Anda di halaman 1dari 24

Intoksikasi Alkohol

Chrismicel
Supervisor : dr. Winifred Karema, Sp.S(K)
Pendahuluan
• Alkohol pada sistem sarasf diyakini segai stimulant, tetapi efek
stimulant ini hanya sedikit.
• Seperti pada obat anestesi dan hipnotik lain, alcohol bekerja sebagai
obat sedatif
• Alkohol juga bersifat sebagai depresan terhadap sistem saraf pusat
dengan menghambat aktifitas neuronal .
• Konsumsi alcohol kronis meningkatkan aktifitas sel glia (astrosit dan
mikroglia, dan juga meningkatkan ekspresi gen dan sitokin
proinflamasi otak
• Gangguan saraf terkait alcohol disebabkan oleh konsumsi alkohol
secara berlebihan baik dengan atau tanpa defisiensi vitamin maupun
nutrisi
Intoksikasi Akut
• Intoksi akut (kadar alcohol 300 mg/100ml) dapat menyebabkan
penurunan kesadaran sampai koma dengan penurunan reflex tendon,
hipotensim hipotermia, dan perlambatan pernafasan
• Kematian dapat terjadi dengan kadar alcohol 400 mg/100ml
Memori
• Blackouts : episode demensia yang diakibatkan karena peningkatan yang
capet dari Blood Alcohol Concentration (BAC)
• Mekanisme yang mendasari diyakini diakibatkan adanya hambatan dalam
transfer informasi dari short-term memory ke long-term memory
• Pada penelitian yang dilakukan pada tikus didapatkan alcohol akn
mensupresi sel pyramidal di CA1 pada hipokampus
• Mekanisme lain yang mendasari adalah gangguang dari long-term
potentiation (LTP) pada hipokampus
• Mekanisme ketiga yang mendasari adalah alcohol dapat mengganggu
struktur yang berhubungan dengan hipokampus seperti septum medial
dan korteks prefrontal
Trauma
• Konsumsi alcohol dapat menyebabkan kebingungan, ataksia, dan
gangguan interaksi social seperti sifat agrasif, yang menyebabkan
rentan terjadi trauma.
• Trauma dapat terjadi akibat terjatuh, kecelakaan lalu lintas, dll.
Atrofi Cerebri
• Atrofi cerebri sering terjadi pada korteks lobus frontal
• Atrofi dapat terjadi pada hipokampus, korpus kalosum, thalamus,
badan mamilary, dan korteks cerebellum
• Perubahan pada diensefalon sering dikaitkan dengan defisiensi
vitamin.
• Berdasarkan pemeriksaan patologi didapatkan kerusakan lebih terjadi
pada white matter dibandingkan grey matter
Demensia
• Hubungan demensia dengan konsumsi alkohol masih menjadi
perdebatan
• Efek akut dari alcohol dapat menyebabkan gangguan memori sepertri
blackout
• Konsumsi kronik alcohol dengan defisiensi tiamin dapat menyebabkan
sindrom Wernicke-Korsakoff
• Konsumsi alcohol jangka Panjang dapat menyebabkan gangguan
persepsi dan gangguan fungsi kognitif
Cerebellar Degeneration
• Penyebab tersering ataksia yang didapatkan
• Lebih sering didapatkan pada pria
• Onset gradual
• Lebih sering ditemukan ataxia pada ekstremitas bawah, didominasi dengan gangguan
koordinasi
• Jarang terdapat nystagmus
• Dapat disertai disartia serebelum ringan
• Sering ditemukan bersama sama dengan neuropati perifer
Patologi : dapat terjadi perubahan pada korteks serebelum, tetapi lebih spesifik pada sel
purkinje pada anterior dan superior vermis, dan bagian anterior dari lobus anterior
Patogenesis : dapat disebabkan gangguan nutrisi, terutama tiamin, atau akibat dari
iktoksikasi alcohol secara langsung atau gangguan elektrolit pada serebelum
Osmotic demyelination (central pontine dan
extrapontoine myelinolysis)
• Dapat terjadi akibat dari perubahan cepat konsentrasi natrium di
dalam plsma darah
• Secara patologi area pontine white matter dan pedunculus serebelaris
media adalah daerah yang paling sensitive
• Secara histologi didapatkan proses demielinisasi, degenerasi
oligodendrosit dengan neuron dan axon yang masih intak, dan tidak
didapatkan proses inflamasi
Marchiafava-Bignami disease
• Komplikasi yang jarang yang biasa terjadi pada kronik alcoholism,
yang ditandai dengan demielinisasi pada korpus kalosum.
• Gejala klinis :
• Bicara kacau, kejang, ataksia, disartia atau koma (akut)
• Demensia, paralisis spastik (kronik)
• Gejala lainnya dapat berupa afasia, tremor, atau hemianopsia homonym
• Disconnection syndrome
Morel’s Laminar Sclerosis
• Area kerusakan neuron yang disertai dengan gliosis pada astrosit yang
terjadi pada lapisan ketiga korteks lobus frontal
• Diduga merupakan suatu proses sekunder dari Marchiafa Bignami
disease.
• Gambaran imaging :
• Lesi pada baian lateral lobus frontal yang hipertintens pada T2-wighted MRI
Hepatic Encephalopathty and Chronic
Hepatocerebral degeneration
• Degenerasi hepatoserebral kronik terjadi setelah perbaikan dari
ensefalopati hepatikum akut, gejala dapat berupa delirium dengan
atau tanpa pasikosis, atakasia, disartia, koreoatetosis, dan tanda-
tanda gangguan traktus kortikospinal
Neuropati dan Miopati
• Para pecandu alcohol dapat mengalami neuropati kompresi, seperti
kompresi nervus peroneus yang diakibatkan kompresi pada regio
leher os fibula, saaat berbaring, dan dapat juga terjadi kompresi
nervus radialis (Saturday night palsy)
• Gejala miopati dapat berupa gangguan gaya berjalan, kram otot,
nyeri local hingga berkurangnya massa otot
• Pada pecandu alcohol angka miopati dapat terjadi sampai 50%
Alcoholic Pellagra
• Manifestasi dari defisiensi niasin
• Gejala klinis : dermatitis, diare, dan demensia
• Pada beberapa penderita gejala ini dapat tidak ditemukan, dan dapat
ditemukan gejala lainnya seperti hipertonus, mioklonus dan psikosis
• Hipertonus yang terjadi biasa berupa oppositional hypertonus
(gegenhalten)
• Histologi : neuron yang membengkak pada sel pyramidal di korteks
motoric, nucleus pontin, nucleus dorsalis vagus, nucleus ambiguous,
nucleu cuneatus dan gracilis, nucleus nervus trigeminal, nucleus
oculomotor, dan neuron motoric pada medulla spinalis
Toxic Polyneuropathy
• Gejala klinis berupa nyeri, paresthesia, dan rasa baal pada distribusi
glove and stocking, kelemahan dan atrofi otot, terutama otot-otot
bagian distal, hilangnya reflex tendon, dan dapat terjadi gangguan
otonom
• Hal ini dapat terjadi karena nutris yang tidak adekuat (defisiensi
tiamin dan vitamin B lainnya)
• Alkohol juga memiliki efek toksis secara langsung
Toxic nutritional optic neuropathy (tobacco-
alcohol amblyopia)
• Gejala : gangguan ketajaman penglihatan dengan gangguan
penglihatan warna dan scotoma sentral
• Pemeriksaan funduskopi dan lapangan pandan perifer didapatkan
hasil yang normal
• Kerusakan dapat terjadi pada dimana saja pada serabut
papillomacular, seperti retina, nervus optikus, kiasma optikum,
traktus optikus atau nucleus geniculatum lateral
• Secara miskroskopis : terjadi kehilangan mielin dan akson dapat
terjadi bersamaan dengan gliosis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai