Waluyo Zulfikar
BIODATA
6 02/02/2020
• Otoritas Kharismatis, bertumpu pd keyakinan
thdp pengabdian, kepahlawanan, jasa dan
kemampuan luar biasa dari ssorg.
7 02/02/2020
• Otoritas Legal, berdasarkan keyakinan akan aturan
hukum yg diciptakan scr rasional dan juga pd
kewenangan ssorg yg melaksanakan aturan hukum itu
sesuai prosedur yg ditetapkan.
9 02/02/2020
Otoritas Legal Sebagai Dasar
Birokrasi Rasional
• Birokrasi rasional adalah lembaga
birokrasi yg didasarkan pd norma-
norma yg tercipta scr sadar dan
rasional menurut tertib hukum
serta berfungsi sesuai dgn tujuan
dan sarana yg ada.
10 02/02/2020
Agar tercipta otoritas legal, Weber
menguraikan lima keyakinan dasar, yaitu:
11 02/02/2020
Weber merumuskan 8 dalil otoritas
legal, yaitu:
12 02/02/2020
5. sumber-sumber institusi (fasilitas,
kewenangan) dibedakan dgn sumber-sumber
individu;
13 02/02/2020
Batasan-batasan bagi Staf
Administrasi
1. Staf administrasi bebas, hanya menjlnkn tugas impersonal
dlm jabatannya. Hanya melakukan pekerjaan sesuai dgn job-
description dan tdk dpt diperintah di luar bidang tugasnya;
14 02/02/2020
6. Para pejabat digaji dgn uang dan dibri pensiun
sesuai kedudukan mereka dlm hierarki;
40
We assume, however, that their behavior result from rules,
laws, and organizational structures, and so we can change
that behavior by changing their rules, laws, and structures.
However we must not that welfare reform will mean nothing
if we do not change their mindset. I believe that their
mindset is more important. With a better attitude, they will
work better and more professional and with better work and
professional, they will deserve to have better pay and
benefits. (Wilson)
41
Beberapa Indikator Kualitas Birokrasi
EoDB CPI CoC GOV. EFF. GCR (TOTAL) GCR (INST.)
2014 2013 2012 2012 2014-2015 2014-2015
CTRY RANK CTRY SCORE CTRY SCORE CTRY SCORE CTRY RANK CTRY RANK
SGP 1 SGP 86 SGP 2,15 SGP 2,15 SGP 2 SGP 3
MYS 6 BRN 60 BRN 0,64 MYS 1,01 MYS 20 MYS 20
THA 18 MYS 50 MYS 0,30 BRN 0,83 CHN 28 CHN 47
BRN 59 BRA 42 BRA -0,07 THA 0,21 THA 31 LAO 63
RUS 92 CHN 40 THA -0,34 PHL 0,08 IDN 34 IDN 53
CHN 96 IND 36 CHN -0,48 CHN 0,01 PHL 52 PHL 67
VNM 99 PHL 36 IND -0,57 BRA -0,12 RUS 53 IND 70
PHL 108 THA 35 VNM -0,56 IND -0,18 BRA 57 THA 84
BRA 116 IDN 32 IDN -0,66 IDN -0,29 VNM 68 VNM 92
IDN 120 VNM 31 PHL -0,58 VNM -0,29 IND 71 BRA 94
IND 134 RUS 28 RUS -1,01 RUS -0,43 LAO 93 RUS 97
KHM 137 LAO 26 LAO -1,04 KHM -0,83 KHM 95 KHM 119
LAO 159 MMR 21 KHM -1,04 LAO -0,88 MMR 134 MMR 136
MMR 182 KHM 20 MMR -1,12 MMR -1,53 BRN - BRN -
EoDB : Ease of Doing Business (IFC, WB) (2014) SGP: Singapore RUS: Russia LAO: Laos
CPI : Corruption Perception Index (TI) MYS: Malaysia IDN: Indonesia MMR: Myanmar
CoC : Control of Corruption (WB) THA: Thailand BRA: Brazil
Gov. Eff. : Government Effectiveness Index (WB) BRN: Brunei IND: India
GCR : Global Competitiveness Report (WEF) CHN: China KHM: Cambodia
GCR (Inst.): Global Competitiveness Report (Variabel Institution) - WEF VNM: Vietnam PHL: Philipina
44
The Most Problematic Factors in Doing
Business in Indonesia (WEF, Global Competitiveness Report 2014)
2. Akses pada pembiayaan 7. Peraturan mata uang asing 13. Tenaga kerja terdidik yang
8. Etika kerja yang buruk tidak memadai
3. Inflasi
9. Tingkat pajak 14. Peraturan Pajak
4. Birokrasi pemerintah yang
tidak efisien 10. Inkonsistensi kebijakan 15. Rendahnya kesehatan
masyarakat
5. Infrastruktur yang tidak 11. Peraturan buruh yang
memadai membatasi 16. Rendahnya kemampuan
berinovasi
65
KELEMBAGAAN
TATA LAKSANA
SDM
68
PERANAN BIROKRASI DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
• Birokrasi yang baik mendukung keberhasilan pembangunan di berbagai bidang;
• Birokrasi yang baik meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan iklim
investasi yang dapat merangsang inovasi dan pertumbuhan;
• Sebaliknya, birokrasi yang buruk akan menghambat pembangunan dan sumber
ketidakadilan suburnya rente ekonomi serta tertekannya akses untuk meningkatkan
kapasitas dan memanfaatkan kesempatan
• Birokrasi yang buruk juga menciptakan ekonomi biaya tinggi, melalui:
1. Biaya korupsi (baik financial maupun non financial);
2. Biaya kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang membebani (business-
unfriendly regulations);
3. Biaya dan keterlambatan dalam mengurus ijin, lisensi, dan persetujuan-
persetujuan yang diperlukan;
4. Biaya ketidakpastian hukum yang mengakibatkan meningkatnya resiko bisnis.
PERANAN BIROKRASI DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
• Birokrasi yang baik mendukung keberhasilan pembangunan di
berbagai bidang;
• Birokrasi yang baik meningkatkan daya saing dengan cara
meningkatkan iklim investasi yang dapat merangsang
inovasi dan pertumbuhan;
• Sebaliknya, birokrasi yang buruk akan menghambat
pembangunan dan sumber ketidakadilan
suburnya rente ekonomi serta tertekannya aksed untuk
meningkatkan kapasitas dan memanfaatkan kesempatan
• Birokrasi yang buruk juga menciptakan ekonom
biaya tinggi, melalui:
1. Biaya korupsi (baik financial maupun non financial);
2. Biaya kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang
membebani (business-unfriendly regulations);
3. Biaya dan keterlambatan dalam mengurus ijin,
lisensi, dan persetujuan-persetujuan yg diperlukan;
4. Biaya ketidakpastian hukum yang mengakibatkan
meningkatnya resiko bisnis.
Pada intinya latar belakang reformasi birokrasi :
1. Ketidakpercayaan yang meluas pada kinerja pemerintah
2. Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) masih
berlangsung hingga saat ini
3. Tingkat kualitas pelayanan publik masih belum mampu
memenuhi harapan masyarakat
4. Tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas birokrasi belum
optimal
5. Transparansi dan akuntabilitas birokrasi masih rendah
6. Disiplin dan etos kerja masih rendah
7. Perubahan lingkungan strategis, yang antara lain: kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi, krisis ekonomi global,
berkembangnya persaingan antar negara, dst
70
MASALAH-MASALAH MENDASAR
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
72
73
STRATEGI REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
2. Mikro :
Program/kegiatan
8 Area Perubahan
pd tingkat Instansi
(K/L dan Pemda)
73
Area Perubahan Reformasi Birokrasi 2015-2019
8 Area
Perubahan
8 Area
Perubahan Birokrasi bersih
Maraknya KKN dan akuntabel
Tujuan
Untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi selama
kurun waktu 2010-2025 agar pelaksanaan reformasi birokrasi di K/L dan
Pemda dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten,
terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan. 78
TRANSFORMASI PENDEKATAN KEBIJAKAN DAN 79
2025
2019
Pengembangan Potensi
Human Capital
ManagemenSDM
2014
Administrasi
Kepegawaian
79
TRANSFORMASI SISTEM KEBIJAKAN DAN
80
MANAGEMENT APARATUR SIPIL NEGARA
2025
2019
Open System
Open Career
System
2014
Closed Career
System
80
81
81
TRANSFORMASI BIROKRASI SAMPAI
2025
HAMBATAN DAN TANTANGAN
1. Masih rendahnya komitmen dari pimpinan instansi baik di tingkat
pemerintah pusat maupun ditingkat pemerintah daerah dalam upaya untuk
melakukan pecegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi;
2. Penyelenggaraan pemerintahan masih belum mencerminkan
penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN;
3. Manajemen kinerja pemerintah belum dilaksanakan secara maksimal;
4. Penataan kelembagaan yang masih belum efektif;
5. Perapan tata kelola pemerintahan yang belum sepenuhnya diterapkan;
6. Manajemen SDM yang belum berjalan dengan baik;
7. Inefisiensi anggaran atau rendahnya budaya kerja dalam melakukan
efisiensi anggaran;
8. Manajemen Pelayanan Publik yang kurang maksimal dan masih banyak
praktek pungutan liar.
1. KOMITMEN PIMPINAN;
INI MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DALAM MELAKUKAN
REFORMASI BIROKRASI, MENGINGAT MASIH KENTALNYA BUDAYA
PATERNALISTIK DALAM PENYELENG-GARAAN PEMERINTAHAN DI
INDONESIA.
3. KESEPAHAMAN;
ADANYA PERSAMAAN PERSEPSI DAN PANDANGAN TERHADAP PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI TERUTAMA DARI BIROKRAT SENDIRI. ADANYA
KESEPAHAMAN INI AKAN MENJAMIN TIDAK TERJADINYA PERBEDAAN
PENDAPAT YANG DAPAT MENGHAMBAT JALANNYA REFORMASI
4. KONSISTENSI;
REFORMASI BIROKRASI HARUS DILAKSANAKAN SECARA BERKELAJUTAN
DAN KONSISTEN. DALAM PRAKTIK, KONSISTENSI MEMERLUKAN KETAATAN
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN.
Rumusan Agenda Prioritas 12
86
Berdikari Dalam Bidang Politik
• Halaman 28 Visi Misi Jokowi - JK
86
REFORMASI
DI REPUBLIK RAKYAT CHINA
ARAH DAN DASAR REFORMASI :
UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN
EKONOMI DENGAN MERUBAH SISTEM
EKONOMI TERTUTUP MENJADI SISTEM
PASAR
MENGURANGI KESENJANGAN SOSIAL
PADA MASYARAKAT CHINA
89
AGENDA REFORMASI CHINA
89
90
• LANJUTAN ……
Patologi Birokrasi
KONSEP PATOLOGI Mengkaji mengenai penyakit yg
(Kedokteran) melekat pd organ manusia, shg
organ tidak berfungsi
MENJELASKAN BERBAGAI
BENTUK PENYAKIT
BIROKRASI (Gerald E. Caiden;
Bary Bozeman; dan Sondang P.
Siagian)
MENGAPA MUNCUL BERBAGAI PENYAKIT
BIROKRASI ??????
K
I
N
E
R
J
A
BIROKRATISASI
PENJELASAN:
Prinsip Birokrasi Manfaat sebelum melampaui titik Efek negatif setelah melampaui
Weberian optimalitas titik optimalitas
Hierarki • Memberikan batas kewenangan; • Menimbulkan ketergantungan kpd
• Memfasilitasi pimp dlm supervisi dan atasan, membatasi diskresi, dan
koordinasi terjadi fragmentasi dlm dec. making
• Mempermudah koordinasi dan • Melembagakan budaya paternalism
memperjelas saluran komunikasi & ABS
(vertikal) dan pertanggungjawaban • Menimbulkan distorsi dlm kom.
Formalisasi • Membantu penyelenggara maupun • Menghambat munculnya perubahan,
pengguna layanan kreativitas & inovasi dlm layanan;
• Standarisasi prosedur dan proses • Menciptakan proses kerja yg rigid,
kerja rutin dan tidak responsif
• Meningkatkan kepastian layanan
Spesialisasi • Menyederhanakan proses kerja untuk • Terjadi fragmentasi birokrasi, proses
efisiensi kerja berbelit-belit, lambat &
• Menjadi basis pengemb keahlian dan inefisensi
profesionalisme • Menimbulkan egoisme pekerja
• Menciptakan ketergantungan antar
bagian, shg terjadi ketidakpastian
dlm pekerjaan
Impersonalitas Aparat bertindak adil, obyektif dan Hilangnya sense of human being
nonpartisan dlm pelayanan
SUATU VARIABEL STRUKTUR
BIROKRASI DAPAT
MENGHASILKAN PATOLOGI
HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI
BIROKRASI JIKA
VARIABEL DLM STRUKTUR BIROKRASI
INTENSITAS DARI VARIABEL
SEPERTI “HIERARKI, SPESIALISASI,
ITU SUDAH MENJADISERTA PROSEDUR DAN
FORMALISASI
BERLEBIHAN .
KINERJA” BIROKRASI SERINGKALI TIDAK
BERSIFAT LINEAR
CONTOH:
HIERARKI
LINGKUNGAN
STRUKTUR
BIROKRASI
WEBERIAN
BIROKRASI PATERNALISTIS
Pejabat Bawahan
Struktur Birokrasi sangat tergantung
Hierarkis pada atasan
Tidak punya
PETUGAS PELAYANAN kewenangan
utk merespon
PENGGUNA LAYANAN
CATATAN:
ALASAN:
1. Semakin besar anggaran, semakin besar pula insentif
2. Dalam birokrasi publik tidak ada hubungan yang jelas antara
biaya (cost) dan pendapatan (revenue) tidak seperti pd
mekanisme pasar yang biaya dan pendapatan mempunyai
hubungan langsung dan membuat mereka memiliki dorongan
untuk memperkecil biaya, pada birokrasi publik dorongan
untuk memperbesar cost justru sangat besar.
3. Anggaran merupakan “driving force” bagi kehidupan birokrasi
sebagaimana “profit” menjadi “driving force” bagi mekanisme
pasar.
Lanjutan….
W h y . . . . . ?????
KARENA :
Bappenas
BKKBN
Bappeda
EXTRA ORDINARY INSTITUTION
CONTOH:
3 Sasaran RB
1. Terwujudnya
pemerintahan
yang bersih
dan bebas
korupsi,
kolusi, dan
nepotisme;
2. Meningkatnya
kapasitas dan
akuntabilitas
kinerja
birokrasi
3. Meningkatnya
kualitas
pelayanan
publik
13
4 Tujuan antara RB s/d 2014 5
Pemerintahan Pemerintahan
yang Efektif dan yang terbuka
Efisien berbasiskan ICT
SDM Aparatur
Pemerintahan
yang Kompeten
yang partisipatif
dan Kompetitif
Apa yang kita butuhkan?
Mengatur
Melihat ulang
Redistribusi/Realokasi
kebutuhan riil PNS
PNS
Mengurangi Belanja
Pegawai
Birokrasi yang efektif,
Menurunkan Merencanakan
efisien dan melayani
pertumbuhan jumlah kebutuhan CPNS
PNS sesuai kebutuhan
SISTEM SELEKSI CPNS DAN PROMOSI PNS SECARA TERBUKA
Menciptakan sistem
rekruitmen dan
Mengurangi KKN Birokrasi yang efektif,
dalam proses seleksi
promosi yang selektif efisien, bersih dan
melayani
Mendorong kinerja
Menjaring calon-calon birokrasi melalui
yang berkualitas penempatan pegawai
yang tepat
PROFESIONALISASI PNS
Menciptakan standar
Meningkatkan disiplin
kompetensi jabatan
dan kinerja PNS
yang menjadi acuan
bagi penembatan Birokrasi yang efektif,
dalam jabatan
Mendorong PNS
efisien, bersih dan
Meningkatkan dan
untuk memberikan melayani
kontribusi kinerja
menjaga kualitas SDM melalui jabatan
Aparatur fungsional
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI NEGERI
Menciptakan sistem
Menjamin kesehatan
penggajian yang
PNS dan Pensiunan
memberikan
kesejahteraan bagi Birokrasi yang efektif,
PNS Mendorong motivasi
kerja PNS efisien, bersih dan
Menciptakan sistem
Menghubungkan pensiun yang
melayani
sistem tunjangan mensejahterakan para
kinerja dengan pensiunan PNS
prestasi PNS
Apa yang harus dikembangkan?
Capabilities
Thinking
Ahead
Able People Change
Agile
Process
Thinking
Across
144
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
ZONA INTEGRITAS
- Permenpanrb 52/2014
UU 30/2014 Tentang
Administrasi Negara
BERSIH MELAYANI
REFORMASI BIROKRASI
Permenpanrb 37/2013
Permenpanrb 14/2014
Permenpanrb 11/2015
AKUNTABILITAS KINERJA
AKUNTABEL
- Perpres 29/2014
- Permenpan RB 53/2014
- Permenpanrb 12/2015
PERAN APIP DALAM PENCAPAIAN KEBERHASILAN 150
REFORMASI BIROKRASI
ZONA INTEGRITAS
- Koordinator Tim Penilai Internal
(TPI) di masing-masing Instansi
pemerintah
AKUNTABILITAS KINERJA
AKUNTABEL
-Melakukan Reviu atas
Penerapan anggaran berbasis
kinerja pada Instansi
Pemerintah
PERUBAHAN PARADIGMA AUDITOR 151
CONCULTING
WATCH AND
DOG ASSURANCE
Kompetensi hanya Kompetensi meluas
akuntasi dan hukum ke arah manejerial
KOMPETENSI SDM YANG DIBUTUHKAN 152
Performance Management
Change Management
Risk Management
Internal Control
Public Service
KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN (2) 153
Hukum
Akuntansi
Audit
Audit Internal
Strategi Penguatan SDM APIP 154
Penentuan Peningkatan
Pemetaan
area of efektivitas
Risiko
improvement organisasi
Kewenangan
Kebutuhan
Kemampuan - Kapasitas
Manajerial
Kewenangan
• Tindakan yang diambil harus sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
• Kejelasan menyangkut kewenangan ini sangat
penting karena menjadi dasar keabsahan
melakukan perbuatan hukum.
Kebutuhan
• Tindakan yang diambil harus sejalan dengan
kebutuhan yang hendak dicapai.
• Wujud kebutuhan ini antara lain tercermin dalam
kondisi faktual yang dihadapi dan juga potensi yang
akan terjadi.
Kemampuan - Kapasitas
• Tindakan yang diambil harus sesuai dengan ukuran
kapasitas yang dimiliki.
• Kemampuan di sini adalah kondisi obyektif yang
dimiliki guna memecahkan persoalan yang dihadapi
secara proporsional, baik kemampuan sumber daya
manusia, dana, sarana dan prasarana maupun
jaringan.
Dukungan Manajerial
• Tindakan yang diambil sesuai dengan kaidah-
kaidah keorganisasian secara sehat seperti
adanya akuntabilitas dan responsibilitas.
• Manajemen sangat penting mengingat
ketepatan pembagian tugas dan petugas
dalam suatu aktivitas organisasi merupakan
barometer suksesnya roda organisasi.
• Manajemen adalah suatu kualitas
pengorganisasian yang diarahkan secara
efisien dan efektif guna optimalisasi hasil.
NASKAH AKADEMIK
UU Nomor 12 Tahun 2011
Pengertian Naskah Akademik
(Pasal 1 angka 11 UU 12/2011)
• JUDUL
• KATA PENGANTAR
• DAFTAR ISI
• BAB I PENDAHULUAN
• BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
• BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
• BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
• BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN
DAERAH PROVINSI, ATAU PERATURAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA
• BAB VI PENUTUP
• DAFTAR PUSTAKA
Keterangan Penyusunan
(Background Paper)
UU Nomor 12 Tahun 2011
Keterangan Penyusunan
(Background Paper)
(UU Nomor 12 Tahun 2011)
1. Latar Belakang;
2. Tujuan Penyusunan/mengapa
perlu diatur;
3. Bagaimana mengaturnya:
a. Batang tubuh;
b. Penjelasan;
c. Lampiran.
4. Jangkauan dan arah Pengaturan
Produk Hukum
1. Peraturan Perundang-undangan
(algemeen verbindende voorschriften)
2. Aturan Kebijakan (beleidsregel)
3. Keputusan TUN (beschikking)
4. Perjanjian Kebijakan
(beleidovereenkomst)
Jenis Norma
1. Norma Kebijakan;
2. Norma Kewenangan;
3. Norma Perilaku;
4. Norma Izin;
5. Norma Sanksi;
6. Norma Peralihan dan norma antar
waktu.
Tujuan Aturan Kebijakan
1. mewujudkan Produk Hukum yang berkualitas;
2. mewujudkan keseragaman pola/bentuk Produk
Hukum;
3. mewujudkan keterpaduan dan harmonisasi
materi Produk Hukum;
4. mewujudkan koordinasi positif dalam
penyusunan Produk Hukum;
5. sebagai pedoman dalam proses penetapan
Produk Hukum;
6. menjamin penyampaian/pendistribusian Produk
Hukum.
Tujuan dan Aturan Kebijakan
1. Meningkatkan kepatuhan hukum
2. Bersifat teknis operasional
3. Meningkatkan keteraturan dan
kepastian dalam pelayanan
4. Mencegah kekosongan hukum
5. Mencegah terjadinya stagnasi dalam
penyelengaran fungsi pemrintahan
Materi Muatan Aturan Kebijakan
• Pembinaan;
• Pengawasan;
• Penegakan Hukum
KERANGKA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
(UU Nomor 12 Tahun 2011)
A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan
3. Konsiderans
4. Dasar Hukum
5. Diktum
C. BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum
2. Materi Pokok yang Diatur
3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
5. Ketentuan Penutup
D. PENUTUP
E. PENJELASAN (jika diperlukan)
F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
Lingkup Pengawasan
(Penilaian?)
1. Subjek Hukum
2. Perbuatan Hukum
3. Akibat Hukum
4. Kepentingan Hukum
5. Pertanggungjawaban Hukum
6. Penyelesaian Hukum
Tata Cara Pengawasan
195