Anda di halaman 1dari 63

 Sungaiadalah alur ekosistem di muka

bumi yang merupakan sistem


konservasi alamiah untuk air, tanah,
dan ekologi wilayah yang dilaluinya.
Komponen penyusun sungai bukan
hanya abiotik-fisik (air dan sedimen),
namun juga biotik-ekologi dan
morfologi ( flora, fauna serta
morphologi) yang terkait di dalamnya
MENURUT PP No. 35/1991:
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara
dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya
oleh garis sempadan

MENURUT SNI No. : 1724-1989-F


Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang
merupakan wadah dari penyalur aliran air dan mineral yang
dibawanya dari bagian hulu yang lebih tinggi ke bagian hilir
yang lebih rendah dan dapat bermuara di sungai lain, danau
atau laut
Daerah transpor
sedimen
Sungai
Alamiah

Stabil, flora
dan fauna di
Sempadan
Penuh
 ASET PENYEDIA AIR BERSIH
 ASET EKOSISTEM FLORA dan FAUNA
 ASET KONSERVASI AIR DAN SEDIMEN
 ASET PEMASOK OKSIGEN
 ASET STABILITAS TEMPERATUR
 ASET LANSEKAP (Land scape)-Morphologi
 ASET TRANSPORTASI SUNGAI
 ASET SOSIAL BUDAYA DAN PARIWISATA
 ASET DAPAT DAN PERLU DIMANFAATKAN
 CARANYA...?
KONSEP KEBERLANJUTAN:

PEMANFAATAN ASET HURUS DALAM


KERANGKA KONSERVASI ASET

DALAM UPAYA MEMELIHARA ASET


MENDAPATKAN MANFAAT
75%
 Sempadan Sungai
 Pembuatan TALUD
 Pelurusan, Sudetan dan Normalisi
 Wedi Kengser (Endapan pasir di tikungan
dalam)
 KERAMBA
 Aktivitas di palung sungai- Pengambilan
pasir
 Fishway
Muka air banjir

Muka air normal


Lebar Lebar
Lebar
Bantaran banjir Longsoran Ekologi Keamanan

Lebar Sempadan Sungai (sisi kanan-kiri identik)


 Badan Sungai (palung sungai-alur sungai)
 Bantaran Banjir (Flood Plain)
 Bantaran Longsor
 Bantaran Ekologi Penyangga
 Bantaran Keamanan
 SEBAGAI AREAL RESAPAN AIR
 SEABAGAI AREAL LIMPASAN BANJIR dan
RETENSI BANJIR
 SEBAGAI RETENSI-PELINDUNG LONGSOR
TEBING SUNGAI
 SEBAGAI SISTEM INFLOW-OUTFLOW AIR
SUNGAI
 SEBAGAI AREAL MATA AIR DAN RESAPAN
AIR
 SEBAGAI AREAL DINAMIK ALUR MORFOLOGI
SUNGAI
 SEBAGAI AREAL ENDAPAN DAN EROSI
 SEBAGAI PELINDUNG AREAL LUAR SUNGAI
 SEBAGAI SUMBER MAKANAN FAUNA SUNGAI
DARI HULU HINGGA HILIR
 SEBAGAI AREAL HIDUP & PERLINDUNGAN
FAUNA SUNGAI DARI BANJIR dan BENCANA
LAIN
 SEBAGAI AREAL REPRODUKSI FAUNA SUNGAI
 SEBAGAI PEMASOK OKSIGEN WILAYAH
 SEBAGAI PENGENDALI TEMPERATUR WILAYAH
 Dll.
Adalah daerah yang air hujan yang jatuh di tempat itu
mengalir dan menjadi sumber air sungai tersebut.
Batas DAS yang berdampingan disebut batas daerah
pengaliran (biasanya berupa punggung suatu bukit).
Namun, untuk daerah tertentu, hujan yang jatuh di satu DAS
mengalir ke DAS tetangganya lewat aliran bawah tanah
Daerah sungai meliputi aliran air dan alur sungai, terma-
suk bantaran, tanggul dan areal yang dinyatakan sebagai
daerah sungai
 Bentuk Datar (planform)
 Penampang Melintang (cross section)
 Kemiringan Dasar / Penampang
memanjang (slope)
 Konfigurasi Dasar (bed topografi)
 Sungai Lurus (straight)
 Sungai Berjalin
(braided)
 Sungai Bermeander
(meandering)
Sungai dikatakan lurus apabila Sinusitas, yaitu
perbandingan antara panjang thalweg (bagian
terdalam dari sungai) terhadap panjang lembah
< 1,05

