Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS EFEKTIFITAS PENURUNAN TARIF

PAJAK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


KEPADA UMKM WILAYAH SURABAYA
BERDASARKAN PP 23 TAHUN 2018 (STUDI
KASUS PADA KPP PRATAMA SURABAYA
KARANG PILANG)
Outline Materi
01 BAB 1 PENDAHULUAN

02 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

03 BAB 3 METODE PENELITIAN


BAB 1
PENDAHULUAN
Definisi Judul
Efektifitas UMKM
Pada dasarmya efektifitas digunakan untuk Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
menunjukan keberhasilan suatu usaha atau Menengah mencatat jumlah pelaku Usaha Mikro
kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang Kecil dan Menengah Indonesia mencapai hampir 60
telah ditetapkan. Efektifitas pemungutan pajak juta pelaku usaha pada tahun 2017 yang tersebar di
merupakan gambaran dari kemampuan seluruh Indonesia. UMKM pun mendominasi struktur
organisasi pemungut pajak untuk mencapai usaha yang ada di Indonesia sekitar 99,99%, yang
sasaran yang telah ditetapkan, yakni jumlah terdiri dari usaha mikro 98,79%, usaha kecil sebesar
penerimaan pajak yang telah direncanakan. 1,11%, usaha menengah sebesar 0,09%.
Dengan demikian efektifitas pajak (Tax Sedangkan Usaha besar hanya berkontribusi dalam
Effectifeness) merupakan ukuran yang dapat struktur usaha di Indonesia sebesar 0,01%. (Wendy
dipergunakan untuk menilai administrasi Endrianto, 2015)
perpajakan daerah secara keseluruhan.

UMKM
Besarnya jumlah pelaku UMKM ternyata belum sebanding dengan penerimaan pajak dari UMKM. Usaha menengah
dan besar masih menjadi penyumbang pajak terbesar di Indonesia.
Definisi Judul

PP Nomor 46 Tahun 2013


Pada tahun 2013 Pemerintah juga membuat kebijakan pajak
yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2013 yang
diterapkan mulai 1 Juli 2013. PP ini memberikan tarif pajak
sebesar 1% dari omset wajib pajak yang tidak melebihi 4,8
miliar dalam satu tahun masa pajak. Namun realisasinya,
penerimaan pajak setelah diberlakukan tarif 1% dari omset
belum mencapai target.

PP Nomor 23 Tahun 2018


Pada bulan Juni 2018, Pemerintah kembali
meluncurkan kebijakan baru tentang perpajakan UMKM
yang tertuang dalam PP No 23 Tahun 2018. Tarif pajak
yang berlaku bagi UMKM dalam PP tersebut sebesar
0,5% dan mulai berlaku per 1 Juli 2018.
Latar Belakang
Di beberapa tahun terakhir, UMKM merupakan suatu usaha yang ikut berkontribusi besar dalam
perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61,41%.
UMKM menyerap hampir 97% total tenaga kerja nasional dan memiliki proporsi 99% dari total pelaku
usaha di Indonesia, maka tidak heran jika perekonomian di Indonesia berkembang pesat lewat sektor
UMKM.
Namun, pada sektor perpajakan UMKM masih belum mencerminkan kontribusi yang maksimal
sebagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2014,
kontribusi penerimaan pajak dari PPh final UMKM kurang lebih Rp 2 trilliun. Asumsi UMKM
berkontribusi Rp 3.000 trilliun terhadap PDB, nilai itu masih relatif jauh dibawah potensi perpajakan
sebesar Rp 30 trilliun 1% dari kontribusi terhadap PDB (Gustomo, 2018).

Tarif 1% ini sangatlah ringan dalam perhitungan pembayaran pajak


yang hanya dikalikan dengan omzet bruto, ditambah lagi PP 46 2013
ini bersifat pajak final yang apabila setelah kewajiban perhitungan,
penyetoran dan pembayarannya sudah terpenuhi maka tugas dari
wajib pajak sudah selesai.

