www.themegallery.com
LOGO
OUTLINE PERTEMUAN
Pertemuan ke :
1. Kalimat dan Unsur-unsurnya
2. Kategori dan fungsi kalimat
3. Jenis-jenis kalimat
4. Ciri ciri kalimat efektif
5. Kelogisan struktur dan kegramatikalan kalimat
6. Memilih kata atau diksi
7. Kaidah-kaidah diksi
9. Kata umum dan kata khusus
10. Ciri-ciri paragraf dan syarat penyusunannya
www.themegallery.com LOGO
OUTLINE PERTEMUAN
11. Macam-macam paragraf dan
pengembangannya
12. Pengertian, tujuan dan jenis-jenis laporan
13. Laporan kegiatan dan laporan administratif
14. Pengertian karya ilmiah dan wujudnya
15. Urutan penyampaian masalah dalam karya
ilmiah
16. Teori penulisan proposal dan karya ilmiah
17. Tata penulisan kutipan dan merujuk daftar
pustaka dalam artikel ilmiah (Tambahan)
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 1
www.themegallery.com LOGO
Ilmu Tata Kalimat (Sintaksis)
Syntax = sintaksis
Suntassein (Bahasa Yunani)
sun : dengan atau bersama
tassein : menyusun atau mengatur
bersama
Arti : menyusun atau mengatur bersama
secara tertib
Sintaksi adalah ilmu tentang pengaturan dan
hubungan antara kata dengan kata, atau dengan
satuan-satuan yang lebih besar, atau antara
satuan-satuan yang lebih besar itu dalam
bahasa.
www.themegallery.com LOGO
Konsep Hierarki Satuan Bahasa
Fonem - fonologi
Frasa
Klausa Sintaksis struktur antar kata
Kalimat dan tata kalimat
Paragraf Wacana
wacana
www.themegallery.com LOGO
KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud
lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang
utuh (Alwi, 2003: 311).
LOGO
Unsur-unsur kalimat
Terdapat 4 unsur dalam kalimat yaitu:
1. Unsur segmental/utama, meliputi: kata,
frasa, dan klausa.
2. Unsur suprasegmental/prosodi berupa
intonasi.
3. Makna/arti
3. Situasi
www.themegallery.com LOGO
Kata
Kata adalah satuan gramatik bebas terkecil yang bermakna.
Menurut jenisnya kata ada 2 yaitu:
1. Kata penuh, yaitu kata yang secara leksikal memiliki
makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses
morfologis, dapat berdiri sendiri sebagai sebuah tuturan.
Yang termasuk kata penuh: nomina (kt. benda), verba (kt.
Kerja), adjektiva (kt. sifat), numeralia (kt. Bilangan),
pronomina (kt. Ganti). Contoh: apel (kt benda).
www.themegallery.com LOGO
Frasa
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas
dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi (Ramelan, 1986: 142).
Perhatikan contoh-contoh berikut.
bayi sehat
pisang goreng
baru datang
sedang membaca
www.themegallery.com LOGO
Jenis Frase (Lanjutan)
(Berdasarkan distribusi unsurnya)
FE atributif
FE koordinatif
FE apositif
www.themegallery.com LOGO
lanjutan
Frasa Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai
distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua
unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Frase Eksosentrik
Contoh: di perpustakaan,
ke sekolah,
dari rumah
www.themegallery.com LOGO
lanjutan
Jenis Frase
(Berdasarkan kategori inti frase)
www.themegallery.com LOGO
Klausa
www.themegallery.com LOGO
Perbedaan Klausa dan Kalimat
Klausa berpotensi menjadi kalimat.
Yang membedakan klausa dan kalimat adalah
intonasi final di akhir satuan bahasa itu.
www.themegallery.com LOGO
Penggolongan Klausa
Berdasarkan unsur internnya:
a. Klausa lengkap (terdiri atas S+P atau P+S)
b. Klausa tak lengkap (P disertai O. PEL, KET)
www.themegallery.com LOGO
Contoh
www.themegallery.com LOGO
Struktur Kalimat Dasar
Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas (i)
satu klausa, (ii) unsur-unsurnya lengkap, (iii)
susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling
umum, dan (iv) tidak mengandung pertanyaan atau
pengingkaran.
www.themegallery.com LOGO
CONTOH KALIMAT DASAR
1. FN + FN: Adik saya seorang dokter
2. FN + FV: Ikan itu sedang menari.
3. FN + FA: Boneka itu sangat lucu.
4. FN + F Num : Mainannya sangat banyak.
5. FN + F Prep : Anak kecil itu ke sekolah.
www.themegallery.com LOGO
CONTOH KALIMAT DASAR
a) Subjek-predikat (S-P)
Contoh:
Obat ini / sangat mujarab.
Komputer itu / sudah kuno.
Kakinya / terkilir.
b) Subjek-predikat-objek (S-P-O)
Contoh:
Ia / sedang memprogram / komputer.
Orang itu / sedang memikirkan / nasib anak anaknya.
Peristiwa itu / mengilhami / imajinasinya.
LOGO
STRUKTUR KALIMAT DASAR (2)
c) Subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel)
Contoh:
Sukarno / dikenal / sebagai penyambung lidah bangsa Indonesia.
Ia / termasuk / tokoh yang luas pemikirannya.
Janji-janji Jepang / hanya merupakan / isapan jempol.
d) Subjek-predikat-keterangan (S-P-K)
Contoh:
Kebakaran itu / terjadi / setiap tahun.
Keluarganya / pindah / ke Bandung.
Perjanjian itu / dibuat / secara sepihak.
LOGO
STRUKTUR KALIMAT DASAR (3)
e) Subjek-predikat-objek-pelengkap (S-P-O-Pel)
Contoh:
Dia / mencarikan / adiknya / komputer.
Adik saya / sedang membuatkan / temannya / sebuah puisi.
f) Subjek-predikat-objek-keterangan (S-P-O-K)
Contoh:
Orang itu / mengobati / pasiennya / dengan air putih.
Pak Joni / selalu melibatkan / siswanya / dalam setiap kegiatan
kemasyarakatan.
LOGO
PERTEMUAN 2
www.themegallery.com LOGO
ANALISIS KATEGORI
Kategori merupakan analisis terhadap
unsur/kata yang mengisi suatu kalimat.
Menurut Verhaar (1996) mengatakan
bahawa kategori sintaksis adalah apa
yang sering disebut ‘kelas kata’, seperti
nomina, verba, adjektiva, adverbia,
advosisi (artinya, preposisi, atau
posposisi). Pronomina (kata ganti)
www.themegallery.com LOGO
Alwi (1998) membagi kelas kata ke dalam
5 kelas Yaitu:
1. Kata benda (Nomina)/N
2. Kata kerja (Verba) / V
3. Kata sifat (Adjektiva) / A
4. Kata keterangan (Adverbia) / Adv
5. Kata tugas
www.themegallery.com LOGO
1. Kata benda (Nomina) / N
Kata benda adalah kategori yang secara sintaksis, yaitu:
1) Tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan
partikal ’tidak’.
2) Mempunyai potensi untuk didahului oleh
partikel ’dari’ (Kridalaksana, (1994).
Kata benda dapat dilihat dari tiga sisi, yakni segi
semantik, segi sintaksis, dan segi bentuk.
Dari segi semantik, kata benda adalah kata yang
mengacu pada manusia, binatang, benda dan konsep atau
pengertian. seperti guru, kucing , meja, dan
kebangsaan adalah benda (nomina).
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan …
Dari segi sintaksisnya, nomina mempunyai ciri-ciri :
1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina
cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap
dapat diikuti oleh kata ’itu’,dapat didahului oleh kata
bilangan (Kridalaksana, 1994) contoh:
2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata
pengingkarnya adalah bukan.
3) Umumnya, nomina dapat diikuti oleh adjektiva, baik
secara langsung maupun diantarai oleh kata ‘yang’. Contoh:
buku dan rumah adalah nomina karena dapat bergabung
menjadi buku baru dan rumah mewah atau buku yang baru
dan rumah yang mewah.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan …
Dari segi bentuknya, terdiri atas dua macam, yakni:
1. Nomina yang terbentuk dari kata dasar, dan
2. Nomina turunan.
Penurunan nomina ini dilakukan dengan:
1. afiks,
2. perulangan,
3. pemejemukan.
Contoh nomina dasar adalah gambar, meja, rumah, pisau,
tongkat, hukum, dan lain-lian. Dan contoh nomina turunan
adalah daratan, pendaratan, kekosongan, persatuan, meja-
meja, rumah makna, dan lain-lain.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan …
Nomina mencakup pronomina dan numeralia.
Ada tiga pronomina dalam bahasa indonesia, yakni
1. Pronomina persona
Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk
mengacu pada orang. Ada 3 macam pronomina persona :
a. Pronomina persona pertama
(tunggal): saya, aku, ku,-ku,
(jamak) : kami, kita
b. Pronomina persona kedua
(tunggal) : engkau, kamu, anda
(Jamak) : kalian
c. Pronomina persona ketiga
(tunggal) : dia, beliau
(jamak) : mereka
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan …
2. Pronomina penunjuk, ada tiga macam, yaitu pronomina
penunjuk umum, pronomina penunjuk tempat, dan
pronomina ihwal.
a. Pronomina penunjuk umum (ini, itu, anu).
b. Pronomina penunjuk tempat (sini, situ, sana).
c. Pronomina penunjuk ihwal (begini, begitu)
www.themegallery.com LOGO
2. Kata kerja (Verba) / v
Yaitu kata yang menyatakan tindakan (Ramlan, 1991). Ciri-ciri:
1) perilaku semantis; 2) perilaku sintaksis; 3) morfologisnya.
1) Dari segi semantisnya, verba memiliki makna inheren yang
terkandung di dalamnya. Perhatikan contoh berikut!
a. Pencuri itu lari.
2) Dari sintaksisnya, ketransitifanya verba ditentukan oleh dua
faktor, yaitu:
a. Adanya nomina yang berdiri di belakang verba yang berfungsi
sebagai objek dalam kalimat aktif. Perhatikan contoh berikut!
- Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur.
b. Kemungkinan objek itu berfungsi sebagai subjek dalam
kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut!
- Pemimpin yang jujur pasti dicintai oleh rakyatnya.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Bedasarkan bentuk verba secara morfologis
verba dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
verba asal dan verba turunan. Verba asal adalah
verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks
dalam kon teks sintaktis, sedangkan verba
turunan adalah verba yang harus atau dapat
memakai afiks, bergantung pada keformalan
bahasa dan/atau pada posisi sintaktisnya. Secara
skematis pembagian verba dapat digambarkan
sebagai berikut:
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan.. Verba berdasarkan morfologi
www.themegallery.com LOGO
3. Kata sifat (Adjektiva) / A
Kata sifat atau adjektifa ialah kata yang
dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, benda, atau binatang.
Kata sifat bisa menjelaskan, mengubah atau
menambah arti suatu kata benda yang
diikutinya sehingga menjadi lebih spesifik.
Kata sifat atau advjektifa juga bisa
menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan,
kualitas, maupun penekanan pada suatu
kata.
www.themegallery.com LOGO
Ciri-ciri Kata Sifat
Kata sifat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kata sifat atau adjektiva dapat diberi keterangan pembanding dengan
menggunakan kata-kata berikut :
- lebih (contoh : lebih mahal)
- kurang (contoh : kurang mahal)
- paling (contoh : paling mahal)
2. Kata sifat atau adjektiva dapat diberi keterangan penguat dengan kata-
kata berikut :
- sangat (contoh : sangat indah)
- amat (contoh : amat indah)
- benar (contoh : indah benar)
- sekali (contoh : indah sekali)
- terlalu (contoh : terlalu indah)
3. Kata sifat atau Adjektiva dapat diingkari dengan kata "tidak"
Contoh :
- tidak bodoh
- tidak bagus
- tidak salah
www.themegallery.com LOGO
Ciri-ciri Kata Sifat
4. Kata sifat atau adjektiva dapat diulang dengan awalan (se-) dan
akhiran (–nya)
Contoh :
- sebaik-baiknya
- seburuk-buruknya
- sejelek-jeleknya
- sejahat-jahatnya
5. Kata sifaat atau adjektiva pada kata tertentu menggunakan
akhiran :
- ( - er ) (contoh : honorer)
- ( -(wi ) (contoh : duniawi)
- ( -iah ) (contoh : alamiah)
- ( -if ) (contoh : positif)
- ( -al ) (contoh : formal)
- ( –ik ) (contoh : elektronik)
www.themegallery.com LOGO
4. Kata keterangan (adverbia) / adv
Yaitu kelas kata yang yang memberikan
keterangan kepada kata lain, seperti verba
(kata kerja) dan adjektiva (kata sifat), yang
bukan nomina (kata benda). Contoh: sangat,
amat, tidak.
www.themegallery.com LOGO
Penggolongan kata keterangan
Kata keterangan alat. Misalnya: dengan
Kata keterangan cara. Misalnya:dengan
Kata keterangan kesertaan. Misalnya: bersama
Kata keterangan perlawanan. Misalnya: meskipun
Kata keterangan tujuan. Misalnya: untuk
Kata keterangan sebab. Misalnya: karena
Kata keterangan akibat. Misalnya: maka.
Kata keterangan waktu. Misalnya: kemarin, besok
Kata keterangan tempat. Misalnya: sana, sini
Kata keterangan syarat. Misalnya: jika
Kata keterangan derajat dan keterangan kuantitatif.
Misalnya: sedikit, banyak
Kata keterangan keadaan. Misalnya: sungguh-sungguh
Kata keterangan kepastian. Misalnya: mungkin
Kata keterangan atributif. Misalnya:yang
Kata keterangan perbandingan. Misalnya:sebagaimana
www.themegallery.com LOGO
4. Kata tugas
Kata tugas adalah segala macam kata yang tidak termasuk
salah satu kelas kata yang sudah di bicarakan.
kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak
mengalami proses morfologi, merupakan kata tertutup, dan
tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan.
Kata tugas dapat menjadi 5 kelompok, yaitu;
1). Preposisi (di, ke, dari, pada, kepada, untuk)
2). Konjugtor (dan, atau, jika, walaupun)
3). Interjeksi (kata tugas yang mengungkapkan rasa hati
pembicaraan, seperti : kagum, sedih, heran dan jijik
4). Artikula/kata sandang (Yang, sang, kaum, pasa, si)
5). Partikel penegas (-lah, -kah, -tah, -pun)
www.themegallery.com LOGO
ANALISIS FUNGSI
Fungsi Subjek: merupakan fungsi sintaksis terpenting setelah
predikat yang pada umumnya berupa nomina, frasa nominal,
atau klausa.
Fungsi Predikat: merupakan konstituen pokok yang disertai
konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada, konstituen
objek,pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan.
Fungsi Objek: merupakan konstituen kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif
(kt kerja yg memerlukan objek/pelengkap) pada kalimat aktif.
Fungsi Pelengkap: sering dikacaukan dengan objek karena
keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni di
belakang verba.
Fungsi Keterangan: merupakan fungsi sintaksis yang paling
beragam dan paling mudah berpindah letaknya, kehadirannya
bersifat manasuka, biasanya berupa frasa nominal, frasa
adverbial.
LOGO
CIRI SUBJEK
Subjek adalah unsur pokok kalimat yang dapat
berupa kata benda (nomina), kelompok kata
benda (frasa nomina), dan klausa.
Subjek dapat disertai kata itu.
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata
tanya siapa atau apa.
Subjek dalam bahasa Indonesia biasanya berupa
nomina atau frasa nomina.
Subjek tidak dapat didahului kata depan atau
preposisi.
Contoh: Di dalam pertemuan itu membahas
berbagai masalah yang dihadapi siswa.
LOGO
CIRI PREDIKAT
Predikat adalah unsur utama di dalam kalimat
yang berupa kata kerja (verba) atau kelompok
kata kerja (frasa verbal), kata sifat (adjektiva)
atau kelompok kata sifat (frasa adjektival), dan
kata benda (nomina) atau kelompok kata benda
(frasa nominal).
LOGO
CIRI OBJEK
Objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya
bergantung kepada unsur predikat. Objek hanya
muncul di sebelah kanan predikat yang berupa
kata kerja transitif (verba transitif).
LOGO
CIRI PELENGKAP
Pelengkap seperti halnya objek adalah unsur
kalimat yang kehadirannya juga bergantung
kepada predikat.
LOGO
CIRI KETERANGAN
Fungsi keterangan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu keterangan wajib dan keterangan manasuka.
Keterangan wajib merupakan bagian dari predikat.
Keterangan manasuka bukan bagian dari predikat.
Keterangan manasuka merupakan keterangan yang
sejajar dengan subjek dan predikat.
Contoh:
Cincin itu terbuat dari emas. (ket.Wajib)
Dari komputer pesawat itu dapat dipantau dari
bumi. (ket manasuka)
LOGO
Macam-macam Keterangan
a. Keterangan tempat : di, ke, dari, di/ke dalam
b. Keterangan waktu : pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang.
c. Keterangan alat : dengan
d. Keterangan tujuan : agar, supaya, untuk, bagi, demi, kepada
e. Keterangan cara : dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
f. Keterangan penyerta : dengan, bersama, beserta.
g. Keterangan perbandingan : seperti, bagaikan, laksana, bak.
h. Keterangan sebab : karena, sebab, lantaran.
i. Keterangan kesalingan : saling.
j. Keterangan akibat : sehingga, sampai, akibatnya, akhirnya, maka
k. Keterangan alasan : berdasar hal itu, sehubungan dengan hal itu
l. Keterangan asal : dari.
m. Keterangan kualitas : dengan.
n. Keterangan kuantitas : banyak, sedikit, cukup.
o. Keterangan modalitas : mustahil, barangkali, moga-moga, seyogyanya, mungkin,
sering, sepatutnya.
p. Keterangan perlawanan : meskipun, walaupun.
q. Keterangan perwatasan : selain, kecuali.
r. Keterangan objek
s. Keterangan subjek : dan
t. Keterangan syarat : jika, kalau.
www.themegallery.com LOGO
CONTOH
Mahasiswa itu membunuh harimau di pinggir jalan.
Bentuk Mahasiswa itu membunuh harimau di pinggir jalan
Frasa FN FPrep
www.themegallery.com LOGO
Soal
Analisislah kalimat berikut ini berdasarkan fungsi
dan kategorinya:
1. Rudi belajar bahasa Indonesia kemarin sore.
2. Riana tidur dikamar belakang.
3. Orang itu membeli baju di jalan dhoho.
4. Andi membeli roti di toko Pak Yono.
5. Pak Sunarya membeli perabotan rumah tangga
pada senin sore.
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 3
JENIS-JENIS KALIMAT
www.themegallery.com LOGO
Bagan Jenis Kalimat
K. Tunggal
Jumlah klausa
www.themegallery.com LOGO
Jenis-jenis Kalimat
Berdasarkan jumlah klausa ada 2 jenis kalimat:
1. Kalimat tunggal
2. Kalimat majemuk
Berdasarkan bentuk sintaksisnya:
1. Kalimat deklaratif (kalimat berita)
2. Kalimat imperatif (kalimat perintah)
3. Kalimat interogatif (kalimat tanya)
4. Kalimat eksklamatif (kalimat seruan)
Berdasarkan kelengkapan unsurnya:
1. Kalimat lengkap
2. Kalimat tak lengkap
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan …
Berdasarkan susunan subjek dan predikat:
1. Kalimat biasa
2. Kalimat inversi
Berdasarkan peran fungsi sintaksis (terutama S):
1. Kalimat aktif
2. Kalimat pasif
Berdasarkan cara pengungkapan:
1. Kalimat langsung
2. Kalimat tak langsung
www.themegallery.com LOGO
BERDASARKAN JUMLAH KLAUSA
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan…
Kalimat tunggal dapat diperluas dengan kata
‘yang’.
Kata ‘yang’ tidak boleh mendahului predikat,
tetapi dapat mendahului subjek.
Contoh:
1. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
negara. (tidak berterima)
2. Bahasa Indonesia merupakan bahasa
negara. (berterima)
3. Yang berbaju hitam itu teman saya.
(berterima).
www.themegallery.com LOGO
Bagan Kalimat Majemuk (Alwi, et al. 1998)
Majemuk
Kalimat Bertingkat
Majemuk
Majemuk
campuran
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
2. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua
klausa atau lebih.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas:
1. Kalimat majemuk setara/sederat (KMSS)
Kalimat yang terdiri atas 2 klausa atau lebih yang bebas.
Kalimat ini dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, yaitu
dan, serta, lalu, atau, tetapi, padahal, sedangkan.
Kalimat majemuk setara dibagi menjadi beberapa yaitu:
a. Kalimat majemuk setara sejalan (kalimat yang sifatnya
setara kedudukannya). Contoh:
Kakak belajar dan adik bermain.
S / P // S / P
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan…
b. Kalimat majemuk setara berlawanan (kalimat yang terdiri
dari beberapa kalimat yang isinya menyatakan situasi atau
kondisi yang berlawanan). Contoh:
Siti adalah anak yang berani, tetapi dia tidak suka bertengkar.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan…
2. Kalimat Majemuk Bertingkat(KMB)
Yaitu kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal
yang kedudukannya tidak setara yang dihubungkan dengan
konjungsi subordinatif.
Konjungsi subordinatif dapat dinyatakan dengan berbagai
makna, yaitu:
a. Hubungan waktu (sebelum, sejak, sewaktu, ketika)
b. Hubungan syarat (asalkan, jika, kalau)
c. Hubungan pengandaian (jangan-jangan, seandainya)
d. Hubungan tujuan (agar, biar, supaya)
e. Hubungan konsesif (walaupun, sekalipun, sungguhpun)
f. Hubungan pembandingan (alih-alih, daripada, ibarat,
sebagaimana)
g. Hubungan sebab/alasan (karena, sebab)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan…
i. Hubungan hasil/akibat (sampai-sampai, maka, sehingga)
j. Hubungan cara (dengan, tanpa)
k. Hubungan alat (dengan, tanpa)
l. Hubungan komplementasi (bahwa)
m. Hubungan restriksi (yang)
n. Hubungan perbandingan (sama)
o. Hubungan optatif (semoga)
Contoh:
Ketika kakak belajar, adik bermain.
S / P // S / P
K K
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan…
3. Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa bebas dan satu
atau lebih klausa terikat. Klausa ini merupakan campuran
antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Contoh:
Ketika kakak belajar, adik bermain, dan ketika ibu memasak, adik tidur.
S / P // S / P /// S / P // S / P
K K K K
www.themegallery.com LOGO
BERDASARKAN FUNGSI ISINYA
1. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya berupa
suatu pernyataan atau pemberitaan dan tidak memerlukan
reaksi orang lain, baik fisik maupun verbal.
Dalam bahasa tulisan, kalimat deklaratif diakhiri dengan tanda
titik (.) sedangkan dalam bahasa lisan, kalimat deklaratif
diakhiri dengan nada turun.
Kalimat deklaratif dapat berwujud:
a. kalimat aktif atau pasif (dilihat dari peran S-nya);
b. kalimat verbal, kalimat nominal, kalimat adjektival, kalimat
numerelia (dilihat dari jenis kata pada P-nya);
c. kalimat versi dan inversi (dilihat dari susunan S dan P-nya).
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Contoh:
Berita itu disiarkan oleh TVRI kemarin. (K Pasif)
Dia makan. (K Verba)
Adiknya dua. (K Numerelia)
Gadis itu cantik. (K Adjektiva)
Bapakku guru. (K Nomina)
Sudah pergi dia. (K Inversi)
Dia tidak mencuri. (pengingkaran)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
2. Kalimat imperatif adalah kalimat yang
menyatakan ujaran yang memerlukan reaksi orang
lain (pembaca atau pendengar) yang umumnya
berupa tindakan secara fisik untuk melakukan
sesuatu.
Dalam bahasa tulisan, kalimat ini sering sekali
diakhiri dengan tanda seru (!) (untuk kadar
suruhan yang tinggi) atau tanda titik (untuk kadar
suruhan yang biasa atau rendah).
Dalam bahasa lisan, kalimat imperatif diakhiri
dengan nada turun (untuk kadar suruhan yang
tinggi) atau nada turun kemudian sedikit naik pada
akhir kalimat (untuk kadar suruhan yang biasa atau
rendah).
www.themegallery.com LOGO
Contoh
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
3. Kalimat interogatif adalah kalimat yang
menyatakan ujaran yang memerlukan reaksi orang
lain dalam bentuk jawaban verbal.
Kalimat interogatif biasanya menggunakan kata
tanya apa, siapa, bagaimana, kapan, berapa, atau
mengapa; dan dapat menggunakan partikel
penghalus –kah.
Kalimat interogatif juga memiliki bentuk ingkar
tidak, bukan, dan belum seperti kalimat deklaratif.
Dalam bahasa tulisan, kalimat interogatif diakhiri
dengan tanda tanya (?).
Dalam bahasa lisan kalimat interogatif diakhiri
dengan nada naik (terutama apabila tidak ada kata
tanya) atau turun (bila ada kata tanya bukan pada
posisi akhir kalimat).
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Contoh:
www.themegallery.com LOGO
BERDASARKAN KELENGKAPAN UNSURNYA
www.themegallery.com LOGO
BERDASARKAN SUSUNAN SUBJEK-
PREDIKAT
1. Kalimat biasa (versi) adalah kalimat yang
unsur subjeknya mendahului predikat. Contoh:
S+P Televisi itu dimatikan
S+P Kemarin, temanku menangis karena sedih.
Ket S P Ket
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
www.themegallery.com LOGO
BERDASARKAN PERAN FUNGSI SUBJEK
1. Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan
pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.
Kalimat aktif ditandai dengan verba aktif yang berawalan
meN-, ber- atau tidak berawalan, seperti pergi, datang,
kembali, bangkit (Sugono 2009) Contoh:
Kami belajar di dalam kelas.
2. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak
berperan sebagai pelaku, tetapi menjadi sasaran perbuatan
yang dinyatakan oleh predikat.
Kalimat pasif ditandai dengan awalan di-, ter-, ke-an dan
bentuk pasif persona (aspek+agen+verba). Contoh:
a. Seminar hari ini dibuka oleh ketua panitia. (awalan di-)
b. Jamilah tertipu Andi. (awalan ter-)
c. Anak ayam kehilangan induknya. (awalan ke-an)
d. Produk pameran produk Indonesia telah kami tutup. (pasif
persona)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Ada 2 hal yang diperhatikan pada kalimat aktif yang tidak dapat
dipasifkan:
1. Kalimat aktif tidak dapat dipasifkan jika kalimat aktif itu
berbentuk ungkapan/ contoh:
Setiap hati ayah membanting tulang.
2. Kalimat aktif tidak dapat dipasifkan jika kalimat aktif itu
mengandung kata ‘ingin/mau, suka, gemar, senang’. Contoh: (tanda
* menandai bentuk tidak berterima).
a. Revano ingin menulis surat untuk Fahrani.
Surat ingin ditulis Revano untuk Fahrani.*
b. Azila suka mengoleksi perangko.
Perangko suka dikoleksi Azila. *
c. Ridani gemar memainkan alat musik tiup.
Alat musik tiup gemar dimainkan Ridani. *
d. Kami senang mempelajari ilmu bahasa.
Ilmu bahasa senang kami pelajari. *
www.themegallery.com LOGO
BERDASARKAN CARA PENGUNGKAPANNYA
1. Kalimat langsung adalah ujaran yang dituturkan.
2. Kalimat tidak langsung adalah ujaran yag
dilaporkan.
Perbedaan keduanya terletak pada pemakaian tanda
petik (“…”) pada kalimat langsung dan tidak ada pada
kalimat tidak langsung (Wijayanti et al. 2017). Contoh:
1. “Coba kurangi waktu bermainmu, Andi!” (Kalimat
langsung)
2. Pembimbing akademik menyarankan agar Andi
mencoba mengulangi waktu bermain. (kalimat tidak
langsung)
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 4
CIRI-CIRI KALIMAT
EFEKTIF
www.themegallery.com LOGO
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat Efektif adalah kalimat yang dengan sadar dan
sengaja disusun secara efektif. Artinya kalimat-
kalimatnya singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat.
Singkat artinya penulis hanya menggunakan unsur-
unsur yang penting.
Padat artinya kalimatnya sarat dengan informasi, tidak
banyak pengulangan gagasan.
Jelas artinya kalimatnya mengandung gagasan pokok
yang jelas/koheren.
Lengkap artinya mengandung makna kelengkapan
struktur kalimat dan gagasan.
Informatif artinya kalimatnya mengandung muatan
informasi yang sesuai dengan isi.
www.themegallery.com LOGO
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu:
1. Kesatuan gagasan
2. Kesepadanan struktur kata
3. Keparalelan (kesejajaran)
4. Kehematan kata
5. Kelogisan bahasa
6. Kecermatan penalaran
7. Kebervariasian
8. Ketegasan makna
9. Ketepatan diksi
10.Kebenaran struktur kalimat
11.Keringkasan kata
www.themegallery.com LOGO
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan pokok. (Wijayanti, et
al. 2017)
Gagasan pokok adalah pernyataan yang menjadi inti dari pembahasan.
Contoh:
Melihat perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedunggede yang
semakin padat namun tidak didukung dengan kemampuan perekonomian
yang cukup yang tanpa kita sadari bahwa peningkatan tersebut
memerlukan sarana prasarana yang memadai.
Kalimat tersebut mempunyai 3 gagasan, yaitu:
1. Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedunggede semakin padat.
2. Perkembangan itu tidak didukung perekonomian yang cukup.
3. Kita tidak menyadari bahwa perkembangan itu memerlukan sarana
prasarana yang memadai.
Saran perbaikan:
Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Kedunggede semakain padat,
tetapi tidak didikung oleh perekonomian yang cukup dan sarana prasarana
yang memadai.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan (Kalimat Utama, Kalimat Penjelas
dan Gagasan Pokok dalam paragraf)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Kalimat utama yaitu kalimat yang menjadi inti dari
sebuah paragraf. Kalimat utama merupakan unsur
penting dalam paragraf karena di sinilah inti dari
sebuah paragraf, bisa juga diartikan sebagai kalimat
yang mengandung gagasan utama.
Pada contoh paragraf di atas kalimat utamanya
terdapat pada kalimat nomor 1 yaitu, Dari dahulu
hingga sekarang, boneka tetap menjadi mainan
kesukaan anak perempuan.
Kalimat ini disebut sebagai kalimat utama karena
kalimat ini bersifat umum, artinya masih bisa
diuraikan lagi secara lebih detail.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berfungsi
menjelaskan pernyataan yang disebutkan pada kalimat
utama. Penjelasannya bisa berupa rincian, contoh, maupun
hal lain yang bersifat memperjelas kalimat utama.
Pada contoh paragraf di atas, kalimat penjelasnya terdapat
pada kalimat kedua dan ketiga, yaitu :
Kalimat 2, "Mainan ini disukai anak perempuan karena
bentuknya yang feminin."
Kalimat 3, "Selain bentuknya karena bentuknya yang unik,
boneka juga disukai anak perempuan karena naluri
alamiahnya sebagai seorang perempuan yaitu, suka
mengasuh dan menyayangi."
Kalimat nomor 2, dan 3, menjelas kan alasan kenapa anak
perempuan menyukai boneka.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Gagasan pokok atau disebut juga ide pokok adalah
pikiran yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf. Kita dapat menemukan ide pokok dalam kalimat
utama.
Pada contoh di atas dengan kalimat utama yaitu :
Dari dahulu hingga sekarang, boneka tetap menjadi mainan
kesukaan anak perempuan.
Kita bisa mengetahui bahwa gagasan pokok adalah, Boneka
mainan kesukaan anak perempuan.
www.themegallery.com LOGO
2. Kesepadanan Struktur kata
Kesepadanan kata ialah keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
1. Kalimat mempunyai subjek dan predikat yang
jelas
Ketidakjelasan subjek dalam suatu kalimat terjadi
apabila sebelum subjek kalimat tersebut terdapat
kata depan (di, dalam, dari, bagi, untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, antara, atas, terhadap,
dsb).
Contoh:
- Bagi semua mahasiswa perguruan ini harus
membayar uang kuliah. (salah)
- Semua mahasiswa perguruan ini harus
membayar uang kuliah. (benar)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
3. Kata konjungsi intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal. Kata konjungsi intrakalimat
terdiri atas penghubung koordinatif dan
subordinastif (pembahasan bab sebelumnya)
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah-
kata sehingga di awal kalimat)
Kami datang agak terlambat sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama. (benar)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
www.themegallery.com LOGO
3. Keparalelan (kesejajaran)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Contoh:
1. Atma Jaya terpercaya dan dijamin kualitasnya. (tidak paralel
bentuk karena perbedaan awalan predikat)
2. Atma Jaya terpercaya dan terjamin kualitasnya. (paralel)
3. Atika memetiki setangkai bunga. (tidak palel makna karena
kata ‘memetiki’ menunjukkan kata berulang, tidak dapat
disandingkan dengan setangkai)
4. Atika memetik setangkai bunga. (paralel)
5. Langkah-langkah wawancara adalah
a. Pertemuan degan orang yang diwawancarai,
b. Ungkapkan maksud wawancara,
Tidak paralel
c. Mengatur wawancara.
6. Langkah-langkah wawancara adalah
a. Pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai,
b. Pengungkapan maksud wawancara, dan Paralel
c. Pengaturan waktu wawancara.
www.themegallery.com LOGO
4. Kehematan
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimim kata
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Contoh:
- Ia memakai baju warna merah. (Tidak efektif)
- Ia memakai baju merah. (efektif)
3. Menghindarkan kesinoniman kata
Contoh:
- Dia hanya membawa barangnya saja. (Tidak efektif)
- Dia hanya membawa barangnya. (efektif)
4. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
- para tamu-tamu → para tamu
- beberapa orang-orang → beberapa orang
- para hadirin → hadirin
www.themegallery.com LOGO
5. Kelogisan
Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Contoh;
1. Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis)
2. Bapak Sudirman, selaku ketua panitia, kami
persilakan maju ke mimbar. (logis).
3. Setelah lulus kuliah, Bella mengajar bahasa
Indonesia. (tidak logis)
4. Setelah lulus kuliah, Bella mengajar siswa SMA
bahasa Indonesia. (logis)
5. Salon Anton menerima sulam alis. (tidak logis)
6. Salon Anton melayani penyulaman alis mata alis.
(logis)
www.themegallery.com LOGO
6. Kecermatan
Cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Contoh:
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menjadi putri Indonesia tahun ini. (ambigu)
2. Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang
terkenal itu menjadi putri Indonesia tahun ini.
(cermat)
3. Selama tiga bulan di PT ABC saya bekerja magang,
yang terletak di jalan Cokroaminoto No.5 Jakarta
Pusat. (tidak cermat)
4. Selama tiga bulan, saya bekerja magang di PT ABC,
jalan Cokroaminoto No.5 Jakarta Pusat. (cermat)
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Kecermatan juga diperihatkan dengan tidak
mengulang kata-kata yang sama yang bukan
bertujuan penekanan. (Kaswanti, 2004)
Contoh:
Pengumuman pemenang tender akan
diumumkan kepada umum hanya melalui
harian kompas. (kurang cermat)
Pengumuman pemenang tender akan
disebarkan kepada publik hanya melalui
harian kompas. (cermat)
www.themegallery.com LOGO
7. Kebervariasian
Yaitu kalimat yang memanfaatkan jenis-jenis
kalimat dalam bahasa indonesia.
Variasi dalam panjang-pendek kaimat dan
penggantian posisi unsur di awal kalimat juga
dapat menghasilkan kalimat yang efektif. Contoh:
1. Anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang
orangtua.
2. Dibutuhkan perhatian dan kasih sayang dari
orangtua kepada anak.
3. Perhatian dan kasih sayang orangtua
dibutuhkan anak.
www.themegallery.com LOGO
8. Ketegasan
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
www.themegallery.com LOGO
9. Ketepatan diksi (pilihan kata)
Kata-kata yang dipilih harus tepat dan cermat
sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan
penulis.
Seorang penulis dituntut mampu membedakan kata
bersinonim, struktur idiomatik (salah satu unsurnya
tidak dapat dihilangkan atau diganti), dan kata
berantonim. Contoh:
Bisnis online menguntungkan konsumen dan penjual.
(tidak tepat).
Bisnis online menguntungkan pelanggan dan
pengelola. (tidak tepat).
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Pasangan idiomatik (kata yang selalu muncung bersamaan,
tidak dipisahkan satu dengan yang lain:
- terdiri atas
- sesuai dengan
- terbuat/terbentuk dari
- terjadi dari
- sehubungan dengan
- berbicara tentang
- disebabkan oleh
- bergantung pada
- berbeda dengan/dari
- berharap akan
- bertemu dengan
- sejalan dengan
- berkenan dengan
www.themegallery.com LOGO
10. Kebenaran Struktur
Artinya unsur-unsur yang digunakan di dalam
kalimat tidak memakai unsur asing atau daerah.
Sebagai contoh pemakaian unsur bahasa Inggris
which, where tidak benar jika disepadankan
dengan konjungsi dimana, di mana, atau yang
mana dalam bahasa Indonesia. Contoh:
Pemerintah akan membangun sebuah jembatan
yang mana jembatan itu dapat menghubungkan
kedua daerah itu. (salah)
Pemerintah akan membangun sebuah jembatan
yang dapat menghubungkan kedua daerah itu.
(benar)
www.themegallery.com LOGO
11. Keringkasan
Kalimat efektif menggunakan kata yang ringkas. Contoh:
a. Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta.
(bentuk panjang)
b. Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. (bentuk
ringkas)
Akan tetapi, tidak semua bentuk ringkas tepat
menggantikan bentuk panjang. (perhatikan tanda *
bentuk tidak berterima).
a. Setiap mahasiswa perlu mengadakan penelitian
untuk menyelesaikan studinya di jenjang D-3.
b. Setiap mahasiswa perlu meneliti untuk
menyelesaikan studinya di jenjang D-3. *
c. Setiap mahasiswa perlu meneliti suatu topik untuk
menyelesaikan studinya di jenjang D-3.
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 5
KELOGISAN STRUKTUR
DAN KEGRAMATIKALAN
www.themegallery.com LOGO
KELOGISAN STRUKTUR KALIMAT
Kelogisan berhubungan dengan bernalar atau
tidaknya sebuah kalimat.
Ketidaklogisan bisa terjadi karena isi kalimat atau
struktur kalimat yang dibangun tidak tepat dan
penggunaan kata penghubung yang tidak logis.
Ada 2 kata penghubung dalam bahasa Indonesia,
yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata
penghubung antarkalimat, yaitu:
1. Kata penghubung intrakalimat (karena, sehingga,
walaupun, jika, sedangkan, melainkan, dan, atau,
seperti, dll)
2. Kata penghubung antarkalimat (jadi, oleh karena itu,
namun, kemudian, pertama, kedua, kesimpulannya,
selanjutnya, dll).
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan (Contoh)
1. Ini adalah daerah bebas parkir.
2. Di sini tempat pendaftaran buta huruf.
Yang tepat:
1. Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau parkir gratis.
2. Di sini tempat pendaftaran kursus paket A bagi yang
buta huruf.
www.themegallery.com LOGO
KALIMAT YANG GRAMATIKAL
www.themegallery.com LOGO
KALIMAT YANG GRAMATIKAL
www.themegallery.com LOGO
1. SUBJEK DAN PREDIKAT PADA KALIMAT MAYOR
(KALIMAT LENGKAP)
www.themegallery.com LOGO
Contoh
Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku
remaja menjadikan bertambahnya para
pengunjung perpustakaan sekolah.
Contoh:
Para anggota DPR sibuk membicarakan
tentang bahayanya narkoba pada masyarakat
luas.
www.themegallery.com LOGO
3. TEMPAT KETERANGAN TAMBAHAN
www.themegallery.com LOGO
4. PELAKU VERBA PASIF
Contoh:
Surat Saudara kami sudah terima.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Contoh:
Pohon duren itu ditanam oleh Hasan.
Contoh:
Pakaian itu dijemurnya sampai kering.
www.themegallery.com LOGO
5. TANPA KALIMAT INVERSI
Jangan menggunakan bentuk kalimat inversi. Maksudnya,
predikat tidak boleh berada di sebelah kiri subjek.
Contoh:
Menjelang penyelenggaraan muktamar satu abad
Muhammadiyah kini meniup kencang isu intervensi ke salah
satu ormas terbesar di Indonesia tersebut.
www.themegallery.com LOGO
6. KONSTRUKSI SINTESIS
www.themegallery.com LOGO
7. KONJUNGSI PADA KALIMAT MAJEMUK
www.themegallery.com LOGO
Ubahlah kalimat berikut menjadi kalimat efektif
www.themegallery.com LOGO
8. KATA “DAN LAIN-LAIN ATAU
DAN SEBAGAINYA”
Contoh:
Dulu di Pasar Minggu banyak buah-buahan
seperti papaya, pisang, jambu, mangga, dan
sebagainya.
Kalimat perbaikan
Dulu di daerah Pasar Minggu banyak buah-
buahan seperti papaya, pisang, mangga, dan
duku.
www.themegallery.com LOGO
9. BUKAN KONJUNGSI KORELATIF
www.themegallery.com LOGO
10. TANPA ANTESEDEN KOSONG
Contoh:
Rumah di mana para tersangka teroris
bersembunyi digerebek Densus 88.
www.themegallery.com LOGO
11. KATA KERJA BANTU (KOPULA)
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 6
www.themegallery.com LOGO
Pengertian Diksi
Pilihan kata atau diksi adalah kegiatan memilih
kata untuk menentukan kata yang paling tepat
dan sesuai dengan makna dan konteks
pemakaiannya. (Keraf 2008)
Setiap kata terdiri atas dua aspek yaitu bentuk
dan makna.
Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diindrai,
dilihat, atau didengar.
Makna merupakan sesuatu yang dapat
menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena
rangsangan bentuk.
www.themegallery.com LOGO
Ciri-ciri Diksi yang Baik
1. Ketepatan
2. Kecermatan
3. Keserasian
www.themegallery.com LOGO
Ketepatan
Ketepatan adalah kemampuan seseorang
menentukan kata mewakili gagasan yang
akan disampaikan dirangkai dalam satu
kalimat atau kata yang tidak menimbulkan
kerancuan / kekaburan makna.
Ketepatan pilihan kata diperleh jika
penulis memahami makna setiap kata
dengan tepat dan memahami perbedaan
antara makna dasar (denotatif) dan
makna tambahan (konotatif) dari
setapkata yang digunakan
www.themegallery.com LOGO
Kecermatan
Kecermatan adlh kemampuan memilih kata yang
diperlukan untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaan. Sehingga terhindar dari kata – kata yang
mubazir.
Hindari hal-hal berikut.
1. Penggunaan kata yang bermakna jamak secara
berganda. Contoh : para hadirin dimohon berdiri.
2. Penggunaan kata yang mempunyai kemiripan makna /
fungsi secara berganda. Contoh : Universitas Trunojoyo
adalah merupakan satu-satunya perguruan tinggi nenggri
di Madura.
3. Penggunaan kata yang tidak diperlukan. Contoh : Rapat
diadakan untuk membicarakan tentang pemilihan ketua.
www.themegallery.com LOGO
Keserasian
Keserasian adlh kemampuan menggunakan kata
sesuai dengan knteks atau situasi pemakaiannya.
Konteks ilah kelaziman penggunaan kata teertntu
dalam kelompok kata. Situasi ialah kelaziman
penggunaan kata tertentu dalam penulisan /
pembicaraa sesuai dengan suasana dan status
sosial pembaca atau pendengar.
Contoh : -Saya minta Bapak bersdia memberi izin
kepada kami. – Saya mohon Bapak bersedia
memberi izin kepada kami.
Untuk memenuhi syarat ketepatan, kecermatan,
dan keserasian dalam pilihan kata, ada kaidah –
kaidah yang perlu diperhatikan.
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 7
KAIDAH-KAIDAH DIKSI
www.themegallery.com LOGO
Kaidah-Kaidah Diksi
Diksi dalam kaidah makna
Diksi dalam kaidah sintaksis
Diksi dalam kaidah sosial
www.themegallery.com LOGO
Diksi dalam kaidah makna
Kaidah makna mengacu kepada persyaratan
ketepatan pilihan kata sebagai lambang objek,
pengertian, atau consep. Kata adl bunyi bahsa
yg dapat didengar atau diucapkan, jika
seseorang membaca atau mendengar sebuah
kata maka akan timbul gambaran tentang kata
tersebut.
Kaidah makna berkaitan dengan sinonim,
homofon, homograf, makna denotasi dan
konotasi, kata abstrak dan konkret, umum
dankhusus, luas dan sempit, kata populer dan
ilmiah, jargon, serta kata serapan dan kata
asing.
www.themegallery.com LOGO
SINONIM, HOMOFON, HOMOGRAF
Sinonim ialah kata-kata yang mempunyai
makna yang sama atau mirip. Misalnya, muka,
paras, wajah, dan tampang.
Homofon ialah kelompok kata yang mempunyai
kesamaan huruf sekaligus kesamaan bunyi.
Misalnya, buku (kitab), dan buku (bagian dari
ruas), tampang (muka) dan tampang (bibit).
Homograf ialah kelompok kata yang
mempunyai kesamaan huruf tapi
pengucapannya berbeda. Teras (inti, [e]
diucapkan keras) dan teras (berbeda,
[e]diucapkan lemah), sedan (tangis) dan sedan
(mobil)
www.themegallery.com LOGO
MAKNA DENOTATIF dan MAKNA KONOTATIF
Makna Denotatif ialah makna objektif, konseptual da
sebenarnya, bahasa indonesia keilmuan
menggunakan makna denotatif karena secara eksplisit
makna denotatif dapat diukur, dapat dibatasi, dan
merupakan hasil observasi.
Makna Konotatif ialah makna tambaha, sikap sosial,
dan pribadi. Misalnya kata wanita dan perempuan.
Secara etimologi, kata perempuan berasal dari kata
empu dengan mendapat prefiks per- dan sufiks –an.
Empu memiliki arti gelar kehormatan yang
berarti”tuan”. Sementara kata wanita berasal dari
kata belanda wan-ito, yang artinya pemuas nafsu
birahi laki-laki. Ksimpulannya kedua kata memiliki
konotasi yang berbeda.
www.themegallery.com LOGO
Kata Abstrak dan Konkret
Kaidah-kaidah tersebut adalah kaidah
makna, kaidah kalimat,kaidah sosial dan
kaidah karang-mengarang.
Kaidah makna mengacu kepada
persyaratan ketepatan pilian kata sebagai
lambang objek, pengertian, atau konsep.
Dengan demikian kaidah makna berkaitan
dengan sinonim, makna denotasi dan
konotasi, kata abstrak dan konkret, kata
umum dan khusus, kata populer dan
ilmiah dll.
www.themegallery.com LOGO
Diksi Dalam Kaidah Sintatis
Kaidah kalimat mengacu pada makna dan
pemakaian kata-kata dalam konteks tertentu.
Artinya kata-kata itu digunakan dalam hubungan
yang lebih luas, misalnya hubungan dalam
onteks kalimat, paragraf, dan wacana. Kata yang
sama dapat mempunyai makna berbeda apabila
kondisinya berbeda. Kata raya, agung, besar
digunakan dalam konteks yang berbeda,
misalnya hari raya idul fitri bukan hari besar idul
fitri, jaksa agung bukan jaksa raya. Contoh :
mereka mengikuti perlombaan jalan cepat.
Kursus cepat lebih disukai orang dewasa. Mereka
berangkat dengan kereta cepat.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Kaidah sintaktsis juga berkaitan dengan frase, dalam hal ini
pilihan kata mensyaratkan kebertetimaan secara logis.
Contoh : terdiri atas nukan terdiri dari
antara.... dan..... bukan antara....
dengan....
disebabkan oleh bukan disebabkan
karena
www.themegallery.com LOGO
Diksi Dalam Kaidah Sosial
Kaidah sosial berhubungan erat dengan
persyaratan kesesuaian pilihan kata. Kata-
kata yang dipilih harus disesuaikan
dengan lingkungan pemakai, terutama
yang terkait dengan kesantunan
berbahasa dalm kehidupan
bermasyarakat.
contoh :
aku (tidak boleh digunakan kepada orang
yang lebih tua).
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 8
www.themegallery.com LOGO
Kata Umum dan Kata Khusus
1. Kata umum dibedakan dari kata khusus
berdasarkan ruang lingkupnya.
2. Makin luas ruang lingkup suatu kata, maka
makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata,
maka terbuka kemungkinan salah paham dalam
pemaknaan.
3. Makin sempit ruang lingkupnya, makin khusus
sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan
terjadinya salah paham dalam pemaknaan, dan
makin mendekatkan penulis pada pilihan kata
secara tepat.
Contoh : kata berjalan perlahan-lahan lebih umum
dibanding dengan tertatih-tatih.
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 9
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 10
www.themegallery.com LOGO
Definisi Paragraf atau Alinea
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membahas satu topik atau hanya mengacu
pada satu gagasan pokok.
www.themegallery.com LOGO
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Syarat Paragraf yang Baik dan Benar
1. Kesatuan
2. Koherensi
3. Kelengkapan
4. Keberurutan
5. Konsistensi sudut pandang
www.themegallery.com LOGO
1. Kesatuan
Yaitu semua kalimat dalam paragraf itu secara
bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan
pokok.
Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau
menyimpang dari pikiran utamanya.
Contoh paragraf berkalimat sumbang
Hari akan hujan. Angin bertiup kencang. Debu-
debu beterbangan. Awan hitam bergerak dengan
cepat. Burung-burung berkicau riang. Para
pedagang kaki lima sibuk mengemas dagangannya.
www.themegallery.com LOGO
2. Koherensi (Kesinambungan)
kepaduan atau kekompakan hubungan antara
kalimat satu dengan kalimat lain dalam
paragraf tersebut.
Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat
dijalin dengan penanda hubungan, baik
penanda hubungan eksplisit maupun implisit.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
a. Penanda Hubungan secara Eksplisit
1) pengulangan kata
Contoh:
Semua isi alam ini adalah makhluk,
artinya ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang
paling sempurna dan paling mulia adalah
manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan
memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan
hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyakiti,
menyiksa, dan menyia-nyiakan.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
2) kata ganti
Contoh
Maya anak Pak Karto. Sekarang ia
kelas III SMP. Setiap pagi teman-temannya
selalu menghampirinya. Mereka berangkat dan
pulang bersama-sama.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
3) kata-kata penghubung
Contoh :
Semalam suntuk Darto menonton
pertandingan sepakbola di televisi. Oleh karena
itu, ia bangun kesiangan. Akibatnya, ia
terlambat masuk ke sekolah.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
b. Penanda Hubungan secara Implisit
Contoh:
Matahari belum tinggi benar, baru
sepenggalan. Sinarnya yang keemasan
membuat suasana sangat cerah. Angin segar
bertiup sepoi-sepoi bisa menggerak-gerakkan
daun pepohonan. Burung-burung pun berkicau
riang. Tampak segalanya indah.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
c. Pengembangan
Pengembangan ide atau gagasan dengan
menggunakan kalimat-kalimat pendukung.
d. Efektif
Disusun dengan menggunakan kalimat efektif
sehingga ide bisa tersampaikan dengan tepat.
www.themegallery.com LOGO
3. Kelangkapan
Gagasan pokok atau kalimat topik
dikembangkan dengan kalimat penjelas,
yang dikembangkan atau diperluas hanya
dengan pengulangan-pengulangan
gagasan pokok dari kalimat sebelumnya.
(Wijayanti, et al. 2017)
Oleh karena itu penulis harus
menyampaikan informasi secara memadai
dan lengkap.
www.themegallery.com LOGO
4. Keberurutan
Keberurutan terkait dengan pola penulisan yang
dipakai untuk menyampaikan informasi agar
tidak terkesan terpotong-potong. (Wijayanti, et
al. 2017)
Pola umum keberurutan adalah
1. urutan waktu
2. urutan tempat
3. urutan umum ke khusus
4. urutan khusus ke umum
5. pertanyaan ke jawaban
6. akibat ke sebab atau sebab ke akibat
www.themegallery.com LOGO
5. Konsistensi Sudut Pandang
Sudut pandang/point of view perlu lebih
awal ditetapkan oleh penulis.
Penulis harus konsisten, tidak boleh
berganti-ganti dalam menggunakan
sudut pandang. (Widjono, 2005)
Penulis dapat mengacu diri sendiri dengan
sebutan penulis (ini), saya, kami, atau
tidak menyebutkan acuan sama sekali.
www.themegallery.com LOGO
Unsur-unsur Pembentuk Paragraf
Unsur-unsur wajib pembentuk paragraf yaitu:
1. Gagasan pokok (utama)
2. Kalimat Topik
3. Kalimat pendukung/penjelas/pengembang
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 11
MACAM-MACAM PARAGRAF
DAN PENGEMBANGANNYA
www.themegallery.com LOGO
Macam-macam Paragraf
Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Paragraf Isi
Paragraf yang berisi kelanjutan gagasan.
(Pengembangan)
www.themegallery.com LOGO
Macam-macam Paragraf
3. Paragraf
Ekspositoris
2. Paragraf 4. Pragraf
Argumentatif Deskriptif
Menurut
1. Paragraf 5. Paragraf
Persuatif
Sifat Naratif
Isinya
www.themegallery.com LOGO
1. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk
karangan yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar
tujuannya dapat tercapai, penulis harus
mampu mengemukakan pembuktian
dengan data dan fakta.
www.themegallery.com LOGO
2. Paragraf Argumentatif
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang
membuktikan kebenaran tentang sesuatu.
Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana
argumetasi menyertakan data-data pendukung.
Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang
disampaikan penulis.
Paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri
yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut adalah:
(1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan
penulisnya;
(2) alasan, data, atau fakta yang mendukung;
(3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang
disampaikan.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Data dan fakta yang digunakan untuk
menyusun wacana atau paragraf
argumentasi dapat diperoleh melalui
wawancara, angket, observasi, penelitian
lapangan, dan penelitian kepustakaan.
Pada akhir paragraf atau karangan, perlu
disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini
yang membedakan argumentasi dari
eksposisi.
www.themegallery.com LOGO
3. Pragraf Ekspositoris
Pargraf Ekspositotis/Eksposisi adalah
karangan yang menyajikan sejumlah
pengetahuan atau informasi. Tujuannya,
pembaca mendapat pengetahuan atau
informasi yang sejelas–jelasnya.
Contoh paragraf eksposisi adalah semua
jenis laporan
www.themegallery.com LOGO
4. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci.
Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan
sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar, membaca, atau
merasakan hal yang dideskripsikan.
Contoh : keadaan banjir, suasana di pasar
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk
melukiskan suatu objek.
www.themegallery.com LOGO
5. Paragraf Naratif
Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian.
Paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan
konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
www.themegallery.com LOGO
Lanjutan
Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-
peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya,
pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa
yang diceritakan. Contoh : novel, cerpen, drama
www.themegallery.com LOGO
Pola-pola Pengembangan Paragraf
Deduktif (Umum-khusus)
Induktif (Khusus-Umum)
Sebab-Akibat
Perbandingan
Contoh
www.themegallery.com LOGO
1. Pengembangan Deduktif (Umum-Khusus)
www.themegallery.com LOGO
3. Pengembangan Sebab-Akibat
Pada paragraf ini didahului dengan sebab terjadinya
sesuatu dan diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya
atau sebaliknya.
Sebab sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran-
pikiran penjelas.
Contoh :
(1) Itik Indonesia baik sekali untuk diternakkan.(2)
Pemeliharaannya sederhana sekali. (3) Telurnya banyak.
(4) Tahan terhadap berbagai penyakit. (5) Ia kuat sekali
berjalan jauh.
Kalimat (1) sebagai sebab dan
kalimat (2), (3), (4), (5) sebagai akibat
www.themegallery.com LOGO
4. Pengembangan Perbandingan
Pengembangan paragraf jenis ini mengungkapkan
persamaan dan perbedaan dua objek atau lebih.
Contoh :
(1) Kota Jakarta dan Bandung mempunyai
persamaan dan perbedaan. (2) Keduanya termasuk
kota besar bahkan sebagai ibukota provinsi. (3)
Ditinjau dari suasana, Jakarta bersuhu panas
sedangkan Bandung sejuk. (4) Di samping itu, Kota
Jakarta memiliki peran lain, yaitu sebagai ibukota
negara.
Persamaan ditunjukkan oleh kalimat (2) dan
perbedaan oleh kalimat (3) dan (4).
www.themegallery.com LOGO
5. Pengembangan Contoh
Pengembangan jenis ini dikemukakan suatu
pernyataan yang diikuti rincian berupa contoh-contoh.
Contoh:
Sejalan dengan perkembangan sejarahnya,
perbendaharaan kata Indonesia diperkaya oleh
berbagai bahasa. Ada yang berasal dari bahasa
daerah, ada pula yang berasal dari bahasa asing.
Yang berasal dari bahasa daerah, misalnya nyeri,
babak, beres, dan sewenang-wenang. Adapun yang
berasal dari bahasa asing lampu, motor, ahli, akhlak,
dan lain-lain.
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 12
www.themegallery.com LOGO
Pengertian Laporan
www.themegallery.com LOGO
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 13
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 14
PENGERTIAN KARYA
ILMIAH DAN WUJUDNYA
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 15
URUTAN PENYAMPAIAN
MASALAH DALAM KARYA ILMIAH
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 16
www.themegallery.com LOGO
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 18 (MATERI TAMBAHAN)
www.themegallery.com LOGO
MENGAPA PERLU ?
Kejujuran Ilmiah
Menghindari Plagiatisme
Kekuatan Kajian Teoretis
www.themegallery.com LOGO
WARNING!
1. memanfaatkan referensi terkini dari jurnal
penelitian terkemuka (kecuali penelitian sejarah
dan naskah kuno);
2. panjang rujukan maksimal 1/3 panjang artikel;
3. pengutipan literatur dalam diskusi jangan terlalu
panjang;
4. sedapat mungkin memanfaatkan kutipan tak
langsung;
5. kutipan harus ditempatkan dalam artikel yang
tepat/ sesuai;
6. kumpulan penelitian sejenis bisa dirujuk secara
berkelompok.
www.themegallery.com LOGO
Penyebutan Rujukan dalam Naskah
Nama akhir dan tahun di antara tanda
kurung, atau hanya tahunnya saja yang
ditulis dalam tanda kurung;
Mengikuti salah satu style yang ada, dan
konsisten.
Misal:
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan
mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran
dan tindakan (Salovey dan Mayer, 1990:189)
www.themegallery.com LOGO
Beberapa Model Penulisan Rujukan
www.themegallery.com LOGO
REFERENCES STYLES
Number
Alphabet
Vancouver
Chicago/ Turabian/Harvard
AMA (American Medical Association)
APA (American Psychological Association)
APSA (American Political Association)
MLA (Modern Language Association)
CBA (Council of Biology Editors)
www.themegallery.com LOGO
Contoh Sederhana Perbandingan Style
Vancouver vs Harvard
Vancouver:
Santoso, Listiyono. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Gama Press. 2005.
