Anda di halaman 1dari 89

Hasil Penelitian

Khaedir Makkasau
NIM 80200217015
Judul Penelitian

Pertimbangan Virginitas sebagai


Syarat Kelulusan bagi Calon Prajurit
Kowad di Kodam XIV/Hasanuddin :
Perspektif Pendidikan Islam
Pendahuluan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir pada tanggal 5
Oktober 1945. Pada tahun 2019 ini TNI telah berusia 73
tahun. TNI adalah angkatan bersenjata resmi milik Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia.
Tugas pokok TNI menurut Pasal 7 UU No. 34 Tahun 2004
adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
TNI terdiri dari Angkatan Darat (TNI AD), Angkatan
Laut (TNI AL), dan Angkatan Udara (TNI AU). TNI AD
bertugas:
a. melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang
pertahanan;
b. melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan
wilayah perbatasan darat dengan negara lain;
c. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra darat; serta
d. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di
darat.
Identitas diri dan karakter khas prajurit TNI, yakni:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. Bermoral dan tunduk pada hukum serta peraturan
perundang-undangan.
d. Berdisiplin serta taat kepada atasan; dan
e. Bertanggung jawab dan melaksanakan kewajibannya
sebagai tentara.
Adapun syarat untuk menjadi prajurit TNI, diatur dalam
Pasal 28 ayat (1) UU No. 34 Tahun 2004, adalah :

a. Warga negara Indonesia;


b. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945;
d. Pada saat dilantik menjadi prajurit berumur paling
rendah 18 tahun;
e. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang
dikeluarkan secara tertulis oleh Polri;
f. Sehat jasmani dan rohani;
g. Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
h. Lulus pendidikan pertama untuk membentuk
prajurit siswa menjadi anggota TNI; dan
i. Persyaratan lain sesuai dengan keperluan.
TNI DAN GENDER
TNI tidak membedakan prajuritnya berdasarkan
gender, wanita pun diterima menjadi prajurit TNI,
asal memenuhi syarat. Prajurit wanita di
lingkungan TNI AD disebut Korps Wanita
Angkatan Darat (Kowad). Anggota Kowad
dilibatkan dalam tugas-tugas administratif,
meskipun mereka tetap mengikuti latihan militer
sebagaimana dilakukan oleh prajurit laki-laki,
seperti menembak.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010
tentang Administrasi Prajurit TNI Pasal 4
menyebutkan bahwa wanita yang menjadi
prajurit dalam menjalani dinas keprajuritan
disesuaikan dengan kodrat, harkat, dan martabat
kewanitaannya.
Penghormatan terhadap harkat dan martabat
kewanitaan anggota prajurit TNI dimulai pada awal
pemeriksaan kesehatan calon prajurit TNI AD pada
masa pendaftaran dan seleksi calon.
Penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan (Rikkes)
atau uji badan (Ubad) bertujuan untuk
mewujudkan kegiatan Rikkes yang terstandardisasi
dalam prosedur pemeriksaan, cara pemeriksaan
dan penilaian status kesehatan fisik dan jiwa untuk
calon/anggota TNI Ad di satuan pelaksana jajaran
Kesehatan Angkatan Darat.
Buku petunjuk pemeriksaan kesehatan dan uji
badan tidak menyebutkan secara gamblang
mengenai pemeriksaan atau tes keperawanan
bagi wanita yang mendaftar sebagai calon
prajurit TNI Ad. Pemeriksaan badan pada wanita
dimaksudkan untuk mengetahui kelainan
khusus, yang meliputi:
a. Kelainan mammae,
b. Riwayat operasi mammae,
c. Hemaphroditisme,
d. Laserasi atau parut pada genitalia eksterna,
e. Radang-radang spesifik, seperti uretritis,
vulvitis, endometritis, perlvik-peritonitis, mastitis
akut atau kronis,
f. Fibro adenomamamae, mamae aberan,
ginekomastia,
g. Post op fibro adenomamamae, mamae aberan,
ginekomastia,
h. Radang nonspesifik dari genitalia ringan,
i. Prolapsus uteri,
j. Tumor jinak vagina dari genitalia eksterna,
k. Pembesaran umum dari uterus tanpa
memandang sebabnya,
l. Mioma uterus,
m. Kista ovarium,
n. Tumor ganas genital,
o. Gangguan menstruasi,
p. Himen, yang meliputi: (1) kelainan kongenital
himen imperforata, dan (2) ruptur himen bagi
yang belum menikah,
q. Agenesis genitalia interna dan eksterna, dan
r. Hiperandrogenisme ditandai dengan
pertumbuhan kumis dan acne, clitoris >5 mm,
acatosin nigrican.
Pemeriksaan hymen rupture (selaput dara sobek)
yang diterapkan dalam seleksi calon prajurit
wanita dapat dikatakan sebagai tes keperawanan
(virginity test), meskipun pihak TNI AD tidak
menyebutkan istilah itu secara tegas. Namun
pernyataan juru bicara TNI (ketika itu) Fuad
Basya mempertegas hal itu. Ia mengatakan bahwa
tes keperawanan adalah cara menyingkirkan calon
prajurit wanita yang kepribadiannya tidak bagus.
Tes kesehatan yang dijalani oleh calon prajurit
wanita TNI merupakan kombinasi sempurna
antara kesempurnaan jasmani dan rohani dan
keutuhan moralitas sang calon. Korps TNI
memang seharusnya diisi oleh orang-orang yang
berkualitas dari sisi fisik, jasmani dan moral atau
akhlak agar TNI yang mengemban tugas sebagai
penjaga kedaulatan bangsa dan negara, sekaligus
dapat tampil sebagai panutan moral bagi
masyarakat luas.
Pemeriksaan virginitas terhadap calon prajurit
wanita TNI AD menarik untuk diteliti guna
mengungkap manfaatnya bagi calon prajurit yang
bersangkutan maupun terhadap institusi TNI AD
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
FOKUS PENELITIAN DAN
DESKRIPSI FOKUS
1. Pertimbangan Virginitas

Keperawanan adalah simbol moralitas yang harus


tetap dijaga oleh para gadis ramaja karena gadis
yang telah terenggut keperawanannya akan dicap
sebagai perempuan yang tidak baik dan tidak
bermoral. Hukuman sosial yang akan diterima
bukan hanya oleh yang bersangkutan, tetapi juga
oleh keluarga gadis yang bersangkutan.
Virginitas sangat erat hubungannya dengan
selaput dara. Gadis yang sudah robek selaput
daranya langsung divonis tidak perawanan,
padahal dalam kasus tertentu tidak seperti itu.
Robeknya selaput dara tidak selalu disebabkan
oleh hubungan seks, tetapi bisa saja karena
kecelakaan yang bersifat kasuistis. Berkat
kemajuan ilmu kedokteran, selaput dara yang
robek atau rusak akibat kecelakaan dapat
direkonstruksi melalui tindakan operasi medis.
2. Calon Prajurit Kowad

Pembentukan Kowad diilhami oleh hasil


perjuangan para pahlawan wanita Indonesia yang
ikut menegakkan kemerdekaan Indonesia dan
usaha para pendahulu untuk meraih kemajuan
bagi kaum wanita.
Pembentukan Kowad mengacu pada Surat Keputusan
Pangad No.1056/12/1960 tanggal 21 Desember 1960.
Meskipun Kowad resmi dibentuk pada tanggal 21
Desember 1960, namun hari kelahiran Kowad
ditetapkan jatuh pada tanggal 22 Desember. Penetapan
tersebut mengacu pada peristiwa berlangsungnya
Kongres Wanita Pertama pada tanggal 22 Desember
1938 yang juga menjadi acuan penetapan Hari Ibu. Oleh
karena itu, kelahiran Kowad juga diharapkan menjadi
kebanggaan kaum ibu, khususnya yang berdinas di
lingkungan TNI AD.
TNI ANGKATAN DARAT
TNI AD adalah salah satu matra dari tiga matra yang ada
dalam tubuh TNI. Selain Angkatan Darat, matra lainnya
adalah Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Menurut
Pasal 8 UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, Angkatan
Darat mempunyai empat tugas, yaitu : (a) melaksanakan
tugas TNI matra darat di bidang pertahanan; (b)
melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan
wilayah perbatasan darat dengan negara lain; dan (c)
melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra darat; dan (d)
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di
darat.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa virginitas menjadi pertimbangan syarat


kelulusan bagi calon anggota Kowad?
2. Bagaimana mekanisme dan prosedur pemeriksaan
kelainan khusus pada wanita calon prajurit TNI untuk
menentukan virginitas?
3. Apakah pemeriksaan virginitas merupakan bentuk
pendidikan moral yang menimbulkan pengaruh perilaku
pada calon prajurit wanita TNI AD?
KAJIAN PUSTAKA
Pembahasan dan penelitian tentang keperawanan
telah banyak dilakukan oleh pemerhati masalah
sosial dan kesehatan reproduksi maupun oleh
mahasiswa dalam bentuk skripsi. Rusmiati dari
program studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada, Indonesia, dan
Hastono dari Departemen Biostatistik dan Ilmu
Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, telah melakukan penelitian
tentang hubungan antara sikap remaja terhadap
keperawanan dengan perilaku seksual dalam
berpacaran.
Hasil penelitian menunjukkan 1,1% remaja tidak
setuju terhadap pentingnya menjaga keperawanan
dan 25,2% remaja memiliki perilaku seksual berisiko.
Terdapat hubungan antara sikap, usia, jenis kelamin,
pengetahuan, dan pengaruh teman sebaya dengan
perilaku seksual. Tidak terdapat interaksi antara
sikap dengan usia, jenis kelamin, pendidikan,
pengetahuan, dan pengaruh teman sebaya. Variabel
pengaruh teman sebaya merupakan variabel perancu
yang mempengaruhi hubungan antara sikap dengan
perilaku seksual.
Sirait, Pelealu, dan Engkeng dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado, telah
melakukan penelitian tentang hubungan antara
mitos keperawanan dengan pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja di SMA Negeri 9 Manado. Hasil
penelitian menunjukkan 51,5% responden memiliki
mitos keperawanan yang baik dan 55,7% memiliki
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang baik.
Terdapat hubungan mitos keperawanan dengan
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.
TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mendiskripsikan proses mekanisme dan
prosedur pemeriksaan kelainan khusus pada wanita
calon prajurit TNI untuk menentukan virginitas.
b. Untuk mengungkap persepsi calon prajurit Kowad
dan Pimpinan TNI di Kodam XIV/Hsn dlm
pemeriksaan virginitas sebagai bentuk pendidikan
moral yg menimbulkan pengaruh perilaku pada calon
prajurit Kowad.
c. Untuk menggambarkan tinjauan pendidikan islam
ttg proses pemeriksaan kelainan himen utk
menentukan virginitas khusus wanita calon prajurit
Kowad.
KEGUNAAN PENELITIAN
a. Kegunaan ilmiah, penelitian ini dapat
menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya dari
program studi lainnya untuk mengungkap
lebih mendalam mengenai makna penting tes
virginitas dalam perekrutan pegawai pada
instansi pemerintah maupun organisasi sosial
dan keagamaan.
b. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil
kebijakan, terutama Kementerian Kesehatan maupun
Kementerian Agama untuk mengampanyekan
pentingnya tes virginitas dalam perekrutan pegawai
pada lembaga pemerintah sebagai bagian dari upaya
menjaga kesehatan reproduksi, serta untuk
mencegah terjadinya tindakan yang bertentagan
nilai-nilai agama yang merusak kesucian wanita
sebelum menikah.
TINJAUAN TEORETIS
A. Konsep Virginitas

Pengertian Virginitas
Kata virgin berasal dari bahasa Latin dan Yunani,
yaitu virgo yang berarti gadis atau perawan. Istilah ini
juga memiliki kaitan erat dengan istilah virga, yang
bermakna baru atau ranting muda. Kata ini
digunakan dalam mitologi Yunani untuk
mengelompokkan beberapa dewi, seperti Dewi
Artemis dan Dewi Heista. Virgin atau perawan adalah
simbol kekuatan dan kebebasan.
Keperawanan atau virginitas adalah suatu kondisi di mana
seseorang belum pernah terlibat hubungan seksual
sebelum nikah, sehingga selaput dara (hymen) belum
robek lapisannya.
Menurut ahli kesehatan seorang perempuan dikatakan
virgin atau perawan jika alat kelaminnya yang terdiri dari
selaput dara belum robek lapisannya. Selaput dara adalah
bagian yang ada pada organ reproduksi wanita yang
mempunyai fungsi sosial jauh lebih tinggi daripada fungsi
anatomis. Secara anatomis, hilangnya virginitas atau
sobeknya selaput dara sama sekali tidak berpengaruh
terhadap fungsi organ vital seorang perempuan.
Batasan virginitas bagi masyarakat Indonesia pada
umumnya diukur dari ada tidaknya perdarahan saat
pasangan suami istri melakukan hubungan seks
pertama kali. Padahal, terjadinya perdarahan atau
tidak pada saat pertama kali melakukan hubungan
seks sangat tergantung pada jenis hymen. Jika hymen
tebal, maka untuk merobeknya perlu beberapa kali
hubungan suami istri atau bahkan tidak pernah
berdarah sama sekali, sehingga robekan hymen
terjadi pada saat melahirkan.
Nilai Virginitas
Masyarakat tradisional maupun masyarakat modern
Indonesia saat ini, pada umumnya masih
memandang virginitas sebagai simbol kesucian dan
moralitas seorang perempuan. Seorang gadis yang
mampu menjaga keperawanannya atau virginitasnya
sampai ke jenjang pernikahan dinilai sebagai wanita
baik dan terpandang secara sosial sehingga patut
mendapat penghormatan dan perhargaan dari
masyarakat.
Sejak dulu virginitas diakui sebagai simbol perbedaan
antara wanita baik dan wanita berperilaku buruk.
Virginitas juga bisa dijadikan tolok ukur bagi seorang
perempuan untuk menilai dirinya sendiri. Virginitas
mengandung arti kejujuran, kesucian, dan keutuhan
moral seorang perempuan. Perempuan yang mampu
menjaga virginitasnya atau keperawanannya acapkali
disebut sebagai perempuan yang terhormat dan
berakhlak baik karena kuat menjaga kesuciannya.
TEORI VIRGINITAS
Gender memiliki kedudukan yang penting dalam
kehidupan seseorang dan dapat menentukan
pengalaman hidup yang akan ditempuhnya. Gender
dapat menentukan akses seseorang terhadap
pendidikan, dunia kerja, dan sektor-sektor publik
lainnya. Gender juga dapat menentukan kesehatan,
harapan hidup, dan kebebasan gerak seseorang.
Jelasnya, gender akan menentukan seksualitas,
hubungan, dan kemampuan seseorang untuk
membuat keputusan dan bertindak secara otonom.
Akhirnya, genderlah yang banyak menentukan
seseorang akan menjadi apa nantinya.
Teori Feminisme Liberal

Teori-teori yang digunakan untuk melihat


permasalahan gender ini diadopsi dari teori-teori
yang dikembangkan oleh para ahli dalam bidang-
bidang yang terkait dengan permasalahan gender,
terutama bidang sosial kemasyarakatan dan
kejiwaan. Karena itu teori-teori yang digunakan
untuk mendekati masalah gender ini banyak diambil
dari teori-teori sosiologi dan psikologi, seperti teori
feminisme liberal.
Teori Struktural-fungsional

Menurut para penganutnya, teori struktural-fungsional


tetap relevan diterapkan dalam masyarakat modern.
Talcott Parsons dan Bales menilai bahwa pembagian
peran secara seksual adalah suatu hal yang wajar.
Dengan pembagian kerja yang seimbang, hubungan
suami-isteri bisa berjalan dengan baik. Jika terjadi
penyimpangan atau tumpang tindih antarfungsi, maka
sistem keutuhan keluarga akan mengalami
ketidakseimbangan. Keseimbangan akan terwujud bila
tradisi peran gender senantiasa mengacu kepada posisi
semula.
SISTEM REKRUITMEN PRAJURIT

Mekanisme dan ketentuan perekrutan calon


prajurit di lingkungan TNI AD diatur secara
berjenjang melalui Keputusan Menteri
Pertahanan, Peraturan Panglima TNI, Peraturan
Kepala Staf Angkatan Darat, Keputusan Kepala
Staf Angkatan Darat, dan Surat Telegram Kepala
Staf Angkatan Darat.
1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi para calon
prajurit Bintara TNI AD, adalah:
a. Warga negara Indonesia,
b. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
c. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945,
d. Berumur sekurang-kurangnya 17 tahun 9 bulan
dan setinggi-tingginya 22 tahun pada saat
pembukaan pendidikan pertama,
e. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang
dikeluarkan secara tertulis oleh Kepolisian Republik
Indonesia,
f. Sehat jasmani dan rohani serta tidak berkacamata,
g. Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap,
h. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 163
cm untuk laki-laki dan 157 cm untuk perempuan
serta memiliki berat badan seimbang menurut
ketentuan yang berlaku,
f. Sehat jasmani dan rohani serta tidak berkacamata,
g. Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap,
h. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 163
cm untuk laki-laki dan 157 cm untuk perempuan
serta memiliki berat badan seimbang menurut
ketentuan yang berlaku,

i. Belum pernah kawin dan sanggup tidak kawin


selama dalam pendidikan pertama sampai
dengan dua tahun setelah selesai pendidikan
pertama,
j. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama
(IDP) selama 10 tahun, dan
k. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah
NKRI.
2. Persyaratan Tambahan

Selain memenuhi persyaratan umum, para calon


Bintara Prajurit Karier TNI AD juga masih dituntut
memenuhi persyaratan tambahan, antara lain:
a. Harus ada surat persetujuan dari orang tua/wali,
b. Tidak bertato/bekas tato dan tidak
ditindik/bekas tindik, kecuali yang disebabkan oleh
ketentuan agama/adat,
c. Bagi yang sudah bekerja harus melengkapi
persyaratan : (1) Melampirkan surat persetujuan/izin
dari Kepala Dinas/Jawatan/Instansi yang bersangkutan,
dan (2) Bersedia diberhentikan dari status pegawai
apabila diterima menjadi Bintara Prajurit Karier TNI AD,
d. Bersedia mematuhi peraturan bebas KKN, baik
langsung maupun tidak langsung, apabila terbukti secara
hukum melanggar ketentuan, maka harus bersedia
dinyatakan tidak lulus dan/atau dikeluarkan dari
pendidikan pertama.
3. Persyaratan Khusus

Beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi


oleh calon Bintara Prajurit Karier TNI AD, yaitu :
a. Bagi calon Bintara pria kategori unggulan harus
menunjukkan bukti berupa sertifikat, ijazah atau
tanda bukti keahlian lainnya pada saat mendaftar.
b. Bagi calon Bintara pria asal pulau
terluar/perbatasan/pedalaman bisa berasal dari pulau
terluar/perbatasan/pedalaman di seluruh Indonesia;
berijazah minimal SMA/MA/SMK/sederajat, termasuk
ijazah Paket C dan Remedial;
c. Untuk calon Bintara reguler harus memenuhi syarat
pemeriksaan atau pengujian sesuai dengan ketentuan.
Khusus untuk perempuan diprioritaskan bagi yang
berpenampilan menarik.
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG VIRGINITAS
Ajaran tentang virginitas atau keperawanan dalam Islam
sudah sangat jelas, yakni Islam sangat menganjurkan agar
para pemeluknya yang perempuan maupun laki-laki agar
senantiasa menjaga kehormatan dan tidak menyerahkan
kesuciannya, kecuali kepada pasangan hidupnya yang sah.
Setiap perempuan wajib menjaga virginitasnya yang
merupakan simbol kehormatan dan kesuciannya hingga
dia memberikan kepada suaminya setelah melalui pintu
pernikahan. Kaum laki-laki pun wajib menjaga
keperjakaannya untuk kemudian diberikan dan
dipersembahkan kepada istrinya setelah melakukan
pernikahan yang sah.
Dalam Al-Quran Allah memerintahkan
setiap orang beriman, baik laki-laki maupun
perempuan untuk senantiasa menjaga
kehormatannya dan menjauhi hal-hal yang
dapat menyebabkan kesucian diri ternoda.
Demikian Q.S. an-Nur / 24] : 31
“Katakanlah kepada wanita yang beriman
hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya dan
janganlah menampakkan perhaisannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putra-putra mereka,
atau putra-putra suami mereka…..
… atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-
putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
sesama Islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki (tua) yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka mengentakkan kaki mereka agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Menjaga kesucian berlaku untuk kedua golongan,
yaitu laki-laki dan perempuan. Namun untuk
istilah virginitas selalu dikaitkan dengan
perempuan dan tidak pernah dilekatkan pada
kaum laki-laki. Peringatan Allah agar laki-laki dan
perempuan menjaga kehormatannya dengan tidak
mendekati zina, berlaku bagi mereka yang belum
menikah maupun yang telah menikah. Peringatan
Allah tersebut terdapat dalam Q.S.Al-Isra / 17 : 32.
“Dan janganlah kamu mendekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk”
Allah sangat mengecam orang-orang yang tidak dapat
menjaga kesucian dan kehormatan mereka dan akan
mengazab mereka dengan azab yang pedih di akhirat
kelak, jika dalam kehidupan dunia ini belum
mendapatkan hukuman atas perzinaan yang mereka
lakukan. Adapun hukuman bagi pelaku zina di dunia ini
berdasarkan syariat Islam adalah didera sebanyak 100 kali
jika pelakunya masih berstatus bujangan atau belum
menikah, sedangkan bagi pelaku yang sudah menikah
hukumannya dirajam sampai mati. Ketentuan hukuman
tersebut terdapat dalam Q.S. An-Nur /24 : 2.
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki deralah
masing-masing dari keduanya seratus kali, dan
janganlah merasa belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
(hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah
dan hari kemudian, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-
orang yang beriman”
Allah menjanjikan pahala yang besar dan
kehormatan di sisi-Nya bagi orang-orang, baik
laki-laki maupun perempuan, yang sanggup
menjaga kehormatan atau kesuciannya
(virginitasnya) dan hanya menyerahkan kepada
istri atau suami mereka yang sah setelah
menempuh pernikahan. Allah berfirman dalam
Q.S. Al-Ahzab/ 33 : 35.
“Sesungguhnya laki-laki dan perempaun muslim, laki-
laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
maka Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar”
KERANGKA KONSEPTUAL

Seleksi Calon Prajurit Kowad TNI AD

Landasan Pertimbangan sebagai Landasan Teologis


Yuridis Syarat Kelulusan Normatif:
- Al Quran
- Al Hadits

Perspektif
Pendidikan Islam
JENIS DAN LOKASI PENELITIAN
Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif.
Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan sebuah
peristiwa yang masih berlangsung hingga saat ini atau sebuah
peristiwa yang mempunyai pengaruh yang luas berjangka panjang.

2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kodam XIV/Hasanuddin yang
berada di kota Makassar. Pemilihan lokasi ini sesuai dengan objek
yang akan diteliti, yaitu anggota Kowad yang telah mengikuti tes
keperawanan (virginity test) pada saat mengikuti seleksi menjadi
prajurit TNI AD.
Pendekatan Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah


metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif bertujuan
untuk memahami individu atau situasi unik secara
mendalam dan memungkinkan seorang peneliti untuk
mengindentifikasi kasus secara lebih kaya informasi
dalam kejadian sosial atau kelompok. Peneliti memiliki
kesempatan untuk menangkap secara efektif beraneka
ragam nuansa dan pola yang terjadi pada peristiwa yang
diteliti.
Sumber Data

informan dalam penelitian ini adalah anggota Kowad Kodam


XIV/Hasanuddin yang bertugas di Markas Kodam XIV/
Hasanuddin yang telah ditentukan. Pemilihan sampel
penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Purposive sampling berfokus pada pemilihan individu yang
memiliki informasi tertentu yang dapat menjawab pertanyaan
penelitian. Oleh karena itu, peneliti telah menentukan terlebih
dulu karakteristik sampel yang akan dijadikan sebagai
sumber data, yaitu: (1) anggota Kowad Kodam
XIV/Hasanuddin yang telah berkeluarga, dan (2) anggota
Kowad Kodam XIV/Hasanuddin yang belum menikah.
METODE PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara mendalam (In-depth Interview),
wawancara adalah proses interaksi komunikasi antara
dua orang atau lebih yang dilakukan sebagai suatu
proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab secara langsung dengan
informan yang diteliti.
2. Metode Dokumentasi (Documenter method), yaitu
metode pengumpulan data yang peneliti gunakan
berfungsi untuk mencari, mempelajari, dan
mengkategorikan berbagai referensi dan literatur ilmiah
yang terkait dengan masalah dan cakupan penelitian.
TEKNIK PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Penggunaan analisis data kualitatif ini bertujuan
untuk menganalis proses berlangsungnya suatu
fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran
tuntas dan menganalisis makna yang ada di balik
informasi, data dan proses suatu fenomena sosial
tersebut.
1. Reduksi data (data reduction): pengumpulan
informasi-informasi penting yang terkait dengan
masalah penelitian, mengelompokkan data yang
sesuai dengan topik masalahnya. Langkah-langkah
yang peneliti lakukan dalam tahapan reduksi data
ini adalah:
a. Membuat transkrip pedoman wawancara, adalah
mengubah data audio (rekaman wawancara dalam
kaset) menjadi data dalam bentuk tertulis,
b. Mengidentifikasikan fakta-fakta yang muncul
setelah data dibuat dalam bentuk tertulis, dan
c. Membuat kategori berdasarkan hasil faktual yang
sama. Setelah mendapatkan, peneliti kemudian
menggolongkan fakta-fakta yang sama dari para
informan.
2. Penyajian data (data display): data yang terkumpul
dikelompokkan, disusun, logis dan sistematis sehingga
peneliti dapat menelaah komponen-komponen penting
dari penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing and
verfication). Peneliti melakukan interpretasi data yang
sesuai dengan konteks fokus dan tujuan penelitian. Dari
verifikasi ini diperoleh kesimpulan untuk menjawab
pertanyaan penelitian, yang selanjutnya diverifikasi
dengan data lainnya ataupun dengan para informan.
PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

Pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian


kuantitatif maupun kualitatif telah memiliki standar
baku untuk menilai validitas dan reliabilitas data .
Suatu hasil penelitian kualitatif dikatakan memiliki
tingkat kredibilitas yang tinggi terletak pada
keberhasilan studi tersebut mencapai tujuannya
mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan
setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi
yang majemuk dan kompleks.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A . Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Makodam XIV/Hsn, yang beralamat di
jalan Urip Sumoharjo, Km. 7, Panaikan, Makassar. Kodam XIV/
Hasanuddin terdiri :
- 21 Balak masing2 berada di wilayah Makassar
- 3 Korem terdiri : Korem 141/Tp, Korem 142/Ttg & Korem
143/HO
- 27 Kodim yang berada di wilayah kodam XIV/Hsn
- 7 Batalyon (Tempur dan Banpur)
- 1 Rindam (Lembaga Pendidikan)
Personel Kowad 124 orang :
46 orang Perwira dan 78 orang Bintara. Personel Kowad tidak
ada yang berpangkat Tamtama karena bukan prajurit
kombatan--
B . Hasil Penelitian
a. Deskripsi informan
Penentuan informan dlm penelitian ini dilakukan dgn
menggunakan teknik random jenis purposive sampling yg
berfokus pada pemilihan individu yg memiliki informasi
tertentu yg dpt menjawab pertanyaan penelitian. Informan
Kowad yg dipilih mewakili 2 kategori besar yaitu :
 Berkeluarga & belum berkeluarga;
 Dari segi kepangkatan, berstatus bintara & perwira
pertama
 Tambahan informan dari tenaga dokter
 Kalangan agamawan utk menjelaskan perspektif agama
terhadap tes virginitas tsb
b . Klasifikasi Pertanyaan Wawancara
Klasifikasi secara garis besar lima hal pokok yang terdapat
dalam rangkaian pertanyaan wawancara tersebut :
 Arti penting tes virginitas
 Dokter yg melakukan tes atau pemeriksaan uji badan
termasuk pemeriksaan himen, laki-laki atau
perempuan;
 Pengaruh psikologis tes virginitas terhadap informan
pasca mengikuti tes;
 Makna simbolik dari virginitas atau keperawanan
 Sikap terhadap tes virginitas
Identifikasi wawancara sesuai dgn
tujuan penelitian:
 Utk Mendeskripsikan Proses Mekanisme & Prosedur pelaks Uji
Pemeriksaan Kelainan Khusus Wanita Calon Kowad dlm
Menentukan Virginitas :
 Apa saja jenis tes kesehatan & tes ujin badan yg anda jalani
selama mengikuti rangkaian seleksi penerimaan prajurit TNI
AD pada saat itu?
 Ada beberapa tahap pemeriksaan yg anda jalani pada saat
pemeriksaan hymen atau selaput darah saat itu?
 Ketika anda mengikuti tes keperawanan (virginitas), dokter yg
memeriksa anda apakah dokter perempuan & laki-laki?
 Prosedur tes keperawanan yg dikenal adalah tes “dua jari”,
apakah prosedur tes itu yg anda jalani?
 Bagaimana tanggapan anda tentang tes keperawanan tsb?
 Utk Mengungkap Persepsi calon prajurit Kowad &pimpinan TNI di Kodam
XIV/Hsn dlm pemeriksaan virginitas sbg bentuk pendidikan moral yg
menimbulkan pengaruh perilaku pada calon prajurit Kowad :
 Apa saja yang anda ketahui tentang tes keperawanan sebelum anda
menjalani tes keperawanan tersebut?
 Adakah pengaruh psikologis pada diri anda dari tes keperawanan
tersebut?
 Menurut anda apakah tes keperawanan tersebut sama artinya dengan
pendidikan moralitas atau tes kepribadian?
 Apakah itu berarti bahwa wanita yang diterima menjadi prajurit Kowad
adalah perempuan yang bermoral dan suci?
 Apakah tes keperawanan tersebut meningkatkan kepercayaan diri anda
dalam menjalani tugas keperajuritan?
 Menurut anda apakah tes keperawanan (pemeriksaan himen) perlu
dipertahankan dalam seleksi calon prajurit wanita TNI AD sampai
kapanpun?
 Alasan anda? (pertanyaan “f”)
 Seandainya tes keperawanan dalam seleksi penerimaan prajurit wanita TNI
AD pada saat itu bersifat pilihan, mana yang anda pilih :
• Mengikuti tes keperawanan?
• Tidak mengikuti tes keperawanan? 
 Alasan anda memilih jawaban itu? (pertanyaan “h”)
 Bagaimana pendapat anda tentang calon prajurit wanita TNI AD yang tidak
lulus karena faktor kerusakan selaput dara (ruptur hymen) atau tidak
perawan?
 Ada pendapat yang mengatakan bahwa tes keperawanan itu mengerikan dan
menimbulkan trauma, bagaimana menurut Anda sesuai pengalaman
mengikuti tes keperawan tersebut?
 Ada beberapa negara yang melarang tes keperawanan. Menurut anda
apakah memang penting dilakukan tes keperawanan jika ingin menjadi
anggota TNI AD atau tidak perlu?
 Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa tes keperawanan itu melanggar
HAM. Kalau menurut anda apakah itu melanggar HAM atau tidak?
 Utk menggambarkan tinjauan Pendidikan Islam ttg proses
pemeriksaan kelainan himen utk menentukan Virginitas khusus Wanita
Calon Kowad. 
 Apa manfaat dari tes keperawanan yg telah anda jalani dlm
kehidupan anda, baik sbg anggota TNI (Kowad) maupun sbg masy?
 Apakah kesucian seorang perempuan semata-mata dilihat dari
kesanggupannya menjaga keperawanannya sampai mereka
menikah?
 Bagaimana pandangan Islam ttg tes keperawanan, menurut yg
anda tahu?
C. PEMBAHASAN
Proses Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Uji
Pemeriksaan Kelainan Khusus Wanita Calon Kowad dalam
Menentukan Virginitas

Seleksi tingkat pertama dilakukan di wilayah Kodim pada masing-masing Korem


Seleksi penerimaan calon prajurit di lingkungan TNI Angkatan Darat (AD)
dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan berdasarkan wilayah Komando
Daerah Militer (Kodam) masing-masing di seluruh Indonesia, untuk wilayah
Kodam XIV/Hasanuddin seleksi penerimaan calon prajurit dibagi ke dalam tiga
sbg berikut :
 Korem 141/Tp
 Korem 142/Tatag
 Korem 143/HO
 Secara garis besar ada tiga jenis tes yang wajib diikuti oleh
setiap calon prajurit, baik bagi laki-laki maupun perempuan
yaitu :
 Tes Akademik
 Tes Kesehatan & Jasmani
 Tes Psikologi
 Khusus bagi calon prajurit perempuan akan mengikuti tes
kesehatan atau pemeriksaan badan lebih komplit sesuai dgn
anatomi tubuh dibanding dgn calon prajurit laki-laki yaitu
pemeriksaan badan yang memeriksa kondisi selaput dara atau
himen (hymen).
 Pemeriksaan ini dilakukan oleh tenaga medis atau dokter
perempuan.
 Menurut Aspers Kasdam XIV/Hsn bahwa tes virginitas
terhadap calon prajurit perempuan harus dilakukan oleh
dokter perempuan
 Hasil wawancara informan, prosedur ternyata tidak
sepenuhnya berjalan sesuai sebab ternyata ada beberapa
informan yang mengaku diperiksa oleh dokter laki-laki.
Bahkan ada juga yang diperiksa oleh dokter laki-laki dan
dokter perempuan
 Menurut Kapten Ckm (K) dr Wulan Wydiastuti, MMRS.
dalam wawancaranya mengatakan bahwa “pelaksanaan tes
himen diutamakan dokter yang berjenis kelamin wanita,
baik militer maupun PNS kecuali dokter wanita tidak ada,
maka pemeriksaan terpaksa dilakukan oleh dokter berjenis
kelamin laki-laki, namun didampingi oleh seorang bidan
atau perawat yang berjenis kelamin wanita”
 Dari semua informan mengaku telah mengikuti tes
virginitas atau pemeriksaan himen selama dalam proses
seleksi.
 Penyampaian informan berbeda krn hasil pemeriksaan juga
berbeda beda tergantung struktur vagina calon yg
dipengaruhi oleh lemak di dinding vagina
 hasil tes dikirimkan secara tertulis dan disampaikan secara
perorangan bagi calon yg mempunyai kelainan. Tentu saja
calon-calon prajurit yg tidak mempunyai kelainan badan
tidak akan mendapatkan pemberitahun secara tertulis,
seperti halnya yang disampaikan oleh mayoritas informan.
 Tes virginitas tersebut bersifat khusus dan bisa dikatakan
rahasia, namun sembilan di antara 12 informan ternyata
telah mengetahui adanya tes virginitas sebelum mereka
mengikuti seleksi penerimaan prajurit. Informasi yg
diperoleh & yg terdapat dalam formulir adalah uji badan,
bukan tes virginitas sesuai penjelasan Kapten Ckm (K) dr.
Wulan Wydiastuti, MMRS & Letda Ckm dr. Muhammad
Fhandeka Israr
 Prosedur pelaksanaan tes virginitas yang berlaku umum dan
dipraktikkan di berbagai negara adalah tes dua jari, hal ini
dilakukan juga pada saat pemeriksaan Tes virginitas. Hal ini
sesuai informasi dari sebagian besar informan bahwa Ybs
mengakui tes dua jari tsb
 Praktik tes virginitas itu masih dipandang dan ditanggapi
berbeda oleh beberapa kalangan :
 Imam Shamsi Ali President of Nusantara Foundation yg
juga imam di salah satu masjid di New York, Amerika
Serikat dalam wawancaranya menilai bahwa tes
keperawan tersebut perlu dipertimbangkan karena hanya
membuat diskriminasi terhadap wanita saja
 Kepala Kantor Kemenag Sulawesi Selatan H. Anwar Abu
Bakar, S.Ag, M.Pd dalam wawancaranya menjelaskan
bahwa tes keperawanan bagi calon Kowad yg dilakukan
oleh TNI AD dan Kodam XIV/Hsn merupakan upaya agar
calon Kowad yg diterima senantiasa mampu menjaga diri
 AGH. Sanusi Baco, Lc tidak melarang tes virginitas yang
dilakukan oleh TNI AD Kodam XIV/Hasanuddin & tes
perawan tersebut boleh-boleh saja dilakukan dalam
koridor Islam dengan tujuan yang jelas
 Namun ketiganya memiliki pendapat yang sama bahwa
dokter yang melakukan tes virginitas itu haruslah dokter
yang berjenis kelamin wanita. Dokter berjenis kelamin laki-
laki diperbolehkan melakukan tes tersebut tetapi hanya
dalam kondisi darurat
 Pemeriksaan Uji Badan, terlebih dahulu menyiapkan alat-
alat yang mendukung pemeriksaan yaitu :
 Meja periksa
 Alat penerangan
 Alat pelindung diri
 Kaos tangan
 dan lain-lain.
 Sebelum pemeriksaan dimulai :
 Tim dokter terlebih dahulu menanyakan kembali
kesiapan dan kesedian calon untuk diperiksa
 Selanjutnya calon diminta naik di atas meja periksa
dengan posisi paha mengangkang seperti halnya posisi
wanita yang akan melahirkan
 Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan himen calon
Kowad dengan memasukkan jari melalui anus dan
menekan sedikit ke atas sehingga vulva memberi respon
yang secara otomatis menampakkan bentuk himen calon
Kowad sehingga dokter dapat mengetahui status dari
himen calon Kowad tersebut
Persepsi, Nilai dan Makna Virginitas bagi
Perempuan Calon Kowad dan Pimpinan TNI di
Kodam XIV/Hsn

Virginitas atau keperawanan bagi masy Indonesia secara


umum masih merupakan simbol kepribadian & kesucian
seorang wanita sampai sekarang. Virginitas masih tetap
dijadikan sbg parameter yg merepresentasikan moral &
keteguhan seorang wanita dlm menjaga jati dirinya. Oleh
karena itu, tes virginitas tetap diterapkan sbg salah satu
persyaratan wajib bagi calon prajurit wanita TNI AD yg hrs
dijalani tanpa alasan apapun sesuai dgn prosedur yg telah
ditentukan oleh Mabesad
 Aspers Kasdam XIV/Hasanuddin Kolonel Inf Rudi Andriono
dalam wawancaranya mengatakan bahwa :
 Tes virginitas bagi calon prajurit wanita TNI AD
merupakan prosedur untuk menyeleksi calon prajurit
yang bermoral dan berkepribadian.
 Virginitas merupakan pertanda kesucian diri & bagusnya
kualitas keimanan seorang calon prajurit TNI AD.
 Dlm proses rekrutmen calon prajurit wanita tdk hanya
mengutamakan calon yg berparas cantik, tetapi harus
pula didukung oleh kepribadian & moralitas yg baik
 Senada dengan ungkapan para informan menjelaskan
bahwa Tes virginitas yang telah mereka jalani :
 Sama dengan pendidikan moralitas atau tes keperibadian
 Menambah kepercayaan dirinya dlm bertugas
 Menjadi parameter kepercayaan masy terhadap yg
bersangkutan
 Pendapat dan persepsi para informan mengenai makna dan
nilai virginitas atau keperawanan senada dgn yg dikatakan
beberapa tokoh agama lokal & internasional :
 Kepala Kantor Kementerian Agaman (Kemenag) Provinsi
Sulawesi Selatan H. Anwar Abu Bakar, S.Ag, M.Pd
mengatakan bahwa perawan menurut Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah wanita
yang belum pernah melakukan pernikahan secara resmi
 Dr AGH. Sanusi Baco, Lc yang dalam wawancaranya
mengatakan bahwa keperawanan itu adalah hal mutlak
yang harus dijaga sampai ia menikah sehingga
menghasilkan keturunan yang baik. Keperawanan
berkorelasi erat dengan keturunan (nasab) yang baik
 Imam Shamsi Ali, memiliki pendapat dan pandangan
yang sama dengan pendapat dan pemahaman para
informan mengenai virginitas atau keperawanan
• Bahwa perawan itu adalah wanita yang bisa menjaga
kehormatannya, selalu menjaga adab-adab Islami,
baik, terhormat, punya integritas & punya moralitas,
serta yang terpenting itu adalah bahwa perempuan itu
bisa membawa diri
• Ia juga menegaskan bahwa perawan atau virgin itu
bukan hanya menyangkut kemaluan saja, tetapi juga
menyangkut perilaku dan keperibadian, yakni bersih,
terjaga dan terhormat.
Tinjauan pendidikan islam tentang proses pemeriksaan
kelainan himen untuk menentukan virginitas khusus
wanita calon kowad
Tes virginitas yang merupakan syarat mutlak bagi kelulusan
calon prajurit wanita di lingkungan TNI AD tidak hanya
merupakan aspek administrasi dan prosedur belaka, tetapi
juga mengandung aspek pendidikan Islam. Dlm Al-Qur’an
Surat An-Nur [24] ayat 31 memerintahkan kepada Nabi
Muhammad SAW agar mereka menjaga pandangan dan
menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya
(auratnya)
 Ada tiga aspek yang berdimensi pendidikan Islam yang
terdapat dalam tes virginitas bagi calon prajurit wanita TNI
AD yaitu :
 Aspek Akhlak dan Moral. Wanita yg sanggup menjaga
kehormatannya atau menjaga virginitasnya dgn tdk
melakukan hubungan seks sebelum nikah, merupakan
refleksi dari kualitas ketuhanan keimanan & ketakwaan
mereka kepada Allah Swt.
• Aspers Kasdam XIV/Hasanuddin mengatakan bahwa
virginitas atau keperawanan calon prajurit TNI AD yg
diterima berkaitan erat dgn moralitas & keimanan
• Mayoritas informan mengakui kalau tes virginitas yg
menjadi syarat kelulusan dlm penerimaan calon prajurit
yg telah mereka jalani merupakan tes moralitas &
kepribadian
 Aspek Mental. TNI AD membutuhkan prajurit-prajurit
yg memiliki tubuh seimbang, fisik yg baik & kuat serta
jasmani yg sehat. Tes ini mengandung unsur pendidikan
mental calon Kowad dimana seseorang harus mempunyai
keberanian untuk diperiksa bagian vital yang dimilikinya
serta mempunyai keberanian mengikuti tes walau tidak
mengetahui sama sekali bagaimana model pemeriksaan
tersebut
 Aspek Psikologis atau Kejiwaan. Dlm kehidupan
militer aspek psikologis memiliki peranan penting dlm
memacu semangat kerja di satuan seorang prajurit yg
memiliki pengalaman buruk, sedikit banyaknya akan
memiliki pengaruh terhadap aktivitasnya.
• Sebagian informan merasa memiliki rasa percaya diri
yang kuat karena lulus dari sebutan wanita tidak baik
atau wanita nakal sebagaimana dilekatkan pada wanita
yang sudah tidak perawan sebelum menikah
• Sebagai pembelajaran pentingnya menjaga keperawanan
kepada generasi muda, khususnya wanita.
BAB V 
PENUTUP
 Kesimpulan
 Tes virginitas yang diterapkan oleh TNI AD dalam seleksi
penerimaan calon prajurit wanita TNI AD merupakan syarat
mutlak dalam kelulusan telah dilaksanakan oleh dokter
yang ahli di bidangnya sesuai dengan proses dan prosedur
yang telah ditentukan
 Virginitas bagi para wanita calon prajurit TNI AD memiliki
nilai & makna yg luas & mendalam, bukan semata-mata sbg
simbol jati diri bagi seorang wanita, tetapi lebih dari itu
virginitas adalah simbol moralitas, kepribadian & kesucian
bagi seorang wanita di mata masy
 Tes virginitas yang menjadi persyaratan kelulusan bagi
calon prajurit Kowad memiliki aspek pendidikan Islam
dalam empat hal, yakni ketuhanan atau keimanan, akhlak,
fisik, dan psikologis atau kejiwaan
 Saran
 Perlu adanya penelitian lanjutan dengan pendekatan
yang berbeda agar bisa mengungkap secara lebih luas lagi
makna di balik fenomena tes virginitas bagi calon prajurit
TNI AD ini
 Dibutuhkan banyak tanggapan dan pandangan dari
berbagai pihak agar dapat memperkaya wawasan
mengenai tes virginitas bagi calon prajurit wanita TNI
AD, sehingga dapat dipahami oleh berbagai kalangan
alasan TNI AD tetap menjadikan virginitas sebagai syarat
kelulusan
GAMBAR ANATOMI VAGINA

Anda mungkin juga menyukai