Anda di halaman 1dari 9

SEGITIGA PENYAKIT

HAWAR DAUN TANAMAN KENTANG

Nama Kelompok :
1. Dinda Dwi Oktania (17025010051)
2. Rachmawaty Indah N. (17025010069)
3. Nensi Agustina (17025010095)
4. Ari Wijayanti (17025010096)
5. Sasiska Rani (17025010115)
PENDAHULUAN
AGENDA
INFOGRAPHIC SEGITIGA PENYAKIT

SEGITIGA PENYAKIT HAWAR DAUN KENTANG

KESIMPULAN
PENDAHU
LUAN
Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas penting
pada budidaya tanaman kentang. Penyakit lodoh disebabkan
oleh serangan jamur patogen ganas Phytophthora infestans ini
dapat menurunkan produksi kentang hingga 90% dari total
produksi kentang dalam waktu yang amat singkat. Sampai
saat ini kapang patogen penyebab penyakit busuk batang dan
daun tanaman kentang tersebut masih merupakan masalah
krusial dan belum ada varietas kentang yang benar-benar
tahan terhadap penyakit tersebut
Segitiga
penyakit
tanaman

Gambar Segitiga Penyakit (Agrios, 2005)

Segitiga penyakit menggambarkan fenomena penyakit tanaman dengan


tiga faktor penting (host yang rentan, lingkungan yang menguntungkan
untuk penyakit, dan patogen). Variasi kekuatan kontribusi faktor-faktor ini
terhadap hubungan secara kuantitatif akan mengubah tingkat keparahan
penyakit, yang akan ditunjukkan oleh perubahan di area pusat penyakit.
SEGITIGA PENYAKIT
HAWAR DAUN KENTANG
1.Patogen
Pengaruh komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat tergantung pada kehadiran
patogen, jumlah populasi patogen, kemampuan patogen untuk menimbulkan penyakit yaitu berupa
kemampuan menginfeksi (virulensi) dan kemampuan menyerang tanaman inang (agresivitas), kemampuan
adaptasi patogen, penyebaran, ketahanan hidup, dan kemampuan berkembangbiak patogen.
Phytophthora infestans dapat mempertahankan diri dari musim kemusim dalam umbi-umbi yang
sakit, jika umbi yang sakit ditanam, patogen ini dapat naik ke tunas muda yang baru saja tumbuh dan
membentuk banyak konidium atau sporangium. Spora kembara mampu membentuk pembuluh kecambah
dalam waktu 2 – 2,5 jam.

2.Inang
Epidemiologi penyakit busuk daun kentang, dengan pengecualian bahwa
oospora mungkin bertahan hidup dalam tanah, di alam patogen ini tetap
bertahan pada inang yang rentan. Umumnya patogen menyerang tanaman
sejak tanaman berumur 5-6 minggu. Mula-mula gejala penyakit ini ditemukan
pada daun-daun bawah, kemudian menjalar ke atas pada daun-daun yang lebih
muda.
3.Lingkungan
Pembentukan dan perkecambahan konidium P. infestans sangat dipengruhi oleh
suhu, kelembaban dan curah hujan. P. infestans berkembang dengan cepat jika kondisi
lingkungan mendukung, diantaranya pada suhu 18˚C - 20˚C dengan kelembaban udara (RH)
yang tinggi ( di atas 80%). Pada suhu udara 30˚C perkembangan bercak terhambat. Oleh
karena itu di dataran rendah ( kurang dari 500 dpl ) penyakit busuk daun tidak merupakan
masalah. Epidemi penyakit busuk daun biasanya terjadi pada suhu 16˚C - 24˚C. Didataran
tinggi di Jawa, busuk daun terutama berkembang hebat pada musim hujan yang dingin,
antara bulan Desember dan Februari.
Pada saat suhu optimum, kelembaban tinggi selama sekitar 8 jam diperlukan untuk
menghasilkan zoosporangia, pelepasan zoospora, dan penetrasi pada jaringan tanaman. Air
(embun, hujan) harus terdapat pada permukaan daun sekurang – kurangnya 2 jam untuk
mengikuti pembentukan zoospora, perkecambahan dan penetrasi.
KESIMPULAN
Penyakit dapat timbul dan berkembang apabila ada interaksi antara
tanaman rentan dengan patogen yang virulen pada lingkungan yang
mendukung pertumbuhan patogen atau lingkungan yang kurang
sesuai untuk tanaman. Kerentanan tanaman dan virulensi patogen
tidak berubah pada tanaman yang sama selama beberapa hari
hingga beberapa minggu, akan tetapi keadaan lingkungan dapat
berubah secara tiba-tiba dalam tingkatan yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan Helmi, I. Sulastrini dan T. Suganda. 2018. Uji Ketahanan Klon Kentang Hasil Pesilangan
Atlantic x Repita terhadap Penyakit Hawar Daun Phytophthora infestans. Jurnal Agrikultura. 29
(2): 100-104.
Madiyanto, Rudy. S. Ekananda, dan A. Gunarto. 2014. Uji Resistensi Beberapa Klon Kentang Terhadap
Penyakit Hawar Daun (Phythopthora infestans). JSTI.16 (1): 9-15
Sopialena. 2017. Segitiga Penyakit Tanaman. Samarinda. Mulawarman University Press
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai