Basis Data Terpadu berisi informasi sosial-ekonomi dan demografi dari sekitar 40%
penduduk di Indonesia yang paling rendah status kesejahteraannya. Cakupan dari 40%
penduduk dengan kondisi sosial ekonomi terendah ini ialah sekitar 25 juta rumah
tangga atau sekitar 92 juta individu. Rumah tangga yang ada dalam Basis Data Terpadu
ini dapat diurutkan menurut peringkat kesejahteraannya.
Basis Data Terpadu hanya
berisikan data 40% penduduk?
• Secara ideal, data yang tersedia berisikan nama dan alamat seluruh penduduk Indonesia yang
diurutkan menurut peringkat kesejahteraan. Saat Basis Data Terpadu dikembangkan, cakupan
40% dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan penargetan program perlindungan sosial dan
penanggulangan kemiskinan. Cakupan 40% ini juga meliputi kelompok penduduk miskin dan
hampir miskin.
• 40% jumlah penduduk yang ada dalam Basis Data Terpadu adalah persentase secara nasional.
Di setiap daerah, jumlah penduduk yang masuk dalam BDT berbeda-beda, tergantung kepada
tingkat kemiskinan masing-masing daerah. Di provinsi/kabupaten/kota dengan tingkat
kemiskinan lebih rendah, tentu jumlah Rumah Tangga (RT) dalam BDT juga akan lebih rendah
dibandingkan provinsi dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi, dan sebaliknya.
• Sebagai contoh, jumlah penduduk 40% terbawah untuk Propinsi DKI Jakarta hanya sekitar 11%
sementara untuk Propinsi Papua sekitar 75%. Perbedaan yang mecolok ini terjadi karena tingkat
kemiskinan di DKI Jakarta jauh lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan di Propinsi Papua.
Pemeringkatan Kesejahteraan Basis Data Terpadu
• Nama Kepala RTS • Nama anggota RTS • Kegiatan bekerja • Status penguasaan bangunan
• Alamat/SLS • Hubungan dengan Kepala • Lapangan kerja tempat tinggal
• Desa RTS • Status/kedudukan • Luas lantai
• Kecamatan • Jenis kelamin pekerjaan • Luas bangunan
• Kabupaten/Kota • Umur • Usaha Mikro Kecil (UMK): • Jenis lantai
• Provinsi • Status perkawinan pemilik usaha, jenis usaha, • Jenis dinding
• Jumlah Anggota RTS • Kepemilikan kartu ID jumlah tenaga kerja, • Jenis atap
• No. Induk Kependudukan omset. • Sumber air minum
(NIK) • Cara memperoleh air minum
• Akte/Buku Nikah • Sumber penerangan
Kepesertaan Program • Akte Cerai Kepemilikan Aset • Kelas daya listrik terpasang
• Akte Kelahiran • Bahan bakar untuk memasak
• PKH
• Mobil • Tempat buang air besar
• Raskin
• Sepeda Motor • TPA tinja
• Jamkesmas
Kesehatan • Perahu Motor • Kamar tidur
• Asuransi kesehatan lain
• Jamsostek • Kapal Motor
• KKS
• Jenis cacat • Sepeda
• KIP
• Penyakit kronis menahun • Perahu
• BPJS/KIS
• Status kehamilan wanita • Lemari es Pendidikan
• Penggunaan alat/ • Tabung gas
cara KB • Penguasaan lahan • Partisipasi sekolah
• Kepemilikan ternak • Status sekolah
• Emas • Kelas/jenjang tertinggi
• HP • Ijazah tertinggi
• TV
Pengelompokan Rumah Tangga
dalam Basis Data Terpadu
• Rumah tangga dalam Basis Data Terpadu dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok yang disebut desil. Desil adalah kelompok per-sepuluhan
sehingga seluruh rumah tangga dapat dibagi ke dalam 4 desil.
• Pengelompokan rumah tangga dalam Basis Data Terpadu adalah sebagai
berikut:
1. Desil 1 adalah rumah tangga dalam kelompok 10% terendah
2. Desil 2 adalah rumah tangga dalam kelompok antara 10-20% terendah
3. Desil 3 adalah rumah tangga dalam kelompok antara 20-30% terendah
4. Desil 4 adalah rumah tangga dalam kelompok 30%-40% terendah.
Basis Data Terpadu berisikan kelompok Desil 1, Desil 2, Desil 3 dan Desil 4
karena memuat 40% rumah tangga dengan peringkat kesejahteraan terendah.
• Sangat Miskin, Rumah tangga dalam kelompok 10% terendah.
• Berhak menerima bantuan program :
DESIL 2
• Miskin, Rumah tangga dalam kelompok 10-20% terendah;
• Berhak menerima program:
1. KIP (Kartu Indonesia Pintar);
2. BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai);
3. KIS (Kartu Indonesia Sehat)