Anda di halaman 1dari 51

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN DIABETES
MELITUS DI INDONESIA
OUTLINE

1. SITUASI PERMASALAHAN PTM DI INDONESIA

2. KEBIJAKAN PENGENDALIAN DIABETES


MELITUS

4.. PENUTUP

2
1. Situasi dan Kebijakan
P2PTM di Indonesia
9 TARGET GLOBAL PENGENDALIAN PTM
PADA TAHUN 2025
25% Penurunan
Penurunan Penurunan Penurunan
Kematian Akibat PTM
Konsumsi Kurang aktifitas Tekanan Darah
(Penyakit Jantung,
Alkohol Fisik 10% Tinggi
Kanker, Diabetes atau
10% 25%
penyakit paru kronik)
hingga tahun 2025

Penurunan Cakupan
Konsumsi Penurunan Terapi
Asupan Cakupan
Tembakau Farmakologis
Garam Pengobatan
30% & Konseling
30% Esensial dan
un tuk
Teknologi
mencegah
Peningkatan untuk
serangan
Diabetes/ pengubatan
jantung dan
Obesitas PTM 80%
stroke
0%
50%
PENYEBAB KEMATIAN
TERTINGGI DI INDONESIA
2014 Sumber : SRS 2014(Balitbangkes
STROKE Kemenkes RI)
Jantung dan Pembuluh Darah
Diabetes Melitus dan komplikasinya
Tuberkulosis pernapasan
Hipertensi dan Komplikasinya
21.1 Penyakit Saluran Pernafasan bawah
Hepatitis/Liver
Kecelakaan lalu Lintas
12.9 Pneumonia
Diare disertai
6.7 Infeksi
5.7 5.3 4.9 Pencernaan
5.5 2.7 2.6 2.1 1.9
0.0
LAKI-LAKI dan PEREMPUAN
3/10

1/3
• WHO : Penyebab Kematian 51% Stroke
• 45%
Jantung Koroner
14585
TOTAL 14337
8884
119
HEMOFILIA 100
48
182
LEUKEMIA 188
126
230
SIROSIS HEPATIS 255
180
476 2014
THALASEMIA 448
215 2015
2016
1274
STROKE 1155
742
2295
KANKER 2469
1538
2586
GAGAL GINJAL 2784
1626
7423
JANTUNG 6938
4409
0 4,000 8,000 12,000 16,000
ASUPAN GGL BERLEBIH BERISIKO
PTM
GULA BERLEBIH DM STROKE

JANTUNG
LEMAK BERLEBIH OBESITAS KORONER

HIPER- GAGAL
GARAM BERLEBIH GINJAL
TENSI
Bonus Demografi Terancam
15 dari 100 orang Indonesia
mengalami Obesitas

26 dari 100 orang Indonesia


menderita hipertensi

Tren Persentase anak usia 15 - 19 Tahun


yang merokok di Indonesia tahun 2001 -
2016

23 dari 100 orang anak


Indonesia usia 15 - 19 tahun
adalah perokok
2. Kebijakan Pengendalian
DM
ESTIMATED NUMBER OF PEOPLE WITH DIABETES WORLDWIDE AND
PER REGION IN 2015 AND 2040 (20-79 YEARS)

Prevalence of diabetes

IDF Diabetes Atlas Seventh Edition 2015


5 millions annual deaths
KASUS DIABETES YANG Affected Over 400 million
TIDAK TERDETEKSI DI adults
DUNIA

BEBAN
MASALAH
DIABETES
DI DUNIA

More than USD 670


Billions of health Expenditure
NEGARA/
WILAYAH DENGAN
KASUS DIABETES
TERBANYAK

IDF ATLAS 7thn Edition, 2015


DIABETES & WANITA

• Saat ini ada lebih dari  199 • Diabetes merupakan penyebab


juta wanita hidup dengan
diabetes dan diproyeksikan utama kematian no 9 pada
akan meningkat menjadi 313 wanita ditingkat global,
juta pada tahun 2040. menyebabkan 2,1 juta kematian
setiap tahun.
Fakta
Diabetes

• Sebagai dampak kondisi


• Dua diantara 5 wanita dengan
diabetes berada pada usia sosioekonomi terutama
produktif, meliputi sekitar lebih dinegara berkembang, remaja
dari 60 juta orang di dunia putri dan wanita mengalami
kesulitan dan hambatan dalam
mengakses layanan pencegahan
diabetes yang terjangkau dan
• Wanita dengan Diabetes efektif termasuk deteksi dini,
diagnosis tepat, layanan
mengalami kesulitan dalam pengobatan
proses kehamilan dan biasanya
berdampak buruk terhadap
kehamilan
DIABETES & WANITA

Para Wanita dan remaja putri


Kira-kira 1 diantara 7
kelahiran dipengaruhi oleh harus diberdayakan untuk
Diabatetes Gestasional memperoleh akses terhadap
(GDM), suatu kondisi yang Fakta sumber informasi dan layanan
parah dan terabaikan
terhadap kesehatan Ibu dan Diabetes pencegahan agar dapat
bayinya. terhindar atau mencegah
terjadinya DM Gestasional yang
akan mempengaruhi kualitas
generasi mendatang.

Sebagian besar penyandang DM akan menjadi diabetes type 2


dimana kedepannya akan berdampak terhadap peningkatan
komplikasi kesehatan termasuk peningkatan pembiayaan
kesehatan.
Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak

“The Best Prescription is


Knowledge"
UPAYA PRROMOTIF PREVENTIF
SESUAI SIKLUS KEHIDUPAN

• Posyandu Lansia
• Peningkatan
• KB bagi PUS kualitas Hidup
• PKRT Mandiri
• Kesehatan
• Deteksi PM • Perlambatan proses
reproduksi
dan PTM Degeneratif
• UKS • Konsuling
• Kesehatan
IBU HAMIL, • Imunisasi gizi
• SDIDTK OR dan kerja
BERSALIN, anak HIV/AIDS
DAN NIFAS • Imunisasi dan NAPZA • Brain Healty
• ASI eksklusif

sekolah Life Style
Gizi • Tablet Fe
• Imunisasi • Penjaringan
• P4K dasar lengkap • Kolaborasi PAUD, • Konseling
• Buku KIA • Pemberian BKB, dan anak usia Kespro
• ANC terpadu

makan Posyandu sekolah • PKRT
Kelas Ibu Hamil
• APN
tambahan • Deteksi dan • PMT
• • Penimbangan
RTK Simulasi kognitif
• Kemitraan Bidan • Vit A
Dukun • MTBS
• KB PP
• PONED/ PONEK
Kriteria Diagnostik DMT2
• Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah
Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL
o Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan gula
darah pada suatu waktu (kapan saja) tanpa
mempertimbangkan jadwal atau waktu makan
tertentu.
atau
• Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah
Puasa ≥ 126 mg/dL
o Puasa disini adalah tidak adanya asupan
makanan selama minimal 8 jam.

PERKENI Consensus Guidelines, 2011.


KRITERIA PENGENDALIAN
DIABETES MELITUS
Catarac CVA
t
Retinopath
y Blindness Premature coronary
artery disease (angina,
MI, CHF)

Autonomic
Nephropathy
(renal (Gastroparesis, diarrhea)
failure)

Impotence

KOMPLIKASI DIABETES
Peripheral
Vascular
Disease
(amputation)

Peripheral Neuropathy
(pain, loss of Atlas of Diabetes 3th
sensation edition
Diet Management

Oral Anti Diabetic And or Physical


Insulin Injection Activity

Monitoring Education
EKSTRAPOLASI EPIDEMIOLOGIS
MENUNJUKKAN MANFAAT DARI
PENURUNAN RATA-RATA HbA1C 1%
• 21% KEMATIAN TERKAIT DIABETES*
• 37% KOMPLIKASI MIKROVASKULAR SEPERTI
PENYAKIT GINJAL DAN KEBUTAAN *
• 14% SERANGAN JANTUNG*
• 43% AMPUTASI ATAU PENYAKIT PEMBULUH DARAH
TEPI YANG FATAL
• 12% STROKE **

*p<0,0001, **p=0,035
Stratton IM et al, UKPDS 35, BMJ2000, 321: 405-412
ALUR PENGELOLAAN DM DI FKTP
Tidak
Penerapan Gaya Hidup Sehat
Pengunjung Faktor Tidak
FKTP Risiko
Ya DM

Pemeriksaan Gula Darah

Ya
Pengelolaan Penyakit Ya
Kronis dan Rujukan Terkendali Pengelolaan Penyakit Kronis
Rutin

Tidak
Ya Rujuk Balik
Rujuk ke FKRTL Terkendali
PERATURAN PENDUKUNG KEBIJAKAN
• Permenkes no 5 tahu n 2017 tentang RAN Multisktor P2PTM
• INPRES NO 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS
• Permenkes 71/2015 tentang penanggulangan PTM
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN
2016 TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
• PERMENDAGRI 18/2016, PERMENKES 43/2016 STANDARD PELAYANAN
MINIMAL
1.PEMERIKSAAN/SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 15-59
TAHUN
2.PEMERIKSAAN/SKTINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 60 TAHUN
KEATAS
3.PELAYANAN KESEHATAN HIPERTENSI SESUAI STANDAR
4.PELEYANAN KESEHATAN DIABETES MELITUS SESUAI STANDAR
PRINSIP PENATALAKSANAAN DM SESUAI STANDAR
• PENATALAKSANAAN DM SESUAI STANDAR ADALAH UPAYA PREVENSI SEKUNDER UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA KOMPLIKASI, DISABILITAS, KEMATIAN DINI DAN PENINGKATAN
PEMBIAYAAN KESEHATAN.
• PENATALAKSANAAN STANDAR SESUAI PEDOMAN PRAKTEK KLINIS (PPK) DM
• PERCEPATAN PENEMUAN DINI KASUS DM MELALUI POSBINDU PTM
• RUJUKAN DAN PENATALAKSANAAN DM SESUAI STANDAR DI FKTP (5 PILAR)
• DM TANPA KOMPLIKASI  TUNTAS DILAKUKAN PENATALAKSANAAN DI FKTP (MASUK
PROLANIS DAN MEMPEROLEH AKSES PENGOBATAN KRONIS 30 HARI NON KAPITASI)
• DM DENGAN KOMPLIKASI  RUJUK KE FKTL SAMPAI STABIL DAN RUJUK BALIK
• PEMANTAUAN KEBERHASILAN PENATALAKSANAAN DM DENGAN HbA1C (2x pemeriksaan
non kapitasi sesuai permenkes 52/2016)
– HbA1C yang dipakai harus memenuhi standar NGSP dan IFCC serta diutamakan terdaftar di E-Katalog
– Mekanisme bisa melalui kerjasama dengan laboratorium, atau kerjasana operasional (KSO), atau
pemeriksaan HbA1C pada bulan-bulan tertentu misalnya bulan Mei dan November
• HASIL PEMANTAUAN KEBERHASILAN PENATALAKSANAAN DM DENGAN HbA1C
dipergunakan oleh Dinas Kesehatan untuk melakukan langkah intervensi dan tindak
lanjut:
– Masalah di pasien  mengembangkan program care support/pendamping
– Masalah di Provider  penguatan kapasitas melalui mentoring
– Masalah terkait sistem dan supply chain  dilakukankoordinasi dan penguatan
PELAYANAN PREVENTIF DI FKTP – SKEMA JKN

• DASAR LENGKAP PROGRAM


• VAKSINASI HEP B PENGELOLAAN • DIABETES MELLITUS
• VAKSINASI CA SERVIKS PENYAKIT KRONIS • HIPERTENSI
IMUNISASI (PROLANIS)
9 PENYAKIT
RUJUK BALIK

• PENGELOLAAN
PROGRAM RUJUK
PENYAKIT BALIK (PRB)
ENDEMIK Promotif Prev
Spesifik Daerah

• PELAYANAN KB SKRINING
• PELAYANAN EFEK SAMPING KELUARGA
BERENCANA
PRIMER & SEKUNDER
• DIABETES MELLITUS
• HIPERTENSI
PROMOTIF PREVENTIF DIABETES DAN HIPERTENSI DI FKTP

Konsultasi Pemantauan
status
medis Kesehatan

Reminder
/SMS Aktivitas
Gateway Klub

Mentoring
Spesialis Home
Pelayanan Visit
Obat
RUJUK BALIK
• Pelayanan obat program rujuk balik diberikan untuk
penyakit kronis meliputi diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik,
stroke, dan Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
• Pelayanan obat program rujuk balik : MENGGUNAKAN
OBAT RUJUK BALIK YANG TERCANTUM DI
FORNAS, diberikan oleh ruang farmasi, apotek atau
instalasi farmasi klinik pratama yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
• Harga obat program rujuk balik yang ditagihkan
kepada BPJS Kesehatan mengacu pada harga dasar
obat sesuai e- Catalogue ditambah biaya pelayanan
kefarmasian.
PEMERIKSAAN PENUNJANG RUJUK BALIK
a. Pemeriksaan gula darah sewaktu;
b. Pemeriksaan gula darah puasa (GDP) 1 BULAN 1X
c. Pemeriksaan gula darah Post Prandial (GDPP) 1 BULAN 1X
d. Pemeriksaan HbA1c  3 -6 BULAN 1X
e. Pemeriksaan kimia darah  2X DALAM 1 TAHUN

TARIF a – c : 10 – 20 ribu/kali periksa


TARIF d : 160 – 200 ribu/kali periksa (note: harga dipasaran
sekitar rp. 75.000-rp. 100.000)
TARIF e : 30 – 120 ribu tentang jenis pemeriksaan kimia
darah
3. PENCEGAHAN DM
MELALUI GERMAS HIDUP
SEHAT, POSBINDU PTM
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT

Sehat Mengeluh Sakit (30%*)


(70%*)

KIE, Self care


Promosi Kesehatan
FKTP
Yang Sehat Tetap Sehat
Yang sehat Tidak Sakit 80 %

sehat /
UKBM( Posyandu, Posyandu FKRTL rujuk
Lansia, Posbindu PTM, balik
Polindes, Poskesdes, Desa 20%
sakit
Siaga)
SEHAT ADALAH HARTAKU meningg
YANG HARUS KUJAGA DAN al
KUPELIHARA
5
*Sumber : Susenas 2010
80% PTM UTAMA (KARDIOVASKULAIR, KANKER,
DIABETES MELITUS, PARU KRONIS) DAPAT
DICEGAH DENGAN PENCEGAHAN PRIMER
Melalui
TUJUAN

AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT


SEHINGGA BERDAMPAK PADA :

Kesehatan Biaya Untuk


Terjaga Produktif Lingkungan
Berobat
Bersih
Berkurang
Bentuk Kegiatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1. Melakukan aktivitas fisik

2. Mengonsumsi sayur dan buah

3. Tidak merokok

4. Tidak mengonsumsi alkohol

5. Memeriksa kesehatan secara rutin

6. Membersihkan lingkungan

7. Menggunakan jamban
SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?
MASIF  Seluruh lapisan masyarakat

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-
hari
Individu Keluarga Masyarakat
Menggerakkan
institusi dan organisasi
masing-masing

Menyediakan : kurikulum Akademisi Dunia Usaha Organisasi Masyarakat


pendidikan, fasilitas olahraga,
sayur dan buah, fasilitas
kesehatan, transportasi, Pemerintah
Kawasan Tanpa Rokok, taman Pusat dan
untuk beraktivitas, Iklan Layanan Daerah
Masyarakat, car free day, dsb
CEK KONDISI KESEHATAN SECARA
BERKALA

ENYAHKAN ASAP ROKOK

RAJIN AKTIFITAS FISIK

DIET DENGAN GIZI SEIMBANG

ISTIRAHAT YANG CUKUP

KELOLA STRESS
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH
DETEKSI DINI DIABETES MELITUS

CEK
KADAR
GULA
DARAH

INDEKS
CEK MASSA
LINGKAR TUBUH
PERUT (IMT)
AYO...PRAKTEK
DETEKSI DINI
DIABETES MELITUS DAN
GANGGUAN METABOLIK
DI FKTP
PRAKTEK

1. Praktek pemeriksaan antropometri


a. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT)
b. Pengukuran lingkar perut
2. Pengukuran Gula darah
MENGUKUR BERAT BADAN

1
2

1. Letakkan timbangan pada lantai yang datar.


2. Pastikan jarum tepat pada angka 0 “nol”.
3. Orang yang diukur berdiri tegak, lutut lurus (tidak ditekuk),
tangan lurus ke bawah menghadap ke dalam dan merapat
pada samping tubuh, kepala menghadap ke depan dengan
pandangan mata lurus ke depan sejajar telinga dan tidak
bergerak.
4. Baca & catat angka yang tertera pada timbangan
 
MENGUKUR TINGGI BADAN

1. Pastikan alat tsb pada lantai yang datar.


2. Lepas alas kaki, topi, kopiah, sanggul
3. Posisi orang yang diukur dari kepala hingga kaki menempel rapat pada
alat pengukur.
4. Pandangan mata menghadap ke depan, tidak menunduk.
5. Tarik alat pengukur ke atas dan pastikan tepat menempel pada kepala.
6. Baca & catat angka yang tertera pada alat.
7. Bila pengukur lebih pendek, harus berdiri di bangku supaya pembacaan
hasil benar.

 
 
MENGUKUR TINGGI BADAN
INDEKS MASSA TUBUH (IMT) 

Rumus :
BB (kg)
IMT = ——— = ———
TB x TB (m2)

65 65
= ———— = —— = 23,89 kg/m2
1 ,65 x 1,65 2,72
NILAI INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

No IMT Klasifikasi

1 <18,5 Kurus

2 18,5—22,9 Normal

3 23,0—24,9 BB Lebih

4 25,0—27,0 Obesitas 1

5 >27,0 Obesitas 2
The Asia Pasific Perspective, WHO 2000
MENGUKUR LINGKAR PERUT (LP)

1. Tetapkan batas tepi tulang rusuk paling bawah (beri tanda titik dengan spidol) →
bagian kiri

2. Tetapkan batas atas ujung lengkung tulang pangkal panggul (beri tanda titik dengan

spidol).

3. Ambil titik tengah (diantara keduanya; point 1 dan 2) dan beri tanda titik dengan

spidol.

4. Lakukan pada sisi tubuh yang lain (bagian Kanan).

5. Lakukan pengukuran pada saat akhir mengeluarkan nafas.

6. Lakukan pengukuran dimulai dari bagian kiri secara sejajar mendatar ke kanan

melingkari pinggang melewati perut dan sampai ke bagian kiri.

7. Baca & catat angka yang tertera pada alat ukur.


 
MENGUKUR LINGKAR PERUT (LP)
Tetapkan batas atas ujung lengkung tulang pangkal
panggul, tandai dengan spidol

Ambil titik tengah,


Tandai dengan spidol point 2 dan 3

2 4
MENGUKUR LINGKAR PERUT (LP)

7
6
NILAI UKURAN LINGKAR
PERUT
NO LINGKAR JENIS KLASIFIKA
PERUT KELAMIN SI
1 < 90 cm Laki-laki Normal
2 > 90 cm Laki-laki Berisiko
3 < 80 cm Perempuan Normal
4 > 80cm Perempuan Berisiko

The Asia Pasific Perspective, WHO 2000

Anda mungkin juga menyukai