Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

MANDIRI
KONVEKSI
RAFIIF WASIS IBAADURRAHMAAN
DEVITA ENGGAR FIASTI
FATHARANI ALIFAH
 Udara pada 1 atm, 285 K, dan laju alir massa
0,10 kg/detik, memasuki sebuah saluran
berpenampang persegi panjang (75 mm x 150
mm) dengan panjang 2 m. Saluran tersebut
dijaga pada suhu permukaan tetap 400 K.
SOAL 1 a. Tentukan besarnya laju perpindahan kalor dari
saluran ke udara, dan suhu udara keluar dari
saluran.
b. Bagaimana pengaruhnya terhadap perubahan
laju perpindahan kalor jika fluida yang mengalir
adalah air?
ASUMSI DIKETAHUI
 Kondisi tunak P = 1 atm H = 75 mm = 0,075
m
 Suhu permukaan seragam Tudara masuk = 285 K
W = 150 mm = 0,15
 Gas ideal ṁ = 0,1 kg/s
m
 Konveksi paksa pada pipa penampang Tpermukaan = 400 K
L=2m
non-sirkuler

DATA TAMBAHAN DITANYA


 Sifat udara pada 1 atm dan a. q dan Tudara keluar
k = 2,879 × 10-2 W/m K
b. Pengaruh terhadap laju perpindahan kalor
ρ = 1,01996 kg/m 3
apabila fluida yang mengalir adalah air
µ = 2,0466 × 10-5 N s/m2
cp = 1,0087 kJ/kg K
GAMBAR SISTEM
JAWABAN
a. Langkah 1. Karena penampang pipa pada soal tidak berbentuk lingkaran, kita perlu
menghitung diameter efektif (effective diameter, Dh) terlebih dahulu.

Langkah 2. Menghitung bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan sifat aliran (laminar atau
turbulen).

  
Menghitung bilangan Prandtl (Pr) melalui interpolasi.

Langkah 3. Bilangan Reynolds lebih dari 2300 berarti aliran bersifat turbulen. Oleh karena itu,
bilangan Nusselt dapat dihitung melalui persamaan untuk aliran turbulen pada smooth circular
tube.
JAWABAN

Langkah 4. Nilai koefisien konveksi (h) dihitung dari bilangan Nusselt.

Langkah 5. Menghitung suhu udara keluar melalui rumus berikut.

  

Langkah 6. Menghitung laju perpindahan kalor (q).

Jadi, laju perpindahan kalor dari saluran ke udara adalah 2723,49 J/s dan suhu udara keluar dari
saluran adalah 312 K.
JAWABAN
b. Apabila fluida berupa air, akan terdapat Pr = 2,3578
perbedaan pada nilai k, ρ, µ, dan cp. Untuk air
Langkah 1. Menghitung bilangan Reynolds (Re)
pada tekanan 1 atm dan suhu 342,5 K, untuk menentukan sifat aliran (laminar atau
k = 0,659251 W/m K turbulen).

ρ = 978,11 kg/m3
µ = 0,0004061 N s/m2 Aliran bersifat laminar (Re < 2300) dengan
bentuk penampang nonsirkuler.
  4,18984 kJ/kg K
cp =

TABEL BILANGAN
NUSSELT UNTUK ALIRAN
LAMINAR PADA PIPA
PENAMPANG NON-
SIRKULER
(Sumber: Fundamentals of Heat
and Mass Transfer oleh Theodore
L. Bergman, dkk.)
JAWABAN

b. Langkah 2. Berdasarkan tabel, untuk dan suhu permukaan yang seragam, nilai bilangan
Nusselt adalah 3,39 sehingga koefisien konveksi (h) dapat dihitung melalui persamaan berikut.

Langkah 3. Menghitung suhu udara keluar.

  

Langkah 4. Menghitung laju perpindahan kalor.

Jadi, apabila fluida berupa air, laju perpindahan kalor dari saluran ke udara mengalami penurunan
menjadi 2094,92 J/s dan suhu udara keluar dari saluran relatif tidak berbeda jauh dari suhu udara
masuk, yaitu 290 K.
 Pada tahap akhir proses produksi suatu bahan
farmasi, dilakukan sterilisasi dengan pemanasan dari
suhu 25oC ke 75oC. Pemanasan dilakukan dengan
cara mengalirkan bahan farmasi tersebut pada
kecepatan 0,2 m/detik, melalui pipa stainless steel
lurus berdinding tipis dengan diameter 12,7 mm.
Untuk menjaga fluks kalor pada pipa tetap,
digunakan pemanas listrik yang dililitkan di
permukaan luar pipa.
SOAL 2 a. Jika panjang pipa 10 m, berapakah besarnya fluks
kalor yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi ini?
b. Jika bahan farmasi masuk ke dalam pipa dengan
profil aliran yang telah berkembang penuh (fully
developed flow) dan profil suhu yang seragam,
berapakah suhu permukaan pada bagian keluaran
pipa?
Diketahui sifat fisik dari bahan farmasi:
 = 1000 kg.m3; cp = 4000 J/kg K;  = 2 x 10-3 kg/detik
m; k = 0,8 W/m K; Pr = 10
ASUMSI DIKETAHUI
 Kondisi tunak Tin = 25°C d = 12,7 mm =
 Tidak bisa dimampatkan
0,0127 m
Tout = 75°C
L = 10 m
 Konveksi paksa v = 0,2 m/s
 Pipa berpenampang sirkular

DATA TAMBAHAN DITANYA


Sifat fisik bahan farmasi
a. q”
 = 1000 kg.m3; cp = 4000 J/kg K;  = 2 x 10-3
b. Tpermukaan pada bagian keluaran pipa
kg/detik m; k = 0,8 W/m K; Pr = 10
GAMBAR SISTEM
JAWABAN

a. Langkah 1. Menghitung laju alir massa (ṁ).

Langkah 2. Menghitung laju aliran kalor (q).


  

Langkah 3. Menghitung fluks kalor yang dibutuhkan.

Jadi, fluks kalor yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi ini adalah 12682,27 W/m2.
JAWABAN

b. Langkah 1. Menghitung bilangan Reynolds (Re).

Bilangan Reynolds kurang dari 2300, berarti aliran bersifat laminar.


Langkah 2. Untuk memastikan apakah di bagian keluaran pipa profil distribusi termal telah
berkembang penuh, perlu dihitung xfd, t.
  

Langkah 3. Panjang pipa 10 m, artinya pada keluaran pipa profil distribusi termal telah
berkembang penuh. Untuk menghitung nilai koefisien konveksi (h), rumus berikut dapat digunakan
karena telah terbukti bahwa fluida laminar dan telah berkembang penuh.
JAWABAN
b. Langkah 4. Suhu permukaan pada bagian keluaran pipa dihitung menggunakan hukum
pendinginan Newton.

  

Suhu permukaan pada bagian keluaran pipa adalah 121,18°C.


 Sekumpulan oven pengering diletakkan pada
rak dalam sebuah ruangan bersuhu 27oC. Oven-
oven tersebut berbentuk kubus dengan panjang
sisi 500 mm, dan diletakkan dengan jarak 15
SOAL 3 mm antar oven.
a. Perkirakan kehilangan kalor yang terjadi pada
sisi permukaan oven yang berhadapan, jika
suhu permukaan 47oC.
b. Jelaskan bagaimana pengaruh jarak antar
oven terhadap kehilangan kalor yang terjadi.
ASUMSI DIKETAHUI
 Kondisi tunak T∞ = 27°C L = 500 mm = 0,5 m
 Sifat konstan S = 15 mm = 0,015
 Kumpulan oven pengering berbentuk pelat m
paralel
DATA TAMBAHAN
 Udara pada 1 atm dan DITANYA
ν = 1,69 × 10-5 m2/s
a. q jika Tpermukaan = 47°C
k = 0,0270 W/m K
b. Pengaruh jarak antar oven terhadap
α = 2,40 × 10 m /s -5 2
kehilangan kalor yang terjadi
Pr = 0,706
β = 1/Tfilm

Sumber: Fundamentals of Heat and Mass Transfer oleh Theodore L. Bergman, dkk.
GAMBAR SISTEM
JAWABAN

a. Langkah 1. Menghitung bilangan Rayleigh dengan menggunakan persamaan berikut.

Langkah 2. Menghitung bilangan Nusselt rata-rata pelat isotermal dengan menggunakan


persamaan berikut.
  

Berdasarkan tabel, untuk pelat isothermal simetris, nilai C1 = 576 dan C2 = 2,87.
JAWABAN

a. Langkah 3. Menghitung laju kehilangan kalor melalui rumus bilangan Nusselt.

  

Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan diperkirakan sebesar
17,946 W.
JAWABAN

b. Untuk menentukan pengaruh jarak antar oven terhadap laju perpindahan kalor, perlu dilakukan
perhitungan yang sama dengan bagian a namun dengan S yang berbeda, misal S=17
mm=0,017 m.
Langkah 1. Menghitung bilangan Rayleigh dengan menggunakan persamaan berikut.

Langkah
   2. Menghitung bilangan Nusselt rata-rata pelat isotermal dengan menggunakan
persamaan berikut.

Berdasarkan tabel, untuk pelat isothermal simetris, nilai C1 = 576 dan C2 = 2,87.
JAWABAN

b. Langkah 3. Menghitung laju kehilangan kalor melalui rumus bilangan Nusselt.

  
Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan diperkirakan sebesar
18,40 W. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa laju kehilangan kalor semakin tinggi seiring
dengan bertambahnya jarak antar oven.
JAWABAN
b. Namun, hubungan tersebut hanya berlaku hingga mencapai jarak S max, yaitu jarak dimana laju
kehilangan kalor mencapai nilai maksimum. Setelah jarak antar oven melebihi Smax, laju
kehilangan kalor mencapai plateau.
Sopt dan Smax dihitung menggunakan persamaan berikut (sesuai tabel).
  

Jadi, apabila S > 19,61 mm, pelat tidak dianggap sebagai pelat paralel lagi dan laju kehilangan
kalor tidak dapat mengalami peningkatan kembali.
JAWABAN

b. , perlu dilakukan perhitungan dengan S = 0,01961.


Langkah 1. Menghitung bilangan Rayleigh dengan menggunakan persamaan berikut.

Langkah 2. Menghitung bilangan Nusselt rata-rata pelat isotermal dengan menggunakan


persamaan
   berikut.

Berdasarkan tabel, untuk pelat isothermal simetris, nilai C1 = 576 dan C2 = 2,87.
JAWABAN

b. Langkah 3. Menghitung laju kehilangan kalor melalui rumus bilangan Nusselt.

  

Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan pada Smax diperkirakan
sebesar 18,65 W.
JAWABAN

b. Untuk mengetahui pengaruh apabila jarak antar oven telah melewati Smax, perlu dilakukan
perhitungan dengan S yang lebih dari 0,01961 m. Dalam perhitungan di bawah, digunakan S =
0,030 m.
Langkah 1. Menghitung bilangan Rayleigh dengan menggunakan persamaan berikut.

Langkah
   2. Menghitung bilangan Nusselt rata-rata pelat isotermal dengan menggunakan
persamaan berikut.

Berdasarkan tabel, untuk pelat isothermal simetris, nilai C1 = 576 dan C2 = 2,87.
JAWABAN

b. Langkah 3. Menghitung laju kehilangan kalor melalui rumus bilangan Nusselt.

  

Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan diperkirakan sebesar
18,81 W.
JAWABAN

b. Untuk mengetahui pengaruh apabila jarak antar oven telah melewati Smax, perlu dilakukan
perhitungan dengan S yang lebih dari 0,01961 m. Dalam perhitungan di bawah, digunakan S =
0,050 m.
Langkah 1. Menghitung bilangan Rayleigh dengan menggunakan persamaan berikut.

  Langkah 2. Menghitung bilangan Nusselt rata-rata pelat isotermal dengan menggunakan


persamaan berikut.

Berdasarkan tabel, untuk pelat isothermal simetris, nilai C1 = 576 dan C2 = 2,87.
JAWABAN

b. Langkah 3. Menghitung laju kehilangan kalor melalui rumus bilangan Nusselt.

  
Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan diperkirakan sebesar
18,81 W. Seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah, selisih perubahan laju perpindahan kalor
setelah melewati Smax semakin berkurang.

S (mm) q (W)
17 18,40
19,61 (Smax) 18,65
30 18,81
50 18,81
Pintu sebuah kulkas memiliki ukuran tinggi 1 m
dan lebar 0,65 m. Kulkas diletakkan dalam ruang
besar bersuhu 25oC. Pintu kulkas terdiri dari
lapisan insulasi polistirena (k = 0,03 W/m K) yang
SOAL 4 diletakkan di antara lembaran tipis baja ( = 0,6)
dan polipropilena. Pada kondisi normal, suhu
permukaan dalam pintu kulkas dijaga tetap 5oC.
Perkirakan besarnya kalor yang melalui pintu
kulkas, jika tidak menggunakan lapisan insulasi.
ASUMSI DIKETAHUI
 Kondisi tunak H=1m kpolistirena = 0,03 W/m K
 Mengabaikan perpindahan panas secara W = 0,65 m εbaja = 0,6
konduksi melalui baja dan lapisan T∞ = 25°C Tpermukaan = 5°C
polipropilena
 Pintu kulkas berbentuk pelat vertikal

DATA TAMBAHAN DITANYA

 Udara pada 1 atm dan q tanpa insulasi


ν = 1,482 × 10-5 m2/s
k = 0,0253 W/m K
α = 2,092 × 10-5 m2/s
Pr = 0,71
β = 1/288 K = 0,003472 K-1
GAMBAR SISTEM
JAWABAN

Langkah 1. Menghitung bilangan Rayleigh.

Langkah 2. Menghitung bilangan Nusselt untuk pelat vertikal.


  

Langkah 3. Menghitung koefisien konveksi (h) dari bilangan Nusselt.


JAWABAN
Langkah 4. Menghitung laju perpindahan kalor yang melalui pintu kulkas, baik secara konveksi maupun radiasi.

  
Besarnya laju kalor yang melalui pintu kulkas, jika tidak menggunakan lapisan insulasi diperkirakan sebesar
93,79 W.

Anda mungkin juga menyukai