Keadaan dilapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah,
dikarenakan masih ada pelaku usaha UMKM yang mempermasalahkan tarif 1% dari omzet
itu dirasa terlalu membebani. Aspek keadilan merupakan salah satu kontra yang sering
disoroti mengingat pajak penghasilan PP 46/2013 termasuk dalam pajak final.
0 Rumusan Masalah
dan Tujuan
Penelitian

Tujuan Penelitian
Bagaimana efektifitas penurunan tarif
• Untuk mengetahui efektifitas pajak penghasilan yang dikenakan
penurunan tarif pajak penghasilan kepada UMKM Wilayah Surabaya
yang dikenakan kepada UMKM berdasarkan PP 23 Tahun 2018 “(studi
Wilayah Surabaya berdasarkan PP kasus pada KPP PRATAMA SURABAYA
23 Tahun 2018 “(studi kasus pada KARANG PILANG)
KPP PRATAMA SURABAYA
KARANG PILANG )
Manfaat Penelitian
Pemerintah
Dapat menjadi masukan bagi pihak Bagi Peneliti Lain
regulator khususnya Direktorat Sebagai tambahan
1 Jenderal Pajak dan Kementrian 3 informasi dan disiplin 5
Keuangan dalam pembuatan ilmu pengetahuan
ketentuan dan peraturan perundang- serta dapat menjadi
undangan agar dapat meningkatkan bahan refrensi untuk
penerimaan Negara namun tetap penelitian selanjutnya
memperhatikan aspek keadilan dan di bidang yang sama
ekonomis bagi para pelaku
UKM/UMKM.

Akademis Usaha Kecil Menengah & Usaha Bagi Universitas Widya Kartika
Menambah pengetahuan teoritis Mikro Kecil dan Menengah diharapkan agar dapat
dan wawasan bagi penulis dan Memberikan sumbangsih berupa menambah perbendaharaan
pembaca dalam bidang perpajakan saran kepada lembaga Pembina perpustakaan dan juga dapat
khususnya persepsi para pelaku UKM&UMKM berupa sosialisasi, dijadikan sebagai bahan
Usaha Mikro Kecil Menengah di pembinaan, maupun pelatihan perbandingan atau sebagai
Kota Surabaya mengenai 2 mengenai pemahaman manfaat 4 masukan bagi teman-teman
perubahan PP 46 Tahun 2013 ke perpajakan dan membantu dalam masa yang akan
PP 23 Tahun 2018 pemahaman dalam proses mendatang.
pelaporan pajak yang sesuai.
0
Lingkup
Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah


akuntansi perpajakan yang dibatasi
pada pengaruh tingkat pemahaman
kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak, serta efektifitas
perubahan tarif yang ditetapkan dari
1% menjadi 0,5 % berdasarkan PP
23 Tahun 2018 di KPP PRATAMA
SURABAYA KARANG PILANG
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
Persamaan Dan Perbedaan Peneliti Terdahulu Dan Sekarang
Peneliti Candra Tatik Kusumawati Suryani, Damayanti, Maulida
(2019) (2018) (2019) Maslichah, Sudrajat, (2018)
Junaidi Amah (2019)
(2019)
Judul Analisis Potensi Analisis Tingkat Pengaruh Danpak Kepatuhan
Efektifitas Kepatuhan Kepatuhan Wajib Pengalihan PP Peralihan PP Pembayaran
Penurunan Tarif Pembayaran Pajak UMKM 46 2013 46/2013 Pajak Pada
Pajak Pajak Pada Sebelum dan Menjadi PP 23 Menjadi PP Pelaku UMKM
Penghasilan Pelaku UMKM ( Sesudah Penerapan Tahun 2018 23/2018 Pada (Usaha Mikro
Yang Dikenakan Usaha Mikro Kecil PP No 23 Tahun Terhadap Pertumbuhan Kecil
Kepada UMKM Dan Menengah) 2018 Dalam Rangka Tingkat UMKM Menengah)
Wilayah Pasca Penerbitan Peningkatan Pertumbuhan Kabupaten Pasca
Suarabaya Peraturan Penerimaan PPh Wajib Pajak Magetan Penertiban
Berdasarkan PP Pemerintah Nomor Final (Studi Empiris UMKM dan Peraturan
23 Tahun 2018 ( 23 Tahun 2018 ( pada Kantor Wilayah Penerimaan Pemerintah
Studi Kasus Studi Kasus Pada Direktorat Jenderal PPh Pasal 4 Nomor 23
Pada KPP UMKM di Pajak Jawa Tengah ayat (2) Di KPP Tahun 2018 Di
PRATAMA Kabupaten 11). Pratama Kota Gede-
SURABAYA Sleman- Pasuruan. Yogyakarta).
KARANG Yogyakarta).
PILANG).
Persamaan Membahas Membahas Membahas Membahas Membahas Membahas
Mengenai Mengenai Mengenai Peraturan Mengenai Mengenai Mengenai
Peraturan Peraturan Pemerintah No 23 Peraturan Peraturan Peraturan
Pemerintah No Pemerintah No 23 Tahun 2018 Pemerintah No Pemerintah No Pemerintah No
23 Tahun 2018 Tahun 2018 23 Tahun 2018 23 Tahun 2018 23 Tahun 2018
Obyek Sentra UKM UMKM Di Kantor Wilayah KPP Pratama UMKM UMKM Di Kota
Penelitian Merr Surabata Kabupaten Direktorat Jenderal Pasuruan Kabupaten Gede-
Sleman, Pajak Jawa Tengah Magetan Yogyakarta
Yogyakarta
Merode Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kualitatif
Penelitian
Pengertian dan Fungsi Pajak
Pengertian Pajak
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving
01
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Fungsi Pajak
02 Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan
Negara) dan fungsi regularend (pengatur)