thalweg
Sinusitas
Lurus 1 – 1,05

Berbelok 1,05 - 1,25

1,25 - 2,00

Meandering > 2,00


 Sungai berjalin (braided river) merupakan
sungai yang saling berjalin (interlocking).
 Umumnya terjadi pada daerah perubahan
kemiringan yang curam memasuki daerah
dengan kemiringan yang lebih landai

•Alur sungai berpindah-pindah,


kadang-kadang lebih dari satu alur
sungai
Pada daerah dataran yang luas, alur sungai
tidak stabil, dan pada belokan sungai,
terjadilah erosi pada tebing tikungan luar
dan pengendapan di tikungan dalam, maka
terbentuklah meander sungai
 Penampang melintang sungai merupakan tampilan
sungai dua dimensi yang ditampilkan searah
dengan aliran air (ke arah hilir)
 Titik-titik yang dikumpulkan meliputi:
- Daerah Sungai termasuk bangunan2 yang ada
- Bagian atas tebing
- Kaki tebing
- Kedalaman alur penuh
- Elevasi muka air
- Thalweg
B. Ekologi

B. BANJIR
Talud, konstruksi non
Konstruksi
ekologis-hidraulis
ekologi-hidraulis
 Parameter aliran (debit,muka air, arah aliran)
 Degradasi dan agradasi.
 Penggerusan setempat (local scouring)
 Longsoran tebing
 Gerowongan kaki tebing
 Berliku (meandering)
 Berjalin (braiding)
 Sungai dikatakan rusak apabila sebagian atau
seluruh komponen perubahan dari aspek
dinamik morfologi sungai telah
membahayakan lingkungan sungai.
 Lingkungan sungai dapat rusak akibat adanya
perubahan-perubahan pada komponen
perubahan morfologi sungai, baik secara
alamiah atau akibat pembangunan yang
kurang atau tidak memperhati-kan kaidah-
kaidah pelestarian lingkungan sungai.
1. Perubahan alur arah vertikal:
 Degradasi dasar sungai
 Agradasi dasar sungai
 Gerusan Lokal

2. Perubahan alur arah horizontal:


 Longsoran tebing
 Gerowongan kaki tebing
 Endapan sedimen (pada tikungan dalam)
PROSES DEGRADASI
DASAR SUNGAI
 Bottom Controller.
headcut

Pengaruh setempat Pengaruh di hulu Pengaruh di hilir


 Head cutting  Peningkatan kecepatan
 Penggerusan  Peningkatan angkutan • Peningkatan angkutan
 Tebing tidak stabil sedimen sedimen S. utama
 Kecepatan meningkat  Alur sungai tidak stabil
• Agradasi dasar sungai
 Perubahan bentuk
sungai S. utama
• Kenaikan muka air S.
utama
• Perubahan bentuk S
utama.
agradasi

bendungan

penggerusan

Pengaruh setempat Pengaruh di udik Pengaruh di hilir


 degradasi  Kenaikan muka air di •Degradasi
muara anak sungai
 Perubahan bentuk •Penurunan muka air
 Pengendapan di mulut
 Ketidak stabilan anak sungai •Erosi di anak sungai
tebing  Penurunan stabilitas
•Peningkatan
 Keruntuhan alur angkutan sedimen di
bendungan S. utama
erosi

pengendapan

Pengaruh setempat dan di hulu Pengaruh di hilir


 Kenaikan muka air
 Kemiringan lebih curam
banjir
 Peningkatan kecepatan aliran dan  Pengendapan di hilir
angkutan sedimen sudetan
 Degradasi, head cutting  Kapasitas saluran
berkurang
 Tebing tidak stabil
Jembatan bailly

