Anda di halaman 1dari 35

Petrucci • Harwood • Herring • Madura

KIMIA
Edisi
Kesembilan DASAR
Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern

Bab 18:
Kelarutan dan Kesetimbangan Ion Kompleks

Slide 1 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Isi
18-1 Konstanta Hasil Kali Kelarutan, Ksp
18-2 Hubungan Antara Kelarutan dan Ksp
18-3 Efek Ion Senama dalam Kesetimbangan Kelarutan
18-4 Keterbatasan Konsep Ksp
18-5 Kriteria untuk Pengendapan dan Kesempurnaannya
18-6 Pengendapan Fraksional
18-7 Kelarutan dan pH
18-8 Kesetimbangan yang Melibatkan Ion Kompleks
18-9 Analisis Kation Kualitatif
 Fokus Pada Kerang, Geligi, dan Fosil
Slide 2 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA
18-1 Konstanta Hasil Kali Kelarutan, Ksp

 Adalah konstanta kesetimbangan untuk


kesetimbangan yang terbentuk antara zat terlarut
padatan dan ionnya di dalam larutan jenuh.

CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq)

Ksp = [Ca2+][SO42–] = 9,1  10–6 pada 25°C

Slide 3 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Table 18-1 Several Solubility Product
Beberapa Konstanta Hasil Kali Kelarutan pada 25 °Ca

Constants at 25°C

Slide 4 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-2 Hubungan Antara Kelarutan dan Ksp

 Kelarutan Molar.
 Molaritas dalam larutan berair
jenuh.
 Berhubungan dengan Ksp

g BaSO4/100 mL → mol BaSO4/L


→ [Ba2+] dan [SO42–]
→ Ksp = 1,1  10–10

Slide 5 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-3 Efek Ion Senama dalam
Kesetimbangan Kelarutan

Slide 6 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Efek Ion Senama dan Prinsip Le
Châtelier

Slide 7 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-4 Keterbatasan Konsep Ksp
 Ksp biasanya terbatas pada zat terlarut yang sedikit
larut (kelarutannya rendah).
 Untuk zat terlarut yang kelarutannya lebih tinggi kita
harus menggunakan aktivitas ion
 Aktivitas (konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil
daripada konsentrasi terukur.

 Efek Garam (atau Efek Ion Tak-Senama).


 Interaksi ionik penting bahkan ketika suatu ion
tampaknya tidak berperan di dalam kesetimbangan.
 Ion-ion yang tidak umum cenderung untuk
meningkatkan kelarutannya.

Slide 8 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Efek pada Kelarutan Ag2CrO4

Slide 9 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Pasangan Ion

Slide 10 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Disosiasi Taksempurna
 Asumsi bahwa semua ion di dalam larutan akan
terdisosiasi sempurna ternyata tidak valid.
 Terjadi pembentukan Pasangan Ion.
 Beberapa “molekul” zat terlarut terdapat di dalam
larutan.
 Kecenderungan membentuk pasangan ion meningkat
seiring dengan bertambahnya muatan pada ion.
Ksp (CaSO4) = 2,3  10–4 berdasarkan kelarutannya dalam g/100 mL
Tabel 19: Ksp = 9,1  10–6
Aktivitas ikut berperan dalam pembentukan pasangan ion dan harus
digunakan.
Slide 11 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA
Kesetimbangan Simultan

 Biasanya terdapat kesetimbangan lain di dalam


larutan.
 Contohnya Kw.
 Hal ini harus ikut dipertimbangkan jika efeknya pada
kesetimbangan dipertanyakan.

Slide 12 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-5 Kriteria untuk Pengendapan dan
Kesempurnaannya
AgI(s) Ag+(aq) + I–(aq)

Ksp = [Ag+][Cl–] = 8,5  10–17

Campurkan AgNO3(aq) dan KI(aq) untuk


mendapatkan larutan dengan [Ag+] = 0,010 M
dan [I–]= 0,015 M
Jenuh, superjenuh, atau takjenuh?
Q = [Ag+][Cl–] = (0,010)(0,015) = 1,5  10–4 > Ksp

Slide 13 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Hasil Kali Ion

Q biasanya disebut hasil kali ion.

Q > Ksp Pengendapan akan terjadi.


Q = Ksp Larutan tepat jenuh.
Q < Ksp Pengendapan tidak akan terjadi.

Slide 14 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


CONTOH 18-5
Menerapkan Kriteria Pengendapan dari Zat Terlarut yang
Sedikit Larut. Tiga tetes KI 0,20 M ditambahkan pada 100,0 mL
Pb(NO3)2 0,010 M. Apakah endapan timbal iodida akan terbentuk?
(Asumsikan 1 tetes = 0,05 mL.)

PbI2(s) → Pb2+(aq) + 2 I–(aq) Ksp= 7,1  10–9

Tentukan banyaknya I– dalam larutan:


0,05 mL 1 L 0,20 mol KI 1 mol I–
nI- = 3 tetes
1 tetes 1000 mL 1L 1 mol KI

= 3  10–5 mol I–

Slide 15 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


CONTOH 18-5
Tentukan konsentrasi I– dalam larutan:

310–5 mol I–
[I–] = = 3  10–4 M I–
0,1000 L

Terapkan Kriteria Pengendapan:

Q = [Pb2+][I–]2 = (0,010)(3  10–4)2


= 9  10–10 < Ksp = 7,1  10–9

Slide 16 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-6 Pengendapan Fraksional
 Suatu teknik di mana dua atau lebih ion dalam larutan bisa
dipisahkan dengan menggunakan satu reagen yang dapat
mengendapkan semua ion

 Perbedaan kelarutan yang


Larutan AgNO3

signifikan perlu
dipertimbangkan.

 Kunci teknik ini adalah


penambahan reagen secara
perlahan.

Slide 17 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-7 Kelarutan dan pH

 pH dapat mempengaruhi kelarutan suatu


garam.
 Terutama ketika anion dari garam tersebut
merupakan basa konjugasi dari suatu asam
lemah.

 Mg(OH)2 Susu Magnesia.

Slide 18 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Kelarutan dan pH

Mg(OH)2 (s) Mg2+(aq) + 2 OH–(aq) Ksp = 1,8  10–11

 2 OH–(aq) + H3O+(aq) H2O(aq) K = 1/Kw = 1,0  1014

2 OH–(aq) + 2 H3O+(aq) 2 H2O(aq) K' = (1/Kw)2 = 1,0  1028

Mg(OH)2(s) + H3O+(aq) Mg2+(aq) + 2 OH–(aq)

K = Ksp(1/Kw)2 = (1,8  10–11)(1,0  1028) = 1,8  1017

Slide 19 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-8 Kesetimbangan yang Melibatkan
Ion Kompleks

AgCl(s) + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl–(aq)

Slide 20 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Ion Kompleks
 Senyawa Koordinasi
 Senyawa yang mengandung ion
kompleks.

 Ion Kompleks.
 Suatu kation atau anion poliatomik yang
terdiri dari:
◦ Suatu ion logam sentral.
◦ Ligan.

Slide 21 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Konstanta Pembentukan Ion Kompleks

AgCl(s) + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl–(aq)

Pikirkan reaksi ini sebagai dua kesetimbangan yang simultan.

AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl–(aq) Ksp = 1,8  10–11

Ag+(aq) + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq)

[Ag(NH3)2]+
Kf = = 1,6  107
[Ag+][NH3]2

Slide 22 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Slide 23 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA
CONTOH 18-11
Menentukan Apakah Endapan akan Terbentuk dalam
Larutan yang Mengandung Ion Kompleks. Sampel AgNO3 0,10
mol dilarutkan dalam 1,00 L NH3 1,00 M. Jika 0,010 mol NaCl
ditambahkan ke larutan ini, apakah AgCl(s) akan mengendap?
Asumsikan Kf besar:
Ag+(aq) + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq)

Konsent. Awal 0,10 M 1,00 M 0M


Perubahan –0,10 M –0,20 M +0,10 M
Konsent. (0) M 0,80 M 0,10 M
Kesetimbangan

Slide 24 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


CONTOH 18-11
[Ag+] kecil tetapi tidak 0, gunakan Kf untuk menghitung [Ag+]:
Ag+(aq) + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq)

Konsent. Awal 0M 0,80 M 0,10 M


Perubahan +x M +2x M –x M
Konsent. xM 0,80 + 2x M 0,10 – x M
Kesetimbangan

[Ag(NH3)2]+ 0,10 – x 0,10


Kf = =  = 1,6  10 7
[Ag+][NH3]2 x(0,80 + 2x)2 x(0,80)2

Slide 25 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


CONTOH 18-11
0,10
x = [Ag ] =
+ = 9,8  10 –9
M
(1,6  10 )(0,80)
7 2

Bandingkan Qsp dengan Ksp dan tentukan apakah pengendapan


akan terjadi:
Qsp = [Ag+][Cl–] = (9,8  10–9)(1,0  10–2) = 9,8  10–11

Ksp = 1,8  10–10

Qsp < Ksp

AgCl tidak mengendap.

Slide 26 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


18-9 Analisis Kation Kualitatif
 Suatu analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi
kation yang terdapat di dalam campuran tetapi bukan
kuantitasnya.
 Mengelompokkan kation-kation dalam golongan
kelarutan berdasarkan kondisi yang menyebabkan
pengendapan.
golongan klorida golongan hidrogen sulfida
golongan amonium sulfida golongan karbonat

 Secara selektif kation golongan pertama akan mengendap


dulu, kemudian golongan berikutnya.

Slide 27 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Analisis
Kation
Kuantitatif

Slide 28 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Pengendapan Golongan Klorida

(a) Golongan mengendap

Cucilah endapan dengan air panas. PbCl2 sedikit


larut. Ujilah larutan berair dengan CrO42–.
(c) Pb2+(aq) + CrO42– → PbCrO4(s)

Ujilah endapan yang tersisa dengan amonia.


(b) AgCl(s) + 2 NH3(aq) →
Ag(NH3)2 (aq) + Cl–(aq)
(b) Hg2Cl2(a) + 2 NH3 → Hg(l) + HgNH2Cl(s)
+ NH4+(aq) + Cl–(aq)
Slide 29 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA
Kesetimbangan pada Hidrogen Sulfida
H2S menimbulkan bau seperti telur busuk. Senyawa ini
terdeteksi pada konsentrasi 1 ppm, dan dapat melumpuhkan
sistem respiratosi pada konsentrasi 100 ppm. Senyawa ini
sangat berbahaya di sekitar sumur “berbau gas tengik”.

H2S(aq) + H2O(l) HS–(aq) + H3O+(aq) Ka1 = 1,0  10–7

HS–(aq) + H2O(l) S2–(aq) + H3O+(aq) Ka2 = 1,010–19

S2– merupakan basa yang sangat kuat dan kemungkinan


bukan agen pengendap untuk golongan sulfida.

Slide 30 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Kesetimbangan pada Timbal Sulfida

PbS(s) + H2O(l) Pb2+(aq) + HS–(aq) + OH– (aq) Ksp = 3  10–28

H3O+(aq) + HS–(aq) H2S(aq) + H2O(aq) 1/Ka1 = 1,0/1,0  10–7

H3O+(aq) + OH–(aq) H2O(l) + H2O(l) 1/Kw = 1,0/1,0  10–14

PbS(s) + 2 H3O(l) Pb2+(aq) + H2S(aq) + 2 H2O(l)

Ksp 3  10–28
Kspa = = = 3  10 –7
Ka1  Kw 1,0  10–7  1,0  10–14

Slide 31 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Pelarutan Sulfida Logam

 Terdapat beberapa metode untuk melarutkan


kembali sulfida logam yang mengendap.
 Mereaksikan dengan suatu asam.
◦ FeS mudah larut dalam asam kuat, tetapi PbS dan
HgS sulit karena memiliki nilai Ksp yang terlalu
rendah.
 Mereaksikan dengan asam pengoksidasi.
3 CuS(aq) + 8 H+(aq) + 2 NO3–(aq) →
3 Cu2+(aq) + 3 S(s) + 2 NO(g) + 4 H2O(l)

Slide 32 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Suatu Uji yang Sensitif untuk Tembaga(II)

[Cu(H2O)4]2+(aq) + 4 NH3(aq) → [Cu(NH3)4]2+(aq) + 4 H2O(l)

Slide 33 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Fokus Pada Kerang, Geligi, dan Fosil

Kalsit
Ca2+(aq) + 2 HCO3–(aq) →
CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

Hidroksiapatit Fluoroapatit

Ca5(PO4)3OH(s) Ca5(PO4)3F(s)

Ca5(PO4)3OH(s) + 4 H3O+(aq) → 5 Ca2+(s) + 5 H2O(l) + 3 HPO42–(aq)

Slide 34 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA


Pertanyan di Akhir Bab

 Anggaplah penyelesaian soal sebagai suatu


keterampilan (skill).
 Ini bukanlah melatih ingatan (hafalan).
 Anda akan mendapatkan keterampilan ini dengan
perpindah dari satu jenis soal ke jenis lainnya.
 Anda akan membangun suatu perangkat yang akan
membantu Anda menyelesaikan soal apapun yang Anda
hadapi.

Slide 35 dari 35 Kimia Dasar PETRUCCI : Bab 18 PENERBIT ERLANGGA

Anda mungkin juga menyukai