniae
Chlamydia
Legionella sp
Respiratory virus
Aspirasi
Rawat Inap ICU S. pneumoniae
Staphylococcus aureus
Legionella species Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F.
Gram-negative bacilli Hospital Acquired Penumonia (HAP) dan Ventilator Associated
H.Infleunza Pneumonia (VAP). Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia. Edisi II. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia;
2018;1-19.
Mandell A, Wunderink R, Anzueto R, Bartlett JG, Campbell DG.
Infectious diseases society of america/american
thoracic society consensus guidelines on the menagement
of community acquired pneumonia in adult. 2019.(Suppl 2):27-
Radiologi foto toraks, USG dan CT SCAN pasien pneumonia