Anda di halaman 1dari 32

PARADIGMA, PENGERTIAN,

KARAKTERISTIK, DAN MASALAH


PENELITIAN KUALITATIF
Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Nahiyah Jaidi M.Pd.

Ikhsanudin 19701261001
Syaiful Syamsuddin 19701261002
M. Ikhsan Ghozali 19701261003
Delyanti A. Pulungan 19701261013

Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
2020
Penelitian kualitatif hadir karena Introduction
kuantittif yang mendominasi hingga
abad ke-19

Kuantitatif digunakan ntuk meningkatkan


keilmiahan penelitiannya, padahal sesungg
uhnya mereka merasa minder
(Alwasilah 2017: xvi).

Mulanya, penelitian kualitatif banyak digunakan


dalam bidang antropologi dan sosiologi
(Denzin & Lincoln 2000: 1).
Tahun 1960-an, bidang-bidang lain pun mulai tertular,
termasuk psikologi dan pendidikan.

Penelitian kualitatif memiliki kelebihan dalam hal mengungkap


fenomena secara mendetil dan memiliki fleksibilitas yang
tinggi dalam menentukan langkah-langkah penelitian
Pemahaman makna yang mengacu pada kognisi, afeksi, intensi, dan
01 apapun yang terpayungi dengan istilah ‘perspektif pastisipan serta
bagaimana makna itu memengaruhi tingkah laku responden
Spesialnya Apa?
Alwasilah (2017: 64-67)
Pemahaman konteks, di mana perilaku responden dilihat dalam
02 konteks tertentu dan pengaruh konteks terhadap perilaku

Identifikasi fenomena dan pengaruh yang tak terduga, di mana setiap


03 informasi, kejadian, perilaku, suasana, dan pengaruh baru berpotensi
sebagai data untuk mendukung hipotesis kerja

04
Kemunculan teori berbasis data (grounded theory)

05
Pemahaman proses kejadian yang diamati lebih ditekankan

06
Penjelasan sababiyah (causal explanation)
Manfaatnya apa? (Moleong 2018: 55-56)
(1) penelitian awal, dimana subjek penelitian (5) memahami isu-isu rinci tentang situasi
tidak didefinisikan secara bak dan dan kenyataan yang dihadapi seseorang;
kurang dipahami;

(6) memahami isu-isu yang sensitif


(2) upaya pemahaman penelitian perilaku
dan motivasional;

(3) penelitian konsultatif; (7) Keperluan evaluasi

(4) memahami isu-isu rumit (8) Meneliti latar belakang fenomena


suatu proses;. yang tidak dapat diteliti melalui
penelitian kauntitatif
Manfaatnya apa?
(9) meneliti hal-hal terkait latar belakang
subjek penelitian
(13) peneliti yang ingin menelaah suatu latar
belakang, misalnya motivasi, peranan,
(10) lebih dapat memahami setiap fenom nilai, sikap, dan persepsi;
ena yang belum banyak diketahui;
(14) peneliti yang ingin menggunakan hal-
hal yang belum banyak diketahui
(11) menemukan perspektif baru ilmu pengetahuan
tentang hal-hal yang sudah
banyak diketahui;
(15) peneliti yang ingin meneliti sesuatu
dari segi proses.
(12) meneliti sesuatu secara
mendalam;
Paradigma Penelitian Kualitatif
Klasifikasi Paradigma Penelitian

Paradigma (Burrell dan Morgan,1979): Chua (1986) dan Sarantakos (1993):


1. The Functionalist Paradigm 1. The Functionalist Paradigm (Mainstream
2. Interpretive Paradigm, atau Positivist Perspective)
3. Radical Humanist Paradigm, 2. The Interpretive Paradigm,
4. Radical Structuralist Paradigm. 3. The Critical Paradigm.

Paradigma Metode Penelitian


1. Paradigma positivistik (penelitian kuantitatif)
2. paradigma naturalistik (penelitian kualitatif).
Paradigma Positivisme
Bersumber dari pemikiran Auguste Comte. Filsuf yang lahir di Montpellier Perancis (1798 – 1857)

Tingkatan Teologi (Etat Theologique) • Filsafat yang antimetafisik


• Hanya fakta-fakta saja yang dapat diterima.
• Mengetahui (fakta/gejala) agar siap bertindak
(savoir pour prevoir).
Tingkatan Metafisik (Etat Metaphisique) • Menyelidiki dan mengkaji berbagai gejala
yang terjadi beserta hubungan di antara
gejala tersebut agar dapat meramalkan apa
yang akan terjadi,
• bersifat positif > berguna untuk diketahui
Tingkatan Positif (Etat Positive) karena benar-benar nyata bukan bersifat
spekulasi seperti dalam metafisika.
Paradigma Fenomenologi
Bersumber dari pemikiran Edmund Husserl . Filsuf yang lahir di Montpellier Perancis (1798 – 1857)

3 macam reduksi untuk mencapai wassenchau


• Kembali kepada benda-benda itu sendiri
(zu den sachen selbst) Menyingkirkan semua yang subjektif, sikap
• Objek-objek harus diberi kesempatan harus objektif, terbuka untuk gejala-gejala
untuk berbicara melalui deskripsi yang harus diajak bicara
fenomenologis guna mencari hakekat
Menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang
gejala-gejala (wessenchau)
objek yang diperoleh dari sumber lain, dan
• Kesadaran bukan bagian dari kenyataan semua teori dan hipotesis yang sudah ada
melainkan asal kenyataan
• Kesadaran bersifat intensionalitas
(bertujuan), artinya kesadaran tidak
dapat dibayangkan tanpa sesuatu yang Menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan
disadari
Positivisme Positivisme Fenomenologi

VS Ontologi : realitas merupakan suatu Ontologi: kenyataan merupakan s


yang tunggal dan dapat dipecah untuk uatu yang utuh, oleh karena itu obj
Naturalistis dipelajari/dipahami secara bebas,
objek yang diteliti bisa dieliminasi dari
ek harus dilihat dalam suatu konte
ks natural tidak dalam bentuk yang
(Fenomeologis) objek-objek lainnya terfragmentasi
Perbandingan Tataran Epistemologi: adanya dualisme antara Epistimologi: subjek dan objek tid
Metodologis subjek peneliti dengan objek yang ak dapat dipisahkan dan aktif bers
Ditelitinya sehingga dapat diperoleh ama dalam memahami berbagai ge
hasil yang objektif jala.

Aksiologi: positivisme mensyaratkan Aksiologi: penelitian itu terikat ole


penelitian itu bebas nilai agar dicapai h nilai sehingga hasil suatu penelit
objektivitas konsep-konsep dan hukum ian harus dilihat sesuai konteks
-hukum sehingga tingkat keberlakuann
ya bebas tempat dan waktu
Paradigma Penelitian Kualitatif
Positivisme VS Naturalistis • filsafat yang mendasari: Fenomenologi, Interaksionisme simbolik,
(Perbandingan Tataran Filosofis) dan Etnometodologi

• Manusia sebagai subjek bebas menentukan pilihan atas dasar


1. Kuantitatif (Positivisme) sistem makna yang membudaya dalam diri setiap pelaku
2. Kualitatif (Naturalistis)
• Secara ontologis, kualitatif berpandangan bahwa fenomena
sosial, budaya, dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan
merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan harus
mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya

• Tingkah laku (sebagai fakta) tidak dapat dilepaskan atau


dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang melatar-
belakanginya

• Dalam Interaksionisme simbolis, perspektif pandangan sosio-


psikologis, sasaran utamanya adalah pada individu ‘dengan
kepribadian diri pribadi’ dan pada interaksi antara pendapat
intern dan emosi seseorang dengan tingkah laku sosialnya
Positivisme VS Naturalistis Paradigma Penelitian Kualitatif
(Perbandingan Tataran Filosofis)
• Satu kegiatan sistematis untuk menemukan teori bukan untuk
menguji teori atau hipotesis.
1. Kuantitatif (Positivisme)
2. Kualitatif (Naturalistis) • Karenanya, secara epistemologis, paradigma kualitatif tetap
mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak
menggunakan teori yang ada sebagai dasar melakukan verifikasi

• ‘proses’ penelitian lebih penting daripada ‘hasil’.

• peneliti sebagai instrumen pengumpul data merupakan satu


prinsip utama sehingga hasil dapat dipertanggungjawabkan

• proses analisis dan pengambilan kesimpulan, menggunakan


induksi analitis (analytic induction) dan ekstrapolasi (extrpolation)
Kuantitatif VS Kualitatif
Kualitatif VS Kuantitatif
(Lincoln & Guba 1985: 37)
Aksioma tentang Paradigma Alamiah Paradigma Ilmiah
Hakikat kenyataan Kenyataan adalah jamak, dibentuk da Kenyataan adalah tunggal, nyata,
n merupakan keutuhan dan fragmentaris
Hubungan pencari tahu Pencari tahu dan yang tahu aktif bersa Pencari tahu dan yang tahu adalah
dengan yang tahu ma, jadi tidak dapat dipisahkan bebas, jadi ada dualisme
Kemungkinan hubungan Hanya waktu dan konteks yang Generalisasi atas dasar bebas-waktu
sebab-akibat mengikat hipotesis kerja dan bebas-konteks dimungkinkan (pe
(pernyataan idiografis/terkait rnyataan nomotetik/berdasarkan prop
lambang) yang dimungkinkan orsi umum yang dapat diterapkan)
Kemungkinan generalisasi Setiap keutuhan berada dalam Terdapat penyebab sebenarnya yang
keadaan memengaruhi secara secara temporer terhadap, atau
bersama sehingga sulit membedakan secara simultan terhadap akibatnya
mana sebab, mana akibat
Peranan nilai Inkuirinya terikat nilai Inkuirinya bebas-nilai
Kualitatif VS Kuantitatif (Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen. 1993: 380)
No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1 Hipotesis yang ditentukan sejak awal penelitian Hipotesis berkembang sejalan/saat penelitian
2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
3 Reduksi data menjadi angka-angka Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas
4
melalui instrumen penelitian penyimpulan
Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur de Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber
5
ngan mengandalkan hitungan statistik informasi
6 Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci) Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
7 sampling random Sampling purposif
Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ek
8 Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal
sternal
Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias
9 Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
prosedur
10 Menyimpulkan hasil menggunakan statistik Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata
Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keselur
11
dianalisis uhan
Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /
12
mempelajari gejala yang kompleks membiarkan keadaan aslinya
Kualitatif VS Kuantitatif (Moleong 2018: 55-56)
MODUS KUALITATIF (ALAMIAH) KUANTITATIF (ILMIAH)
ASUMSI  Kenyataan dibangun secara sosial  Fakta sosial memiliki kenyataan objektif
 Mengutamakan bidang penelitian  Mengutamakan metode
 Variabel kompleks, terkait satu sama lain, sukar di  Variabel dapat diidentifikasikan dan
ukur hubungan-hubungannya diukur
 Emik (pandangan dari dalam)  Etik (pandangan dari luar)
MAKSUD  Kontekstualisasi  Generalisasi
 Interpretasi  Prediksi
 Memahami perspektif ‘subjek’  Penjelasan kausal
PENDEKATAN  Berakhir dengan hipotesis dan teori grounded  Mulai dengan hipotesis dan teori
 Muncul dan dapat digambarkan  Manipulasi dan kontrol
 Peneliti sebagai instrument  Eksperimentasi
 Mencari pola-pola  Deduktif
 Mencari pluralisme, kompleksitas  Analisis komponen
 Hanya sedikit memanfaatkan indikator numerikal  Mencari konsensus, nilai
 Penulisan laporan secara deskriptif  Mereduksi data dengan jalan indikator numeri
kal
PERANAN  Keterlibatan secara pribadi  Tidak terikat, tidak harus memperkenalkan dir
PENELITI  Pengertian empatik i
 Gambaran objektif
Pengertian dan Karakteristik

