Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA KAJIAN DRAMA I

PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Umum/ Manfaat
1.3.2 Tujuan Khusus/Tujuan
1.4 Tinjauan Pustaka
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Judul
1.5.2 Wawancang dan
Kramagung
1.5.3 Babak dan Adegan
1.5.4 Tema
1.5.5 Penokohan dan Perwatakan
1.5.6 Konflik
1.5.7 Alur
1.5.8 latar
1.5.9 Teknik Dialog
1.5.10 Tipe Drama
BAB II ANALISIS
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
1. SINOPSIS
1.5.1 Judul
 Judul ialah kepala karangan
 Judul merupakan kontak pertama antara penulis
dengan pembaca
 Menurut Jones Judul dapat menunjukkan: (1) tokoh
utama; (2) alur atau waktu, hal ini terdapat pada
cerita yang disusun secara kronologis; (3) objek
yang dikemukakan dalam suatu cerita; (4)dapat
mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita;
(5)dapat mengandung beberapa pengertian,
misalnya tempat dan suasana.
Contoh analisis
Judul drama: Mangir karya Pramudya Ananta
Toer
Judul naskah drama Mangir dapat
menunjukkan beberapa pengertian: tempat
dan tokoh (Ki Ageng Mangir)
1.5.2 Wawancang dan
Kramagung
Wawancang ialah ucapan atau dialog
yang dilakukan tokoh cerita
Kramagung ialah petunjuk teknis yang
harus dilakukan tokoh cerita secara
lahiriah yang disebut stage
direction )
1.5.3 Babak dan Adegan
 Babak merupakan bagian dari naskah drama
yang menerangkan semua peristiwa yang terjadi
di suatu tempat, pada urutan waktu tertentu;
atau kesatuan peristiwa yang terjadi pada suatu
tempat dan pada suatu urutan waktu
 Adegan ialah bagian dari babak yang batasnya
ditentukan oleh perubahan peristiwa yang
disebabkan oleh datang dan perginya seorang
atau lebih tokoh (Sumardjo & Saini KM, 1986:
136)
1.5.4 Tema
 Tema merupakan gagasan pokok dalam
menulis cerita
 Tema dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
tema mayor dan tema minor
 Tema mayor adalah tema yang menjadi
pegangan dasar
 Tema minor adalah tema yang
keberadaannya membantu tema mayor
Contoh Tema
Tema mayor drama Mangir karya
Pramoedya Ananta Toer adalah
kesetiaan seorang pemimpin pada
bangsa dan negara dapat dijadikan
tauladan bagi rakyat.
Cara Menentukan Tema
(Mursal Esten)
1. menentukan persoalan mana yang
menonjol;
2. persoalan mana yang paling banyak
menimbulkan konflik;
3. persoalan mana yang membutuhkan waktu
penceritaan.
1.5.5 Penokohan dan
Perwatakan
 Tokoh cerita ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa
dan perlakuan dalam berbagai peristiwa cerita (Sujiman, 1984:
16)
 Berdasarkan tingkat kepentingannya dalam cerita, tokoh bisa
dibagi menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan.
 Tokoh utama: tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
karya sastra (drama). Ia adalah tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian .
 Tokoh bawahan: tokoh yang keberadaannya mendukung tokoh
utama (Nurgiyantoro, 2000: 176).
Cara menentukan tokoh utama
(Mursal Esten)
 Tokoh yang paling banyak berhubungan
dengan tema
 Tokoh yang paling banyak berhubungan
dengan tokoh lain
 Tokoh yang paling banyak membutuhkan
waktu penceritaan
 Berdasarkan fungsinya dalam drama, tokoh cerita dibagi
menjadi empat macam, yaitu:
1. protagonis : peran utama (pahlawan, pria/wanita) yang
menjadi pusat cerita.
2. Antagonis: peran lawan, sering juga menjadi musuh yang
menyebabkan konflik.
3. Tritagonis: peran penengah, bertugas mendamaikan atau
menjadi perantara protagonis dan antagonis;
4. peran pembantu:peran yang tidak secara langsung terlibat
di dalam konflik, tetapi diperlukan untuk menyelesaikan
cerita. (Harymawan)
Perwatakan (Renne Wellek)
 Perwatakan dibagi menjadi dua: round
character ( watak bulat) dan flat
character (watak datar)
Contoh Penokohan
Tokoh utama Mangir adalah Wanabaya, karena
ia merupakan tokoh yang paling banyak
berhubungan dengan permasalahan, paling
banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan
paling banyak membutuhkan waktu
perceritaan
Tokoh bawahan: Pambayun, Senopati, Baru
Kliting
Pambayun berwatak bulat
Senopati berwatak datar
Baru Klinting berwatak datar
Pemanahan( paman Senopati) berwatak bulat.
Contoh Perwatakan
Wanabaya mempunyai watak datar, karena
dari awal sampai akhir cerita tidak mengalami
perubahan watak. Sikap pemberani dan
setia pada bangsa dan negara tetap ia
pegang meskipun istrinya (Adisaroh)
merupakan anak musuhnya (Panembahan
Senapati).

Anda mungkin juga menyukai