Anda di halaman 1dari 47

PERSIAPAN MESIN, SIRKULASI

DIALISAT DAN SIRKULASI DARAH


Lanjutan

PERSIAPAN MESIN DIALISIS


 Pilihlah mesin dengan menggunakan sistem polimetric
cairan dapat tercapai sesuai dengan program yang
ditentukan
 Gunakan mesin yang mempunyai pengontrol ultrafiltrasi.
 Gunakan mesin yang menggunakan Bateray cadangan.
 Dapat melakukan sequential ultrafiltrasi secara otomatis .
 Gunakan mesin dialisis yang dapat mncampur bicarbonat
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan .
OPERASIONAL :
 Listrik
 Air yang diubah / dimurnikan.
 Saluran pembuangan cairan (drainage)
 Pisahkan mesin dengan / untuk pasien infeksi .
 Pastikan keran RO sudah dibuka.
 Pastikan steker sudah tersambung ke stop kontak .
 Tekan tombol ON untuk menghidupkan mesin , lampu
nyala.
Lanjutan

PERAWATAN MESIN
 Sebelum dan sesudah proses HD, bagian luar ataupun
bagian dalam .
Tujuan :
 Agar mesin siap pakai, dapat digunakan untuk pasien
berikutnya.
 Supaya mesin bekerja secara sempurna.
 Mengurangi ferkuensi kerusakan.
 Supaya mesin tahan lama.
 Mencegah infeksi silang.
Perawatan bagian luar mesin :
 Seluruh permukaan mesin, selang dialisat dilap dengan air
sabun atau desinfektan yang sudah dilarutkan dengan air RO
, masukan air RO kebotol spray ,kemudian dibilas denga air
bersih dengan lap (Flanel).
 Kemudian dilap dengan lap kering (flanel), mulai dari atas
sampai ke bawah .
Lanjutan Perawatan Bag.Luar mesin
 Jerigen dialisat dan selang penghisap (konsentrat )
dibersihkan dan dikeringkan .
 Bersihkan badan mesin secara merata dan teratur
 Jangan menggunakan alkohol.
 Jangan lakukan penyemprotan desinfektan langsung ke
layar mesin atau display.
Perawatan dalam mesin
A.DESINFECTANT
 Hubungkan port hijau kecairan desinfectan (sodium
hipoclorite 5,25%) = 200 cc
 Tekan F5 pada display bagian depan pilih rinse menu.
Tekan F2 , tekan tombol rinse .
 proses ini akan berhenti setelah 15 sampai 30 menit
secara otomatis dan display, UF removed akan timbul
END. Tekan sekali lagi tombol Rinse untuk
menghilangkan END.
Lanjutan Perawatan dalam mesin
B.RINSE
 Hubungkan ketiga port pada tempatnya masing- masing .
 Tekan F5 pada display bagian depan , pilih RINSE MENU ,
tekan F1, tekan tombol RINSE .
 proses ini akan berhenti setelah 15-30 menit ( sesuai
program), secara otomatis dan display UF removed akan
timbul END tekan sekali lagi tombol RINSE untuk
menghilangkan END .
Lanjutan Perawatan dalam mesin
C. RINSE AUTO F3 & F4
Hubungkan port yang berwarna hijau ke cairan
desinfectant / Citric Acid sebanyak 200 cc .
Tekan F5 pada display bagian depan. Pilih RINSE
MENU, tekan F3 atau F4 sesuai kebutuhan ACID
RINSE atau CHEMICAL RINSE tekan tombol
RINSE.
Proses ini akan berhenti setelah 30 menit secara
otomatis untuk ACID RINSE atau CHEMICAL
RINSE dan 30 menit untuk RINSE. Pada display
akan timbul END tekan sekali lagi tombol RINSE
untuk menghilangkan RINSE .
DIALISAT

Dialisat adalah cairan yang digunakan dalam


hemodialisis,terdiri dari campuran air dan elektrolit yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai serum normal
Lanjutan
 Fungsi dialisat membuang zat- zat sisa dalam cairan
yang keluar dari pasien, ureum, creatinin, menjaga
keseimbangan elektrolit mencegah penuruan air yang
sangat berlebihan .
Lanjutan

 Perubahan mendadak atau cepat dalam konsentrasi


dialisat dapat mengakibatkan kerusakan sel darah
merah dan gangguan cerebral. Gejala - gejala ringan
seperti mual, muntah, dan sakit kepala pada kasus
berat dapat mengakibtakan kakacauan mental,
koma, dan kematian.
SIRKULASI DIALISAT
 Dialisat pekat
 Air
Sistem Penyediaan Cairan Dialisat :
1.Batch sistem
2.Proportioning sistem
Larutan Dialisat
a.Dialisat Asetat
Dialisat asetat tersedia dalam bentuk konsentrat yang cair,
harga lebih murah efek samping lebih banyak seperti
mual, muntah sakit kepala otot kejang, hipotensi,
gangguan hemodinamika hipoksemia , koreksi asidosis
terganggu
b.Dialisat Bicarbonate
Dialisat bicabonat terdiri dari larutan asam dan larutan
bicarbonate
mudah terkontaminasi mikroba Konsentrasi bikarbonat
yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya hipoksemia
dan alkalosis metabolik yg akut Biaya dialisat bikarbonat
lebih mahal
Cara menggunakan bikarbonat cair
 Galon berisi cairan acid (Port A) dicampurkan dengan satu
galon cairan bikarbonat (Port B) dan air yang sudah
dimurnikan pencampuran ketiga cairan dilakukan oleh
mesin hemodilisis ( Pompa proposioning ) dengan
perbandingan acid 1 bagian , bikaronat 1,225 Bagian air
32,775 . Bagian port A atau Potr B tidak dapat digunakan
secara sendiri- sendiri harus bersama-sama .
Cara menggunakan bikarbonat Bubuk Dalam bentuk
bubuk diencerkan 36,83 kali : sodium cloride 22,39 Sodium
bikarbinat 62,4 gram

Cara mencampur
 1 bungkus bikarbonat powder dimasukan ke dalam wadah
yang bersih dan transparan, dicampur dengan air yang
sudah dimurnikan jumlahnya lebih kurang 9,5 liter di aduk
sampai larut dan homogen .
KOMPOSISI DIALISAT
Komposisi cairan dialisat harus sama dengan komposisi
cairan ekstra seluler normal, terutama mengandung
elektrolit.Terdiri dari :
1. Natrium
2. Kalium
3. Kalsium
4. Asetat
5. Bikarbonat
6. Magnesium
7. Klorida
8. Glukosa
1. Natrium
 Natrium merupakan determinan utama osmolaritas
dialisat. Konsentrasi natrium dalam dialisat paling
sedikit harus sama dengan plasma untuk mencegah
kehilangan natrium karena proses difusi.
 Pada umumnya konsentrasi natrium dalam dialisat
sekitar 140 mmol/L sudah cukup untuk eliminasi
cairan sebanyak 3-4 L tanpa efek samping.
2. Kalium
 Konsetrasi kalium dalam dialisat 2 meq/L, digunakan
untuk mengeluarkan retensi kalium selama periode
antara hemodialisis dan selama prosedur hemodialisis
4-5 jam.
 Konsentrasi kalium dapat ditingkatkan 3-4 mEq/L
sesuai dengan kebutuhan, khususnya hipokalemia
pada akhir dialisis untuk mencegah cardiac aritmia
terutama pada usia lanjut.
3. Kalsium
 Konsetrasi kalsium dalam dialisat harus cukup tinggi
untuk mencegah keseimbangan negatif selama
hemodialisis. Konstrasi kalsium dalam dialisat 3,25-3,5
mEq/L.
4. Asetat
 Presipitasi bikarbonat mungkin didapatkan karena
keberadaan ion kalsium & magnesium.Upaya untuk
mencegah presipitasi bikarbonat diperlukan substitusi
sumber sodium asetat sebagai salah satu pilihan
alternatif.
5. Bikarbonat
 Bikarbonat merupakan zat pengganti yang penting
dalam cairan dialisat karena lebih fisiologis untuk
koreksi asidosis metabolik dibanding dengan dialisat
asetat.
6. Magnesium
 Hipermagnesimia akut dapat menyebabkan gangguan
konduksi arterio ventrikuler dan intra ventrikuler, dan
depresi sistem syaraf. Hipermagnesemia kronik
mempunyai peranan pada patogenesis osteodistrofi
renal dan kalsifikasi jaringan ikat konsetrasi
magnesium 0,5 – 0,75 mmol/L (1.15mEq/L)
7. Klorida
 Konsentrasi anion klorida sama dengan konsetrasi
kation (terutama natrium). Konsetrasi klorida 105 –
120 mEq/L
8. Glukosa
 Hemodialisis menggunakan dialisat bebas glukosa
(glucose free dialisat) sejumlah glukosa akan bergeser
dari darah kekompartemen dialisat diperkirakan 25-30
gram setiap HD. Kehilangan glukosa selama prosedur
dialisis menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah
pasca hemodialisis.Bila prosedur HD menggunakan
dialisat tanpa glukosa tubuh akan kehilangan amino
acid cukup tinggi yaitu 10 gram/dialisis. Jika cairan
dialisat menggunakan glukosa akan kehilangan amino
acid 1-3 gram/HD.Konsetrasi glukosa dalam cairan
dialisis antara 1-2 gram/L.
Aliran Dialisat Terhadap Aliran Darah
Counter current : kapiler aliran dilisat berlawanan arah
dengan aliran darah .
 Co Current ( Paralel Plate ) : Arah dialisat searah dengan
aliran darah .
 Cross Flow: coil :Arah aliran dialisat bersiang arah dengan
aliran darah.
Kecepatan aliran dilisat / Quick dialisat (QD) = 500 –
800 liter / menit
Monitor pada sirkulasi dialisat :
 Temperatur (suhu)
 Konduktifity Kemampuan cairan dialisat untuk
menghantarkan aliran listrik
 Detector kebocoran darah
Monitor ini akan mendeteksi adanya darah di
dalam cairan dilisat , disebabkan adanya
kebocoran / kerusakan pada membran dialyzer
dan mengakibatkan darah masuk ke
kompartement dialisat .
 Tekanan dialisat ( Dialisat Pressure )
Pompa dialisat berada pada dializer, ke drain,
pompa ini yang membantu mesin untuk
membentuk tekanan negative di dalam
kompartement dialisat dan menimbulkan
ultrafiltrasi
MATERI KE-2
Sirkulasi Darah

Sirkuit darah di dalam tubuh ( sirkulasi sitemik )


Berhubungan langsung dengan sirkuit darah di luar
tubuh ( sirkulasi ekstra korporeal ) melalui akses
darah .
Sirkulasi darah terdiri dari :
 Saluran arteri (Arterial line ) atau inlet set yaitu saluran
sebelum dializer warnanya merah .
 Kompartement darah pada dializer
 Saluran vena ( venous line ) Atau outlet set yaitu saluran
sesudah dializer warnanya biru .
Saluran arteri (arteri line ) terdiri dari
 Kanula arteri (inlet )
 Port (inlet arteri) = tempat mengambil sample darah
 Port infus (infus set )
 Selang heparin
 Segment pump
 Bubble trap (arteri)
Saluran vena (venous line) terdiri dari :
 Bubble trap outlet
 Monitoring venous
 Port medicine
 Kanula vena (outlet)
DIALIZER
 Dializer = ginjal buatan ( GB) = Artiificial kidney (AK) = filter
 Dializer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan
sampah hasil metabolisme tubuh atau zat toksik lainnya dari
dalam tubuh .
Yang tersedia saat ini ada dua :
Flat plate dialyzer
Dializer lempeng datar terdiri sejumlah variabel kompartement
paralel yang dipisahkan dengan struktur kaku dan kedua ujung
membran tertutup. Darah mengalir diantara lempengan
membran, sementara dialisat mengalir berlawanan arah
.Resistensi aliran darah dan dialisat sangat rendah sehingga
ultrafiltrasi mudah dikendalikan
Hollow-fiber dialyzer
 Tipe dializer ini terdiri 10 -15000 serat yang terikat dalam
satu buntelan, dan kedua ujung membran tertutup.Setiap
serat mempunyai diameter interna 200-300 µm dan tebal
dindingnya 10-40 µm kedua ujung buntelan serat ini
tertutup jaket plastik, baik untuk aliran darah maupun
dialisat. Darah mrngalit dalam lempengan serat sedanglkan
aliran dialisat berlawanan arah (ounter – current ).
Luas permukaan Dialyzer dan high flux dialyzer
 Luas permukaan membran dialyzer(surface area ) ± 0,8 m2
-3 m2 untuk anak –anak < 1m2 Diameter (dalam ) ± 200
mikron
 Tebal dinding ± 12 mikron .

Volume sisa darah (residual blood volume)

Dialyzer thrombogenecity
 Dializer dan tabung darah bersifat trobogenic dan
memerlukan antikoagulan
Karakteristik membran dializer
 Membran dializer di rancang menyerupai sifat - sifat
karakteristik permeabilitas membran basal glomerulus
(MBG), terbuat dari berbagai polymer. Polymer berasal dari:
 Sumber alamiah ( Cellulosa )
 Industri petrokimia (Serat tekstil)
 Primming volume : Volume darah di dalam kompartement
darah kurang lebih 50-150 cc
 Strerilisasi : metode stersilisasi yang paling banyak
dilakukan pada akhir- akhir ini adalah dengan ethylene
oxyde gas (EOG) .
PROSES YANG TERJADI DI DIALIZER SELAMA HD
 Difusi (konduksi )
Difusi adalah proses tranport spontan dan pasif
dari zat terlarut (solut) dari kompartement darah
ke ruang kompartement dialisat (Dan sebaliknya )
Kecepatan transport difusi tergantung beberapa faktor :
1. Luas permukaan membran
2. Koefisien difusi zat terlarut (Solut) dalam darah, membran
dan dialisat
3. Perbedaan konsentrasi zat terlarut yang melewati membran .
 Konveksi (ultrafiltrasi )
Konfeksi adalah prosese transpor simultant pelarut dan
zat terlarut dari kompartement darah ke kompartement
dialisat (dan sebaliknya)

Kecepatan transport konveksi tergantung dari beberapa


faktor
 Permeabiliti hidrolik
 Sieving coefficient dari zat terlarut (solute) dan luas
permukaan membran
 konsentrasi zat terlarut (solut) dalam darah dan
perbedaan tekanan ( Pressure gradient ) melewati
membran .
Faktor yang harus diperhatikan memilih Dializer yang baik :

 Priming volume yang rendah dan stabil


 Terbuat dari bahan- bahan yang nontoksik
 Clerarenjce yang baik untuk small dan middle molecule
 Resistensi yang rendah terhadap aliran darah
 Ultrafiltrasi yang fleksibel
 Trombogenesiti yang rendah
 Murah dan dapat direuse
Monitor Pada sirkulasi Darah
1. Monitor tekanan arteri (Arterial pressure )
Tekanan ini berada di arterial line setelah pompa darah sebelum
dializer. Tekanan ini bisa dimonitor di mesin HD penyebabnya
adalah adanya hambatan jalan masukanya darah ke dializer, yang
disebabkan antara lain arteial line terklem tertekuk, adannya
bekuan darah atau kloting pada dializer .
2.Monitor tekanan Vena ( Venous Pressure )
Tekanan ini berada pada venous line yaitu sesudah dializer
sampai akses darah ( Out let ) Tekanan ini bisa di monitor di
mesin , tekanan vena bisa meningkat apabila ada hambatan jalan
masuknya darah ke dalam tubuh hal ini disebabkan antara lain
venous line tertekan atau tertekuk posisi jarum / kanula outlet
kurang baik, ukuran jarum kecil , adanya bekuan pada outlet
atau lengan pada outlet di mana outlet terpasang
3 Monitor tekanan Fistula (Fistula pressure )
Tekanan ini berada di arterial line sesudah pompa darah
.Tekanan ini ada yang termonitor di mesin HD ada yang tidak,
apabila aliran darah dari akses darah tidak mencukupi (Lemah)
Maka akan timbul tekanan fistula.Hal ini di sebabkan antara
lain letak jarum tidak tepat, kanula tertekuk/ terklem, .
4. Heparin pump alarm
Dialisis tetap berjalan walaupun ada alarm heparin pump.
penyebabnya antara lain :
 Belum diprogram

 Spuit tidak tepat pada tempat nya / belum dipasang .

 Klem masih tertutup .


5. Blood leak alarm
Lepasnya kapiler pada membran dializer , adanya
kebocoran antara kompartement darah dengan dialisat ,
sensor blood leak sensitive.
6. Monitor udara / detector udara (air foam detector ).
Gelembung udara atau busa yang ada di dalam sirkulasi
ekstra korporeal akan di tangkap atau terperangkap di
bubble trap . Apabila ada udara di bubble trap out let akan
dideteksi oleh sensor dari air detector sehingga klem
otomatis tertutup pompa darah terhenti, alarm berbunyi
sehingga udara tidak bisa lewat atau masuk kedalam
tubuh, sehingga aman buat pasien
PRIMING
Priming adalah Pengisian pertama sirkulasi ekstra korporeal
Tujuan nya :
1. Mengisi (filing) Membilas (Rinsing ), Membasahi atau melembabkan ( soaking )
Membasahi dan membilas Blood lines, dializer dari zat sterilisasi
2. Mencegah anafilaktik shock karena pemakaian zat sterilisasi ETO (Etelyne oxide )
3. Mengurangi keluhan dan memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien .
Persiapan alat :
1. Dializer (ginjal buatan )
2. AVBL
3. Set infus
4. NACL (cairan fisiologis ) 500 Ml (2-3 kolf), 1000 ml (2 kolf)
5. Heparin injeksi 2000 unit
6. Spuit 1 cc
7. Gelas ukur ( penampung cairan )
8. Swab alkohol
9. Klem
10. Mangkok untuk tempat tutup
Catatan : mesin sudah dalam keadaan siap
Cara kerja :
1. Siapkan alat –alat yang akan digunakan
2. Dekatkan alat – alat ke mesin.
3. Perawat mencuci tangan
4. Bukalah mesing- masing set yang telah disediakan .
5. Tempatkan dializer pada tempatnya (Holder ) Dengan posisi
inlet di atas (merah ) dan outlet di bawah (biru ) .
6. Sambungkan
 Normal salin dengan infus set.
 Set infuse dengan selang darah arteri
 Selang darah arteri dengan dializer
 Selang darah venous dengan dializer .
7. Masukan selang segment pump kedalam pompa darah, dan
putarlah pompa darah sampai merata .
8. Hubungkan selang dialisat ke dializer
 Inlet dari bawah (to kidney)
 Outlet dari atas (From kidney)
 Kecepatan dialisat (QD) 500 cc / menit
 Soaking ± 5-10 menit .
9. Hubungkan selang monitor tekanan arteri (Arterial
pressure ) dan selang monitor tekanan vena
(venoous pressure ) di klem .
10.Buka klem infus, yakinkan bahwa set infus, bebas
dari udara dengan cara mengisi ABL terlebih
dahulu
11. Tempatkan ujung VBL ke dalam penampung , hindarkan
kontaminasi dengan penampung dan jangan sampai
terendam dengan cairan yang keluar .
12. Lakukan pengisian dan pembilasan sirkulasi ekstra korporeal
dengan cara :
 Jalankan pompa darah dengan kecepatan (QB) 100 cc / menit – 125 cc
/ menit
 Perangkap udara ( Bubble trap ) diisi ¾ bagian .
 Untuk mengeluarkan udara lakukan tekanan secara intermitten
dengan menggunakan klem pada VBL (tekanan tidak boleh lebih dari
200 mmHg.)
13 Teruskan priming sampai NACL habis satu liter, dan sirkulasi
bebas dari udara .
14. Ganti kolf NACL yang sudahss kosong dengan kolf yang
baru .
15. Matikan pompa darah, klem kedua ujung AVBL,
kemudian hubungkan kedua ujung dengan konektor,
semua klem dibuka kecuali klem heparin
16. Berikan heparin sebanyak 1500 – 200 unit pada selang
arteri .
17. Lakukan sirkulasi selama 5 menit dengan QB 200 ml /
menit agar heparin mengisi ke seluruh selang darah dan
dializer
18. Kembalikan dializer ke posisi semula
19. Periksa fungsi peralatan yang lain sebelum HD dimulai
seperti :
 Temperatur dialisat
 Konduktifity
 Monitor tekanan
 Detektor udara .

Anda mungkin juga menyukai