Penelitian Kualitatif
Pengertian Penelitian Kualitatif
penelitian kualitatif berasal dari dari pengamatan kualitatif yang dipertentangkan
dengan pengamatan kuantitatif yang melibatkan pengukuran
(Kirk and Miller 1986: 9)
metode penelitian kualitatif adalah multimetode dalam fokus, termasuk pendekatan
interpretif dan naturalistik, terhadap pokok persoalannya
(Denzin dan Lincoln, 2018)

penelitian kualitatif adalah metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang
–sejumlah/sekelompok individu dianggap berasal dari masalah sosial / kemanusiaan
(Creswell, 2016)

metode kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang sedang terjadi secara alamiah
(natural) dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi secara alamiah
(Paton, 1990)
Variety in Qualitative Inquiry: Theoritical Traditions
Patton (1990:88)
No Perspektif Akar Ilmu Pertanyaan Utama
1 Ethnography Antropologi Apa kebudayaan masyarakat ini?
Apa struktur dan esensi pengalaman atas gejala-gejala ini bagi
2 Phenomenology Filsafat
masyarakat tersebut?
Psikologi Apa pengalaman saya mengenai gejala-gejala ini dan apa pengalaman
3 Heuristics
Humanistik essensial bagi yang lain yang juga mengalami gejala ini secara intens?
Ethno- Bagaimana orang memahami kegiatan sehari-hari mereka sehingga
4 Sosiologi
methodology berperilaku dengan cara yang dapat diterima secara sosial?
Symbolic inter- Psikologi Apa simbol dan pemahaman umum yang telah muncul dan memberikan
5
actionism sosial makna bagi interaksi sosial masyarakat?
Echological Psikologi Bagaimana orang-orang mencapai tujuan mereka melalui perilaku
6
Psychology lingkungan tertentu dalam lingkungan yang tertentu?
7 System theory Interdisipliner Bagaimana dan kenapa sistem ini berfungsi secara keseluruhan?
Chaos theory: non Fisika teoretis:
8 Apa yang mendasari keteraturan gejala-gejala yang tak teratur jika ada?
-linier dynamics ilmu-ilmu alam
Teologi, filsafat Apa kondisi-kondisi yang melahirkan perilaku atau produk yang
9 Hermeneutics
, kritik sastra dihasilkan yang memungkinkan penafsiran makna?
Orientaional, Ideologi,
10 Bagaimana perspektif ideologi seseorang berwujud dalam suatu gejala?
qualitative ekonomi politik
Karaktersitik Penelitian Kualitatif
(Denzin dan Lincoln, 2000).

Peneliti sebagai subjek penelitian yang multicultural


 bersifat historis dan tradisi, konsep dari diri dan semuanya, tergantung pada etikdan politik peneliti

Paradigma teoretis dan Interpretatif


 Positivisme-pospositivisme, konstruktivisme, feminisme,Model etnik Model Marxis,
Model Studi Budaya
Strategi Peneliti
 Studi kasus, etnografi, observasi partisipasi, fenomenologi,grounded theory, metode biografi, metode
historis, penelitian aksi dan penelitian klinis.
Metode pengumpulan data dan analisisan data empiris
 Interview, observasi, artefak, dokumen dan rekaman, metode fisual, metode pengalaman pribadi, me
tode management data, analisis data komputer dan analisis tekstual.
Metode pengumpulan data dan analisisan data empiris
 Interview, observasi, artefak, dokumen dan rekaman, metode fisual, metode pengalaman pribadi, me
tode management data, analisis data komputer dan analisis tekstual.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
Moleong (2018) berdasarkan Bogdan dan Biklen (1982)serta Lincoln dan Guba (1985)
CIRI PENJELASAN
Latar Alamiah menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan.
Manusia sebagai Alat intrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan
(Instrumen) bantuan orang lain.
Metode Kualitatif menggunakan metode kualitatif.
Analisis Data Secara menggunakan analisis data secara induktif.
Induktif
Teori dari Dasar menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif
(Grounded Theory) yang berasal dari data.
Deskriptif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka.
Mementingkan Proses dari mementingkan proses dari pada hasil.
pada Hasil
Adanya Batas yang menghendaki adanya batas dalam penelitian nya atas dasar
Ditentukan oleh Fokus fokus yang timbul sebagai masalah dalam peneltian.
Kriteria Khusus untuk Kea meredefinisikan validitas, realibilitas, dan objektivitas dalam
bsahan Data versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian
klasik.
Desain yang Bersifat menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan
Sementara dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara).
Hasil Dirundingkan & Dise menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh
pakati Bersama dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
Permasalahan Penelitian Kualitatif
Masalah Penelitian Kualitatif
01 Masalah yang akan diteliti perlu dipikirkan dan dirumuskan secara
sederhana, jelas, dan tuntas (Moleong, 2017: 92).

02 penelitian kualitatif dilakukan karena adanya suatu permasalahan


atau isu yang perlu dieksplorasi (Creswell, 2015: 63-64)

03 pelaksanaan penelitian kualitatif juga didasari karena kebutuhan


pemahaman yang detail dan lengkap tentang suatu permasalahan.
(Creswell, 2015: 64-67)

04 Detail ini dapat diperoleh secara induktif dari lapangan tanpa ter-
ganggu oleh bacaan pada literatur yang dimiliki peneliti
Masalah Penelitian Kualitatif
kemampuan identifikasi dan merumuskan pertanyaan penelitian
05 merupakan bagian dari keterampilan esensial yang harus dikuasai
oleh peneliti kualitatif (Creswell, 2015: 63-64)

Pertanyaan penelitian mempersempit dan mengerucutkan tujuan


06 penelitian agar penelitian lebih spesifik dan memiliki fokus yang jelas
dan bersifat terbuka

pertanyaan penelitian didasari kerangka konseptual, dikembangkan


07 diawal sekaligus mengawali proses pengumpulan & analisis
data pada model yang diajukan (Miles dan Huberman, 2014: 38-39)

08 Perumusan pertanyaan penelitian merupakan cara untuk membuat


asumsi-asumsi teoretis menjadi lebih tegas dibandingkan dengan
yang ada pada kerangka konseptual
Contoh rumusan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan dari masalah terkait
‘Keputusan Menerima Program Pendidikan pada suatu Sekolah’

Miles dan Huberman (2014: 43)

Bagaimana keputusan Seberapa jauh prioritas Apakah komponen-komponen Apakah kondisi-kondisi


menerima program dan sentralisasi yang di dari rencana asal yang akan persyaratan bagi imple
dibuat? miliki oleh program baru diimplementasikan? mentasi ditegaskan se
pada saat keputusan me belum dimulai?
nerima program?
Dalam merumuskan pertanyaan sentral, perlu diperhatikan beberapa bagian logis

Creswell (2018: 198-199)

1. Pertanyaan sentral dimulai dengan satu kata tanya seperti “bagaimana” atau “apa”.
Biasanya pertanyaan sentral tidak diawali dengan kata “mengapa”, yang menandakan
adanya hubungan sebab-akibat yang bersifat kuantitatif.
2. Pertanyaan sentral menyatakan fenomena sentral, gagasan inti yang ingin dieksplorasi
dalam penelitian kualitatif.
Pertanyaan sentral menyebutkan siapa partisipan dalam penelitian, yaitu orang-orang
yang darinya peneliti memperoleh data.
3. Pertanyaan sentral bisa juga menyebutkan situs, lokasi, atau tempat di mana penelitian
dilakukan. Terkadang bagian ini hanya disiratkan oleh pernyataan atau bahkan tidak
disebutkan sama sekali.
Alur pikir pertanyaan sentral
Berikut adalah contoh perbaikan pertanyaan sentral yang pernah dilakukan
oleh beberapa peneliti kualitatif.

