Anda di halaman 1dari 10

KIMIA MEDISINAL

KELAS C

NINI KHAERINI G 701 17 153


CHRISTIN LUMELING G 701 17 178

HUBUNGAN PERUBAHAN STRUKTUR DENGAN AKTIVITAS


PADA PROSES METABOLISME OBAT
Secara umum tujuan metabolisme obat adalah
mengubah obat menjadi metabolit tidak aktif dan
tidak toksik ( bioinaktivasi atau detoksifikasi), mudah
larut dalam air dan kemudian di eksresikan dari
tubuh.

Hasil metabolisme beberapa obat bersifat lebih toksik


dibanding dengan senyawa induk (biotoksifikasi), dan ada
pula hasil metabolit obat yang mempunyai efek farmakologis
berbeda dengan senyawa induk.
Metabolisme obat adalah proses
pengubahan senyawa yang relatif non
polar, menjadi senyawa yang lebih polar
sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh.
Banyak molekul senyawa organik mudah
larut dalam lemak dan diserap oleh
saluran cerna dan masuk ke peredaran
darah. Molekul tersebut kemudian
menembus membran biologis secara
difusi pasif, mencapai organ sasaran dan
menimbulkan efek farmakologis.

Gambar 4. Skema metabolisme obat (reaksi fasa I dan II)


• Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat

Faktor genetik atau keturunan


Perbedaan spesies dan galur
Perbedan jenis kelamin
Perbedaan umur
Penghambatan enzim metabolisme
Induksi enzim metabolisme
Faktor lain
BIOAKTIVITAS, BIOINAKTIVASI DAN BIOTOKSIFIKASI

• Bioaktivasi • Bioinaktivasi
Bioaktivasi merupakan pengaktifan Bioinaktivasi atau disebut juga detoksifikasi karena
atau khasiat farmakologi suatu obat obat mengalami perubahan kimiawi secara enzimatis
menjadi diperkuat, karena reaksi- dan pada umumnya hasil perubahannya tidak atau
reaksi metabolism dalam hati dan kurang aktif lagi
beberapa organ lain. Pra-Obat setelah
masuk keperedaran darah mengalami
proses metabolism menjadi obat aktif,
berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respon biologis. Respon • Biotoksifikasi
biologis merupakan akibat interaksi Biotoksifikasi merupakan hasil metabolit beberapa
molekul obat dengan gugus fungsional obat bersifat lebih toksik dibanding dengan senyawa
molekul reseptor. Interaksi ini dapat induk. Dan ada pula hasil metabolit obat yang
berlangsung karena kekuatan ikatan mempunyai efek farmakologis berbeda dengan
kimia tertentu. senyawa induk.
• Hubungan struktur, proses metabolisme dengan
aktivitas biologis akibat reaksi fase i

Reaksi fasa I atau reaksi fungsionalisme yang meliputi:

1. Reaksi Oksidasi 2. Reaksi Reduksi


• Oksidasi ikatan rangkap alifatik (olefin) • Reduksi gugus karbonil (aldehida dan keton)
• Oksidasi atom C-Benzilik • Reduksi gugus nitro dan azo
• Oksidasi atom C-Alilik • Reaksi reduksi lain-lain
• Oksidasi atom Cα-Karbonil dan Imin
• Oksidasi atom C Alifatik dan alisiklik
3. Reaksi Hidrolisis
• Oksidasi sistem C-N, C-O dan C-S • Hidrolisis ester dan amida
• Oksidasi alkohol dan aldehida
• Reaksi oksidasi lain-lain
Tempat Metabolisme Obat

Perubahan kimia obat dalam tubuh Hati adalah organ tubuh yang merupakan
terutama terjadi pada jaringan dan tempat utama metabolisme obat oleh
organ-organ seperti hati, ginjal, paru karena mengandung lebih banyak enzim-
dan saluran cerna. enzim metabolisme dibanding organ lain.

Setelah pemberian secara oral, obat


diserap oleh saluran cerna, masuk
keperedaran darah dan kemudian ke
hati melalui efek lintas pertama.
Aliran darah yang membawa obat atau
senyawa organik asing melewati sel-sel hati
secara perlahan-lahan dan termetabolisis
menjadi senyawa yang mudah larut dalam air
kemudian diekskresikan melalui urin.
Jalur umum metabolisme obat dan senyawa organik asing

reaksi metabolisme obat dan senyawa organik asing ada 2 tahap, yaitu :

Reaksi fasa 1 atau reaksi


fungsional, terdiri dari :

 Reaksi oksidasi Reaksi fasa 2 atau reaksi


 Reaksi reduksi konjugasi, terdiri dari :
 Reaksi hidrolisis  Reaksi konjugasi
 Rekasi asetilasi
 Reaksi metilasi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai