Anda di halaman 1dari 21

PEMISAHAN KIMIA

(AKKC 363)
Dosen Pembimbing :
Drs. Abdul Hamid, M.Si

DESTILASI
Disusun oleh :
Nenti Kurnia Wati

(A1C312214)

Risnawati

(A1C312204)

Sejarah Singkat Destilasi


Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar
abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu
terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk destilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah
yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang
proses destilasi sekitar abad keempat.
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) atau yang lebih
dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur
yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan
dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai
saat ini.

Pengertian Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, suatu campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali
ke dalam bentuk cairan.
Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih
dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat
(senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap
terlebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).

Penerapan destilasi
Penerapan destilasi terbagi menjadi 2 skala yaitu : skala
laboratorium dan skala industri.

Penggunaan destilasi
Destilasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Penggunaan destilasi diantaranya adalah :
1. Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
2. Minyak-minyak atsiri alami yang mudah menguap dapat
dipisahkan melalui destilasi
3. Pemurnian alkohol yang terbentuk dari proses fermentasi

Jenis-Jenis Destilasi
1. Destilasi Sederhana
2. Destilasi Fraksinasi (destilasi bertingkat)
3. Destilasi Uap
4. Destilasi Vakum
5. Destilasi Azeotropik

1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu.
Selain perbedaan titik didih, dasar pemisahan pada
destilasi sederhana ini adalah perbedaan kevolatilan, yaitu
kecendrungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi
ini dilakukan pada tekanan atmosfer (atm). Aplikasi destilasi
sederhana ini digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.

Rangkaian alat destilasi sederhana

Suatu campuran yang berupa


cairan (15) dimasukkan
kedalam labu (2) yang
dipanaskan melalui penangas
(14). Suhu pemanasan dapat
diatur dengan mengamati
termometer (4). Pada saat
dipaanskan, sedikit demi
sedikit campuran akan
menguap. Uap kemudian naik
melaui pipa (3) dan mengalir
menuju pendingin/kondensor
(5). Pendinginan uap adalah
dengan cara mengalirkan air
melaui dinding pendingin.
Setelah melalui pendingin,
uap akan mengembun
membentuk cairan kembali
dan menuju ke adaptor (10)
dan menetes ke labu destilat
(8)

2. Destilasi Fraksinasi
Destilasi fraksinasi (destilasi bertingkat) merupakan peoses
pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurannya berupa
senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh
dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan
perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan cairan dari
suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan
titik didih yang relatif kecil.
Secara prinsip destilasi bertingkat sama dengan destilasi
sederhana, perbedaannya ada pada perbedaan titik didih antar
komponen. Dimana untuk destilasi sederhana perbedaan titik
didihnya lebih besar dari 30oC, sedangkan untuk destilasi bertingkat
perbedaan titik didihnya kurang dari 30oC. Perbedaan ini karena
pada destilasi bertingkat terdapat adanya kolom fraksinasi.

Kolom fraksinasi ini berfungsi agar kontak cairan


dengan uap terjadi lebih lama, sehingga komponen
yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih
rendah akan terus menguap dan masuk ke kondensor.
Sedangkan komponen yang besar akan kembali
kedalam labu destilasi. Pada kolom fraksinasi ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda setiap platnya

Diagram pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

3. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan
untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam
air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga
bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur
yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung.
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200oC atau lebih. Destilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100oC
dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat fundamental dari destilasi uap adalah dapat
mendestilasi campuran senyawa dibawah titik didih dari masingmasing senyawa campurannya.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa
produk alam seperti minyak eucalyptus, minyak spritus dari lemon
atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.

4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm ( 300
mmHg absolut).
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati
titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih diatas 150 oC. Metode
destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titk didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air.
Fungsi dari destilais vakum adalah untuk menurunkan titik didih pada
minyak berat atau long residu sehingga menghasilkan produk-produknya.
Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :
1. Produk Hight Vacum Gas Oil (HVGO)
2. Produk Light Vacum Sloop (LVS)
3. Produk Light Vacum Gas Oil (LVGO)
4. Produk Parafine Oil Distillate (POD)
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residu

Diagram destilasi vakum

Long residu hasil dari proses destilasi atmosfer dipanaskan


pada preheater dan dapur sampai suhu 345 oC, kemudian
dimasukkan kedalam kolom destilasi vakum yang tekanannya 13
mmH2O. Untuk memperluas kontak uap dan cairannya biasaya
kolomnyya dibuat lebih lebar. Untuk mendapatkan tekanan
dibawah atmosfer digunakan peralatan yang disebut ejector dan
kondensor. Dari kolom ini akan keluar produk masing-masing :
1. Top kolom berupa Light Vacum Sloop (LVS), produk ini
merupakan produk yang jelek, yang biasanya ditampung sebagai
minyak sloop.
2. Dibawah Light Vacum Sloop (LVS) adalah produk Light
Vacum Gas Oil (LVGO), digunakan untuk komponen blending
solar.
3. Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate (POD), produk ini
adalah bahan baku bagi proses pembuatan lilin atau Wax.

4. Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas


Oil (HVGO). Produk ini digunakan untuk bahan baku
proses cracking (Hydro Cracking Unit / HCU).
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue
yang digunakan untuk Fuel Oil di dapur atau
digunakan untuk aspal jalan.

Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian


diambul panasnya di preheater atau heat exchanger
dan didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya
dikirim ke tanki produksi atau ke proses selanjutnya.

5. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen
yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat
menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi
tidak maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam
pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika
tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari
azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah
komponen tetap yang komposisinya harus selalu konstan
dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran
yang dihasilkan dari saling memepengaruhi dalam kekuatan
intramolekul dalam larutan

Tipe destilasi semacam ini biasa digunakan untuk


campuran azeotropik dimana komponen campuran
yang dipanaskan bersama-sama membentuk titik
azeotropik karena sifat kimia yang berbeda dari
komponen-komponen yang ada dalam campuran.
Kebanyakan sistem azeotropik membentuk titik
didih bersama dibawah titik didih normal masingmasing komponen. Sistem ini disebut mempunyai
sebuah minima. Ada bebrapa sistem azeotropik
memiliki sebuah maksima, namun yang sering terjadi
adalah sistem-sistem yang memiliki manima

Gambaran mengenai proses destilasi dari campuran yang minima dapat


dilihat pada gambar berikut :

Diagram fase untuk campuran azeotropik dua


komponen yang mempunyai sebuah minima

Anda mungkin juga menyukai