Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

PNEUMONIA

Devi Oktavialis I4061192025


Mira Miftahul Jannah I4061202009

Pembimbing
dr. Ari Prabowo, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK STASE PULMONOLOGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT DR ABDUL AZIZ SINGKAWANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Masih menjadi masalah utama dalam bidang
Infeksi saluran nafas bawah kesehatan.

Infeksi saluran nafas bawah: penyebab kematian paling sering di


WHO dunia dengan hampir 3,5 juta kematian per tahun.

PNEUMONIA

• RISKESDAS 2O18: Prevalensi


Didunia: sebagai penyebab pneumonia 2% (2013: 1,8%)
kematian sekitar 50.000 estimasi • KEMENKES 2014: Kematian
kematian pada tahun 2010. akibat pneumonia sebesar 1,19%.

1. Wunderink RG, Watever GW. Community-acquired pneumonia. N Engl J Med. 2014; 370:543-51.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia komuniti-pedoman diagnosis dan penatalaksaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Press Release Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Outbreak Pneumonia di Tiongkok. Jakarta: PDPI; 2020.
PNEUMONIA

Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus


• CAP (Community Acquired Pneumonia)
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, • HAP (Hospital Associated Pneumonia)
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan • VAP (Ventilator Associated Pneumonia)
pertukaran gas setempat.

 Pneumonia: perlu mendapat perhatian dan penanganan yang tepat, mengingat penyakit
ini masih menjadi permasalahan kesehatan utama di Indonesia.
 Diagnosis yang tepat, pemberian terapi antibiotika yang efektif, perawatan yang baik,
serta usaha preventif yang bermakna terhadap penyakit ini perlu dilakukan agar
berkurangnya morbiditas dan mortalitas pada pneumonia.

1. Dahlan Z. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas
Indonesia; 2009.
2. Allen JN. Eusinophilic lung disease, dalam James CD, dkk (editor). Baum's Textbook of Pulmonary Diseases. Philadephia: Lippincott W & W; 2004.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

PNEUMONIA

Suatu peradangan akut parenkim paru yang


M.tuberculosis
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,
tidak termasuk.
jamur dan parasit).

PNEUMONITIS

Peradangan paru yang disebabkan oleh


nonmikroorganisme • Bahan kimia,
radiasi
• Aspirasi bahan
toksik
• Obat-obatan
1. Djojodibroto D. Respiratologi (Respiratory medicine) Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.
2. Soeroso L, Syafiuddin T, Amir Z, Pandia P, Widirahardjo. Buku ajar respirasi FK Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU; 2017.
ETIOLOGI

Djojodibroto D. Respiratologi (Respiratory medicine) Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.
EPIDEMIOLOGI
• Lebih sering di Negara
berkembang
CDC: Community-acquired • RISKESDAS 2018: prevalensi
pneumonia (CAP), penyebab pneumonia yang didiagnosis
kematian ke-8 di Amerika 2% (2013: 1,8%)
Serikat • Data KEMENKES: tahun
2013 penderita pneumonia
23%-27% dan menyebabkan
kematian sebesar 1,19%

1. Jain V, Vashisht R, Yilmaz G, et al. Pneumonia Pathology. [Updated 2022 Apr 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Press Release Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Outbreak Pneumonia di Tiongkok. Jakarta: PDPI; 2020.
PATOGENESI
S
PNEUMONIA

Mikroorganisme dapat
Ketidakseimbangan antara daya tahan berkembang biak dan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, menimbulkan penyakit.

Inokulasi langsung, misal: luka tembus yang mengenai paru


Penyebaran melalui pembuluh darah, misal: endokarditis
Mikroorganisme
masuk ke saluran Inhalasi bahan aerosol
nafas
Kolonisasi di permukaan mukosa
Soeroso L, Syafiuddin T, Amir Z, Pandia P, Widirahardjo. Buku ajar respirasi FK Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU; 2017.
KLASIFIKASI

Berdasarkan Klinis dan Epidemiologi

Letak Anatomi

Etiologi

Hariadi S. Buku ajar ilmu penyakit paru. Surabaya : Dapartemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair; 2010.
Berdasarkan klinis dan epidemiologi

CAP/Community Acquired VAP/Ventilator Associated Pneumonia


Pneumonia
Suatu infeksi akut parenkim paru yang Pneumonia terjadi>48 jam setelah
sesuai dengan gejala infeksi akut, dilakukan pemasangan ventilator
diikuti dengan infiltrat pada foto
toraks, auskultasi sesuai dengan
pneumonia
Pneumonia pada
HAP/Hospital Acquired Pneumonia Penderita Immunocompromised
Pneumonia terjadi >48 jam setelah
masuk rumah saki Pneumonia yang terjadi pada penderita
yang mempunyai daya tahan tubuh
lemah.

Hariadi S. Buku ajar ilmu penyakit paru. Surabaya : Dapartemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair; 2010.
Berdasarkan Letak Anatomi

Pneumonia Lobaris Pneumonia Interstisial

• Melibatkan seluruh atau satu bagian Proses inflamasi yang terjadi di dalam
besar dari satu atau lebih lobus paru dinding alveolar (interstisium) dan di
• Bila kedua paru terkena: pneumonia jaringan peribronkial serta interlobular
bilateral atau “ganda”.

Bronkopneumonia
Terjadi pada ujung akhir bronkiolus,
yang tersumbat oleh eksudat
mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada
didekatnya.

Hariadi S. Buku ajar ilmu penyakit paru. Surabaya : Dapartemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair; 2010.
Berdasarkan Etiologi

Pneumonia bacterial/tipikal Pneumonia virus


Virus yang biasanya menyerang pada balita
Bakteri yang biasanya menyerang pada
dan anak-anak yaitu virus parainfluenza, virus
balita dan anak-anak yaitu
influenza, adenovirus, respiratory syncytial
streptococcus pneumonia, haemofilus
virus (rsv) dan cytomegalovirus.
influenza.

Pneumonia atipikal Pneumonia jamur


Merupakan infeksi sekunder, terutama
Pneumonia yang disebabkan oleh
pada penderita dengan daya tahan
mycoplasma.
tubuh lemah (immunocompromised)

Hariadi S. Buku ajar ilmu penyakit paru. Surabaya : Dapartemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair; 2010.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

• Batuk
• Perubahan karakteristik sputum/purulen
• Suhu tubuh ≥38°C (aksila)/riwayat demam
• Nyeri dada
• Sesak napas

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN


PENUNJANG
• Tergantung luas lesi di paru
• Inspeksi: bagian sakit tertinggal sewaktu bernafas
• Palpasi: fremitus dapat mengeras
• Perkusi: suara redup Radiologis Laboratorium
• Auskultasi: suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial mungkin
dapat disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah
kasar pada stadium resolusi
Soeroso L, Syafiuddin T, Amir Z, Pandia P, Widirahardjo. Buku ajar respirasi FK Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU; 2017.
Pemeriksaan Penunjang

Gambaran Radiologis

PA/LATERAL, dapat tampak:


• berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air
bronchogram
• penyebaran bronkogenik dan interstisial serta
gambaran kaviti

Pemeriksaan Laboratorium
• Peningkatan jumlah leukosit (>10.000-30.000/µl)
• Peningkatan LED
• AGD: hipoksemia dan hiperkarbia, stadium lanjut dapat terjadi
asidosis metabolic
• Pemeriksaan apusan gram dan biakan sputum: untuk menentukan
diagnosis etiologi
Soeroso L, Syafiuddin T, Amir Z, Pandia P, Widirahardjo. Buku ajar respirasi FK Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU; 2017.
Pemeriksaan Penunjang

Radiologi

• Foto thorax (PA/Lateral) → Gold Standard


• Gambaran berupa infiltrat, konsolidasi
dengan air bronchogram, penyebaran
bronkogenik dan intertisial serta gambaran
kavitas

• Robin Smithuis, Radiology Department of the Rijnland Hospital, Leiderdorp, the Netherlands
• Dahlan Z. 2009. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia
Pemeriksaan Penunjang

Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 -


40.000 /ul, Leukosit polimorfonuklear dengan
Laboratorium banyak bentuk. Meskipun dapat pula ditemukan
leukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the
left, dan LED meningkat.

Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan


Mikrobiologi sputum dan kultur darah untuk mengetahui
adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan
koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus.

• Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-
50.
• Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis, Empiric Management, and Prevention of Community-acquired
Pneumonia (CAP) in Immunocompetent Adults. 2010
Pemeriksaan Penunjang

Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada


Analisia Gas Darah beberapa kasus, tekanan parsial karbondioksida
(PCO2) menurun dan pada stadium lanjut
menunjukkan asidosis respiratorik.

• Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-
50.
• Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis, Empiric Management, and Prevention of Community-acquired
Pneumonia (CAP) in Immunocompetent Adults. 2010
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT) Skor pada Pneumonia Komuniti

• Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-50.
• Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis, Empiric Management, and Prevention of Community-acquired
Pneumonia (CAP) in Immunocompetent Adults. 2010
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Menurut ATS kroteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih kriteria dibawah ini :

Kriteria Minor : Kriteria Mayor:


• Frekuensi napas > 30/menit • Membutuhkan ventilasi mekanik
• PaO2/FiO2 < 250 mmHg • Infiltrat bertambah >50%
• Foto thorax paru menunjukkan kelainan • Membutuhkan vasopressor > 4 jam (syok
bilateral septik)
• Foooto thorax melibatkan > 2 lobus • Kreatinin serum >2 mg/dL atau peningkatan >2
• Tekanan Sistolik < 90 mmHg mg/dL, pada penderita riwayat penyakit ginjal
• Tekanan diastolik <60 mmHg atau gagal ginjal yg membutuhkan dialisis.

• Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-50.
• Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis, Empiric Management, and Prevention of Community-acquired
Pneumonia (CAP) in Immunocompetent Adults. 2010
Berdasarkan PDPI, kriteria rawat inap pada pneumonia komuniti adalah :
1. Skor PORT > 70
2. Bila skor PORT < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria
dibawah ini :
• Frekuensi napas > 30/menit
• PaO2/FiO2 < 250 mmHg
• Foto thorax paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto thorax melibatkan > 2 lobus
• Tekanan Sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik <60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA

Kriteria Perawatan Intensif :


Memiliki paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (membutuhkan ventilasi mekanik & membutuhkan
vasopressor >4 jam (syok septik)) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (PaO2/FiO2 < 250 mmHg, foto thorax paru
menunjukkan kelainan bilateral, dan sistolik 90 mmHg). Kriteria minor & mayor yg lain bukan merupakan
indikasi u/ perawatan ruang rawat intensif.

• Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-50.
• Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis, Empiric Management, and Prevention of Community-acquired Pneumonia (CAP) in
Immunocompetent Adults. 2010
Komplikasi Pneumonia

• Bakteremia (sepsis), abses paru, efusi pleura, dan kesulitan bernapas.


• Bakteri yang menginfeksi paru masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ
lain, yang berpotensi menyebabkan kegagalan organ.
• Pada 10% pneumonia pneumokokkus dengan bakteremia dijumpai komplikasi ektrapulmoner
berupa meningitis, arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis, dan empiema.
• Efusi pleura : akibat akumulasi cairan pada rongga pleura, bersifat eksudatif dan jika disertai
nanah maka disebut empiema → perlu drainage dgn chest tube atau pembedahan.

• Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia. American Family Physician. 2010;73(3):442-
50.
• Task Force on CAP. Philippine Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis, Empiric Management, and Prevention of Community-acquired
Tatalaksana Pneumonia
• Pengobatan suportif/simptomatik
- Istirahat ditempat tidur
Penderita rawat jalan - Minum secukupnya u/ mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan sesegera mungkin.
• Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin

• Pengobatan suportif/simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
Penderita rawat biasa - Pemasangan infus u/ rehidrasi dan koreksi kalori & elektrolit
- Pemberian obat simptomatik : antipiretik, mukolitik
• Pengobatan antibiotik harus diberi segera

Pemberian antibiotik dievaluasi secara klinis dalam 72 jam pertama :


• Jika ada perbaikan klinis terapi dapat dilanjutkan
• Jika perburukan maka antibiotik harus diganti sesuai hasil biakan atau pedoman empiris

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.
Tatalaksana Farmakologi Pneumonia
Rawat jalan, tanpa penyakit kardiopulmunal, tanpa faktor modifikasi.

• Streptococcus pneumoniae Pilihan Antibiotik :


• Mycoplasma pneumoniae Makrolid :
• Chlamydia pneumoniae • Azithromucin 1x500 mg
• Hemophilus influenza • Clarithromycin 2x500 mg
• Erithromycin 2x500 mg
Doksisiklin 2x100 mg

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.
Tatalaksana Pneumonia
Rawat jalan, dengan penyakit Pilihan Antibiotik :
kardiopulmunal,dan/atau tanpa Fluoroquinolon:
faktor modifikasi. • Moxifloxacin 1x400 mg
• Gemifloxacin 1x500 mg (po atau iv)
• Levofloxacin 1x500 mg (po atau iv)
• Streptococcus pneumoniae Beta laktam + makrolid :
(termasuk yg resisten) • amoksisilin dosis tinggi 3x1 gram IV
• Mycoplasma pneumoniae • Amoksisilin clavulanate 2x2 gram
• Chlamydia pneumoniae • Ceftriaxone 1x1 gram IV
• Hemophilus influenza • Cefpodoxime 2x200 mg po
• Infeksi campuran (bakteri+patogen • Cefuroxime 2x500 mg po atau 3x750 mg-1500
atipik atau virus) mg dengan doksisiklin

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.
Tatalaksana Pneumonia
Rawat inap non ICU

Dengan penyakit kardiopulmonal dan/atau


Pilihan Antibiotik :
faktor modifikasi (termasuk penghuni panti
Fluoroquinolon:
jompo)
Beta laktam + makrolid :
• Streptococcus pneumoniae (termasuk yg
Cefotaxime, ceftriaxone, ampicilin ertapenem
resisten)
(pasien tertentu) dengan doksisiklin 4x500-1000
• Mycoplasma pneumoniae
mg IV (alternatif makrolid).
• Chlamydia pneumoniae
Jika alergi penicilin, gunakan fluoroquinolon.
• Aspirasi (anaerob)

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.
Tatalaksana Pneumonia
Rawat ICU

A. Tanpa resiko infeksi Pseudomonas


aeruginosa Streptococcus pneumoniae, Pilihan Antibiotik :
Legionella spp, hemophilus influenza, Beta laktam (cefotaxime, ceftriaxone,
enterik gram negatif, S. aureus, ampicilin+sulbactam) + azitromycin atau
Mycoplasma pneumoniae, Respiratory fluoroquinolon atau azitreonam.
virus.

B. Dengan resiko infeksi Pseudomonas


aeruginosa, semua patogen diatas.

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.
Prognosis Pneumonia

Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor pasien, bakteri
penyebab dan penggunaan antibiotik yg tepat serta adekuat. Perawatan yg
baik & intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada pasien yg
dirawat. Angka kematian pasien pneumonia komunitas <5% pada pasien
rawat jalan dari 20% pada pasien rawat inap

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.
Pencegahan Pneumonia

1. Vaksinasi (vaksin pneumokokus dan vaksin influenza) walaupun masih perlu


penelitian lebih lanjut. Pemberian vaksin tsb diutamakan u/ golongan risiko
tinggi misalnya usia lanjut, penyakit kronis, diabetes, penyakit jantung
koroner, PPOK, HIV dll. Vaksinasi direkomendasikan setelah > 2 tahun.
2. Berhenti merokok
3. Menjaga kebersihan tangan, penggunaan masker, menerapkan etika batuk
4. Menerapkan kewaspadaan standar dan isolasi pada kasus.

• InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Pneumonia:
Overview. 2018 Aug 9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525774/ American thoracic society.

Anda mungkin juga menyukai