UMKM
Besarnya jumlah pelaku UMKM ternyata belum sebanding dengan penerimaan pajak dari UMKM. Usaha menengah
dan besar masih menjadi penyumbang pajak terbesar di Indonesia.
Definisi Judul
Keadaan dilapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah,
dikarenakan masih ada pelaku usaha UMKM yang mempermasalahkan tarif 1% dari omzet
itu dirasa terlalu membebani. Aspek keadilan merupakan salah satu kontra yang sering
disoroti mengingat pajak penghasilan PP 46/2013 termasuk dalam pajak final.
0 Rumusan Masalah
dan Tujuan
Penelitian
Tujuan Penelitian
Bagaimana efektifitas penurunan tarif
• Untuk mengetahui efektifitas pajak penghasilan yang dikenakan
penurunan tarif pajak penghasilan kepada UMKM Wilayah Surabaya
yang dikenakan kepada UMKM berdasarkan PP 23 Tahun 2018 “(studi
Wilayah Surabaya berdasarkan PP kasus pada KPP PRATAMA SURABAYA
23 Tahun 2018 “(studi kasus pada KARANG PILANG)
KPP PRATAMA SURABAYA
KARANG PILANG )
Manfaat Penelitian
Pemerintah
Dapat menjadi masukan bagi pihak Bagi Peneliti Lain
regulator khususnya Direktorat Sebagai tambahan
1 Jenderal Pajak dan Kementrian 3 informasi dan disiplin 5
Keuangan dalam pembuatan ilmu pengetahuan
ketentuan dan peraturan perundang- serta dapat menjadi
undangan agar dapat meningkatkan bahan refrensi untuk
penerimaan Negara namun tetap penelitian selanjutnya
memperhatikan aspek keadilan dan di bidang yang sama
ekonomis bagi para pelaku
UKM/UMKM.
Akademis Usaha Kecil Menengah & Usaha Bagi Universitas Widya Kartika
Menambah pengetahuan teoritis Mikro Kecil dan Menengah diharapkan agar dapat
dan wawasan bagi penulis dan Memberikan sumbangsih berupa menambah perbendaharaan
pembaca dalam bidang perpajakan saran kepada lembaga Pembina perpustakaan dan juga dapat
khususnya persepsi para pelaku UKM&UMKM berupa sosialisasi, dijadikan sebagai bahan
Usaha Mikro Kecil Menengah di pembinaan, maupun pelatihan perbandingan atau sebagai
Kota Surabaya mengenai 2 mengenai pemahaman manfaat 4 masukan bagi teman-teman
perubahan PP 46 Tahun 2013 ke perpajakan dan membantu dalam masa yang akan
PP 23 Tahun 2018 pemahaman dalam proses mendatang.
pelaporan pajak yang sesuai.
0
Lingkup
Penelitian
Fungsi Pajak
02 Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan
Negara) dan fungsi regularend (pengatur)
Tarif 0%
Tarif pajak ekspor sebesar 0%, disini dimaksudkan agar para pengusaha
terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga dapat
03
memperbesar devisa Negara.
Tarif 1%
04 pengenaan Pajak 1% bersifat final untuk kegiatan usaha dan batasan
peredaran usaha tertentu, disini dimaksudkan untuk penyederhanaan
perhitungan pajak.
Perbedaan PP 46/2013 dengan PP 23/2018
PP 46/2013 PP 23/2018
Subjek pajak 1. WP Orang Pribadi 1.Wajib Pajak Orang Pribadi
2. WP Badan tidak termasuk BUT (Bentuk Usaha 2.WP Badan tertentu :
Tetap) - PT
-CV dan Firma
-Koperasi
Pengecualian Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan 1. Wajib Pajak yang memilih untuk dikenai PPh
subjek pajak kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a,
dalam usahanya menggunakan: Pasal 17 ayat (2a), atau Pasal 31E UU PPh
1. Sarana atau prasarana yang dapat dibongkar 2. Persekutuan komanditer atau firma yang
pasang baik yang menetap maupun tidak dibentuk oleh beberapa Wajib Pajak orang
menetap,dan pribadi yang memiliki keahlian khusus
2. Sebagian atau seluruh tempat untuk menyerahkan jasa sejenis dengan jasa
kepentingan umum yang tidak diperuntukkan sehubungan dengan pekerjaan.
bagi tempat usaha atau berjualan. 3. WP Badan yang memperoleh fasilitas Pasal
Wajib Pajak badan yang : 31a UU PPh dan PP 94
1. Belum beroperasi secara komersial,atau 4. Bentuk Usaha Tetap
2. Jika dalam jangka waktu 1 tahun setelah
beroperasi secara komersial memperoleh
peredaran bruto melebihi Rp 4,8M.
Batasan omzet Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8M dalam kurun waktu 1 Tahun Pajak
Perbedaan PP 46/2013 dengan PP 23/2018
Pengecualian objek 1.Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
pajak bebas
2.Penghasilan yang diterima atau diperoleh diluar negeri
3.Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri
4.Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek Pajak
Tarif 1% 0,5%
Batasan waktu Tidak ada WP OP : 7 tahun
CV/Firma/Koperasi : 4 tahun
PT : 3 tahun
Dihitung sejak :
WP lama : Tahun Pajak PP Berlaku
WP baru : Tahun Pajak Terdaftar
DPP ( Dasar 1.Setor sendiri 1.Setor sendiri atau,
Pengenaan Pajak) 2.Dari pemotongan pemungutan pihak lain 2.Dipotong atau dipungut oleh Pemotong atau
dalam hal menunjukan SKB ke KPP Pemungut Pajak dengan mengajukan Surat
Keterangan ke KPP
Cara Perhitungan PPh
dengan tarif 0,5%
• Menurut Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementrian
Keuangan, menghitung pajak UMKM sangat mudah, tinggal
menjumlahkan omzet dalam sebulan, lalu dikalikan tarif 0,5%.
BUY
• Karena baru efektif berlaku 1 Juli 2018, maka Wajib Pajak
dengan omzet sampai Juni yang disetorkan Juli masih dihitung
tarif 1%.
• Definisi Kepatuhan Wajib Pajak menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia
Rahayu (2010:138) “Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
dan melaksanakan hak perpajakannya.”
• Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana Wajib Pajak mengetahui,
mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta
memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya
Sanksi Pajak
• Menurut Tjahjono (2005), sanksi pajak adalah suatu tindakan yang diberikan
kepada Wajib Pajak ataupun pejabat yang berhubungan dengan pajak yang
melakukan pelanggaran baik secara sengaja maupun karena alpa. Sanksi
perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan akan dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi perpajakan
merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan.
BAB 3 METODE
PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
01 Metode Penelitian 02
Fokus Penelitian
Metode Kualitatif
Jenis Data
Data yang digunakan bersifat data kualitatif, dikarenakan data yang saya teliti berupa gambaran umum
KPP PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG, pemahaman para pelaku UMKM atas berlakunya tarif
baru yang diterapkan, respon para pelaku UMKM atas diterapkannya PP 23 Tahun 2018, dan juga
kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil
observasi dari suatu obyek,
Langkah-Langkah Pembahasan
Observasi Wawancara
Peneliti akan melakukan wawanacara Dokumentasi
untuk mengamati dan juga mencari
mendalam kepada responden meliputi Peneliti akan mencari data
informasi kepada petugas KPP
profil usaha masing-masing UMKM, yang dibutuhkan guna
PRATAMA SURABAYA KARANG
pembayaran pajak pelaku UMKM kelengkapan informasi
PILANG mengenai profil dan juga objek
sebelum diterbitkannya PP 23/2018 dan yang diperlukan dalam
pajak yang terdaftar di KPP PRATAMA
kepatuhan pembayaran pajak pelaku penelitian
SURABAYA KARANG PILANG.
UMKM setelah diterbitkannya PP 23/2018
Kesimpulan Analisis
Peneliti akan menganalisis Tahap terakhir yang dilakukan peneliti
kepatuhan wajib pajak atas PP adalah melakukan rekapitulasi dari data-
23/2018 pada KPP PRATAMA data yang diperoleh tentang kepatuhan
SURABAYA KARANG PILANG wajib pajak atas diberlakukannya tariff 0,5%
berdasarkan Undang-Undang berdasarkan pp23/2018 di KPP PRATAMA
Perpajakan SURABAYA KARANG PILANG
Thank you