Asli : Bagaimana mahasiswa China tahun pertama menyesuaikan diri di Midwest


University?
Revisi: Apa saja strategi-strategi yang digunakan oleh mahasiswa China untuk menyesuaikan
diri di Midwest University?
(X. Ma, 2014)
. Pada pertanyaan aslinya, komponen kunci pertanyaan penelitian sudah lengkap. Namun,
perlu ada perbaikan agar penelitian lebih menarik, misalnya dengan menggeser fenomena
sentral ke aspek-aspek kultural para mahasiswa atau keterampilan untuk mengatasi
persoalan yang mereka gunakan. Pertanyaan yang sudah direvisi mengambil
strategi-strategi yang digunakan untuk mengatasi persoalan sebagai fenomena sentralnya.
Berikut adalah contoh perbaikan pertanyaan sentral yang pernah dilakukan
oleh beberapa peneliti kualitatif.

Asli : Bagaimana para peternak menggunakan informasi dari luar peternakan untuk
mengambil keputusan di dalam peternakan di Central Great Plains?
Revisi :Bagaimana para peternak di Central Great Plains menggunakan informasi tentang
lanskap untuk mengelola tanah peternakan mereka sendiri?
(M. Siliwinksi, 2014)

Pada pertanyaan asli masih terdapat ambiguitas fenomena sentral sehingga perlu
direvisi agar lebih jelas.
Berikut adalah contoh perbaikan pertanyaan sentral yang pernah dilakukan
oleh beberapa peneliti kualitatif.

Asli : Bagaimana kelompok-kelompok pemasok tenaga kerja beroperasi?”


Revisi : Bagaimana kelompok-kelompok pemasok tenaga kerja membakukan dan
memelihara identitas sosial mereka?
(S. Schlachter, 2014)

Pada pertanyaan asli, fenomena sentral tidak dinyatakan secara tegas. Oleh karena itu,
lebih baik diklarifikasi sebagai kerja-kerja internal yang operasional seperti yang telah
ditambahkan pada pertanyaan sentral yang telah direvisi.
Saran dalam menyusun “Pertanyaan Sentral”
Creswell (2018: 202)

1. Pertanyaan sentral dipecah menjadi 5-7


sub-pertanyaan.

2. Sub-pertanyaan atau pertanyaan turunan ini


akan menjadi pertanyaan kunci yang diajukan
dalam proses pengumlan data

3. Keterkaitan antara pertanyaan sentral,


sub-pertanyaan, dan pertanyaan pada
panduan/instrumen pengumpulan
data dapat digambarkan seperti disamping:
Saran
1. Sekalipun peneliti berada dalam suatu rancangan yang sangat induktif, sangatlah tepat jika
peneliti memulai dengan permasalahan yang bersifat umum.
2. Bila peneliti masih belum mengetahui dengan jelas mengenai prioritas atau mengenai cara
-cara membuat kerangka konsep, peneliti dapat memulai dengan permasalahan yang masih
kabur, kemudian mencoba untuk menyingkapnya.
3. Merumuskan lebih dari dua lusin permasalahan penelitian hanya berarti mencari perkara.
4. Dalam penelitian situs berganda yang dikerjakan bersama tim, peneliti utama harus memas
tikan bahwa semua peneliti di lapangan memahami setiap permasalahan dan mengetahui
nilai pentingnya
5. Terkadang memang lebih mudah menyusun suatu kerangka konseptual sesudah merumusk
an atau membuat daftar permasalahan penelitian.
6. Setelah daftar permasalahan penelitian diwujudkan dan ditajamkan, perlu dicermati kemba
li untuk meyakinkan apakah setiap permasalahan secara nyata dapat diteliti.
7. Setelah daftar permasalahan penelitian dinyatakan siap, peneliti tetap dianjurkan untuk me
nelaah kembali permasalahan selama penelitian di lapangan berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai