Anda di halaman 1dari 20

PENGEKANGAN FISIK

HAFIDA FARADELA
NIDA HAROSA
BIMA ARYO NINGKRAT
ZUROTUL FITRIA
VIOLA AISYAH
MEILDA IKA SARI
ANISA FEBRA
DEFINISI

Pengekangan Fisik atau Restraint

Suatu metode / cara pembatasan /


restriksi yang disengaja terhadap
gerakan / perilaku seseorang.
TUJUAN PENGEKANGAN FISIK

Memberikan perlindungan dan Memberikan keamanan


01 menjamin keselamatan pasien 02 fisik dan psikologis
dan/atau lingkungan terhadap individu.
cidera/kecelakaan.

Memudahkan tenaga
kesehatan dalam melakukan Memfasilitasi klien
03 04 menerima terapi
tindakan dalam prosedur
tindakan.
INDIKASI PENGEKANGAN FISIK

Pasien menunjukkan perilaku yang Tahanan pemerintah (yang


01 membahayakan dirinya sendiri atau 02 legal/sah secara hukum) yang
orang lain. dirawat di rumah sakit.

Pasien yang membutuhkan Pasien yang memerlukan


03 tatalaksana emergensi yang 04 pengawasan dan penjagaan ketat di
berhubungan dengan life saving. ruangan yang aman.

Digunakan jika intervensi lainnya tidak efektif


05 untuk melindungi pasien, staf, atau orang lain
dari ancaman bahaya-bahaya.
Tidak mendapatkan izin
tertulis dari keluarga pasien
untuk melaksanakan
prosedur

Pasien memiliki
Pasien kooperatif komplikasi kondisi
fisik atau mental
Kriteria Pemilihan Jenis Pengekangan Fisik

 Membatasi gerak klien sesedikit mungkin.

 Paling masuk akal/bisa diterima oleh klien dan

keluarga.

 Tidak mempengaruhi proses perawatan klien.

 Mudah dilepas/diganti.

 Aman untuk klien.


Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan
Restraint menurut Snyder, (1997) dalam Wong (2009):

1. Pasang dan lepaskan kembali restrein secara


periodic
2. Lakukan tindakan untuk member rasa nyaman.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat kecuali ada
kontraindikasi
4. Lakukan gerakan rentang gerak dengan cepat
5. Tawarkan makanan, minuman dan bantuan eliminasi
6. Diskusikan kriteia pelepasan restrein
7. Berikan analgesic dan sedative
8. Hindari kemarahan psikolgik kepada pasien
9. Berikan distraksi
10. Lakukan pengkajian keperawatan yang kontinu.
11. Dokumetansi
DAMPAK PENGGUNAAN RESTRAINT

Dampak fisik: Dampak psikologis:


01 02
a. Atropi otot. a. Depresi.
b. Hilangnya/berkurangnya
b. Penurunan fungsi kognitif.
detensi tulang.
c. Ulkus decubitus. c. Isolasi emosional.
d. Infeksi nosokomial. d. Kebingungan (confusion)
e. Strangulasi. dan agitasi.
f. Penurunan fungsional
tubuh.
g. Stress kardiak.
h. Inkontinensia.
MACAM-MACAM RESTRAINT
Dengan Alat Bantu Pengendalian Fisik (Tanpa
01 02
Alat Bantu):
a. Sheet & Ties
b. Restraint Jaket. Bentuk pengendalian yang
c. Papoose Board menggunakan bantuan
d. Restraint Mumi atau perawat maupun pihak
Bedong keluarga pasien.
e. Restraint Lengan & Kaki Misalnya perawat untuk
f. Restraint Siku menahan gerakan pasien
g. Pedi-Wrap dengan cara memegang
h. Molt Mouth Prop kepala, lengan, tangan
ataupun kaki pasien.
i. Molt Mouth Gags
j. Tongue Blades
SATUAN OPERASIONAL
PROSEDUR
PERSIAPAN ALAT

Restrain Bantalan pelindung Tali/kain/kassa Obat obat


yang cocok kulit/ tulang gulung
medikasi
sesuai (bila perlu)
kebutuhan
PERSIAPAN PASIEN

Kaji keadaan pasien untuk menentukan jenis restraint


sesuai keperluan.
P R O S E D U R
itle
PRE-INTERAKSI
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien instruksi
restrain/ terapi psikofarmakoterapi
2. Siapkan tim
3. Siapkan alat
4. Siapkan lingkungan yang aman
5. Mengeksplorasi perasaan,fantasi dan ketakutan diri
6. Siapkan medikasi bila perlu sesuai advise dokter
-Diazepam injeksi 1 ampul (IM/IV)
-CPZ injeksi 1 ampul (IM)
-Tab CPZ 100 mg
-Tab Zofredal (Risperidone) 2 mg
Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


2. Jelaskan dan lakukan kontrak (Prosedur,tujuan,
lamanya di restraint kepada klien dan keluarga bila
perlu kontrak sepihak)
TAHAP KERJA

Berbicara secara meyakinkan Ulangi penjelasan jika tidak


01 kepada pasien untuk menghentikan 02 menghentikan perilakunya
perilakunya

Tawarkan untuk menggunakan Jangan membiarkan pasien berpikir


03 medikasi daripada dilakukan 04 tentang keraguan kita untuk
pengikatan (jangan tawar menawar melakukan pengikatan
dengan pasien)
LANJUTAN...

Staf yang akan melakukan pengikatan harus sudah berada di


05 tempat (susunan tim 5-6 orang) :
• Empat orang menahan masing masing anggota gerak
• Satu orang yang mengawasi kepala
• Satu orang melakukan prosedur pengikatan
• Tiap anggota gerak 1 ikatan
• Ikatan pada posisi sedemikian rupa sehingga tidak
menganggu aliran IV
• Posisi kepala lebih tinggi untuk menghindari aspirasi
LANJUTAN...

Monitor tanda tanda vital tiap


06 60 menit
Observasi gejala ekstra
08 pyramidal syndrome (EPS)
dalam 24 jam pertama, bila
EPS terapi diphenhydramine
Tempatkan pasien pada tempat 50mg(IM/IV)
07 yang mudah dilihat staf
TERMINASI

Evaluasi Pastikan pasien Lakukan kontrak untuk bisa Dokumentasi


nyaman dan dilepaskan ikatannya Catat hasil kegiatan dan
perasaan
ikatannya baik (restraint akan dilepas respon pasien dalam
klien catatan keperawatan
apabila, mis:pasien berjanji
tidak memukul orang lagi)
DAFTAR PUSTAKA
Anna, D. B., 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Hartono, Y., 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Yosep, I., 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai