Anda di halaman 1dari 38

Octane Number

Kelompok 2

Zio Kandaka Kaelani 1706038222


Mark Philip Purba 1706038613
M. Irfan Salahuddin 1706070993
Prinsip Dasar
Bilangan Oktan

– Penentu kualitas bensin  ditentukan melalui


jumlah komposisi isooktana dalam bensin
– Karakteristik anti-ketukan  yang ditunjukkan dari
kualitas bensin (bilangan oktan)
– Kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan
(knocking) sewaktu terbakar dalam mesin
Fenomena Ketukan Pada Mesin
Pengukuran Bilangan Oktan

Research Octane Motor Octane


Number (RON) Number (MON)
(ASTM D 2699 – 04) (ASTM D 2700 – 86)
Penggunaan Research Octane
Number (RON)
– Uji performa antiknock mesin otomotif komersial
pada kondisi normal (mild)
– Pengukuran spesifikasi standar  manufaktur
mesin, petroleum refiners & marketers, tempat
pengisian bahan bakar
– Uji antiknock pada bahan bakar mesin yang
mengandung oksigenat
Research Octane Number
(RON)

Metode • Silinder Tunggal (standar)

Kuantitatif
• Mesin 4-tak
• Variabel Rasio Kompresi
(RON) • Mesin CFR (Coordinating Fuel Research)

• Specific Electric
Knock Rating Detonation Meter
Metod
e
Metode Analisis

Standar
Penggunaan Rasio Kompresi
Mesin intensintas ketukan sampel
bensin
perbandingan dengan PFR
(Primary Referenced Fuel)
Specific Electric Detonation
Meter
– Mengukur rasio kompresi
dan rasio bensin-udara Memilih
kondisi
– Output: intensitas
ketukan Perubahan
Bertahap intensitas
knocking
Rasio Kompresi Bensin-Udara
3. Alat Ukur
Engine Equipment
Mesin CFR • Crankcase, sebuah silinder yang digunakan
untuk mengatur rasio kompresi
mesin berbentuk • Sistem thermal syphon recirculating jacket
silinder tunggal dengan coolant
perbandingan • Tangki bensin berganda dengan selector
kompresi yang dapat valving untuk mengirimkan bensin melalui
diukur single jet passage dan carburetor venturi
• Intake air system, dengan peralatan pengatur
suhu dan kelembapan
• Kontrol elektrik
• Pipa pembuangan

13
MESIN CFR

Mesin yang biasa digunakan : Mesin CFR F1

Digunakan untuk penelitian dan pengujian kinerja


bahan bakar untuk mesin pembakaran internal
secara luas diseluruh dunia

Prinsip kerja : mengukur bilangan oktan dengan


membakar bahan bakar yang secara fisik mengukur
intensitas knock/ketukan yang terjadi

14
Instrumentasi Mesin CFR

Keterangan

A = Air humidifier tube F = CFR crankcase


B = Intake air heater G = Oil filter
C = Coolant condenser H =Ignition Detonation
D= Four bowl meter
carburettor J = Knockmeter
E = C.R. change motor K = C.R. digital counter

Research Method Test Engine Assembly (Sumber :


ASTM D 2699)

15
Peralatan Pelengkap

1. Peralatan Khusus Perawatan (Maintenance)


Termasuk di dalamnya adalah cleaning equipment, dan peralatan lainnya untuk
proteksi dan penghilangan gangguan

2. Ventilasi
– Diperlukan ventilasi untuk menangani senyawa-senyawa hidrokarbon, untuk memastikan senyawa
tersebut tidak terhirup operator karena berbahaya

your date here större - a multipurpose PowerPoint template


16
Reagen Dan Material
Referensi

PELUMAS • Jenis pelumas yang umum digunakan = SAE 30


ENGINE • Mengandung detergen aditif dan memiliki viskositas kinematik berkisar 9,3-
CRANKCASE 12,5 mm2 per s (cSt) pada suhu 100°C dan indeks viskositas kurang dari 85.

Primary • Isooktana (2,2,4-trimetilpentana) dengan volume kemurnian tidak


Reference kurang dari 99,75%
Fuel (PRF) • n-heptana dengan volume kemurnian tidak kurang dari 99,75%
• Digunakan sebagai bahan bakar pembanding
your date here större - a multipurpose PowerPoint template
17
Reagen Dan Material
Referensi
Larutan hasil pencampuran ikatan tetraethyllead
Dilute antiknock dengan kandungan 70% xylen dan 30% n-
heptana
Tetraethyllead
Dicampurkan dengan isooktana untuk kalibrasi nilai
oktan di atas 100

Toluena tidak boleh mengandung


Toluena volume kemurnian kurang dari
99,5%

18
4. Prosedur
Bracketing


1 2 3
Teknik interpolasi Bilangan oktan Nilai maksimum K.I.
menggunakan dua rentang 80-100 (knock intensity)
bahan bakar dari mesin saat
referensi yang nilai menggunakan
oktannya berada di bahan bakar
dekat perkiraan referensi atau
nilai oktan dari bahan bakar sampel
sampel
 bracketing
20
Langkah-langkah pengujian

Bahan Bakar Sampel

1 Memasukkan bahan bakar 2 Mengamati pembacaan K.I.


sampel pada reservoir bahan K.I. berubah secara signifikan 
bakar yang masih kosong dan atur ketinggian silinder
menyalakan mesin

3 Menentukan ketinggian silinder


Mengamati nilai K.I. maksimum

21
Langkah-langkah pengujian (2)

Bahan Bakar Referensi 1

1 Menyiapkan PRF yang masih baru 2 Memasukkan PRF pada


dengan nilai oktan sedikit lebih reservoir bahan bakar yang
tinggi dari nilai oktan sampel masih kosong (reservoir baru)

3 Menjalankan mesin hingga 4 Mencatat nilai K.I. maksimum


mencapai nilai K.I. maksimum

22
Langkah-langkah pengujian (3)

Bahan Bakar Referensi 2

1 Menyiapkan PRF yang masih baru 2 Memasukkan PRF pada


dengan nilai oktan sedikit lebih reservoir bahan bakar yang
rendah dari nilai oktan sampel masih kosong (reservoir baru)

Jika nilai K.I. maksimum dari bahan


3 Menjalankan mesin hingga 4 bakar uji lebih tinggi dari nilai K.I.
maksimum kedua PRF
mencapai nilai K.I. maksimum Ganti PRF sehingga nilai K.I. maksimum
bahan bakar uji berada di antara nilai
K.I. maksimum dari kedua PRF
(bracketing)
23
Aturan pembacaan

KETENTUAN PERSAMAAN
• Nilai K.I. maksimum dari sampel saat dibaca harus
di antara 45 – 55 O.N.S = nilai oktan bahan bakar sampel
• Melakukan pembacaan terhadap seluruh data
lebih dari 1 kali O.N.LRF = nilai oktan bahan bakar referensi (yang lebih rendah)
• Melakukan perhitungan nilai oktan sampel O.N.HRF = nilai oktan bahan bakar referensi (yang lebih tinggi)
dengan menggunakan persamaan interpolasi
• Jika nilai oktan sampel hasil perhitungan dari K.I.S = knock intensity bahan bakar sampel
pembacaan pertama dan kedua ternyata berbeda
K.I.LRF = knock intensity bahan bakar referensi (yang lebih rendah)
lebih dari 0,3; melakukan kembali pembacaan
ketiga karena pembacaan sebelumnya dianggap K.I.HRF= knock intensity bahan bakar referensi (yang lebih tinggi)
belum akurat   𝐾 . 𝐼 . 𝐿𝑅𝐹 − 𝐾 . 𝐼 . 𝑆
𝑂 . 𝑁 . 𝑆=𝑂 . 𝑁 . 𝐿𝑅𝐹 +
( )
𝐾 . 𝐼 .𝐿𝑅𝐹 − 𝐾 . 𝐼 . 𝐻𝑅𝐹
( 𝑂 . 𝑁 .𝐻𝑅𝐹 −𝑂 . 𝑁 . 𝐿𝑅𝐹 )

24
5. Prosedur
Compression
Ratio

– Rasio kompresi pada suatu mesin pembakaran adalah nilai yang mewakili rasio
volume ruang pembakaran dari kapasitas terbesar ke kapasitas terkecil.

– Semakin tinggi bilangan oktan (ON), maka semakin kuat pula mesin tersebut
dapat menahan kompresi, sehingga semakin besar pula rasio kompresinya

större - a multipurpose PowerPoint template your date here


Metode Rasio Kompresi

1 2 3
Dapat digunakan jika Mengukur bilangan oktan Mengukur ketinggian
mesin CFR dilengkapi pada rentang 80-100 silinder untuk K.I. standar,
dengan counter digital sekitar 45-50. Ketinggian
untuk mengukur tinggi silinder diukur oleh
silinder. Digital Counter.

27
Langkah-langkah pengujian

Mencoba mesin dengan bahan bakar campuran Toluene Standardization


1 Fuel (TSF) . Jika mesin terlalu panas, memasang karburator pendingin

Memeriksa mesin dengan bahan bakar sampel, apakah dapat


2 berjalan dengan baik pada standar Knocking Intensity (KI).
Mengatur tinggi silinder dengan nilai tekanan udara untuk bilangan
oktan dari Primary Reference Fuel (PRF) yang telah dipilih.

28
Langkah-langkah pengujian (2)

Bahan bakar sampel


Memasukkan bahan bakar sampel Mengamati pembacaan K.I.
1 2
ke karburator, kemudian K.I. berubah secara signifikan 
mengoperasikannya atur ketinggian silinder agar K.I
kembali ke 40-50
Mencatat hasil Digital Counter
3 Membiarkan sampai terjadi
4
kesetimbangan ketika ketinggian dan mengkonversinya menjadi
silinder yang pas telah bilangan oktan menggunakan
ditentukan. tabel serta mengulang prosedur
untuk hasil yang akurat.
29
Langkah-langkah pengujian (3)

Mengulangi Pembacaan

Mengulangi langkah untuk bahan bakar sampel, kembali


1 memeriksa standar KI serta hasil pembacaan Digital Counter.

Jika nilai oktan sampel hasil perhitungan pertama dan kedua berbeda lebih
2 dari 0,3 maka perhitungan dianggap tidak akurat, dan harus melakukan
pembacaan ketiga

Keakuratan juga dapat diuji dengan menggunakan bahan bakar yang


3 bilangan oktannya sudah diketahui memiliki nilai yang sama. Apabila
pembacaan Digital Counter tidak sama maka perhitungan nilai oktan
sampel gagal. 32
6. Kelebihan
&
Kekurangan


Kelebihan dan Kekurangan Metode Bracketing

Kelebihan Kekurangan

– Membutuhkan bahan bakar referensi


– Perhitungan lebih mudah

– Dilengkapi karburator pendingin

35
Kelebihan dan Kekurangan Metode Compression Ratio

Kelebihan Kekurangan

– Memiliki resolusi pengukuran variabel utama – Harus dilengkapi dengan counter digital
yang maksimal
– Hanya bisa diterapkan untuk sampel dengan
– Dilengkapi dengan karburator pendingin
nilai oktan kisaran 80-100
– Ketelitian lebih tinggi

36
KESIMPULAN

– Bilangan oktan merupakan bilangan yang menunjukkan jumlah isooktana dalam bensin,
yang menunjukkan kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan (knocking) ketika terbakar
dalam mesin.
– Research Octane Number (RON) adalah nilai oktan yang diukur dengan membandingkan
campuran antara iso-oktana dengan n-heptana
– Terdapat 2 buah metode perhitungan RON yaitu bracketing dan perhitungan rasio kompresi
(compression ratio)
– Bracketing adalah Teknik interpolasi dengan menggunakan 2 bahan bakar referensi, dengan
nilai PRF tidak jauh dari perkiraan nilai oktan sampel
– Compression ratio adalah perhitungan nilai oktan dengan menguji nilai intensitas knocking
dengan mengukur ketinggian silinder dalam mesin
Daftar Pustaka
ASTM D2699-04a. 2004. Standard Test Method for Research Octane Number of Spark-Ignition
Engine Fuels by On-Line Direct Comparison Techniques. ©ASTM International. United State

Anda mungkin juga menyukai