Anda di halaman 1dari 71

ILMU KEDOKTERAN

KELUARGA

KEDOKTERAN 1
KELUARGA
Dasar pemikiran :
• Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kedokteran dan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau sudah
tidak dapat ditunda lagi.
• Masyarakat Indonesia yang dinamis
dan semakin kritis menuntut
pelayanan profesional yang mutakhir
dan manusiawi.
• Globalisasi akan menyebabkan
terbukanya peluang bagi tenaga
kesehatan Indonesia untuk bekerja di
Luar Negeri, demikian pula
sebaliknya.

KEDOKTERAN 2
KELUARGA
• Keluarga adalah merupakan
bagian intergral dari sistem
pelayanan kesehatan.
• Dampak negatif pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada
sekarang, karena pesatnya
perkembangan spesialisasi,
fragmentasi pelayanan kedokteran,
berkurangnya hubungan dokter-
pasien akibat pelayanan
kedokteran yang semakin
berorientasi kepada penunjang
diagnostic, meningkatnya biaya
pelayanan kesehatan.

KEDOKTERAN 3
KELUARGA
Kebijakan :

• Upaya untuk mendorong


perkembangan dokter keluarga di
Indonesia dilakukan secara sistematis
dan terstruktur melalui pendidikan
kedokteran yang berkesinambungan
(Continuous Medical Education).
• Pengakuan atas kompetensi dokter
keluarga dilakukan dengan sertifikasi
serta pemantauan kinerja dokter dalam
penyelenggaraan prakteknya.
• Upaya pelayanan kedokteran keluarga
diharapkan mampu mewujudkan
pelayanan berkualitas yang diinginkan
masyarakat.

KEDOKTERAN 4
KELUARGA
Dasar Hukum :

• Rekomendasi bersama dari WHO


dan WONCA (World Organisation
of Family Doctors), atau Organisasi
Dokter Keluarga Sedunia.
• Kepmen No. 56/Menkes/SK/I/1996
perihal Dokter Keluarga dalam
pengelolaan JPKM.
• Permenkes No.
916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang
surat izin praktek Dokter atau
dokter gigi yang diarahkan sebagai
Dokter Keluarga.

KEDOKTERAN 5
KELUARGA
Definisi :

Dokter keluarga adalah dokter yang


memiliki pengetahuan dan keterampilan
khusus dalam bidang kedokteran
keluarga yang diperoleh dari pendidikan
khusus dalam bidang tersebut,
sehingga kemudian memiliki
kompetensi dan kewenangan untuk
bekerja dalam profesi dokter keluarga
(IKK. FKUI. 1996).

KEDOKTERAN 6
KELUARGA
• Secara operasional, dokter keluarga
bertanggung jawab memberikan
pelayanan yang menyeluruh (holostic),
terpadu (integrated),
berkesinambungan (continuous),
paripurna (comprehensive) terhadap
individu sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (American Academy of
Family Physicians).
• Dokter keluarga diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang essensial,
praktis ilmiah, menggunakan metoda
dan teknologi yang dapat diterima
masyarakat, mudah dicapai/didapat
oleh individu/keluarga serta terjangkau
dalam pembiayaan (Royal New
Zealand College of General
Practitioners, 2000).
KEDOKTERAN 7
KELUARGA
Konsep :

• UU.No.23/1992 tentang
kesehatan menyatakan bahwa
setiap penduduk berhak
memperoleh derajat kesehatan
yang optimal, dan berkewajiban
ikut serta memelihara kesehatan
diri, keluarga dan lingkungan.
• penggalian dana masyarakat
untuk kesehatan belum optimal
• pengeluaran masyarakat untuk
kesehatan tidak efisien, 75%
masih masih berupa pembayaran
tunai langsung ke provider untuk
pelayanan curatif
KEDOKTERAN 8
KELUARGA
Pemenuhan hak dan kewajiban itu tidak
mudah karena terbatasnya :
• kesadaran masyarakat
• kemampuan membayar jasa
kesehatan
• mutu pelayanan

Hal itu dinyatakan oleh :


• biaya kesehatan cenderung terus
meningkat
• alokasi biaya kesehatan dari
Pemerintah terbatas

KEDOKTERAN 9
KELUARGA
• pelayanan kesehatan belum sadar
mutu dan sadar biaya
• pelayanan kesehatan ter-fragmentasi

Diperlukan upaya bersama dari semua


pihak :
• pemerintah
• petugas kesehatan
• dunia usaha sebagai penyelenggara
upaya kesehatan

KEDOKTERAN 10
KELUARGA
• Diperlukan suatu sistem
pemeliharaan kesehatan yang
melibatkan para pelaku itu dan
mampu meningkatkan
kesadaran/kemampuan bayar
masyarakat dan mutu pelayanan
kesehatan.
• Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kedokteran dan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau, sudah
tidak dapat ditunda lagi. Masyarakat
yang dinamis menuntut pelayanan
profesional yang mutakhir dan
manusiawi. Tuntutan itu sangat
realistis namun menjadi tugas profesi
kedokteran untuk sedapat mungkin
mewujudkannya, agar masyarakat
tetap percaya kepada sistem
pelayanan.
KEDOKTERAN 11
KELUARGA
fungsi
• Dokter Praktek Umum
mutu
• agar pelayanan tingkat I dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan dan kedokteran yang bermutu,
ekonomis dan mudah dicapai.
• Untuk mancapai maksud di atas, Dep.Kes,
ikatan profesi (IDI, KDKI, dll), PT negeri
dan swasta mengembangkan konsep
Dokter Keluarga dengan cara :
– Integrasi materi pelayanan kedokteran
bagi semua mahasiswa kedokteran di
PT.
– Pelatihan dokter keluarga bagi para
dokter praktek
– Orientasi pelayanan kedokteran
keluarga bagi para dokter.

KEDOKTERAN 12
KELUARGA
Pelayanan berjenjang dengan ujung
tombak pada pelayanan tingkat
pertama yang bermutu dinilai cost-
effective, karena dapat “menangkap”
masyarakat pada saat masih sehat,
pada stadium dini gangguan
kesehatan dan mencegah keparahan
penyakit yang dapat menimbulkan
cacat atau kematian, tanpa perlu
mengeluarkan biaya lebih banyak
seperti bila maminta jasa pelayanan
pada tingkat sekunder maupun tertier.

KEDOKTERAN 13
KELUARGA
Batasan tentang keluarga (family)
yang dipandang cukup penting
adalah :
Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami isteri,
atau suami isteri dan anaknya, atau ayah
dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya
(UU No. 10 tahun 1992).
Keluarga adalah persekutuan dua atau
lebih individu yang terikat oleh darah,
perkawinan atau adopsi yang membentuk
satu rumah tangga, saling berhubungan
dalam lingkup peraturan keluarga, serta
menciptakan dan memelihara budaya yang
sama (Tinkham and Voorlines, 1972).

KEDOKTERAN 14
KELUARGA
Keluarga adalah sekelompok manusia yang
terikat dengan emosi yang sama, biasanya
hidup bersama dalam rumah tangga yang
sama pula. (Leavitt, 1982).
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih
manusia yang satu yang sama lain saling
terlibat secara emosional, serta bertempat
tinggal dalam satu daerah yang berdekatan.
(Friedman, 1981).
Keluarga tidak hanya merupakan suatu
kumpulan individu yang bertempat tinggal
dalam satu ruang fisik dan psikis yang sama
saja, tetapi merupakan suatu sistem sosial
alamiah yang memiliki kekayaan bersama,
memenuhi peraturan, peranan, struktur
kekuasaan, bentuk komunikasi, tatacara
negosiasi serta tatacara penyelesaian
masalah yang disepakati bersama, yang
memungkinkan pelbagai tugas dapat
dilaksanakan secara efektif (Goldenberg,
1980).
KEDOKTERAN 15
KELUARGA
1. Kompetensi Dokter Keluarga

1. Penguasaan dan kemampuan


menerapkan konsep operasional
Kedokteran Keluarga.
2. Penguasaan pengetahuan dan
kemampuan menerapkan ketrampilan
klinis dalam pelayanan Kedokteran
Keluarga.
3. Menyelenggarakan pelayanan
Kedokteran Keluarga yang bermutu
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4. Memberikan pelayanan kedokteran
berdasarkan etika moral dan spritual.
5. Penguasaan keterampilan
berkomunikasi secara profesional dalam
penyelenggaraan hubungan profesional
Dokter-Pasien untuk secara efektif
berkomunikasi dengan pasien dan
semua anggota keluarga dengan
perhatian khusus terhadap peran dan
risiko kesehatan keluarga
KEDOKTERAN 16
KELUARGA
6. Secara efektif berkomunikasi
memanfaatkan kemampuan keluarga untuk
bekerjasama menyelesaikan masalah
kesehatan, peningkatan kesehatan,
pencegahan dan penyembuhan penyakit,
serta pengawasan dan pemantauan resiko
kesehatan keluarga.
7. Dapat bekerjasama secara profesional
secara harmonis dalam satu tim pada
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
8. Dapat memanfaatkan sumber pelayanan
primer dengan memperhitungkan potensi
yang dimiliki pengguna jasa pelayanan
untuk menyelesaikan masalahnya.
9. Melakukan penapisan awal dan
melakukan rujukan secara tepat.
10. Memiliki potensi dan kemampuan
tentang pelayanan kesehatan terkendali
(managed care), dll

KEDOKTERAN 17
KELUARGA
Tugas dan Wewenang Dokter Keluarga

1. Pelayanan rawat jalan medis tingkat primer


a. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
umum
b. Upaya pencegahan spesifik penyakit
- Menular
- Tidak menular (penyakit degeneratif)
- Keturunan
- Berkaitan dengan masalah nutrisi
- Berkaitan dengan penyakit sosial
- Trauma
c. Penapisan penyakit dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium serta penunjang lainnya
untuk tegaknya diagnosis dan pemberian surat
keterangan sehat pemeriksaan penunjang sesuai
untuk tegaknya diagnosis
d. Pengobatan umum terhadap semua keluhan,
semua umur, semua jenis kelamin, semua
pelayanan rujukan pasca perawatan spesialis, dan
pasca tindakan ahli
e. Pemulihan fisik, mental, sosial

KEDOKTERAN 18
KELUARGA
2. Pelayanan rawat jalan kesehatan
reproduksi tingkat primer :
- pelayanan pemeriksaan kehamilan,
- pertolongan persalinan normal, dan resiko
rendah,
- pelayanan tumbuh kembang bayi dan
anak dan remaja,dll.

3. Pelayanan keluarga berencana (KB).

4. Pelayanan kesehatan usila (usia lanjut).

5. Konsultasi rujukan pada ahli yang tepat


dan benar atas dasar mufakat.

KEDOKTERAN 19
KELUARGA
6. Pemberian obat yang rasional
7. Tindakan bedah minor, dan kedaruratan
awal
8. Pelayanan trauma ringan, dan
kedaruratan awal
9. Pelayanan rawat observasi sehari
10. Perawatan di rumah atas permintaan
pasien dan keluarga dalam keterpaduan
dan kolaborasi dengan pelayanan tingkat
spesialis
11. Pembinan kualitas kehidupan
- Pembinaan kesehatan keluarga
- Pembinaan klub kelompok resiko
- Pembinaan klub kebugaran

KEDOKTERAN 20
KELUARGA
Fungsi Dokter Keluarga

• Fungsi dokter keluarga yang ideal


dapat dicapai bila seorang Dokter
Keluarga dapat menjalankan
perannya sebagai ‘Five Stars
Doctor’ yakni sebagai :
• Care provider
• Communicator
• Decision maker
• Manager, Researcher (UI)
• Community leader

KEDOKTERAN 21
KELUARGA
1. Ciri dokter keluarga dengan demikian
meliputi :
1. Memiliki pengetahuan dan
keterampilan kedokteran keluarga dan
kesehatan keluarga yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan khusus
denganpendalaman di bidang ilmu
bedah, ilmu kebidanan dan kandungan,
kesehatan anak dan penyakit dalam.
2. Bertindak sebagai mitra keluarga
dalam upaya pemeliharaan kesehatan
keluarga.
3. Menyediakan diri sebagai pelaksana
pelayanankesehatan dasar profesional
paripurna, dengan berperan sebagai
petugas.
4. Petugas pelayanan medik dasar dan
penasehat serta pendamping keluarga
dalam membina kesehatan,termasuk
dalam pendaya gunaan sumberdaya
kesehatan bagi keluarga dananggotanya.
KEDOKTERAN 22
KELUARGA
Kedokteran keluarga
mempunyai kekhususan
yaitu :
• Komprehensif dalam ilmu kedokteran,
tidak membatasi disiplin kedokteran yang
terlibat.
• Komprehensif dalam pelayanan
kesehatan.
• Sasaran adalah individu yang
bermasalah ataupun yang sakit dengan
menganalisa fungsi organ tubuh secara
menyeluruh, juga fungsi keluarga.
• Materi kedokteran keluarga disusun
dengan mempertimbangkan aspek
komunal, sehingga setiap dokter dapat
memanfaatkannya menurut kebutuhan
• Mengandung sifat universalisme
terhadap manusia pada lingkungannya.

KEDOKTERAN 23
KELUARGA
Pengertian Pelayanan dokter keluarga
adalah :

• Pelayanan kedokteran /asuhan


medis yang didukung oleh
pengetahuan kedokteran mutakhir
secara paripurna (komprehensif),
menyeluruh (holistik), terpadu
(integrated), berkesinambungan
(continuous) terhadap semua
keluhan dari pengguna jasa
sebagai komponen dari
keluarganya dengan tidak
memandang umur, jenis kelamin,
dan sesuai dengan kemampuan
sosial yang ada.

KEDOKTERAN 24
KELUARGA
Ciri-ciri Pelayanan Dokter
Keluarga Indonesia :
• Menyelenggarakan upaya
pemeliharaan kesehatan yang
komprehensif sesuai dengan
kebutuhan kesehatan keluarga
binaannya.
• Melayani setiap penderita bukan
saja sebagai individu, tetapi juga
sebagai anggota keluarga dan
anggota masyarakat.
• Mempunyai tanggung jawab
komunitas pada kelompok keluarga,
yang merupakan bagian dari
kesehatan masyarakat.

KEDOKTERAN 25
KELUARGA
Bentuk keluarga menurut
Goldenberg (1980) adalah :

• Keluarga Inti (nuclear family)


• Keluarga besar (extended family)
• Keluarga campuran (blended
family)
• Keluarga menurut hukum umum
(common law family)
• Keluarga orang tua tunggal
(single parent family)
• Keluarga hidup bersama
(commune family)
• Keluarga serial (serial family)
• Keluarga gabungan (composite
family)
• Keluarga tinggal bersama
(cohabitation family)
KEDOKTERAN 26
KELUARGA
Sedangkan Sussman (1970) membedakan
atas dua bentuk. Kedua bentuk tersebut
adalah :

• Keluarga tradisional (traditional


family)
Keluarga tradisional ini dibedakan pula atas
delapan macam, yakni :
– Keluarga Inti (nuclear family)
– Keluarga inti diad (nuclear dyad)
– Keluarga orang tua tunggal (single parent
family)
– Keluarga orang dewasa bujangan (single
adult living alone)
– Keluarga tiga generasi (three generation
family)
– Keluarga pasangan umur pertengahan atau
jompo (middle age or elderly couple)
– Keluarga jaringan-keluarga (kin network)
– Keluarga karier kedua (second carrier
family)

KEDOKTERAN 27
KELUARGA
• Keluarga non-tradisional (non-
traditional family)
Keluarga non-tradisional ini dibedakan
pula atas lima macam, yakni :
- Keluarga hidup bersama (commune
family).
- Keluarga orang tua tidak kawin
dengan anak (unmarried parent and
children family).
- Keluarga pasangan tidak kawin
dengan anak (unmarried couple with
children family).
_ Keluarga pasangan tinggal
bersama (cohabiting couple)
_ Keluarga homoseksual
(homosexual unions)

KEDOKTERAN 28
KELUARGA
FUNGSI KELUARGA
Menurut Peraturan Pemerintah No. 21
tahun 1994 fungsi keluarga dibedakan
atas :

• Fungsi keagamaan
• Fungsi budaya
• Fungsi cinta kasih
• Fungsi melindungi
• Fungsi reproduksi
• Fungsi sosialisasi dan
pendidikan
• Fungsi ekonomi
• Fungsi pembinaan lingkungan

KEDOKTERAN 29
KELUARGA
Pembagian lain dari fungsi keluarga
adalah yang dikemukakan oleh
Friedman (1981), yang
membedakannya atas 6 macam
yakni :
• Fungsi afektif (affective
function)
• Fungsi sosialisasi (socialization
and social placement
function)
• Fungsi reproduksi
(reproduction function)
• Fungsi mengatasi masalah
keluarga (family coping
function)
• Fungsi ekonomi (economic
function)
• Fungsi pemenuhan kebutuhan
fisik (provison of physical
necessity)
KEDOKTERAN 30
KELUARGA
Terwujudnya keluarga sejahtera
adalah cita-cita semua pihak. Karena
apabila keluarga sejahtera tersebut
berhasil diwujudkan maka berarti
telah terwujud pula keluarga yang
sehat (healthy family). Untuk dapat
mengukur sehat atau tidaknya suatu
keluarga dikembangkanlah suatu
metoda penilaian sederhana yang
dikenal dengan nama APGAR
Keluarga (Family APGAR) (Rosen,
Geyman and Layton : 1980).

KEDOKTERAN 31
KELUARGA
Lima fungsi keluarga yang dinilai
pada APGAR keluarga adalah :

• Adaptasi (Adaptation)
• Kemitraan (Partnership)
• Pertumbuhan(Growth)
• Kasih sayang (Affection)
• Kebersamaan(Resolve)

KEDOKTERAN 32
KELUARGA
Untuk memudahkan penilaian, APGAR
keluarga ini biasanya dituangkan dalam
satu formulir isian sebagai berikut :

NO PERNYATAAN SERING/ KADANG- JARANG/


SELALU KADANG TIDAK
PERNAH

1. Saya puas bahwa


saya dapat
kembali kepada
keluarga saya,
bila saya
menghadapi
masalah
2. Saya puas
dengan cara-cara
keluarga saya
membahas serta
membagi masalah
dengan saya

KEDOKTERAN 33
KELUARGA
3. Saya puas
bahwa keluarga
saya menerima
dan mendukung
keinginan saya
melaksankan
kegiatan dan
ataupun
arah hidup yang
baru
4. Saya puas
dengan cara-
cara keluarga
saya
menyatakan
rasa kasih
sayang dan
menanggapi
emosi
5. Saya puas
dengan cara-
cara keluarga
saya membagi
waktu bersama
KEDOKTERAN 34
KELUARGA
Untuk setiap jawaban sering/selalu
diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang
diberikan nilai 1, sedangkan jawaban
jarang/tidak pernah diberikan nilai 0.

Bila hasil penjumlahan kelima nilai diatas


adalah antara :
• 7-10 berarti keluarga yang dinilai adalah
sehat, dalam arti setiap anggota keluarga
saling mendukung satu sama lain
• 4-6 berarti keluarga yang dinilai adalah
kurang sehat, dalam arti hubungan antar
anggota keluarga masih perlu untuk lebih
ditingkatkan
• 0-3 berarti keluarga yang dinilai adalah
sama sekali tidak sehat, dalam arti
sangat memerlukan banyak perbaikan
untuk lebih meningkatkan hubungan
antar anggota keluarga

KEDOKTERAN 35
KELUARGA
Tergantung dari tingkat kesejahteraan yang
berhasil dicapai oleh suatu keluarga,
tahapan keluarga sejahtera di Indonesia
dibedakan atas 5 tingkat (BKKBN, 1995),
yakni :

• Keluarga prasejahtera
• Keluarga sejahtera tahap I
• Keluarga sejahtera tahap
II
• Keluarga sejahtera tahap
III
• Keluarga sejahtera tahap
III plus

KEDOKTERAN 36
KELUARGA
Penelitian yang dilakukan oleh Ogburn
(1969) telah berhasil membuktikan adanya
perubahan pelaksanaan fungsi keluarga
tersebut. OGBURN menyebutkan :

• Fungsi ekonomi (economic


function)
• Fungsi perlindungan
(protective function)
• Fungsi agama (religious
function)
• Fungsi rekreasi (recreation
function)
• Fungsi pendidikan
(educational function)
• Fungsi status sosial (status-
conferring function)

KEDOKTERAN 37
KELUARGA
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
Duvall (1967) membedakan tahap-tahap
pokok tersebut atas 8 macam yakni :

1. Tahap awal perkawinan (newly married)


2. Tahap keluarga dengan bayi (birth of
the first child)
3. Tahap keluarga dengan anak usia
prasekolah (family with preschool
children)
4. Tahap keluraga dengan anak usia
sekolah (family with children in school)
5. Tahap keluarga dengan anak usia
remaja (family with teenagers)
6. Tahap keluarga dengan anak-anak
yang meninggalkan keluarga (family as
launching centre)
7. Tahap orang tua usia menengah
(parent alone in middle years)
8. Tahap keluarga usia jompo (aging
family members)

KEDOKTERAN 38
KELUARGA
Secara sederhana siklus kehidupan
keluarga yang dikemukakan oleh Duvall ini
dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tahap awal perkawinan


2. Tahap keluarga dengan
1
bayi
3. Tahap keluarga dengan
anak usia prasekolah
4. Tahap keluarga dengan
anak usia sekolah
5. Tahap keluarga dengan
anak usia remaja
6. Tahap keluarga dengan
anak-anak yang
meninggalkan keluarga
7. Tahap orang tua usia
menengah
8. Tahap keluarga jompo

KEDOKTERAN 39
KELUARGA
Pembagian lain siklus kehidupan keluarga
menurut Howell (1975) adalah:

• Tahap kemitraan informal (phase of


informal partnership)
• Tahap perkawinan awal (phase of
early marriage)
• Tahap ekspansi (phase of
expansion)
• Tahap konsolidasi (phase of
consolidation)
• Tahap penciutan (phase of
contraction)
• Tahap akhir kemitraan (phase of
final partnership)
• Tahap kelenyapan (phase
disappearance)

KEDOKTERAN 40
KELUARGA
Pengaruh keadaan keluarga terhadap
kesehatan setiap anggota keluarga
(MC Whinney, 1981) :

• Penyakit keturunan
• Perkembangan bayi dan
anak
• Penyebaran penyakit
• Pola makan dan kematian
• Proses penyembuhan
penyakit

KEDOKTERAN 41
KELUARGA
PENGARUH KESEHATAN TERHADAP
KELUARGA
• Bentuk keluarga
Apabila kesehatan reproduksi seseorang terganggu,
misalnya suami atau isteri menderita (infertility),
tentu akan mempengaruhi bentuk keluarga.
Keluarga yang terbentuk dari pasangan suami isteri
yang mandul tersebut adalah keluarga inti tanpa
anak. Sedangkan apabila seseorang kebetulan
menderita penyakit (kelainan) jiwa, maka apabila
orang tersebut membentuk keluarga, mungkin yang
terbentuk adalah salah satu dari bentuk keluarga
non-tradisional sebagaimana dikemukakan oleh
Sussman (1970).
• Fungsi keluarga
Pengaruh kesehatan terhadap fungsi keluarga
banyak macamnya. Apabila kesehatan kepada
keluarga yang terganggu dapat mengancam
terganggunya pelbagai fungsi keluarga, terutama
fungsi ekonomi dan ataupun fungsi pemenuhan
kebutuhan fisik keluarga. Sedangkan apabila
kesehatan ibu rumah tangga yang terganggu dapat
mengancam terganggunya fungsi efektif dan atau
fungsi sosialisasi. Dalam masyarakat yang masih
sederhana, terutama yang bertempat tinggal di
daerah pedesaan, masih sering dikemukakan
keluarga yanbg diasingkan oleh masyarakat
sekitarnya, karena salah seorang dari anggota
keluarga tersebut menderita beberapa penyakit
tertentu, seperti misalnya penyakit jiwa dan atau
kusta.

KEDOKTERAN 42
KELUARGA
•Siklus kehidupan keluarga
Kesehatan seseorang juga mempengaruhi siklus
kehidupan kehidupan keluarga. Apabila kesehatan
reproduksi suami dan isteri terganggu seperti
menderita kemandulan (infertility), misalnya jelas
keluarga tersebut tidak akan mengalami siklus
kehidupan keluarga yang sempurna, karena tahap
keluarga dengan bayi (childbearing family) sampai
dengan tahap anak-anak meninggalkan keluarga
(family as launching center) tidak akan pernah dilalui.
Selanjutnya apabila kesehatan suami atau isteri
sedemikian buruk, sehingga salah satu diantaranya
sampai meninggal dunia, maka keluarga tersebut
akan sangat cepat masuk dalam tahap lenyapnya
keluarga (phase of diseapearanceh)

KEDOKTERAN 43
KELUARGA
PENGARUH KELUARGA TERHADAP
KESEHATAN

(Freeman,1970).

• Keluarga adalah unit terkecil yang ada dalam


masyarakat dan yang melibatkan mayoritas
penduduk. Dengan demikian apabila masalah
kesehatan setiap keluarga dapat diatasi, berarti
masalah kesehatan masyarakat secara
keseluruhan akan dapat turut terselesaikan.

• Keluarga adalah suatu kelompok yang


mempunyai peranan yang amat penting dalam
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan
atau memperbaiki masalah kesehatan yang
ditemukan dalam keluarga. Dengan demikian
apabila pemahaman tentang keluarga berhasil
dimiliki, akan dapat dimanfaatkan dalam
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan
atau memperbaiki masalah kesehatan yang
ditemukan dalam dan atau masyarakat secara
keseluruhan.

KEDOKTERAN 44
KELUARGA
• Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait
dengan pelbagai masalah anggota lainnya. Ambil
contoh jika ada satu anggota keluarga yang sakit
misalnya, pasti akan mempengaruhi pelaksanaan
dari fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh
keluarga tersebut. Apabila ditemukan banyak
keluarga yang seperti ini, pada gilirannya pasti akan
mempengaruhi pelaksanaan dari fungsi-fungsi
masyarakat secara keseluruhan.

. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan


kesehatan yang terpenting, dan karenannya untuk
keberhasilan pelayanan kesehatan terhadap anggota
keluarga dan atau masyarakat secara keseluruhan,
pemahaman tentang keluarga tersebut tidak dapat
diabaikan.
Keluarga adalah wadah dan atau pun saluran yang
dinilai paling efktif untuk melaksanakan pelbagai
upaya dan ataupun menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.

KEDOKTERAN 45
KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga (KDK)
Merupakan bagian yang penting dan tak
terpisahkan dari suatu Pelayanan Dokter Keluarga.
Hal-hal esensial yang harus dipenuhi adalah antara

lain :

1. Merupakan klinik yang


menyelenggarakan pelayanan
kesehatan primer
2. Sebaliknya mudah dicapai dengan
kendaraan umum (terletak ditempat
strategis)
3. Merupakan bangunan memenuhi
syarat untuk pelayanan kesehatan
4. Dilengkapi dengan sarana administratif
yang memenuhi syarat
5. Dilengkapi dengan sarana komunikasi
6. Mempunyai sejumlah tenaga dokter
telah lulus perlatihan DK
7. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu
klinik dan paramedis telah lulus
perlatihan khusus pembantu KDK

KEDOKTERAN 46
KELUARGA
Pengertian Klinik Dokter
Keluarga :

• Adalah suatu satuan organisasi


pelayanan kesehatan primer yang
menyelenggarakan pelayanan
kedokteran keluarga, yaitu
pelayanan kedokteran yang
didukung oleh pengetahuan
kedokteran mutahir secara
paripurna (komprehensif) terpadu,
menyeluruh, (holistik)
berkesinambungan untuk semua
keluhan dari pengguna jasa
pelayanan kesehatan yang
merupakan komponen dari
keluarga, tanpa memandang usia
ataupun jenis kelamin dan
disesuaikan dengan kemampuan
sosialnya
KEDOKTERAN 47
KELUARGA
Visi Klinik Dokter Keluarga :

Klinik Dokter Keluarga mampu merumuskan


kebijakan pengetahuan
pelayanan secara administratif dan operasional

untuk :

• Memberikan pelayanan yang


bermutu untuk semua keluhan
secara menyeluruh
• Melindungi kesehatan keluarga
PJPK
• Melakukan peningkatan
kemandirian keluarga untuk
menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan
• Membudayakan pola kehidupan
keluarga sehat dan
merencanakan pola kehidupan
keluarga sesuai dengan potensi
yang ada.
KEDOKTERAN 48
KELUARGA
Misi Klinik Dokter Keluarga

• Etika, berarti dokter dalam menjalankan


profesinya melakukan pelayanan yang
menjunjung tinggi hak dan martabat PJPK dan
tenaga pelaksana pelayanan maupun tenaga
penunjang praktek lainnya,
• Pelayanan yang bermanfaat bagi kesembuhan
pasien/penyelesaian masalah
• Pengembangan pembinaan peran serta
keluarga untuk menyembuhkan penyakit dan
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
• Mufakat dan persetujuan dengan yang
berkepentingan dengan melihat kemampuan
sosial yang ada.
• Pengelolaan pelayanan yang didukung
pengetahuan kedokteran mutakhir dan dalam
kegiatan pelayanan kedokteran yang praktis
• Penyelenggaraan pelayanan terdapat yang
sifatnya menyeluruh, paripurna terpadu,
bersinambungan untuk semua; keluhan, usia
dan jenis kelamin serta untuk semua strata
sosial.

KEDOKTERAN 49
KELUARGA
Manfaat pelayanan Dokter Keluarga
(Cambridge Research Institute, 1976).

1. Dapat ditanganinya penderita sebagai


manusia seutuhnya, bukan hanya
terhadap organ tubuh yang sakit atau
keluhan saja.
2. Dapat diselenggarakan pelayanan
peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis,
maka penagturannya akan lebih baik
dan terarah, terutama ditengah-tengah
kompleksitas pelayanan kesehatan
yang ada pada saat ini.
4. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan akan lebih terpadu
sehingga penanggulangan satu
masalah kesehatan tidak sampai
menimbulkan pelbagai masalah
kesehatan lainnya.

KEDOKTERAN 50
KELUARGA
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut
serta, maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut akan dapat
dimanfaatkan dalam menangani
masalah kesehatan yang sedang
dihadapi.
6. Dapat diperhitungkan pelbagai
faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan
psikologis
7. Dapat diselenggarakan
penanganan kasus dengan tatacara
yang lebih sederhana dan tidak
mahal dan karena itu akan
meringankan biaya kesehatan
8. Dapat mencegah pemaikaian
pelbagai peralatan kedokteran
canggih yang memberatkan biaya
kesehatan.

KEDOKTERAN 51
KELUARGA
Pengobatan Rasional

– Menghindari penggunaan
Antibiotik pada Penyakit Diare
dan ISPA terutama pada
BALITA
– Mengurangi pengobatan dengan
penyuntikan kecuali pada kasus-
kasus yang perlu dan gawat
darurat.
– Menghindari Polifarmasi

KEDOKTERAN 52
KELUARGA
Ciri-ciri Dokter Keluarga menurut
Carmichael, 1973; Hymovick and
Barnards, 1973; McWinney, 1981; Ikatan
Dokter Indonesia, 1982 :
• Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien
secara menyeluruh bukan pada disiplin ilmu,
kelompok penyakit, dan atau teknik-teknik
kedokteran tertentu
• Berhubungan dengan pasien sebagai anggota
dari suatu unit keluarga, serta memandang
keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi
sosial dan atau suatu kelompok fungsional
yang saling terkait
• Memberikan perhatian kepada penderita
secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi
jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan,
memperhatikan aspek subjektif dari ilmu
kedokteran, berupaya mengungkapkan kaitan
munculnya suatu penyakit dengan pelbagai
faktor objektif dan subjektif yang ditemukan,
serta memiliki pengetahuan tentang hubungan
timbal balik antara faktor biologis, sosial dan
emosional dengan penyakit

KEDOKTERAN 53
KELUARGA
- Menganggap setiap kontak dengan pasien
sebagai suatu kesempatan untuk
menyelenggarakan pelayanan pencegahan
penyakit serta pelayanan pengobatan dini,
baik ditempat praktek, di rumah ataupun di
rumah sakit.
- Menyediakan dirinya sebagai tempat
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta
bertanggung jawab pada pelayanan
kesehatan lanjutan
- Memiliki keterampilan diagnosis dan
pengobatan yang andal, serta pengetahuan
tentang epidemiologi untuk menentukan pola
penyakit yang terdapat di masyarakat
- Diselenggarakan oleh seseorang dokter
yang bertindak sebagai manager pelbagai
sumber kesehatan yang tersedia serta
berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan
sesuai dengan pelbagai sumber kesehatan
yang tersedia tersebut.

KEDOKTERAN 54
KELUARGA
PELAYANAN KEDOKTERAN
MENYELURUH

BATASAN
1. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
mobilisasi semua sumber daya yang diperlukan
untuk melayani kesehatan penderita (Lee,
1961)
2. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
pelayanan yang dalam melakukan pendekatan
kpd pasien selalu berorientasi kepada keluarga,
serta dengan bekerjasama dalam tim,
menyelenggarakan dengan tata cara mutahir,
pelayanan kedokteran terbaik yang tersedia
(Ferrara, 1968)
3. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
pelayanan yang tidak mengenal batas-batas
yang tegas antara keadaan sehat dengan
keadaan sakit, melainkan pelayanan yang
diselenggarakan pada setiap keadaan
kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien
(Goldston, 1956)

KEDOKTERAN 55
KELUARGA
4. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
integrasi dari pelayanan peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis
penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan yang diselenggarakan secara
terpadu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
perseorang atau keluarga secra keseluruhan
(Bodenheirmer, 1969)

5. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah


totalitas dari semua pelayanan kesehatan yang
diinginkan, yakni pelayanan peningkatan
derajat kesehatan, pencegahan penyakit,
diagnosis, penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan (Somers dan Somers,
1974).

6. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah


pendekatan total yang dilakukan oleh seorang
dokter terhadap pasiennya, yang tujuannya
bukan untuk memastikan kelainan organik serta
pengobatan, melainkan menyelesaikan
masalah emosional pasien, masalah keluarga
serta totalitas lingkungan sosio ekonomis
pasien (Somers dan Somers, 1974).

KEDOKTERAN 56
KELUARGA
KARAKTERISTIK PELAYANAN
KEDOKTERAN MENYELURUH

Empat macam karakteristik pelayanan kedokteran


adalah:

1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan


a. Ditinjau dari kedudukanya dalam sistem
kesehatan
b. Ditinjau dari perananya dalam mencegah
penyakit

2. Tata cara pelayanan


a. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan
kebutuhan pasien
b. Berkesinambungan dalam arti waktu
penyelenggaran

3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan


pelayanan

4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan

KEDOKTERAN 57
KELUARGA
MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN
MENYELURUH

• Terpenuhi pelbagai kebutuhan dan tuntutan


kesehatan
• Memudahkan pemanfaatan pelayanan
kesehatan
• Biaya kesehatan akan lebih terkendali
• Mutu pelayanan akan lebih meningkat

FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN


KEDOKTERAN MENYELURUH

• Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran


• Mahalnya biaya pelayanan kedokteran
• Peraturan perundang-undangan
• Sikap dan kemampuan dokter sebagai
penyelenggara pelayanan
• Sikap dan perilaku sebagai pemakai jasa
pelayanan

KEDOKTERAN 58
KELUARGA
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KEDOKTERAN MENYELURUH
1. Menerapkan pendekatan institusi
a. Memerlukan biaya yang sangat mahal
b. Keterbatasan kemampuan
2. Menerapkan pendekatan sistem
a. Menetapkan stratifikasi pelayanan kesehatan
b. Menetapkan tanggungjawab dan wewenang tiap
strata
c. Menetapkan mekanisme kerja sama antara strata
pelayanan

SYARAT PENYELENGGARAAN PELAYANAN


KEDOKTERAN MENYELURUH
1. Membina hubungan dokter-pasien yang baik (doctor-
patient relationship)
2. Memahami pelbagai sumber kesehatan yang
tersedia di masyarakat (health resources)
3. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi
kedokteran

KEDOKTERAN 59
KELUARGA
HUBUNGAN DOKTER PASIEN

KARAKTERISTIK HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Menurut Koh et al, 1988; Mc Whinney, 1981


karakteristik tsb adalah:

1. Dasar utama terbentuknya hubungan dokter-pasien


adalah karena adanya tanggung jawab dan
kewajiban profesi yang dimiliki oleh seorang dokter
terhadap pasiennya.

2. Meskipun dasar utama hubungan dokter-pasien


adalah adanya tanggung jawab serta kewajiban
profesi, bukan berarti ruang lingkup hubungan
dokter-pasien mencakup masalah-masalah
kesehatan saja.

3. Karena ruang lingkup hubungan dokter-pasien


sangat luas, serta ditambah dengan ekspektasi
pasien yang sangat beraneka ragam, menyebabkan
peranan dokter dalam hubungan dokter-pasien tidak
hanya tunggal, melainkan majemuk.

4. Hubungan dokter-pasien, terutama dokter keluarga,


biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, serta mencakup banyak anggota keluarga.

KEDOKTERAN 60
KELUARGA
MANFAAT HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
1. Dapat mengenal pasien selengkapnya, sehingga
dengan demikian penatalaksanaan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh pasien dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Lebih dari pada
itu akan berpengaruh pula pada orientasi
penyelenggaraan pelayanan. Pelayanan kedokteran
akan dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada
pasien sebagai manusia seutuhnya (patient centered
medical care) (Koh, 1988)
2. Dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kedokteran secara terus-menerus dan
berkesinambungan, sehingga dengan demikian akan
dapat dimanfaatkan oleh pasien pada setiap saat
yang dibutuhkan dan atau untuk setiap masalah
yang sedang dihadapi (MCWhinney,1981)
3. Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh pasien, yakni melalui
kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien,
yang terwujud dari hasil hubungan dokter pasien
yang baik.
4. Dapat diatur pemakaian pelbagai sumber kesehatan
(resources of medicine) yang dimiliki dan atau yang
dibutuhkan oleh keluarga secara lebih efektif dan
efisien.
5. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya silang
sengketa dan ataupun kesalah-pahaman antara
dokter dengan pasien, yang pada akhir-akhir ini,
karena makin meningkatnya kesadaran hukum
masyarakat, sering muncul dalam bentuk tanggung
gugat hukum (liability) yang menyulitkan profesi
kedokteran.

KEDOKTERAN 61
KELUARGA
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN

1. Perkembangan spesialis dan sub-spesialis


(fragmented services)
2. Penggunaan pelbagai alat kedokteran canggih
3. Campur tangan pihak ketiga (UU)
4. Sikap dan perilaku dokter
a. Mau dan bersedia memahami dan mengenal
diri sendiri
b. Mau dan bersedia memahami kepribadian
pasien
c. Mau dan bersedia memahami maksud
pasien
d. Mau dan bersedia memahami kebutuhan
kesehatan pasien
5. Sikap dan perilaku pasien
6. Keterampilan dan reputasi dokter

KEDOKTERAN 62
KELUARGA
PEMAHAMAN PASIEN
1. Kepribadian pasien

Pemahaman pertama tentang pasien yang perlu


dilakukan adalah yang menyangkut kepribadian
(personality) pasien, terutama dalam menghadapi
masalah kesehatan yang dialaminya.
Koh, 1988 membedakan tipe kepribadian pasien
kedalam 12 kelompok, yakni :

– Suka menuntut (demanding)


– Tertutup (onderly controled)
– Emosional (emotional)
– Sakit berat (long suffering)
– Sinis (cynical)
– Merasa orang penting (self importance)
– Royal (money to burn syndrome)
– Menggerutu (grumbler)
– Merasa pintar (smark)
– Menjauhi diri (detached)
– Labil (mood swing)
– Bingung (confused)

KEDOKTERAN 63
KELUARGA
2. Maksud kedatangan pasien ke tempat
praktek

Maksud kedatangan pasien ke tempat praktek


menurut McWhinney (1981) dibedakan atas lima
macam, yakni :

– Karena menderita penyakit dan ataupun rasa


sakit yang telah melampaui batas toleransi (limit
of tolerance) dan karena itu membutuhkan
pertolongan kesehatan
– Karena mengalami rasa khawatir yang tidak
dapat ditahan lagi (limit of anxiety) dan karena
merasa takut, datang ke tempat praktek untuk
meminta pertolongan
– Karena mengalami suatu masalah dalam
kehidupan yang diinterpretasikan sebagai
gangguan kesehatan (signal behaviour) dan
karenanya mendatangi tempat praktek dokter
untuk meminta pertolongan.
– Karena keperluan administrasi (administrative),
misalnya membutuhkan surat keterangan sehat.
– Karena memerlukan pelayanan pencegahan
penyakit (preventive), misalnya pelayanan
imunisasi untuk dirinya dan ataupun anggota
keluarga

KEDOKTERAN 64
KELUARGA
3. Kebutuhan kesehatan pasien

Koh, 1988 membedakan kebutuhan kesehatan


pasien atas 6 macam yakni:

– Untuk dimengerti (to be understood)


– Menyalurkan perasaan (to ventilate feeling)
– Mengubah situasi (to change situation)
– Kembali bekerja (to return to work)
– Menghilangkan gejala (symptomatic relief)
– Memperoleh pengobatan khusus (spesific
treatment)

4. Sikap dan perilaku pasien di ruang praktek

Koh, 1988 membedakan sikap dan perilaku


tersebut atas 5 macam, yakni :

– Ekspekstasi berlebihan
– Manipulatif
– Tidak memerlukan pertolongan kesehatan
– Beringas dan temperamen
– Ketergantung berlebihan

KEDOKTERAN 65
KELUARGA
MASALAH DALAM HUBUNGAN
DOKTER-PASIEN

1. Ketergantungan yang berlebihan

Pasien seolah-olah kehilangan kepercayaan diri dan


menyerahkan segalanya kepada keputusan dokter.
Untuk hasil pengobatan yang optimal sangat
dibutuhkan kerjasama antara dokter dengan pasien,
yang tentu saja akan sulit diharapkan, apabila pasien
terlalu tergantung dengan dokter.

2. Kunjungan yang berlebihan

Pasien hampir setiap hari berkunjung ke tempat


praktek. Terwujudnya keadaan yang seperti ini juga
tidak diinginkan. Bukan saja akan merepotkan
dokter, tetapi juga diri pasien sendiri.

LANGKAH-LANGKAH

• Memahami diri sendiri


• Meningkatkan kemampuan komunikasi antar
personal
• Memahami pasien selengkapnya
• Melakukan komunikasi antar personal yang baik
• Membina komunikasi yang terus menerus dan
berkesinambungan

KEDOKTERAN 66
KELUARGA
KONSULTASI DAN RUJUKAN

Penjabaran lebih lanjut dari rujukan ini dapat dilihat


pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Disebutkan
bahwa rujukan di Indonesia dibedakan atas dua
macam, yakni :

1. Rujukan medis
a. Rujukan pasien (transfer of patient)
b. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge)
c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium
(transfer of specimens)

2. Rujukan kesehatan
a. Rujukan tenaga
b. Rujukan sarana
c. Rujukan operasional

KEDOKTERAN 67
KELUARGA
KARAKTERISTIK

Konsultasi dan rujukan memiliki beberapa


karakteristik tersendiri. Karakteristik yang dimaksud
adalah :

• Ditinjau dari ruang lingkup kegiatan


• Ditinjau dari kemampuan dokter
• Ditinjau dari wewenang dan tanggung jawab

KENAPA DIPERLUKAN KONSULTASI DAN


RUJUKAN ?

1. Karena pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi


kedokteran
2. Karena makin bervariasinya kebutuhan dan tuntutan
kesehatan keluarga
3. Karena keterbatasan kemampuan dokter keluarga

MANFAAT KONSULTASI DAN RUJUKAN

1. Pengetahuan dan ketrampilan dokter keluarga akan


lebih meningkat
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga akan
lebih terpengaruhi

KEDOKTERAN 68
KELUARGA
MASALAH KONSULTASI DAN RUJUKAN
1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut
dilakukan atas inisiatif dokter serta penjelasan
yang dilakukan tidak dapat menyakinkan
pasien, dapat menimbulkan rasa kurang
percaya pasien terhadap dokter.
2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut
dilakukan atas permintaan pasien, dapat
menimbulkan rasa kurang senang pada diri
dokter.
3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi
tidak memberikan jawaban, melainkan
mengambil alih wewenang dan tanggungjawab
penanganan pasien, atau dokter tempat
rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut
setelah satu tindakan kedokteran selesai
dilakukan.
4. Apabila dokter yang melakukan konsultasi dan
atau rujukan tidak sependapat dengan saran
atau tindakan dokter konsultan (second
opinion).
5. Apabila ada pembatas dalam melakukan
konsultasi dan ataupun rujukan.
6. Apabila pasien tidak bersedia untuk
dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.

KEDOKTERAN 69
KELUARGA
TATA CARA KONSULTASI
DAN RUJUKAN
Tata cara konsultasi dan rujukan dalam pelayanan
kedokteran pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal
pokok, yaitu:

1. Kepatuhan dokter terhadap kode etik profesi


yang telah disepakati bersama.
2. Sistem kesehatan, terutama sub sistem
pembiayaan kesehatan yang berlaku.

Untuk ini ada empat keadaan yang ditemukan, yakni:

1. Apabila para dokter masih mematuhi kode


etik profesi serta sub-sistem pembiayaan
kesehatan bersifat tunai (fee for service)
2. Apabila para dokter telah tidak mematuhi
kode etik profesi serta sub-sistem
pembiayaan bersifat tunai (fee for service)
3. Apabila para dokter masih mematuhi kode
etik profesi tetapi sub-sistem pembiayaan
telah menerapkan prinsip pra-upaya (pre-
payment)
4. Apabila para dokter telah tidak mematuhi
kode etik profesi serta sub-sistem
pembiayaan telah menerapkan prinsip pra-
upaya (pre-payment)

KEDOKTERAN 70
KELUARGA
KEDOKTERAN 71
KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai