KELUARGA
KEDOKTERAN 1
KELUARGA
Dasar pemikiran :
• Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kedokteran dan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau sudah
tidak dapat ditunda lagi.
• Masyarakat Indonesia yang dinamis
dan semakin kritis menuntut
pelayanan profesional yang mutakhir
dan manusiawi.
• Globalisasi akan menyebabkan
terbukanya peluang bagi tenaga
kesehatan Indonesia untuk bekerja di
Luar Negeri, demikian pula
sebaliknya.
KEDOKTERAN 2
KELUARGA
• Keluarga adalah merupakan
bagian intergral dari sistem
pelayanan kesehatan.
• Dampak negatif pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada
sekarang, karena pesatnya
perkembangan spesialisasi,
fragmentasi pelayanan kedokteran,
berkurangnya hubungan dokter-
pasien akibat pelayanan
kedokteran yang semakin
berorientasi kepada penunjang
diagnostic, meningkatnya biaya
pelayanan kesehatan.
KEDOKTERAN 3
KELUARGA
Kebijakan :
KEDOKTERAN 4
KELUARGA
Dasar Hukum :
KEDOKTERAN 5
KELUARGA
Definisi :
KEDOKTERAN 6
KELUARGA
• Secara operasional, dokter keluarga
bertanggung jawab memberikan
pelayanan yang menyeluruh (holostic),
terpadu (integrated),
berkesinambungan (continuous),
paripurna (comprehensive) terhadap
individu sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (American Academy of
Family Physicians).
• Dokter keluarga diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang essensial,
praktis ilmiah, menggunakan metoda
dan teknologi yang dapat diterima
masyarakat, mudah dicapai/didapat
oleh individu/keluarga serta terjangkau
dalam pembiayaan (Royal New
Zealand College of General
Practitioners, 2000).
KEDOKTERAN 7
KELUARGA
Konsep :
• UU.No.23/1992 tentang
kesehatan menyatakan bahwa
setiap penduduk berhak
memperoleh derajat kesehatan
yang optimal, dan berkewajiban
ikut serta memelihara kesehatan
diri, keluarga dan lingkungan.
• penggalian dana masyarakat
untuk kesehatan belum optimal
• pengeluaran masyarakat untuk
kesehatan tidak efisien, 75%
masih masih berupa pembayaran
tunai langsung ke provider untuk
pelayanan curatif
KEDOKTERAN 8
KELUARGA
Pemenuhan hak dan kewajiban itu tidak
mudah karena terbatasnya :
• kesadaran masyarakat
• kemampuan membayar jasa
kesehatan
• mutu pelayanan
KEDOKTERAN 9
KELUARGA
• pelayanan kesehatan belum sadar
mutu dan sadar biaya
• pelayanan kesehatan ter-fragmentasi
KEDOKTERAN 10
KELUARGA
• Diperlukan suatu sistem
pemeliharaan kesehatan yang
melibatkan para pelaku itu dan
mampu meningkatkan
kesadaran/kemampuan bayar
masyarakat dan mutu pelayanan
kesehatan.
• Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kedokteran dan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau, sudah
tidak dapat ditunda lagi. Masyarakat
yang dinamis menuntut pelayanan
profesional yang mutakhir dan
manusiawi. Tuntutan itu sangat
realistis namun menjadi tugas profesi
kedokteran untuk sedapat mungkin
mewujudkannya, agar masyarakat
tetap percaya kepada sistem
pelayanan.
KEDOKTERAN 11
KELUARGA
fungsi
• Dokter Praktek Umum
mutu
• agar pelayanan tingkat I dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan dan kedokteran yang bermutu,
ekonomis dan mudah dicapai.
• Untuk mancapai maksud di atas, Dep.Kes,
ikatan profesi (IDI, KDKI, dll), PT negeri
dan swasta mengembangkan konsep
Dokter Keluarga dengan cara :
– Integrasi materi pelayanan kedokteran
bagi semua mahasiswa kedokteran di
PT.
– Pelatihan dokter keluarga bagi para
dokter praktek
– Orientasi pelayanan kedokteran
keluarga bagi para dokter.
KEDOKTERAN 12
KELUARGA
Pelayanan berjenjang dengan ujung
tombak pada pelayanan tingkat
pertama yang bermutu dinilai cost-
effective, karena dapat “menangkap”
masyarakat pada saat masih sehat,
pada stadium dini gangguan
kesehatan dan mencegah keparahan
penyakit yang dapat menimbulkan
cacat atau kematian, tanpa perlu
mengeluarkan biaya lebih banyak
seperti bila maminta jasa pelayanan
pada tingkat sekunder maupun tertier.
KEDOKTERAN 13
KELUARGA
Batasan tentang keluarga (family)
yang dipandang cukup penting
adalah :
Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami isteri,
atau suami isteri dan anaknya, atau ayah
dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya
(UU No. 10 tahun 1992).
Keluarga adalah persekutuan dua atau
lebih individu yang terikat oleh darah,
perkawinan atau adopsi yang membentuk
satu rumah tangga, saling berhubungan
dalam lingkup peraturan keluarga, serta
menciptakan dan memelihara budaya yang
sama (Tinkham and Voorlines, 1972).
KEDOKTERAN 14
KELUARGA
Keluarga adalah sekelompok manusia yang
terikat dengan emosi yang sama, biasanya
hidup bersama dalam rumah tangga yang
sama pula. (Leavitt, 1982).
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih
manusia yang satu yang sama lain saling
terlibat secara emosional, serta bertempat
tinggal dalam satu daerah yang berdekatan.
(Friedman, 1981).
Keluarga tidak hanya merupakan suatu
kumpulan individu yang bertempat tinggal
dalam satu ruang fisik dan psikis yang sama
saja, tetapi merupakan suatu sistem sosial
alamiah yang memiliki kekayaan bersama,
memenuhi peraturan, peranan, struktur
kekuasaan, bentuk komunikasi, tatacara
negosiasi serta tatacara penyelesaian
masalah yang disepakati bersama, yang
memungkinkan pelbagai tugas dapat
dilaksanakan secara efektif (Goldenberg,
1980).
KEDOKTERAN 15
KELUARGA
1. Kompetensi Dokter Keluarga
KEDOKTERAN 17
KELUARGA
Tugas dan Wewenang Dokter Keluarga
KEDOKTERAN 18
KELUARGA
2. Pelayanan rawat jalan kesehatan
reproduksi tingkat primer :
- pelayanan pemeriksaan kehamilan,
- pertolongan persalinan normal, dan resiko
rendah,
- pelayanan tumbuh kembang bayi dan
anak dan remaja,dll.
KEDOKTERAN 19
KELUARGA
6. Pemberian obat yang rasional
7. Tindakan bedah minor, dan kedaruratan
awal
8. Pelayanan trauma ringan, dan
kedaruratan awal
9. Pelayanan rawat observasi sehari
10. Perawatan di rumah atas permintaan
pasien dan keluarga dalam keterpaduan
dan kolaborasi dengan pelayanan tingkat
spesialis
11. Pembinan kualitas kehidupan
- Pembinaan kesehatan keluarga
- Pembinaan klub kelompok resiko
- Pembinaan klub kebugaran
KEDOKTERAN 20
KELUARGA
Fungsi Dokter Keluarga
KEDOKTERAN 21
KELUARGA
1. Ciri dokter keluarga dengan demikian
meliputi :
1. Memiliki pengetahuan dan
keterampilan kedokteran keluarga dan
kesehatan keluarga yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan khusus
denganpendalaman di bidang ilmu
bedah, ilmu kebidanan dan kandungan,
kesehatan anak dan penyakit dalam.
2. Bertindak sebagai mitra keluarga
dalam upaya pemeliharaan kesehatan
keluarga.
3. Menyediakan diri sebagai pelaksana
pelayanankesehatan dasar profesional
paripurna, dengan berperan sebagai
petugas.
4. Petugas pelayanan medik dasar dan
penasehat serta pendamping keluarga
dalam membina kesehatan,termasuk
dalam pendaya gunaan sumberdaya
kesehatan bagi keluarga dananggotanya.
KEDOKTERAN 22
KELUARGA
Kedokteran keluarga
mempunyai kekhususan
yaitu :
• Komprehensif dalam ilmu kedokteran,
tidak membatasi disiplin kedokteran yang
terlibat.
• Komprehensif dalam pelayanan
kesehatan.
• Sasaran adalah individu yang
bermasalah ataupun yang sakit dengan
menganalisa fungsi organ tubuh secara
menyeluruh, juga fungsi keluarga.
• Materi kedokteran keluarga disusun
dengan mempertimbangkan aspek
komunal, sehingga setiap dokter dapat
memanfaatkannya menurut kebutuhan
• Mengandung sifat universalisme
terhadap manusia pada lingkungannya.
KEDOKTERAN 23
KELUARGA
Pengertian Pelayanan dokter keluarga
adalah :
KEDOKTERAN 24
KELUARGA
Ciri-ciri Pelayanan Dokter
Keluarga Indonesia :
• Menyelenggarakan upaya
pemeliharaan kesehatan yang
komprehensif sesuai dengan
kebutuhan kesehatan keluarga
binaannya.
• Melayani setiap penderita bukan
saja sebagai individu, tetapi juga
sebagai anggota keluarga dan
anggota masyarakat.
• Mempunyai tanggung jawab
komunitas pada kelompok keluarga,
yang merupakan bagian dari
kesehatan masyarakat.
KEDOKTERAN 25
KELUARGA
Bentuk keluarga menurut
Goldenberg (1980) adalah :
KEDOKTERAN 27
KELUARGA
• Keluarga non-tradisional (non-
traditional family)
Keluarga non-tradisional ini dibedakan
pula atas lima macam, yakni :
- Keluarga hidup bersama (commune
family).
- Keluarga orang tua tidak kawin
dengan anak (unmarried parent and
children family).
- Keluarga pasangan tidak kawin
dengan anak (unmarried couple with
children family).
_ Keluarga pasangan tinggal
bersama (cohabiting couple)
_ Keluarga homoseksual
(homosexual unions)
KEDOKTERAN 28
KELUARGA
FUNGSI KELUARGA
Menurut Peraturan Pemerintah No. 21
tahun 1994 fungsi keluarga dibedakan
atas :
• Fungsi keagamaan
• Fungsi budaya
• Fungsi cinta kasih
• Fungsi melindungi
• Fungsi reproduksi
• Fungsi sosialisasi dan
pendidikan
• Fungsi ekonomi
• Fungsi pembinaan lingkungan
KEDOKTERAN 29
KELUARGA
Pembagian lain dari fungsi keluarga
adalah yang dikemukakan oleh
Friedman (1981), yang
membedakannya atas 6 macam
yakni :
• Fungsi afektif (affective
function)
• Fungsi sosialisasi (socialization
and social placement
function)
• Fungsi reproduksi
(reproduction function)
• Fungsi mengatasi masalah
keluarga (family coping
function)
• Fungsi ekonomi (economic
function)
• Fungsi pemenuhan kebutuhan
fisik (provison of physical
necessity)
KEDOKTERAN 30
KELUARGA
Terwujudnya keluarga sejahtera
adalah cita-cita semua pihak. Karena
apabila keluarga sejahtera tersebut
berhasil diwujudkan maka berarti
telah terwujud pula keluarga yang
sehat (healthy family). Untuk dapat
mengukur sehat atau tidaknya suatu
keluarga dikembangkanlah suatu
metoda penilaian sederhana yang
dikenal dengan nama APGAR
Keluarga (Family APGAR) (Rosen,
Geyman and Layton : 1980).
KEDOKTERAN 31
KELUARGA
Lima fungsi keluarga yang dinilai
pada APGAR keluarga adalah :
• Adaptasi (Adaptation)
• Kemitraan (Partnership)
• Pertumbuhan(Growth)
• Kasih sayang (Affection)
• Kebersamaan(Resolve)
KEDOKTERAN 32
KELUARGA
Untuk memudahkan penilaian, APGAR
keluarga ini biasanya dituangkan dalam
satu formulir isian sebagai berikut :
KEDOKTERAN 33
KELUARGA
3. Saya puas
bahwa keluarga
saya menerima
dan mendukung
keinginan saya
melaksankan
kegiatan dan
ataupun
arah hidup yang
baru
4. Saya puas
dengan cara-
cara keluarga
saya
menyatakan
rasa kasih
sayang dan
menanggapi
emosi
5. Saya puas
dengan cara-
cara keluarga
saya membagi
waktu bersama
KEDOKTERAN 34
KELUARGA
Untuk setiap jawaban sering/selalu
diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang
diberikan nilai 1, sedangkan jawaban
jarang/tidak pernah diberikan nilai 0.
KEDOKTERAN 35
KELUARGA
Tergantung dari tingkat kesejahteraan yang
berhasil dicapai oleh suatu keluarga,
tahapan keluarga sejahtera di Indonesia
dibedakan atas 5 tingkat (BKKBN, 1995),
yakni :
• Keluarga prasejahtera
• Keluarga sejahtera tahap I
• Keluarga sejahtera tahap
II
• Keluarga sejahtera tahap
III
• Keluarga sejahtera tahap
III plus
KEDOKTERAN 36
KELUARGA
Penelitian yang dilakukan oleh Ogburn
(1969) telah berhasil membuktikan adanya
perubahan pelaksanaan fungsi keluarga
tersebut. OGBURN menyebutkan :
KEDOKTERAN 37
KELUARGA
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
Duvall (1967) membedakan tahap-tahap
pokok tersebut atas 8 macam yakni :
KEDOKTERAN 38
KELUARGA
Secara sederhana siklus kehidupan
keluarga yang dikemukakan oleh Duvall ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
KEDOKTERAN 39
KELUARGA
Pembagian lain siklus kehidupan keluarga
menurut Howell (1975) adalah:
KEDOKTERAN 40
KELUARGA
Pengaruh keadaan keluarga terhadap
kesehatan setiap anggota keluarga
(MC Whinney, 1981) :
• Penyakit keturunan
• Perkembangan bayi dan
anak
• Penyebaran penyakit
• Pola makan dan kematian
• Proses penyembuhan
penyakit
KEDOKTERAN 41
KELUARGA
PENGARUH KESEHATAN TERHADAP
KELUARGA
• Bentuk keluarga
Apabila kesehatan reproduksi seseorang terganggu,
misalnya suami atau isteri menderita (infertility),
tentu akan mempengaruhi bentuk keluarga.
Keluarga yang terbentuk dari pasangan suami isteri
yang mandul tersebut adalah keluarga inti tanpa
anak. Sedangkan apabila seseorang kebetulan
menderita penyakit (kelainan) jiwa, maka apabila
orang tersebut membentuk keluarga, mungkin yang
terbentuk adalah salah satu dari bentuk keluarga
non-tradisional sebagaimana dikemukakan oleh
Sussman (1970).
• Fungsi keluarga
Pengaruh kesehatan terhadap fungsi keluarga
banyak macamnya. Apabila kesehatan kepada
keluarga yang terganggu dapat mengancam
terganggunya pelbagai fungsi keluarga, terutama
fungsi ekonomi dan ataupun fungsi pemenuhan
kebutuhan fisik keluarga. Sedangkan apabila
kesehatan ibu rumah tangga yang terganggu dapat
mengancam terganggunya fungsi efektif dan atau
fungsi sosialisasi. Dalam masyarakat yang masih
sederhana, terutama yang bertempat tinggal di
daerah pedesaan, masih sering dikemukakan
keluarga yanbg diasingkan oleh masyarakat
sekitarnya, karena salah seorang dari anggota
keluarga tersebut menderita beberapa penyakit
tertentu, seperti misalnya penyakit jiwa dan atau
kusta.
•
KEDOKTERAN 42
KELUARGA
•Siklus kehidupan keluarga
Kesehatan seseorang juga mempengaruhi siklus
kehidupan kehidupan keluarga. Apabila kesehatan
reproduksi suami dan isteri terganggu seperti
menderita kemandulan (infertility), misalnya jelas
keluarga tersebut tidak akan mengalami siklus
kehidupan keluarga yang sempurna, karena tahap
keluarga dengan bayi (childbearing family) sampai
dengan tahap anak-anak meninggalkan keluarga
(family as launching center) tidak akan pernah dilalui.
Selanjutnya apabila kesehatan suami atau isteri
sedemikian buruk, sehingga salah satu diantaranya
sampai meninggal dunia, maka keluarga tersebut
akan sangat cepat masuk dalam tahap lenyapnya
keluarga (phase of diseapearanceh)
KEDOKTERAN 43
KELUARGA
PENGARUH KELUARGA TERHADAP
KESEHATAN
(Freeman,1970).
KEDOKTERAN 44
KELUARGA
• Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait
dengan pelbagai masalah anggota lainnya. Ambil
contoh jika ada satu anggota keluarga yang sakit
misalnya, pasti akan mempengaruhi pelaksanaan
dari fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh
keluarga tersebut. Apabila ditemukan banyak
keluarga yang seperti ini, pada gilirannya pasti akan
mempengaruhi pelaksanaan dari fungsi-fungsi
masyarakat secara keseluruhan.
KEDOKTERAN 45
KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga (KDK)
Merupakan bagian yang penting dan tak
terpisahkan dari suatu Pelayanan Dokter Keluarga.
Hal-hal esensial yang harus dipenuhi adalah antara
lain :
KEDOKTERAN 46
KELUARGA
Pengertian Klinik Dokter
Keluarga :
untuk :
KEDOKTERAN 49
KELUARGA
Manfaat pelayanan Dokter Keluarga
(Cambridge Research Institute, 1976).
KEDOKTERAN 50
KELUARGA
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut
serta, maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut akan dapat
dimanfaatkan dalam menangani
masalah kesehatan yang sedang
dihadapi.
6. Dapat diperhitungkan pelbagai
faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan
psikologis
7. Dapat diselenggarakan
penanganan kasus dengan tatacara
yang lebih sederhana dan tidak
mahal dan karena itu akan
meringankan biaya kesehatan
8. Dapat mencegah pemaikaian
pelbagai peralatan kedokteran
canggih yang memberatkan biaya
kesehatan.
KEDOKTERAN 51
KELUARGA
Pengobatan Rasional
– Menghindari penggunaan
Antibiotik pada Penyakit Diare
dan ISPA terutama pada
BALITA
– Mengurangi pengobatan dengan
penyuntikan kecuali pada kasus-
kasus yang perlu dan gawat
darurat.
– Menghindari Polifarmasi
KEDOKTERAN 52
KELUARGA
Ciri-ciri Dokter Keluarga menurut
Carmichael, 1973; Hymovick and
Barnards, 1973; McWinney, 1981; Ikatan
Dokter Indonesia, 1982 :
• Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien
secara menyeluruh bukan pada disiplin ilmu,
kelompok penyakit, dan atau teknik-teknik
kedokteran tertentu
• Berhubungan dengan pasien sebagai anggota
dari suatu unit keluarga, serta memandang
keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi
sosial dan atau suatu kelompok fungsional
yang saling terkait
• Memberikan perhatian kepada penderita
secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi
jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan,
memperhatikan aspek subjektif dari ilmu
kedokteran, berupaya mengungkapkan kaitan
munculnya suatu penyakit dengan pelbagai
faktor objektif dan subjektif yang ditemukan,
serta memiliki pengetahuan tentang hubungan
timbal balik antara faktor biologis, sosial dan
emosional dengan penyakit
KEDOKTERAN 53
KELUARGA
- Menganggap setiap kontak dengan pasien
sebagai suatu kesempatan untuk
menyelenggarakan pelayanan pencegahan
penyakit serta pelayanan pengobatan dini,
baik ditempat praktek, di rumah ataupun di
rumah sakit.
- Menyediakan dirinya sebagai tempat
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta
bertanggung jawab pada pelayanan
kesehatan lanjutan
- Memiliki keterampilan diagnosis dan
pengobatan yang andal, serta pengetahuan
tentang epidemiologi untuk menentukan pola
penyakit yang terdapat di masyarakat
- Diselenggarakan oleh seseorang dokter
yang bertindak sebagai manager pelbagai
sumber kesehatan yang tersedia serta
berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan
sesuai dengan pelbagai sumber kesehatan
yang tersedia tersebut.
KEDOKTERAN 54
KELUARGA
PELAYANAN KEDOKTERAN
MENYELURUH
BATASAN
1. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
mobilisasi semua sumber daya yang diperlukan
untuk melayani kesehatan penderita (Lee,
1961)
2. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
pelayanan yang dalam melakukan pendekatan
kpd pasien selalu berorientasi kepada keluarga,
serta dengan bekerjasama dalam tim,
menyelenggarakan dengan tata cara mutahir,
pelayanan kedokteran terbaik yang tersedia
(Ferrara, 1968)
3. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
pelayanan yang tidak mengenal batas-batas
yang tegas antara keadaan sehat dengan
keadaan sakit, melainkan pelayanan yang
diselenggarakan pada setiap keadaan
kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien
(Goldston, 1956)
KEDOKTERAN 55
KELUARGA
4. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
integrasi dari pelayanan peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis
penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan yang diselenggarakan secara
terpadu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
perseorang atau keluarga secra keseluruhan
(Bodenheirmer, 1969)
KEDOKTERAN 56
KELUARGA
KARAKTERISTIK PELAYANAN
KEDOKTERAN MENYELURUH
KEDOKTERAN 57
KELUARGA
MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN
MENYELURUH
KEDOKTERAN 58
KELUARGA
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KEDOKTERAN MENYELURUH
1. Menerapkan pendekatan institusi
a. Memerlukan biaya yang sangat mahal
b. Keterbatasan kemampuan
2. Menerapkan pendekatan sistem
a. Menetapkan stratifikasi pelayanan kesehatan
b. Menetapkan tanggungjawab dan wewenang tiap
strata
c. Menetapkan mekanisme kerja sama antara strata
pelayanan
KEDOKTERAN 59
KELUARGA
HUBUNGAN DOKTER PASIEN
KEDOKTERAN 60
KELUARGA
MANFAAT HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
1. Dapat mengenal pasien selengkapnya, sehingga
dengan demikian penatalaksanaan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh pasien dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Lebih dari pada
itu akan berpengaruh pula pada orientasi
penyelenggaraan pelayanan. Pelayanan kedokteran
akan dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada
pasien sebagai manusia seutuhnya (patient centered
medical care) (Koh, 1988)
2. Dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kedokteran secara terus-menerus dan
berkesinambungan, sehingga dengan demikian akan
dapat dimanfaatkan oleh pasien pada setiap saat
yang dibutuhkan dan atau untuk setiap masalah
yang sedang dihadapi (MCWhinney,1981)
3. Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh pasien, yakni melalui
kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien,
yang terwujud dari hasil hubungan dokter pasien
yang baik.
4. Dapat diatur pemakaian pelbagai sumber kesehatan
(resources of medicine) yang dimiliki dan atau yang
dibutuhkan oleh keluarga secara lebih efektif dan
efisien.
5. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya silang
sengketa dan ataupun kesalah-pahaman antara
dokter dengan pasien, yang pada akhir-akhir ini,
karena makin meningkatnya kesadaran hukum
masyarakat, sering muncul dalam bentuk tanggung
gugat hukum (liability) yang menyulitkan profesi
kedokteran.
KEDOKTERAN 61
KELUARGA
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
KEDOKTERAN 62
KELUARGA
PEMAHAMAN PASIEN
1. Kepribadian pasien
KEDOKTERAN 63
KELUARGA
2. Maksud kedatangan pasien ke tempat
praktek
KEDOKTERAN 64
KELUARGA
3. Kebutuhan kesehatan pasien
– Ekspekstasi berlebihan
– Manipulatif
– Tidak memerlukan pertolongan kesehatan
– Beringas dan temperamen
– Ketergantung berlebihan
KEDOKTERAN 65
KELUARGA
MASALAH DALAM HUBUNGAN
DOKTER-PASIEN
LANGKAH-LANGKAH
KEDOKTERAN 66
KELUARGA
KONSULTASI DAN RUJUKAN
1. Rujukan medis
a. Rujukan pasien (transfer of patient)
b. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge)
c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium
(transfer of specimens)
2. Rujukan kesehatan
a. Rujukan tenaga
b. Rujukan sarana
c. Rujukan operasional
KEDOKTERAN 67
KELUARGA
KARAKTERISTIK
KEDOKTERAN 68
KELUARGA
MASALAH KONSULTASI DAN RUJUKAN
1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut
dilakukan atas inisiatif dokter serta penjelasan
yang dilakukan tidak dapat menyakinkan
pasien, dapat menimbulkan rasa kurang
percaya pasien terhadap dokter.
2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut
dilakukan atas permintaan pasien, dapat
menimbulkan rasa kurang senang pada diri
dokter.
3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi
tidak memberikan jawaban, melainkan
mengambil alih wewenang dan tanggungjawab
penanganan pasien, atau dokter tempat
rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut
setelah satu tindakan kedokteran selesai
dilakukan.
4. Apabila dokter yang melakukan konsultasi dan
atau rujukan tidak sependapat dengan saran
atau tindakan dokter konsultan (second
opinion).
5. Apabila ada pembatas dalam melakukan
konsultasi dan ataupun rujukan.
6. Apabila pasien tidak bersedia untuk
dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.
KEDOKTERAN 69
KELUARGA
TATA CARA KONSULTASI
DAN RUJUKAN
Tata cara konsultasi dan rujukan dalam pelayanan
kedokteran pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal
pokok, yaitu:
KEDOKTERAN 70
KELUARGA
KEDOKTERAN 71
KELUARGA