1 4.130.00445Yz 1
430 25 720 1510 25
Yz = 14.2 mm
Jika dilakukan preheat pada pengelasan baja di
atas (200oC) daerah HAZ juga akan bertambah
lebar, karena alasan yang serupa dengan proses
tempering sebelum di las
1 4.130.00445Yz 1
430 200 720 1510 200
Yz = 28.4 mm
Laju pendinginan pada pengelasan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap sifat mekanik hasil
pengelasan
Dalam heat treatment, penentuan produk struktur
mikro akhir mengacu pada CCT diagram dan oleh
karenanya, struktur mikro yang kita inginkan
(termasuk sifat mekaniknya) tergantung dari laju
pendinginan yang direncanakan
Pada pengelasan, laju pendinginan ditentukan tidak
boleh terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan
adanya crack pada lasan
Laju pendinginan lasan (CRW) dibatasi oleh Critical
Cooling Rate (CCR), yang merupakan batas laju
pendinginan tertinggi yang boleh diterima oleh
logam selama pengelasan
CCR untuk baja karbon “disepakati” adalah
disekitar hidung diagram, yang mana nilainya
berkisar 550oC
Laju pendinginan yang posisinya berada di sebelah
kanan CCR adalah laju yang sesuai untuk proses
pengelasan (laju pendinginan lambat)
Kondisi dimana CRW berada berada di sebelah kiri
CCR memerlukan pre heat, post heat maupun
kombinasi diantaranya
Rules ini juga berlaku untuk pengelasan dengan
dimensi yang semakin tebal. Pengelasan pelat tebal
menghasilkan CRW yang semakin ke kiri.
Manakala CRW berada di sebelah kiri CCR, pre heat,
post heat maupun kombinasi diantaranya
diperlukan
Setelah di suatu titik pada atau di dekat lasan
mencapai peak temperature, maka temperatur
akan berangsur-angsur turun.
Kecepatan turunnya temperatur (cooling rate)
akan memberi efek yang berarti dalam struktur
metalurgi, sifat-sifat atau sifat tak mulus
(soundness) dari logam dasar.
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam perlakuan
panas dari baja, cooling rate merupakan salah
satu unsur paling penting.
Tiap-tiap logam mempunyai sifat sendiri
termasuk kecepatan pendinginan kritisnya,
sehingga sifat akhirnya pun akan berbeda
dibanding logam lain
Untuk baja karbon atau baja paduan rendah,
temperatur yang penting adalah temperatur
dekat “hidung” pearlite pada diagram TTT
(Time Temperatur Transformation).
Temperatur yang tepat tidak terlalu kritis untuk
dicari, untuk semua perhitungan dan
perbandingan digunakan Tc = 550C yang
cukup memuaskan untuk baja.
Persamaan kecepatan pendinginan paling
praktis digunakan untuk memperkirakan pre-
heat, misalnya untuk mencari lasan single
pass (satu kali jalan), untuk membuat butt
weld antara dua plat yang tebalnya sama.
Jika plat relatif tebal, dibutuhkan beberapa
kali jalan (lebih dari enam kali) untuk
meyempurnakan sambungan.
Kecepatan pendinginannya adalah:
Dimana :
R = kecepatan pendinginan pada titik garis
pusat lasan (C/s). Tepat ketika pendinginan
lewat temperatur kritis (Tc).
k = konduktivitas panas dari logam
(J/mm.C)
Kecepatan pendinginan adalah maksimum di
garis pusat lasan.
Tetapi kecepatan pendinginan di dekat batas
penggabungan hanya selisih sedikit dengan di
garis pusat. Karena itu persamaan kecepatan
pendinginan dapat digunakan untuk seluruh
lasan dan didekat HAZ.
Untuk pelat yang relatif (kurang dari empat kali
jalan pengelasan ) berlaku :
Dimana :
St = waktu pendinginan (detik)
L = heat of fusion, J/mm3
Fourier : jumlah panas yang dipindahkan
adalah sebanding dengan penurunan
temperatur, waktu dan luas daerah arah tegak
lurus dimana panas mengalir.
Dalam kejadian jumlah panas dipindahkan tiap
satuan luas dan waktu, menghasilkan
hubungan yang dapat ditulis :
q = -k. grad 1 (kkal/m3)
Berdasarkan hukum Fourier ini dapat dihitung
jumlah panas keseluruhan Q yang dipindah
pada permukaan F (m2) dalam (detik)
Jumlah panas keseluruhan Q adalah jumlah
masukan panas Hnet = adalah jumlah panas
keseluruhan Q dibagi panjang jalur yang dilalui
elektroda (lebar benda kerja ).
Jadi, persamaan di atas dapat diganti dengan
Dimana :
Q = jumlah panas keseluruhan (joule)
K = Konduktivitas panas (joule/mm det oC)
y = jarak dari sumber panas (mm)
t1 = temperatur sumber panas (oC)
t2 = temperatur pada titik yang diamati (oC)
F = luas penampang (mm2) = tebal (t) x Lebar (b)
t = waktu pemindahan panas (detik)