Materi Debat
Materi Debat
Latar belakang:
Praktik Aborsi terdiri dari dua kata yaitu "praktik" dan "aborsi". Yang dimana "praktik"
berarti pelaksanaan secara nyata dari apa yang disebutkan dalam teori dan "aborsi"
yang berarti penghentian kehamilan dengan mengeluarkan embrio atau janin. Jadi pada
dasarnya, praktik aborsi adalah pelaksanaan penghentian kehamilan dengan jalan
menghancurkan janin dalam kandungan. Kami tim pro mendukung adanya praktik
aborsi di Indonesia.
TIM PRO
Argumen:
1. Jika ada hal yang mengancam kesehatan sang Ibu dan mewajibkan aborsi,
sebaiknya aborsi, daripada sang anak hidup tanpa ibu.
2. Kalau anaknya memiliki kelainan yang akan diderita selama hidupnya, di Agama
Buddha, sebaiknya aborsi agar anak & orangtua tidak hidup menderita.
a. Menurut Tommy's.org, beberapa kondisi yang ditemukan pada bayi dapat
menyebabkan penyakit kronis, kecacatan, lahir mati atau kematian bayi
segera setelah lahir (kematian neonatal). Ini bisa mempengaruhi mental
sang ibu dengan buruk.
3. Sang Ibu bisa saja hamil sebab diperkosa. dan sang Ibu tidak siap untuk memiliki
anak, sebaiknya aborsi agar anak tidak hidup menderita.
a. kehamilan akibat pemerkosaan dapat memperparah trauma yang dialami
korban. Hal ini dapat menjadi pengingat akan peristiwa traumatis dan
dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan
korban.
b. Jika pemerkosa adalah ayah kandung dari anak tersebut, kehamilan yang
berlanjut dan membesarkan anak tersebut dapat mengakibatkan kontak
terus-menerus antara korban dan pelaku, sehingga berpotensi
menempatkan korban pada risiko bahaya yang lebih besar.
5. Sang Ibu bisa saja Hamil di usia yang sudah tua karena kontrasepsi yang gagal
dan dapat mengancam nyawa si Ibu, kondisi ini adalah salah satu alasan
tingginya angka kematian ibu.
TIM KONTRA
Argumen:
1. Menurut agama Buddha, rejat sel telur dibuahi dalam rahim, sudah dianggap
makhluk hidup. Jadi, aborsi = pembunuhan
2. Pasal 28A UUD 1945 berbunyi: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya
4. Sang ibu bisa mengikuti perawatan antenatal atau ANC yang dapat mencegah,
mendetox & menangani faktor risiko sejak dini pada kehamilan. Puskesmas,
klinik, rumah sakit meminimalisir perbuatan buruk (pembunuhan)
5. Melanggar sila pertama Pancasila Buddhis yaitu: "Saya bertekad melatih diri
menghindari membunuh makhluk hidup”
6. Banyak resiko yang dialami oleh sang ibu jika melalui aborsi seperti
a. Pendarahan berat
b. Cedera pada rahim atau infeksi akibat aborsi yang belum tuntas
c. Kemandulan
d. Kehamilan ektopik ( hamil di luar kandungan yang membahayakan ibu
dan bayi dalam kandungan, bayi tidak akan bertahan lama dan
meninggal.) pada kehamilan selanjutnya
e. kondisi serviks yang tidak optimal akibat aborsi berkali-kali
6. Dalam kasus pemerkosaan, si pemerkosalah yang bersalah dan ia akan menerima
karma buruk atas perbuatannya terhadap korban, namun bayi tersebut tidak bersalah
dan berhak untuk hidup. Jika diaborsi, berarti menghilangkan haknya untuk hidup. Anak
tersebut bisa diserahkan untuk diadopsi.
7.Dalam kasus anak-anak yang menjadi korban perkosaan, hal ini tentunya merupakan
sebuah tragedi. Akan tetapi, begitu kehidupan telah tercipta di dalam rahim anak
tersebut maka kehidupan bayi tersebut harus dilindungi. Ia memiliki haknya sendiri
untuk hidup, dan sang ibu dapat menerima bantuan dari dokter yang sekarang sudah
lanjut, dan menyerahkan bayinya untuk diadopsi jika belum siap menjadi orang tua.
8. Sekalipun ada risiko ibu meninggal saat melahirkan, mengakhiri satu nyawa demi
menyelamatkan nyawa lainnya adalah tindakan yang tidak benar. kenapa bayinya harus
diaborsi kalau masih ada kesempatan untuk hidup? Haknya untuk hidup tetap harus
dilindungi, apapun kondisi kelahirannya ataupun pembuahan.
a. Alternatif seperti induksi persalinan dini, operasi caesar, atau perawatan medis
lainnya bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan kehidupan bayi yang
belum lahir.
b. Menurut Centers for Disease Control and Prevention atau cdc.gov, Inisiasi
perawatan prenatal dini oleh wanita hamil, dan pemantauan kehamilan secara
terus menerus oleh penyedia layanan kesehatan, merupakan kunci untuk
membantu mencegah dan mengobati komplikasi parah terkait kehamilan.
9. Menjadi penyandang disabilitas tidak menghilangkan hak hidup seorang anak dan
juga tidak mengizinkan pembunuhannya. Meskipun mungkin penyandang disabilitas,
ada banyak pusat2 khusus yang dapat membantu anak tersebut. Membunuhnya bukan
sebuah tindakan demi kebaikannya sendiri, ia harus dibiarkan hidup.
Latar belakang:
Wajib militer terdiri dari dua kata yaitu "wajib" dan "militer". Yang dimana "wajib" berarti
perintah yang harus dikerjakan, dan "militer" yang berarti angkatan bersenjata dari
suatu negara dan segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. Jadi
pada dasarnya, arti dari wajib militer adalah sebuah tanggung jawab yang harus
dipenuhi oleh warga negara, terutama pria muda, untuk bergabung dalam angkatan
militer dan menjalani pelatihan militer. Namun pada mosi ini, tak hanya laki-laki yang
diwajibkan untuk mengikuti wajib militer, tetapi semua orang juga harus melakukannya,
termasuk wanita dan juga penyandang disabilitas.
TIM PRO
Argumen:
1. Menerima pelatihan militer akan membuat warga lebih siap menghadapi
serangan nampan dari negara lain ataupun penjahat di dalam negeri.
2. UUD menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. (Pasal 30 ayat 1)
9. Tidak mengganggu edukasi, karena seseorang bisa memilih untuk mengikuti wamil
sebelum ataupun sesudah pendidikannya selesai.
10. warga sipil di Indonesia wajib memiliki izin untuk bisa memiliki senjata.
Menurut UU No 8 tahun 1948, senjata api yang berada di tangan orang bukan anggota
Tentara atau Polisi harus didaftarkan oleh Kepala Kepolisian Karesidenan (atau Kepala
Kepolisian Daerah Istimewa selanjutnya disebut Kepala Kepolisian Karesidenan saja)
atau orang yang ditunjukkannya.
a. pelaku tindak pidana penyalahgunaan Senjata Api dapat dipastikan akan
dihadapkan dengan ancaman sanksi/hukuman secara berjenjang sebagai berikut
: “ Hukuman Mati ; atau Hukuman penjara seumur hidup ; atau Hukuman penjara
max 20 (dua puluh) tahun.”
-> Pasal 1 ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 disebutkan : “Barangsiapa,
yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba
memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya,
menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau
mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan
peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup
atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun.”
11. Meskipun dinas militer tidak diragukan lagi dapat membuat seseorang mengalami
pengalaman traumatis, penting untuk menyadari bahwa tidak semua anggota militer
mengembangkan PTSD. Faktor-faktor seperti ketahanan individu, keterampilan
mengatasi masalah, dan akses terhadap jaringan dukungan dapat memengaruhi cara
individu merespons dan pulih dari peristiwa traumatis. Banyak anggota militer yang
menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa dalam
menghadapi kesulitan, sehingga memungkinkan mereka mengatasi tantangan dan
berhasil dalam karier militer mereka.