Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 3

AnnisaAmelz W 1717011078
Devi Rahmawati 1717011090
ErohMuhayaroh 1717011079
Merryanti 1717011092

KOLOM NauraTadzkiana 1717011084


Nikita Damayanti 1757011004
NurmaliaSalis 1717011080

PEMURNIAN Olivia Margaretta 1717011087


RusydiIskandar 1757011009
Valennisa Qunifah1757011011
Minuman
TABLE OF CONTENTS

Destilasi
Beralkohol

Cara Destilasi
Pembuatan Azeotrop
Minuman
Beralkohol
Latar Belakang

Minuman beralkohol merupakan salah satu jenis minuman yang


memiliki
kandungan etanol. Etanol adalah salah satu bahan psikoaktif dan
konsumsi etanol menyebabkan penurunan tingkat kesadaran. Di beberapa
negara di dunia,penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah
kalangan saja, umumnya orang-orang yang sudah melewati batas usia
tertentu. Dalam proses pembuatan minuman beralkohol, salah satunya
adalah destilasi. Destilasi atau penyulingan termasuk suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada proses penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu.Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera
terbentuk setelah campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya
Dibiarkan saling kontak sedemikian hingga pada suatu saat,
Semua komponen yang terdapat dalam campuran akan terdistribusi
dalam Kedua fasa membentuk keseimbangan, Setelah keseimbangan
dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian
dikondensasikan membentuk destilat (kondensasi uap menjadi
cairan), dan residu.Terdapat berbagai macam cara destilasi yang
dapat dimanfaatkan. Dalam prakteknya pemilihan prosedur destilasi
tergantung pada sifat cairan yang akan dimurnikan dan sifat pengotor
yang ada di dalamnya. Pada pembuatan minuman beralkohol,
terdapat beberapa tahap dalam bagian destilasi, yaitukolom
beer,kolom retifikasi hingga kolom pemurnian. Pada kali ini, akan
dibahas mengenai kolom pemurnian dan jenis destilasi yang
dimanfaatkan dalam tahapan ini,yakni destilasi azeotrop.
01
Minuman
Beralkohol
Minumankeras adalah semua minuman yang mengandung
Alkohol (zatpsikoaktif) bersifat adiktif yang bekerja secara
selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan
perubahan ada perilaku, emosi,dan kognitif, serta bila dikonsumsi
Secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan
Membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan
perilaku dan cara berfikir kejiwaan. Minuman keras telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan panjang
peradaban manusia .Dalam perkembangan selanjutnya, anggur
dianggap sebagai Minuman kaum ningrat (aristocrat) dan bir
Adalah minuman rakyat jelata (masses).Di negara Indonesia juga
dijumai banyak minuman tradisional yang mengandung alkohol
seperti tuak, arak dan lainnya.Setelah melalui perjalanan sejarah
yang amat panjang barulah pada paruh pertengahan abad 18 para
dokter DiInggris menemukan adanya efek alkohol terhadap
kesehatan.Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu mengenai
penggunaan minuman keras sebagai Gin Act tahun 1751
02
Cara Pembuatan
Minuman Beralkohol

1. PengolahanTetes

Pengolahan tetes merupakan hal yang penting dalam


pembuatan alcohol. Pengolahan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kondisi yangoptimumkan untuk pertumbuhan
ragi dan untuk selanjutnya. Yang perlu disesuaikan dalam
pengolahan ini adalah pH, konsentrasi gula dan pemakaian
nutrisi. Tetes yan dihadapkan dari pabrik gula biasanya masih
terlalu paket (850 Brix), oleh karena itu perlu diadakan
pengenceran lebih dahulu untuk mendapatkan kadar gula yang
optimum (120 Brix untuk pembibitan dan 240 Brix pada
fermentasi). Pengaturan pH diatur dengan penambahan asam
H2SO4 hingga dicapai pH 4 – 5. Meskipun tetes cukup
Mengandung zat sumber nitrogen namun seperti
ammonium sulfat atau ammoniumfosfat.
2.Sterilisasikantetes

Untuk mencegah adanya mikroba kontamin hidup pembibitan maupun selama fermentasi,
tetes dipasteurisasikan dengan pemanasan memakai uap pada suhu sekitar 75 0C, kemudian
diingikan selama 1 jam sampai suhu 300C. Tetes yang telah banyak sedikit sterisl ini siap
untuk kebutuhan dalam pembibitan atau fermentasikan.

3.Pengembangbiakan (Pembibitan)ragi
Proses ini dimaksudkan untuk memperbanyak sel – sel ragi supaya sejumlah sel ragi
Banyak sebelum digunakan dalam fermentasi alcohol. Ragi yang digunakan pada fermentasi
Alcohol sel ragi ini tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi harus dilakukan secara
Bertahap dengan maksud untuk adaptasi dengan lingkungan.Mula – mula dilakukan dalam
jumlah kecil pada skala laboratorium, kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam tangki
induk pembibitan. Tangki-tangki tersebut dilengkapi dengan cooler dengan aerobic dengan
erasi udara. Tangki- tangki tersebut dilengkapi dengan cooler dengan maksud untuk
pengaturan suhu 28 – 300 selamadiinkubasi.
4. Fermentasi

Fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi. Fermentasi dilakukan pada kepekatan tetes
baru. pH diatur menjadi 4 – 5. Untuk terjadinya fermentasi alcohol, maka dibutuhkan kondisi
anaerob hingga diharapkan sel ragi dapat melakukan peragian yang akan mengubah tetes
yang mengandung gula menjadi alcohol. Pada proses fermentasi ini dapat diserap, maka
diperlukan pendinginan untuk menjada temperature tetap pada suhu 30 0C selama proses
fermentasi yang berlangsung selama 30 – 40 jam.Gas CO2 yang terjadi dalam tangki
fermentasi ditampung menjadi satu untuk kemudian direcovery. Alcohol yang ikut aliran gas
CO2 dipisahkan dengan jalan ditangkap oleh air yaitu adanya water scrubber yang diletakkan
diatas tangki. Pada akhir fermentasi, kadar alcohol berkisar antara 8 – 10% volume. Hasil
fermentasi ini dialirkan ke bak penampung, kemudian dipompa ke bagian distilasi. Cairan
hasil fermentasi disebut bir(“beer”).
5. Destilasi
Produk hasil fermentasi mengandung alkohol yang rendah, disebut bir (beer) dan sebab itu
perlu di naikkan konsentrasinya dengan jalan distilasi bertingkat. Beer mengandung 8–10%
alkohol. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol
air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya,
distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara
yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100 0C dan
etanol mendidih pada sekitar 770C. perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan
pemisahan campuran etanol air. Jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan
lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan
(dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih
tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian
dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bias diulangi
terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini
ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang
sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio
molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi
ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari96%.
03
DESTILASI
Distilasi merupakan suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali
kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
Lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
Termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan
massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada larutan, masing-masing komponen akan
Menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera terbentuk setelah
campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak
sedemikian hingga pada suatu saat, semua komponen yang terdapat dalam
campuran akan terdistribusi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan,
Setelah keseimbangan dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian
dikondensasikan membentuk destilat (kondensasi uap menjadi cairan), dan
residu. Terdapat berbagai macam cara destilasi, yaitu destilasi sederhana,
destilasi fraksi, destilasi tekanan rendah, destilasi uap air, dan microscale
destilasi. Dalam prakteknya pemilihan prosedur destilasi tergantung pada sifat
cairan yang akan dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya.
Sedangkan komponen dari alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa
penyalur, dan burner.
04 Destilasi
Azeotrop
Destilasi azeotrop (AD) adalah proses untuk pemisahan secara azeotrop
Di mana senyawa yang dapat mengubah volatilitas relatif dari Komponen
komponen yang ada dalam campuran, yang disebut entrainer, pelarut, atau
mass separating agent (MSA), ditambahkan membentuk azeotrop bertitik
rendah baru yang beragam.
ProsesAD terdiri dari dua kolom distilasi: kolom azeotropik untuk
Penguapan air dari larutan alkohol dengan konsentrasi 92.4 % dari tahap
kolom
retrifikasi, dan kolom stripping untuk pemisahan entrainer dari produk. Pada
kolom azeotropik, produk alkohol (> 99% ) keluar pada bagian bawah.
Azeotrop terner terbentuk yang mengandung uap air, entrainer, dan sejumlah
keluar alkohol dari bagian atas, dan kemudian pemisah (disebut decanter),
dan
terbagi menjadi fase organik (alkohol entrainer) dan fase air (water-entrainer).
Hasil refluks kembali ke kolom pertama, sedangkan yang kedua diproses di
kolom stripping untuk pemulihan entrainer dan alkohol .Entrainer umumnya
Kadar bioetanol yang diperoleh dari hasil fermentasi
terdiri dari campuran bioetanol-air maupun senyawa
pengotor sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk
meningkatkan kadar bioetanol hasil fermentasi. Kadar
bioetanol hasil fermentasi niranipah yang digunakans
ebesar 13%.Pada penelitian ini, untuk meningkatkan
kadar bioetanol hingga 96% dilakukan destilasi berulang,
kadar bioetanol tidak dapat ditingkatkan lagi saat
mencapai kadar 96%. Hal ini sesuai dengan literatur
yang menyatakan bahwa campuran azeotrop bioetanol-
air tidak mengikuti HukumRaoult’s.Pada campuran
bioetanol- air terjadi penyimpangan (deviasi) positif
dengan titik didih campuran berada dibawah titik didih
masing-masing bahan yaitu dibawah titik didih bioetanol
dan air .Walaupun dimurnikan dengan destilasi secara
terus-menerus, kadar bioetanol yang diperoleh tidak
akan melebihi 96%. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kemurnian bioetanol perlu dilakukan adsorpsi
menggunakan adsorben yang bertindak sebagai
molecular sieve (Prihandana, 2007).
Kesimpulan
Minuman beralkohol merupakan suatu produk minuman yang
mengandung etanol. Terdapat beberapa tahapan pembuatan, yakni
pengolahant etes, sterilisasitetes, pengembang biakan ragi,
fermentasi serta destilasi (pemurnian). Pada proses pemurnian
pembuatan minuman beralkohol atau bioethanol dilakukan melalui ,
yaitu pemurnian dari kolom beer, kolom rektrifikasi, dan kolom
pemurnian. Untuk tahap kolom pemurnian ini dilakukan melalui
destilasi azeotrop menggunakane ntrainer yang mampu mengubah
volatilitas komponen sehingga dapat dipisahkan dengan
mudah.Hasil pemisahan diperoleh alkohol murni dan air. Alkohol
atau bioalkohol murni sampai padakadar 99,5%.
THANKS!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai