Penuaan
Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi bagaimana
lansia dan support worker
memaknai faktor-faktor
yang menyebabkan lansia
melakukan self harm
Metode kualitatif dengan in-depth interview
semi terstruktur
Responden lansia diwawancarai sebanyak 2
kali dan responden dari support worker
diwawancarai sebanyak 1 kali
Selang waktu wawancara pertama dan kedua
pada responden lansia yaitu 1 bulan
PPIE (Patient and Public
Involvement and Engagement
• PPIE berkontribusi pada pengembangan dan
penyempurnaan dalam penelitian kesehatan
2 kelompok responden :
1. lansia (≥60 tahun) dengan riwayat self-harm
2. support worker yang pernah mendampingi
lansia dengan riwayat self-harm
Teknik sampling menggunakan purposive
sampling
Kriteria eksklusi : tidak bersedia mengikuti
penelitian, tidak bisa berbahasa Inggris
Etika penelitian didapat dari Ethics Review
Panel di Keele University
Responden yang memenuhi kriteria akan
diberikan penjelasan mengenai penelitian ini
Informed consent dilakukan di awal
wawancara dan dicek ulang di akhir
Pengambilan data responden dilakukan dari
September 2017-September 2018
Interview dilakukan via telepon atau bertemu
langsung
Wawancara direkam dan ditranskrip verbatim
Data dianalisis menggunakan analisis tematik
dan metode perbandingan konstan
Penyandang dana tidak berperan dalam desain
penelitian, pengambilan data, analisis data,
interpretasi data, maupun penulisan naskah
Wawancara dilakukan pada 16 responden (9
lansia dan 7 support worker)
Wawancara berkisar antara 28-129 menit
Responden lansia mengalami sakit fisik dan
mental, sementara lebih dari setengah
responden support worker memiliki riwayat
self-harm sebelumnya (Karakteristik responden
dapat dilihat pada tabel)
Beberapa stressor yang berpengaruh antara lain
masalah kesehatan, riwayat masa kanak-kanak,
masalah interpersonal, kehilangan dan kesepian
(Stressor dapat dilihat pada tabel)
1. Mencari bantuan
Responden melakukan self-harm secara sadar
maupun tidak sadar. Hal tersebut merupakan upaya
mencari pertolongan, perhatian dan dukungan serta
menghindari bunuh diri.
2. Mekanisme koping
Responden melakukan self-harm sebagai
mekanisme koping untuk mengatasi stressor yang
dihadapi
3. Regain control vs gratification
Responden merasa mendapatkan kontrol/kendali
atas hidupnya dan responden merasa puas setelah
melakukan self-harm.
Adanya stigma bahwa lansia dipandang sebagai
‘’role model’’, sehingga mereka merasa malu atas
self-harm yang dilakukan.