Anda di halaman 1dari 46

Ns. Hendri Budi, M.Kep.

SpMB
MENINGES ENCEPHALI (2, 3, 4, 6)

1. Cranium
1 2 4
2. Dura mater
3 5 (lamina endostealis)
3. Sub Dura mater
6 (lamina meningealis)
4. Arachnoidea mater
5. Spatium
subarachnoidale
6. Pia mater

2
PROTEKSI SNC:
2+3 1
1. Cranium (mekanis)
2. Meninges (mekanis)
(dura, arachnoidea, pia
mater)
3. Liquor cerebrospinalis (LCS)
(shock absorber)
(4. Circulus arteriosus Willisi:
sist. vaskuler di basis
4 cerebri; dibentuk oleh
percabangan 2 arteria
besar: a. carotis interna dan
a. basilaris) (pasok darah)
Jika terjadi sumbatan di salah
satu cabang arteria besar
tsb. otak masih mendapat
pasok darah dari cabang
arteria besar lainnya.
3
VENTRICULI
ENCEPHALI
(isi: LCS) MENINGES
1
1. Ventriculus ENCEPHALI &
lat. (VL) SPINALIS

(kanan-kiri) 1. Pia mater

2. Ventriculus 2 2. Arachnoidea
tertius (V III) mater
2a
(dihubungkan 3 3. Dura mater
dengan V IV:
2a. aqueductus
cerebri Sylvii)
3. Ventriculus Panah: arah aliran
quartus (V IV) LCS
(LCS di dalam
ventriculi dan
spatium
subarachnoidale)
4
ANATOMI DAN PHYSIOLOGI
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak yang rigid ,
cairan LCS dan distabilkan oleh 2 selaput jaringan
falks serebri dan tentorium cerebelum.
Akibat ruangan yang terbatas otak tidak bisa
mengalami ekspansi, jika terjadi sesuatu penambahan
volume akan menimbulkan peninggian TIK.
ANATOMI DAN PHYSIOLOGI
 Tentorium Cerebelum membagi ruangan
intrakranial atas 2 bagian:
1. Ruangan diatas tentorium (Supratentorial)
Berisi : hemisfer serebri dan struktur badian dalam
yang di garis tengah (ganglia basal, talamus, dan
hipotalamus.
2. Ruangan dibawah tentorium (sub/ infratentorial)
Berisi serebelum dan brainstem
ANATOMI DAN PHYSIOLOGI
Brainstem adalah merupakan tempat struktur yang
kritis seperti pusat reflek pernafasan, sistem
kesadaran melalui Retikuler Activiting System.
Ruangan supratentorial dan infratentorial
berhubungan melalui lubang yang disebut tentorial
notch dan dilalui olen Nervus kranial N III.
Hipotesis Tekanan Intrakranial Monro-Kellie
pada TIK
Monro-Kellie Hypothesis
Karena tulang kepala tidak bisa mengalami
ekspansi , jika 1 dari 3 kompartmen
mengalami ekpansi, yang 2 harus
kompensasi dengan menurunkan volume
dari total volume otak & dan
mempertahankan tekanan tetap konstan.
Adanya mekanisme Kompensasi dalam kranium
untuk menjaga tekanan intrakranial antara 0 - 15
mm hg.
Agar tidak terjadi perubahan neurologi
ASKEP INFEKSI CNS
Infeksi CNS
MENINGITIS
DEFINISI:
Infeksi akut, subakut leptomeningeal
(duramater, arakhnoid, dan piamater) disertai
perubahan sel dan kimia cairan likour serebrospinal.
ENSEFALITIS
DEFINISI;
Radang otak yang disebabkan oleh bermacam
keadaan
Meningoensephalitis
Abses otak
Infeksi SSP
Infeksi :Proses masuknya kuman / bibit penyakit ke
dalam tubuh melalui port de entry (lokal, hematogen,
limfogen  bakterimia, septikemia, sepsis, shock
sepsis)
gejala :
 Radang
 Proses suppurasi : peningkatan leukosit dan pus

Proses Radang
Rubor
Kalor
Dolor
Tumor
Functio laesa
Infeksi CNS
Sumber infeksi:
hematogen
parameningeal
paska cedera kepala
Infeksi telinga : OMA, OMSK
Sinusitis, rhinitis
Infeksi gimut : gingivitis, stomatitis
Sumber infeksi lainnya : paru, di kulit, extremitas
Infeksi CNS
Meningitis
Bacterial, viral, fungal, chemical, carcinomatous
 Meningitis serosa : tuberculosis
 Meningitis Purulenta : non TB

Encephalitis
Bacterial, viral
Meningoencephalitis
Abscess
Parenchymal, subdural, epidural
Infeksi CNS
Gejala dan tanda
Demam
Sakit kepala
Gangguan status mental -lethargy sampai koma
TRM (+) : Kaku kuduk – meningismus – flexi/ext
Peningggian TIK – papilledema, nausea/vomiting,
paresis abducens, ubun-ubun menonjol pada bayi
Jenis Meningitis
Serosa
Oleh kuman TBC : mycobacterium tuberculosa
Purulenta
Oleh bakteri
Pengkajian pada pasien yang dicurigai
infeksi CNS
Mental Status
Syaraf kranial dan funduskopi
Tanda rangsangan meningeal
Pemeriksaan fisik umum,– rashes, lymphadenopathy
Labor – Darah tepi, gula darah, elektrolit, fungsi hati, fungsi
ginjal, kultur darah,
Pemeriksaan sputum jika diperlukan
Tes Mantoux jika diperlukan
Lumbal pungsi : rutin lengkap, sitologi, imunologis, kultur
Radiology – CT Scan Kepala - tidak kontras jika tidak ada
gejala fokal, kontras jika dicurigai ada massa
Ro thorak
LP
Pada peningkatan TIK– tapi Lumbal Punksi
kontraindikasi jika terdapat massa atau diduga
terdapat abses spinal epidural
Posisi : Left lateral decubitus
Lokasi : Ruangan antara L3-L4 atau L4-L5
GAMBARAN LCS
Bakteri Virus Fungi TB
TEKANA meningkat Sedikit Normal Biasanya
N mening atau tinggi
kat tinggi
Glukosa Rendah Normal Rendah Rendah
Protein Sangat Normal Tinggi Tinggi
tinggi
Eritrosit Beberapa 0 0 0
lekosit >200 <200 <50 20-30
(c/mm3)
Diff count PMNs Mono Mono Mono
Penyebab Bacterial Meningitis
Streptococcus pneumoniae
Hemophilus influenzae
Listeria moncytogenes
Group B streptococcus
Niesseria meningitidis
Bakteri Meningitis
Usia kurang 3 bulan
Group B strep
L. Monocytogenes
E. coli
Strep pneumoniae
Usia 18 to 50 tahun
S. pneumoniae
N. meningitidis
H. influenzae
Bakteri Meningitis
Usia diatas 50 tahun
S. pnemoniae
L. monocytogenes
Gram (-) bacilli
Penyebab kejang pada Meningitis Bakteri
Hiponatremia  gg elektrolit  resiko kejang
(petitmal, grandmall/ tonik klonik)
Iritasi otak
Infark atau nekrosis otak
Subdural efusi
Subdural empiema
Abses otak
Demam tinggi
Dx Kep
Gg perfusi jar serebral
Peningkatan TIK b.d……..
Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan, pen kes
Resiko bersihan jalan nafas tdk efektif
Resiko gg nutrisi
Resiko kerusakan integritas kulit
Dx berkaitan dg eusakan fokal tertentu
Inkontinensia, komunikasi verbal, dll
Keruskaan menelan,
KOMPLIKASI
1. SEGERA TERJADI
Septik shok, DIC, koma dengan hilangnya reflek
proteksi airway, kejang, udem otak, septik artritis,
perikardial efusi

2. Subdural efusi: dilaporkan 39% pada anak usia 1-18 bulan


dengan meningitis bakteri

3. Delayed
Penurunan pendengaran, tuli, disfungsi saraf kranial,
kejang berulang, subdural efusi, hidrosefalus, defisit
intelektual, ataksia, buta, gangren perifer.
Komplikasi mayor meningitis bakteri
 Cerebral
1. Udem otak dengan resiko herniasi
2. Komplikasi pemb darah arteri: arteritis
vasopasme, fokal kortikal hiperperfusi
ggn serebrovaskular autoregulasi
3. Septik sinus/ trombosis venous terutama
sinus sagitalis superior, tromboflebitis
kortikal
4. Hidrosefalus
5. Serebritis
6. Subdural efusi (pada bayi dan anak)
7. Abses otak, subdural empiemi
Komplikasi mayor meningitis bakteri
 Komplikasi ekstrakranial
1. Septik shock
2. DIC
3. Respiratory distress sindrom
4. Arteritis (septik atau reaktif)
5. Ggn elektrolit: hiponatremi, SIADH,
central diabetes insipidus (jarang)
6. Komplikasi spinal :mielitis, infark
PROGNOSIS
Tergantung kepada:
Usia pasien, kondisi pasien berat ringan penyakit,
Pasien dengan ggn neurologi yang berat 50-90 %
angka kematian dan angka kesakitan
Meningtis Pneumokokus angka kematian 21 % dan
angka kesakitan 15 %
Brain abses
CT scan MRI
ASKEP
Pengkajian
….?
KU –RKS
RKD :riwayat infeksi : TB non TB
RKK
PF : GCS, N Cranialis I – XII, fungsi motoris dan sensoris
TRM (+)  kaku kuduk, laseq, kerniq ddll
Reflek patologis : babinski, chaddock, oppeinheim, gordon,
hoffman trommer
Limphadenopathy (+) /-
Diagnosa keperawatan
Penatalaksanaan
 UMUM;
1. ABC (AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION)
2. Cegah hipotensi, shok infus cairan kristaloid, isotonik.
3. Atasi kejang bila ada

Perawatan di RS:
Pada pasien kesadaran menurun
Pasang infus, NGT, O2, cegah aspirasi
Posisi tidur: pada TIK tinggi elevasi kepala 30 derajat,
mika miki setiap 2 jam, cegah infeksi UTI, dekubitus
Penatalaksanaan
1. Lihat tanda-tanda TIK meningkat, Hidrosefalus
2. Atasi demam, nyeri, kontrol batuk, slem di
saluran nafas, cegah kejang
3. Elevasi kepala
4. Hiperventilasi dg tujuan Pa CO2 25-30mmHg,
bila Pa CO2 < 25 mmHg akan menurunkan
CBF, iskemi otak
5. Monitor TIK, dengan melihat gejala klinis dan
alat monitor
Penatalaksanaan
6. Pemberian antibiotik
 Prinsip pemberian Antibiotik:
 Pengobatan sesegera mungkin
 Antibiotik sesuai dengan sensitivitas bakteri
 Antibiotik harus dapat melewati Blood brain barier
dan konsentrasi terapeutik di LCS
 Steroids – Dexamethasone IV
ANTIBIOTIK REKOMENDASI PADA
BAKTERI MENINGITIS
 Empirik terapi sambil menunggu hasil kultur pada
pasien imunokomptent anak dan dewasa:
Ceftriason, atau Cefotaxime
1. Untuk bakteri : N meningitidis, H influenza, S
pneumoniae, E, coli
 Pada daerah yang sudah resisten dengan pencilin
alternative Vancomycin
ANTIBIOTIK REKOMENDASI PADA
BAKTERI MENINGITIS
2 Pseudomonas meningitis : Ceftazidime dan
aminoglikoside (tobramycin, gentamicin, amikacin)
3. Listeria monocytogenes meningitis : ampicilin
dengan atau tanpa gentamicin
4. Staphilococus aureus atau epidermidis tergantung
strain bakteri Jika bakteri tidak memproduksi
penicilinase dapat diberikan Pencilin drug of
choise.
5. Bakteri yang memproduksi penicilinase dapat
dipakai Antibitik nafcilin atau oxacilin
6. Stafilokokus meticilin resisten dapat diberikan
vancomicin dengan atau tanpa gentamicin atau
rifampicin
Antibiotik pada infeksi CNS
Meningitis TB
1. Anti-TB
2. Prognosis: bervariasi
Meningitis akibat infeksi Jamur: antijamur
INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai