Anda di halaman 1dari 27

Produk Kreatif dan

Kewirausahaan
Kompetensi Dasar Semester 2
1 Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa

2 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk


barang/jasa

3 Menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk


barang/jasa

4 Menganalisis perencanaan produksi massal

5 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal


Tugas!
Analisislah hal-hal apa saja yang
akan dipelajari dari KD di atas
selama satu semester ini! Buat dalam
peta konsep!
Analisis Biaya Produksi Prototype Produk

1. Pengertian Biaya Produksi


2. Asumsi Dasar Perhitungan
3. Struktur Biaya Produksi
4. Proyeksi Laba Produksi
Analisis Biaya Produksi
Prototype Barang/Jasa
Pengertian
 Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan
proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan
pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi. Biaya terbagi
menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah
biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit
adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya
penyusutan barang modal.
 Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan
dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
barang.
 Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi
pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun
administrasi pada umumnya.
Langkah menghitung biaya produksi
Untuk menghitung biaya produksi prototype, melalui
beberapa tahapan seperti berikut:
a. Tentukan Asumsi dasar perhitungan
b. Tentukan Skala produksi dan siklus produksi
c. Tentukan Struktur biaya produksi
d. Tentukan Perhitungan proyeksi laba produksi
e. Tentukan Proyeksi Arus Kas
f. Uji dengan beberapa indikator finansial
Unsur-unsur Biaya Produksi
 Biaya Bahan Baku
Semua biaya yang terjadi untuk bahan baku yang siap
diolah dimana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa
harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja, tetapi
ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
menyimpan bahan baku tersebut untuk siap diolah.
 Biaya tenaga kerja langsung
Jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh
seorang wirausaha sebagai balas jasa dan dapat
diidentifikasi oleh produk tertentu
 Biaya overhead
Biaya produksi total yang tidak dapat langsung diidentifikasi
pada produk atau pekerjaan tertentu. Contoh: pajak,
asuransi, penyusutan, perbaikan dan pemeliharaan
 Biaya eksplisit
Sejumlah pengeluaran untuk mendapatkan faktor-faktor
produksi dan input lainnya yang dibayarkan menggunakan
uang
 Biaya implisit
Biaya yang tidak secara langsung terlihat contohnya biaya
penyusutan barang modal.
Asumsi Dasar Peritungan
Asumsi dasar perhitungan adalah semua komponen yang menjadi acuan
perhitungan suatu produk.
Contoh:
ingin memproduksi makanan bakso, maka tentukan harga dengan mengacu
pada skala tertentu. Biasanya untuk bakso yang diambil sebagai acuan skala
adalah daging. untuk membuat bakso dengan skala daging satu kilogram
diperlukan beberapa bahan lain yang ukurannya cukup untuk satu kilogram
daging tersebut. Berapa kilo tepung tapioca, berapa gram bumbu, beberapa
kebutuhan bahan bakar dan sebagainya. Semua komponen jangan sampai ada
yang terlewati, termasuk ongkos kerja dari pembuatan bakso tersebut.
Semakin lengkap semua komponen yang didapat akan semakin realistis
simulasi pembiayaan yang akan dibuat.
Struktur Biaya Produksi
Struktur biaya produksi yang dimaksud adalah kumpulan dari
biaya produksi dan biasa investasi untuk membuat produk
tersebut. Biaya produksi adalah biaya yang dibutuhkan dalam
siklus dan skala tertentu. Misal untuk membuat bakso, maka
komponen daging, tepung, bumbu dan sebagainya adalah
komponen biaya produksi. Sedangkan mesin giling daging itu
tidak habis dalam satu skala dan siklus produksi untuk daging 1
kg. Maka mesin giling daging disebut biaya investasi. Biaya
investasi lain seperti Gerobak dagang, sewa kios dan sebagainya.
Proyeksi Laba Produksi
Setelah perhitungan biaya produksi dihitung, maka dapat
menentukan harga pokok produksi (HPP). Untuk
mendapatkan keuntungan yang diinginkan tinggal
menaikkan harga jual produk sebesar keuntungan yang
diinginkan. Misalnya akan mengambil keuntungan 50%
maka harga jual produk dinaikkan sebesar 50% dari harga
pokok produksi.
Tetapi apabila harga jual sudah ditentukan pasar, misalnya
harga lele perkilo dipasaran sudah memiliki patokan, maka
diusahakan harga pokok produksi berada dibawah harga
jual produk.
ANALISIS BIAYA PRODUKSI
Analisis Biaya Produksi, dibedakan
menjadi dua jangka waktu:
BIAYA JANGKA PENDEK & JANGKA
PANJANG
Biaya jangka pendek yaitu biaya yang
menunjukkan sebagian faktor produksi
tidak dapat ditambah jumlahnya.
Salah satu faktor produksi bersifat
tetap, yang lain berubah.
13
Biaya jangka panjang adalah
biaya yang menunjukkan semua
faktor produksi dapat mengalami
perubahan.

Semua faktor produksi bersifat


berubah.

14
Analisis Biaya Produksi

1. Biaya total (Total Cost/TC) : TFC +


TVC
2. Biaya total rata-rata (ATC)
3. Biaya tetap total (Total Fixed
Cost/TFC) : Biaya yang tidak berubah
ketika jumlah output berubah
1. Biaya variabel total (Total Variable
Cost/TVC) : Biaya yang berubah ketika
jumlah barang yang diproduksi berubah
2. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed
Cost/AFC)
3. Biaya variabel rata-rata (Average
Variable Cost/AVC)
4. Biaya Marjinal (Marjinal Cost/MC) :
ΔTC/∆Q
Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 100
1 100
2 100
3 100
4 100
5 100
6 100
7 100
8 100
9 100
17
10 100
Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 100 0
1 100 90
2 100 170
3 100 240
4 100 300
5 100 370
6 100 450
7 100 540
8 100 650
9 100 780
18
10 100 930
Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 100 0 100 TC=TFC + TVC
1 100 90 190
2 100 170 270
3 100 240 340
4 100 300 400
5 100 370 470
6 100 450 550
7 100 540 640
8 100 650 750
9 100 780 880
19
10 100 930 1030
Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 100 0 100 AFC=TFC / Q
1 100 90 190 100
2 100 170 270 50
33.33
3 100 240 340
25
4 100 300 400
20
5 100 370 470
6 100 450 550 16.67

7 100 540 640 14.29

8 100 650 750 12.50

9 100 780 880 11.11

10 100 930 1030 10 20


Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 AVC=TVC
100 0 /Q
1 100 90 190 100 90
2 100 170 270 50 85
3 100 240 340 33.33 80
25 75
4 100 300 400
20 74
5 100 370 470
6 100 450 550 16.67 75

7 100 540 640 14.29 77.14

8 100 650 750 12.50 81.25

9 100 780 880 11.11 86.67

10 100 930 1030 10 93 21


Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 ATC=TC
100 0/ Q
1 100 90 190 100 90 190
2 100 170 270 50 85 135
3 100 240 340 33.33 80 113.33

25 75 100
4 100 300 400
20 74 94
5 100 370 470
6 100 450 550 16.67 75 91.67

91.43
7 100 540 640 14.29 77.14

93.75
8 100 650 750 12.50 81.25

97.78
9 100 780 880 11.11 86.67

10 100 930 1030 10 93 10322


Q TFC TVC TC MC=TC
AFC AVC/ Q
ATC MC
0 100 0 100
90
1 100 90 190 100 90 190
80
2 100 170 270 50 85 135
70
3 100 240 340 33.33 80 113.33
60
25 75 100
4 100 300 400
70
20 74 94
5 100 370 470
80
6 100 450 550 16.67 75 91.67
90
91.43
7 100 540 640 14.29 77.14
110
93.75
8 100 650 750 12.50 81.25
130
97.78
9 100 780 880 11.11 86.67
150
10 100 930 1030 10 93 10323
Latihan 1
Lengkapilah tabel berikut:

Q TC TFC TVC AC AFC AVC MC


0 120 120 - - - -
1 140 120 120 20
2 156 120 60 16
3 168 120 40 12
4 184 120 30 16
5 205 120 24 21
6 234 120 20 29
Latihan 2
Hubungan diantara biaya produksi dengan jumlah barang
yang dihasilkan ditunjukkan oleh persamaan TC= 100 +
20Q – 4Q2 + Q3

 Tentukan: ATC, AFC dan AVC jika jumlah yang dihasilkan


adalah 5 unit.

Anda mungkin juga menyukai