Tarif 0%
Tarif pajak ekspor sebesar 0%, disini dimaksudkan agar para pengusaha
terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga dapat
03
memperbesar devisa Negara.

Tarif 1%
04 pengenaan Pajak 1% bersifat final untuk kegiatan usaha dan batasan
peredaran usaha tertentu, disini dimaksudkan untuk penyederhanaan
perhitungan pajak.
Perbedaan PP 46/2013 dengan PP 23/2018
PP 46/2013 PP 23/2018
Subjek pajak 1. WP Orang Pribadi 1.Wajib Pajak Orang Pribadi
2. WP Badan tidak termasuk BUT (Bentuk Usaha 2.WP Badan tertentu :
Tetap) - PT
-CV dan Firma
-Koperasi
Pengecualian Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan 1. Wajib Pajak yang memilih untuk dikenai PPh
subjek pajak kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a,
dalam usahanya menggunakan: Pasal 17 ayat (2a), atau Pasal 31E UU PPh
1. Sarana atau prasarana yang dapat dibongkar 2. Persekutuan komanditer atau firma yang
pasang baik yang menetap maupun tidak dibentuk oleh beberapa Wajib Pajak orang
menetap,dan pribadi yang memiliki keahlian khusus
2. Sebagian atau seluruh tempat untuk menyerahkan jasa sejenis dengan jasa
kepentingan umum yang tidak diperuntukkan sehubungan dengan pekerjaan.
bagi tempat usaha atau berjualan. 3. WP Badan yang memperoleh fasilitas Pasal
Wajib Pajak badan yang : 31a UU PPh dan PP 94
1. Belum beroperasi secara komersial,atau 4. Bentuk Usaha Tetap
2. Jika dalam jangka waktu 1 tahun setelah
beroperasi secara komersial memperoleh
peredaran bruto melebihi Rp 4,8M.
Batasan omzet Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8M dalam kurun waktu 1 Tahun Pajak
Perbedaan PP 46/2013 dengan PP 23/2018
Pengecualian objek 1.Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
pajak bebas
2.Penghasilan yang diterima atau diperoleh diluar negeri
3.Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri
4.Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek Pajak
Tarif 1% 0,5%
Batasan waktu Tidak ada WP OP : 7 tahun
CV/Firma/Koperasi : 4 tahun
PT : 3 tahun
Dihitung sejak :
WP lama : Tahun Pajak PP Berlaku
WP baru : Tahun Pajak Terdaftar
DPP ( Dasar 1.Setor sendiri 1.Setor sendiri atau,
Pengenaan Pajak) 2.Dari pemotongan pemungutan pihak lain 2.Dipotong atau dipungut oleh Pemotong atau
dalam hal menunjukan SKB ke KPP Pemungut Pajak dengan mengajukan Surat
Keterangan ke KPP
Cara Perhitungan PPh
dengan tarif 0,5%
• Menurut Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementrian
Keuangan, menghitung pajak UMKM sangat mudah, tinggal
menjumlahkan omzet dalam sebulan, lalu dikalikan tarif 0,5%.

• Wajib dibayarkan tanggal 15 setiap bulan berikutnya.

BUY
• Karena baru efektif berlaku 1 Juli 2018, maka Wajib Pajak
dengan omzet sampai Juni yang disetorkan Juli masih dihitung
tarif 1%.

• Sementara untuk omzet Juli yang pajaknya disetorkan pada


Agustus sudah menggunakan tarif 0,5% dikali omzet Juli.
Kepatuhan Wajib Pajak

• Definisi Kepatuhan Wajib Pajak menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia
Rahayu (2010:138) “Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
dan melaksanakan hak perpajakannya.”

Kesadaran Wajib Pajak

• Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana Wajib Pajak mengetahui,
mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta
memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya

Sanksi Pajak

• Menurut Tjahjono (2005), sanksi pajak adalah suatu tindakan yang diberikan
kepada Wajib Pajak ataupun pejabat yang berhubungan dengan pajak yang
melakukan pelanggaran baik secara sengaja maupun karena alpa. Sanksi
perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan akan dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi perpajakan
merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan.
BAB 3 METODE
PENELITIAN
Pendekatan Penelitian

01 Metode Penelitian 02
Fokus Penelitian
Metode Kualitatif

Para pelaku UMKM yang terdaftar di KPP Pratama


Jumlah objek pajak yang
Surabaya Karang Pilang yang merupakan
narasumber yang akan diwawancarai untuk
03 taat membayar pajaknya,
04
mendapatkan informasi mengenai efektifitas dan juga yang tidak taat
penurunan tarif pajak berdasarkan PP 23 Tahun periode.
2018 sebesar 0,5% dari yang sebelumnya 1%
berdasarkan PP 46 Tahun 2013
Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berlokasi di KPP


PRATAMA SURABAYA KARANG
PILANG ( Jln. Jagir Wonokromo
No.100,RT.014/RW.003, Jagir,
Kec.Wonokromo, Kota Surabaya,
Jawa Timur 60244).
Metode Pengumpulan Data
Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung data yang ada
di KPP PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG yang terkait. Jumlah objek
pajak penghasilan pasal 23 (PPh 23) yang terdiri dari berbagai macam usaha,
mulai dari makanan, pakaian, dan juga oleh-oleh.

Wawancara dilakukan secara langsung dengan petugas KPP PRATAMA


SURABAYA KARANG PILANG terkait dengan informasi yang diperlukan.

Wawancara dilakukan secara langsung dengan berdialog dengan para pelaku


UMKM. Informasi yang akan ditanyakan terkait dengan seberapa banyak
respon para pelaku UMKM dengan turunnya tarif pajak yang dikenakan.

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil beberapa foto dari bukti


pembayaran pajak yang dilakukan oleh para UMKM, dan juga berfoto
bersama para UMKM yang bersangkutan
Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Data yang digunakan bersifat data kualitatif, dikarenakan data yang saya teliti berupa gambaran umum
KPP PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG, pemahaman para pelaku UMKM atas berlakunya tarif
baru yang diterapkan, respon para pelaku UMKM atas diterapkannya PP 23 Tahun 2018, dan juga
kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil
observasi dari suatu obyek,
Langkah-Langkah Pembahasan

Observasi Wawancara
Peneliti akan melakukan wawanacara Dokumentasi
untuk mengamati dan juga mencari
mendalam kepada responden meliputi Peneliti akan mencari data
informasi kepada petugas KPP
profil usaha masing-masing UMKM, yang dibutuhkan guna
PRATAMA SURABAYA KARANG
pembayaran pajak pelaku UMKM kelengkapan informasi
PILANG mengenai profil dan juga objek
sebelum diterbitkannya PP 23/2018 dan yang diperlukan dalam
pajak yang terdaftar di KPP PRATAMA
kepatuhan pembayaran pajak pelaku penelitian
SURABAYA KARANG PILANG.
UMKM setelah diterbitkannya PP 23/2018

Kesimpulan Analisis
Peneliti akan menganalisis Tahap terakhir yang dilakukan peneliti
kepatuhan wajib pajak atas PP adalah melakukan rekapitulasi dari data-
23/2018 pada KPP PRATAMA data yang diperoleh tentang kepatuhan
SURABAYA KARANG PILANG wajib pajak atas diberlakukannya tariff 0,5%
berdasarkan Undang-Undang berdasarkan pp23/2018 di KPP PRATAMA
Perpajakan SURABAYA KARANG PILANG
Thank you

Anda mungkin juga menyukai