DI RUANG HEMODIALISA
RSUD LABUANG BAJI
OLEH :
RESKIATI APRIANTI
N I M : 98.1101.247
CI LAHAN
_________________________
CI INSTITUSI
__________________________
KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Hemodialisa adalah suatu proses yang menggantikan secara fungsional
pada gangguan fungsi ginjal dengan membuang kelebihan cairan dan atau
akumulasi toksin endogen dan eksogen.
2. Tujuan Hemodialisa
a. Menunggu fungsi ginjal pulih dan dengan pengobatan atau operasi
b. Untuk mempertahankan kehidupan karena fungsi ginjal tidak pulih kembali
c. Menunggu cangkokan karena fungsi ginjal tidak pulih kembali.
3. Indikasi
a. Hiperkalemia ( K > 7 MEg / Liter ) 3,5 5,5 MEg/l (N)
b. Asidosis (pH darah > dari 7,15 gr %)
c. Ureum darah 200 300 mg %
d. Kenaikan ureum >100 mg %
e. Anuria lebih 5 hari
f. KU jelek pada klien penyakit ginjal
4. Hemodialisis
Hemo
: Darah
Dialisis
Pemisahan / filtrasi
Pengkajian
-
Perencanaan
-
Intervensi /Prosedur
-
Selang darah: arteri dan vena (arterial venous blood line) ..VBL.
PRIMING
Pengisian pertama sirkulasi ekstrakorpureal dengan NaCl.
Tujuan
Mengisi : filling
Membilas : rinsing
Membasahi/melembabkan : Soaking.
Perlengkapan
-
AUBL
Acetata
Set infus
Spuit 1 cc
Heparin
Bila dializer telah bebas dari formalin, dilakukan primming (sama pada
dializer baru).
MEMULAI HD
Persiapan pasien
-
Timbang BB sebelum HD
Cuci tangan
Desinfeksi pada daerah yang akan dipunksi dengan betadine dan alkohol.
Fungsi Outlet (vena) al : masuk darah kedalam tubuh, kalau perlu lakukan
anstesi local.
Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl (dosis awal)
FunksiFemoral
-
Desifeksi daerah lipatan paha dan daerah outlet yang akan dipunksi
Fuksi outlet (vena) al : masuknya darah ke dalam tubuh kalau perlu lakukan
anastesi lokal.
Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl (dosis awal)
Punksi Inlet (Vena femoralis) yaitu jalan keluarnya darah dari tubuh dengan
cara anastesi lokal (mutlak) dengan anatesi filtrasi sambil mencari vena
femoralis.
Buka klem, AVBL, kanula arteri, klem selang infus ditutup, klem kanula vena
tetap tertutup.
(Qb
: 100 cc/l) atau sesuai toleransi klien dan cairan primming terdorong keluar.
-
Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan pada burble tiap VBL.
Ukur TD, N, P
Program HD
Rapikan peralatan.
CATATAN
Pada awal pengisian sirkulasi dengan darah, sebaiknya posisi dialyser dibalik,
setelah bebas udara, dialiser dikembangkan ke posisi sebenarnya.
Pasien.
- TTV (Tensi, N, S, P, Kesadaran)
- Fisik
- Perdarahan
- Sarana hubungan sirkulasi
- Posisi dan aktivitas
- Keluhan dan komplikasi HD
- Berat badan.
b.
Mesin HD (Hemadialisa)
- Qd
- Qb
- Temperature protap 36,50C 370C
- Konduktivitas protap 13,4
- Monitoring tekanan/pressure
- Festula pressure
- Arterial pressure
- Vena pressure : perbandingan tekanan arteri dan vena
- Delta pressure
- Heparinisasi
- Detektor
- Sirkulasi darah
- Jarum punksi / kanula
- AVDL : bubble trup., sambungan-sambungan,.klem,
- Dializer bocor, beku , udara,posisi.
- Set infus dan kolf NaCl
- Fiksasi
- Posisi.
- Sirkulasi dialisat.
- Wadah/tempat dialisat, jumlah dan isi
- Selang dialisat (Inlet dan Outlet)
- konektor
MENGAKHIRI HD
a. Pesiapan alat
- Kain kasa / gaas steril
- Plester / hipafix
- Verband gulung (deep)
- Alkohol dan betadine
- Antibiotik
- Bantal pasir (pada punksi famoral)
b. Cara kerja HD (Hemodialisa)
1. 5 menit sebelum HD berakhir
- db diturunkan sekitar 100 cc/menit
- VfR = C
2. Ukur TD, V
3. Blood pump stop.
4. Ujung ABL diklem jarum inlet dicabut bekas punksi inlet ditekan
5. Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6. Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan didorong NaCl sambil Qb jalan
7. Setelah darah masuk ke dalam tubuh blood dop, ujung VBL diklem
8. Jarum outlet dicabut, bekas punksi outlet ditekan dengan kasa steril yang
diberi betadine
9. Bila perdarahan pada bekas punksi outlet dan inlet sudah berhenti, bubuhi
bekas punksi inlet dan outlet dengan antibiotik, lalu tutup dengan kain kasa
steril pasang verband
10. Ukur TD, nadi, suhu, pernafasan
11. Timbang BB
12. Isi formulir HD