Harvard:
Santoso, Listiyono. 2005. Epistemologi Kiri. Yogyakarta: Ar-Ruz.
www.themegallery.com LOGO
Beberapa contoh gaya penulisan
merujuk
NAMA PENGARANG MUNCUL DALAM KALIMAT
... Dalam salah satu studi yang cukup popular, Wignjosoebroto
(2003) menegaskan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia telah
mengalami…
www.themegallery.com LOGO
PENGARANG DIACU DUA KALI DENGAN TAHUN YANG
SAMA
Johnson. 1994a. Discussed the Subject…
Johnson. 1994b. Emotional...
www.themegallery.com LOGO
NAMA PENGARANG TIDAK DIKETAHUI
Pemerintahan di Indonesia saat ini punya rekor bagus… (Anonim 2005: 6)
www.themegallery.com LOGO
MODEL PENULISAN RUJUKAN
Author-Date Systems;
Numerical Systems.
www.themegallery.com LOGO
AUTHOR-DATE SYSTEMS
www.themegallery.com LOGO
NUMERICAL SYSTEMS
www.themegallery.com LOGO
JENIS KUTIPAN
Kutipan Langsung:
Kutipan yang proses pengutipannya dikutip secara langsung,
tanpa melalui pengubahan, sesuai dengan apa yang tertulis
dalam teks acuan.
www.themegallery.com LOGO
TEKNIK PENULISAN KUTIPAN
LANGSUNG
Kutipan kurang dari 40 kata (4 baris)
www.themegallery.com LOGO
Kutipan 40 kata (4 baris) atau lebih
Kutipan yang berisi 40 kata (4 baris) atau lebih ditulis
secara terpisah dari teks yang mendahuluinya (tanpa tanda
kutip), ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan,
dan diketik dengan jarak spasi tunggal. Nomor halaman
juga ditulis.
Contoh:
Bodhi tercenung. Sebuah surat rupanya. Surat janggal yang
tak ia mengerti. Orang aneh mana yang menuliskannya,
lalu kenapa bisa tersimpan dalam harddisk komputer di
warnet kecil ini? Rangkaian itu terus berlanjut. Kucing
menyeberang, jalur pulang pergi yang dipilih si kembar, dan
seterusnya. Tanpa pula bisa ia jelaskan, Bodhi merasa surat
itu mengarah padanya (Dee, 2002: 209).
www.themegallery.com LOGO
Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam
kalimat yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti
dengan tiga titik.
”Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru”
(Manan, 1995:278).
www.themegallery.com LOGO
TEKNIK PENULISAN KUTIPAN TIDAK
LANGSUNG
Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau
dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis dengan
bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu
dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut
terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama
tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor halaman
disebutkan.
Contoh:
Sastra memang berbeda dengan laporan jurnalisme yang berbicara
fakta. Fakta dapat ditutupi atau dilenyapkan, tetapi kebenaran
yang ada dalam sastra menyatu dalam udara (Ajidarma, 1997: 1).
www.themegallery.com LOGO
Selanjutnya dikatakan bahwa apabila
seseorang telah ditangkap dan ditahan,
tetapi ternyata tidak cukup bukti bahwa
yang bersangkutan melanggar hukum,
maka praperadilan¹ Harus memeriksa
dan memutuskan nasib tersangka.
[1] Praperadilan adalah lembaga yang akan memeriksa atau menuntut sah atau tidak sahnya suatu
penangkapan dan penahanan terhadap seseorang.
www.themegallery.com LOGO
BEBERAPA UNSUR YANG DITULIS
DALAM DAFTAR PUSTAKA
1. Nama penulis, dengan urutan: nama
akhir, nama awal, dan nama tengah,
tanpa gelar akademik;
2. tahun penerbitan;
3. Judul, termasuk subjudul;
4. Kota tempat penerbitan;
5. Nama penerbit.
www.themegallery.com LOGO
BEBERAPA CONTOH PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan dari Buku:
www.themegallery.com LOGO
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber
ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan
dalam tahun yang sama pula, data tahun
penerbitan diikuti dengan lambang huruf a, b, c,
dan seterusnya, urutannya secara kronologis atau
berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan
Artikel atau Karya (Ada Editornya)
Penulisannya seperti menulis rujukan buku ditambah
dengan tulisan (Ed.) baik untuk satu maupun lebih editor, di
antara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Cornfeld, Gaalyahu (Ed.). 1964. Pictorial Biblical Encyclopedia: A
Visual Guide to The Old and New Testament. New York: The
MacMillan Company.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel
(Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun
penerbitan. Judul artikel diapit tanda kutip (“…”) tanpa
cetak miring (italic). Nama editor seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) baik untuk datu editor
maupun lebih. Judul buku kumpulannya ditulis dengan
huruf miring (italic), dan nomor halamannya disebutkan
dalam kurung.
Contoh:
Indriani, Ratna. 2000. “Pendekatan Semiotis Sastra: Suatu Studi terhadap
Sebuah Cerita Pendek”. Dalam E. K. M. Masinambow dan Rahayu S.
Hidayat (Ed.), Semiotik: Kumpulan Makalah Seminar. Depok: Pusat
Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas
Indonesia.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan
tahun dan judul artikel diapit tanda kutip, dan
huruf kapiltal pada setiap awal kata. Nama jurnal
ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari
setiap katanya dengan huruf kapital kecuali kata
tugas. Bagian akhir bertutrut-turut ditulis jurnal
tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung),
dan nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Dwiloka, B. 1999. “Kontroversi Isu Minyak Tropis”. SAINTEKS,
6(2): 49-60.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-
ROM
Penulisannya dalam daftar rujukan sama dengan
rujukan dari artikel dalam jurnal cetak, ditambah
dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung.
Contoh:
Krashen, S., M. Long, dan R. Scarcella. 1997. “Age, Rate, and
Attaintment in Second Language Acquisition”
TESOL Quarterly, 13:578-82 (CD-Rom: TESOL
Quarterly Digital, 1997).
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau
Koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh
tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul
artikel diapit tanda kutip, dan huruf kapital pada
setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas atau
kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf
kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan
dicetak miring. Nomor halaman disebut pada
bagian akhir.
Contoh:
Awuy, Tommy F. 2001. “Supernova: Tantangan Baru bagi Kritik
Sastra.” Kompas, 18 Maret, hlm 12.
Putra, Masri Sareb. 1998. “Saman yang Mencekam dan Tonggak
Baru Sastra Indonesia.” Suara Pembaharuan. 27 Mei, hlm 8.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Koran tanpa Penulis
Contoh:
Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis
Sumber Daya Lokal.” Hlm. 41…
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Dokumen Resmi
Pemerintah yang Diterbitkan tanpa
menyebutkan Nama Penulis atau
Lembaga
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama
Lembaga Tersebut
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. Bandung: Yrama Widya.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun
penerbitan karya asli, judul terjemahan,nama
penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan,
dan nama penerbit terjemahan. Jika tahun penerbitan
buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa
tahun.
Contoh:
Ary, D., J.C. Jacobs. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terjemahan oleh Arif Furhan. 1982.
Surabaya: Usaha Nasional.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Skripsi, Tesis, Disertasi
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun
yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, atau
disertasi tidak diterbitkan, nama kota perguruan tinggi, dan
nama fakultas, serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Chotimah, Husnul. 2002. “Trauma dan Kecemasan Tokoh-Tokoh
Utama Novel Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
Karya Dee: Semiotik.” Skripsi. Surabaya: Fakultas Sastra.
Universitas Airlangga.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Makalah Seminar, Penataran,
atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan
dengan tahun, judul makalah diapit tanda kutip,
kemudian diikuti dengan pernyataan “Makalah
disajikan dalam…”, nama pertemuan, lembaga
penyelenggara, dan tempat penyelenggaraaan,
tanggal serta bulannya.
Contoh:
Chasanah, Ida Nurul. 2004. “Representasi Zen Budhisme dalam
Novel Musashi Episode Tanah dan Supernova Episode Akar:
Kajian Intertekstualitas”. Makalah dipresentasikan dalam
Konferensi Internasional Kesusastraan Indonesia HISKI 2004
di Hotel Santika Manado, 25-27 Agustus 2004.
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Internet Berupa Karya Individu
Contoh:
Abadi, C.J. 2002. “Kumis Kucing”, (Online),
(http://www.chang.jaya-abadi.com.jamu-jawa 04htm/,
diakses 12 Desember 2003).
www.themegallery.com LOGO
Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari
Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak,
diikuti secara berturut-turut tahun, judul artikel, nama
jurnal (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan dalam
kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan
kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
www.themegallery.com LOGO
PERTEMUAN 17
www.themegallery.com LOGO
Daftar Pustaka
Alek, Achmad. HP. 2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Kencana.
Alwi, Hasan. 2003. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed. Ke 3.
Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM. 1998. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chae A, 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta:
Rineka Cipta.
Keraf G. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kridalaksana H. 2002. Struktur, kategori, dan Fungsi Dalam Teori
Sintaksis. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Kaswanti PB. 2004. “Peningkatan Kecermatan Menulis”. Atma nan jaya.
Juli-desember. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Ramlan M. 1987. Morfologi Satuan Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV.
Karyono.
Ramlan M. 1990. Sintaksis. Yogyakarya: UP Karyono.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
www.themegallery.com LOGO
Daftar Pustaka (Lanjutan)
Sugono D. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta:
Gramedia Pusataka Utama.
Verhaar JWM. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press.
Wijaya SH, Candrayani A, Hendarwat IES, Agustinus JW. 2017. Bahasa
Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Depok: Raja Garfindo.
www.themegallery.com LOGO
www.themegallery.com
LOGO