Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perpindahan Massa


Perpindahan massa adalah perpindahan massa dari satu lokasi, biasanya berupa
aliran, fasa, fraksi, atau komponen, ke lokasi lainnya. Perpindahan massa muncul pada
banyak proses, seperti absorpsi, evaporasi, adsorpsi, pengeringan, presipitasi, filtrasi
membran, dan distilasi. Perpindahan massa digunakan oleh berbagai ilmu sains untuk
proses dan mekanisme yang berbeda-beda, namun frasa ini banyak digunakan pada ilmu
teknik untuk proses fisika yang melibatkan difusi molekuler dan transport konveksi
suatu speses kimia dalam sistem.
Beberapa contoh sederhana proses perpindahan massa adalah evaporasi air ke
atmosfer, penjernihan darah pada ginjal dan liver, serta distilasi alkohol. Pada proses
industri, operasi perpindahan massa termasuk pemisahan komponen kimia pada kolom
distilasi, adsorber seperti scrubber, adsorber seperti activated carbon bed, dan ekstraksi
liquid-liquid. Perpindahan massa pada umumnya digabungkan dengan proses
perpindahan untuk penerapannya seperti pada menara pendingin industri.
2.2. Destilasi
Destilasi adalah metode pemisahan antara dua zat atau lebih yang dilakukan
berdasarkan perbadaan titik didih.
Distilasi pada umumnya digunakan untuk memisahkan campuran dari cairan
homogen. Pemisahan dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan titik didih atau
volatilitas antara komponen-komponen dalam campuran dengan mendidihkan atau
menguapkan lebih banyak komponen yang lebih volatil. Ketika campuran cairan dari
dua komponen dipanaskan, maka uap yang dihasilkan mengandung komponen lebih
volatil yang lebih besar dibandingkan cairan yang berada diketel. Sebaliknya, ketika uap
didinginkan, bahan yang memiliki tingkat didih yang tinggi lebih cenderung mudah
mengembun dari pada komponen dengan titik didih lebih rendah (Permatasari. 2015).
Proses destilasi bisa berjalan dengan baik jika faktor-faktor yang mempengaruhi
distilasi seperti kondisi umpan, sifat dari campuran, karakteristik kolom, jenis kolom
(plate, packed) dan panjang kolom, besaran-besaran lainnya (laju uap naik, laju cairan
turun atau reflux, luas permukaan kontak antara fasa gas dan cair, dan efisiensi

14
15

perpindahan massa diperhatikan sehingga kesalahan yang diakibatkan pada saat operasi
seperti foaming, weeaping, entrainment, flooding bisa diatasi (Fatimura. 2014).
2.3. Sejarah Destilasi
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama
masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan
akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk
distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara
akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Bentuk modern distilasi pertama
kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama
oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat
alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan
distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu
Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap
anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses
kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini Kemudian teknik
penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi,
pembangkit listrik, pemanas, dll Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti
oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah
digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap
larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.
2.4. Jenis-Jenis Destilasi
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi
pressure-swing.
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
16

substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi
jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi
sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara
bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di
bawahnya Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya

3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
17

atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
2.5. Aplikasi Destilasi dalam Hidup
Dalam dunia industri destilasi dilakukan dalam proses pembuatan minyak jagung
prinsip kerjanya yaitu ekstraksi minyak jagung dengan solvent organik dan hasilnya
didestilasi atas dasar perbedaan titik didih untuk memisahkan minyak jagung dengan
solventnya. Dalam bidang bioethanol pada tahap fermentasi etanol untuk mendapatkan
konsentrasi etanol yang banyak tetapi hanya membutuhkan sedikit biaya dapat
dilakukan dengan jenis destilasi fraksional (Sukasem. 2017).
2.6. Destilasi Minyak Bumi
Awalnya, minyak mentah yang telah ditampung di dalam tangki bahan baku
selanjutnya akan di pompa untuk dimasukkan kedalam kolom CDU (Crude Distillation
Unit). Tetapi, sebelum dimasukkan ke dalam kolom disilasi, crude oil sebelumnya telah
dihilangkan kandungan garamnya dengan menggunakan alat yang disebut desalter. Dari
desalter, minyak mentah akan dilewatkan pada alat penukar panas untuk menyerap
panas dari fraksi yang terlah didistilasi sebelumnya. Tujuan dari penyerapan panas
tersebut yakni untuk meringankan kinerja tungku (furnace).
18

Tahap selanjutnya yaitu pemasakan, minyak mentah akan dipanaskan pada tungku
dengan suhu kurang lebih 350°C, suhu tersebut dianggap cukup untuk memisahkan
fraksi-fraksi minyak mentah. Namun, suhu yang digunakan juga harus disesuaikan
dengan jenis minyaknya.
Pemisahan di dalam kolom distilasi terjadi secara atmosferik atau bertekanan
atmosfer, sehingga proses ini sering juga disebut distilasi atmosferik. minyak bumi di
dalam kolom akan mengalami penguapan, dan uapnya akan tertampung pada susunan
tray. Perlu diketahui bahwa, setiap tray terletak pada titik didih tertentu, misalnya saja
fraksi kerosin, akan tertampung pada tray yang terletak pada suhu 120 °C. Selanjutnya
fraksi yang memiliki titik didih terendah (gas) akan berada pada bagian atas kolom,
begitupun dengan fraksi berat atau long residu akan terakumulasi pada bagian dasar
kolom (bottom column). Long residu tersebut biasanya akan diolah lebih lanjut dengan
menggunakan metode distilasi vakum.
Selanjutnya fraksi yang telah dipisahkan dan terampung pada tray akan keluar
melalui pipa, dan dialirkan ke alat penukar panas untuk diserap panasnya oleh bahan
baku yang akan dimasukkan ke kolom CDU. Setelah panasnya terserap, maka akan
didinginkan dengan alat pendingin yang disebut dengan cooler, dan kemudian dialirkan
ke unit-unit berikutnya (secondary process) untuk diolah hingga menjadi produk bahan
bakar.

Anda mungkin juga menyukai