1.00m

26
25 23
24

Pilar jembatan menggantung

Jembatan Srandakan (turun April 2000)


Longsoran Tebing
Perlindungan tebing langsung Perlindungan tebing tidak langsung
 Gunakan material yang mudah didapat di sekitar lokasi
 Sesuaikan dengan kebutuhan penanggulangan masalah:

– Krib bronjong batu dan


blok beton terkunci
sesuai untuk kasus
terkait dengan sungai
berkecepatan aliran
tinggi, membawa
kerakal dan memerlukan
hasil penanggulangan
segera. Kawat bronjong
rentan terhadap
benturan batu dan
vandalisme.
 Arahkan aliran secara bertahap dengan bantuan
beberapa buah krib, dimulai dari udik sesuai dengan
kebutuhan pencapaian kondisi aliran,
 Tempatkan krib dengan jarak antar krib yang cukup
sehingga tidak terjadi aliran sekunder yang mampu
menggerus tebing,
Pengaman Tebing dengan Krib Bronjong
Sand bag/bronjong

DUMP STONE

Sand bag / bronjong

Dump stone
Diameter batu Sekitar 40
cm

DUMP STONE
Tahap I.
 Survei/identifikasi permasalahan.
 Pengukuran geometri badan sungai dan ruas sungai
 Pengukuran kondisi prasarana
 Analisa terhadap indikator kerusakan lingkungan sungai
 Penyiapan peta informasi kerusakan lingkungan sungai.

Tahap II.
Penyusunan peta kerusakan lingkungan sungai

Tahap III
Evaluasi perenencanaan teknis (desain) dan pelaksanaan.
Tindakan Teknis.
1. Pemeliharaan
2. Pengamanan
3. Rehabilitasi
4. Renovasi

Tahab IVb.
Tindakan Hukum.
1. Peneguran
2. Peringatan
3. Pembatasan kegiatan
4. Penghentian sementara
5. Pencabutan izin
6. Penghentian total kegiatan.
 Pengelolaan Daerah Pengaliran Sungai (DPS);
 Reboisasi pada daerah tangkapan air;
 Pengamanan tebing sungai;
 Pengendalian dasar sungai;
 Pengambilan
pasir di alur
sungai –
membahayak
an –
morfologi
dan
bangunan
sungai
PASIR
dan
BATU
Sungai
sangat
penting
untuk
stabilita
s alur
sungai
 Pelestarian bentuk alur morfologi sungai
 Pelestarian daerah aliran sungai (DAS)
 Pelestarian daerah sempadan sungai (DSS)
 Peklestraian komponen-komponen sungai (
gosong pasir, dune, pulau sungai dll.)
 Pelestarian ekologi flora dan fauna sungai
 Pelestarain kualitas air sungai
 Pelestarian kemampaun eko-drainasi sungai
 Pelestarian mata air sungai
 Pelestarian peninggalan sosial budaya sungai
 Dll.
PENTING ...!!!!!!!!!!
 Tata cara perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk
bangunan di sungai (SNI 03-1724-1989)
 Tata cara perencanaan umum krib di sungai (SNI 03-2400-
1991)
 Metode perhitungan tiang pancang beton pada krib di
sungai (SNI 03-2829-1992)
 Tata cara perencanaan teknik pelindung tebing sungai dari
pasangan batu (SNI 03-3441-1994)
 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka (SNI
03 -2414 -1991)
 Metode perhitungan debit banjir (SNI 03 -2415 -1991)
 Metode pemilihan pos duga air di sungai (SNI 03 -2526 -
1991)
 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka
dengan pelampung permukaan (SNI 03-2820 -1992)
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai