Judul Percobaan
: Fermentasi Karbohidrat
Anggota Kelompok
(140351605619)
(140351601682)
(140351603200)
A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui Persentase kadar etanol yang diperoleh dari fermentasi sukrosa
menggunakan ragi tape dan pemurniannya dengan distilasi bertingkat.
2. Mengetahui cara melakukan fermentasi alkohol.
3. Mengetahui cara memisahkan etanol dari campuran fermentasi.
4. Mengetahui cara menentukan kadar etanol dalam larutannya dengan metode berat
jenis.
B. Dasar Teori
Ethanol merupakan senyawa Hidrokarbon dengan gugus Hydroxyl (-OH)
dengan 2 atom karbon (C) dengan rumus kimia C 2H5OH. Secara umum Ethanol
lebih dikenal sebagai Etil Alkohol berupa bahan kimia yang diproduksi dari bahan
baku tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu,ubi
jalar,jagung,sorgum,beras,ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan
nama Bioethanol (Riswiyanto, 2009). Etanol mempunyai sifat tidak berwarna,
mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul 46,1, titik didihnya 78,3c,
membeku pada suhu 117,3 C, kerapatannya 0,789 pada suhu 20 C, nilai kalor
7077 kal/gram, panas latent penguapan 204 kal/gram dan angka oktan 91105
(Hambali.,et al., 2008).
Pada akhir abad 20, pemanfaatan etanol telah melebar sebagai campuran
bahan bakar premium yang dikenal dengan nama biofuel. Kadar etanol biofuel
berbeda-beda untuk setiap negara, biofuel Brasil mengandung 20% etanol
sedangkan di Indonesia mengandung 5% etanol. Bentuk tidak murni dari etanol
adalah hasil fermentasi jus, buah-buahan seperti anggur dan apel, biji-bijian
seperti padi. Etanol konsentrasi tersebut dapat dibuat dengan cara distilasi
terhadap produk fermentasi (Muntholib, 2014).
Secara biokimia fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui
senyawa organik, sedangkan pengertian dalam bidang industri fermentasi adalah
suatu proses untuk mengubah bahan dasar menjadi suatu produk oleh massa sel
mikroba. Monomer gula dapat diubah secara anaerobik menjadi alkohol oleh
bermacam-macam mikroorganisme. Fermentasi gula sederhana (sukrosa dan
glukosa) menjadi etanol memiliki persamaan stokiometri sebagai berikut :
C12H22O11 + H2O
4 C2H2OH + 4 CO2
C6H12O6
2 C2H5OH + 2 CO2
(Wibowo, 1990)
Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi
fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap
membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik
didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan
tersebut. Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk
mendidih. Campuran metanol dan air dicampurkan dalam labu destilasi, lalu
didesstilasikan dengan memanaskan campuran tersebut dengan hot plate. Uap
yang dihasilkan adalah uap hasil dari zat yang bertitik didih rendah, dalam hal ini
adalah methanol dan etanol pada kedua percobaan. Uap tersebut nantinya akan
diembunkan dengan bantuan kondensor yang berfungsi sebagai pendingi uap.
Cairan tersebut nantinya akan menetes ke dalam labu elenmeyer (Wahyu, 2013).
C. Alat dan Bahan
Alat:
1.
2.
3.
4.
Mantel pemanas
Alat distilasi
Tiang penyangga
Variat (pengatur suhu)
5.
6.
7.
8.
Gelas ukur
Erlenmeyer 250 mL
Batu didih
Klem
3.
4.
5.
6.
7.
9. Neraca Analitik
10.
Bahan:
1. Larutan
(Ca(OH)2
2. Dinatrium
(Na2HPO4)
kalsium
hidrogen
hidroksida
fosfat
8.
D. Material Savety Data Sheet (MSDS)
1. Aquades
9.
Bau
: Tidak berbau
10.
Rasa
: Tidak berasa
11.
Berat Molekul : 18,02 g/mol
12.
Warna
: Tidak berwarna
13.
pH
:7
14.
Titik didih
: 1000C
15.
Bahaya
:2. Sukrosa
16.
Rumus kimia : C12H22O11
17.
Warna
: Putih
18.
Titik leleh
: 190-1920C
19.
Berat molekul : 342,29 g/mol
20.
Kelarutan
: 1970 g/L
21.
Bahaya
:3. Larutan kalsium hidroksida
22.
Rumus kimia : CaOH2
23.
Warna
: Putih
24.
Berat molekul : 74,1 g/mol
25.
pH
: 14
26.
Titik leleh
: 5800C
27.
Bahaya
: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dan
pencernaan.
28. Penanganan :
29. - Jika tertelan, segera minum air putih yang banyak dan tidak
dimuntahkan.
30. - Jika terhirup, segera mencari udara segar.
4. Dinatrium hydrogen sulfat
31.
Rumus kimia : Na2HPO4
32.
Warna : putih
33.
Bau : seperti garam
34.
Berat molekul : 141,96 g/mol
35.
pH
: 9,1
36.
Titik Leleh
: 2400C
37.
Bahaya
: dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dan
pencernaan.
38.
Penanganan :
- Jika tertelan, segera minum air putih yang banyak dan tidak dimuntahkan.
- Jika terhirup, segera mencari udara segar.
39.
40.
41.
42.
43.
44.