Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT

DARURAT NEUROLOGIS PADA KLIEN


DENGAN MENINGITIS

KELOMPOK 3

P E T R O N A S U R L I LY NIM : 007.01.31.17
R O S I N TA O K TAV I A N I NIM :
009.01.31.17
WENTI NUR WULAN NIM : 015.01.31.17
DEFINISI
Definisi

Meningitis adalah suatu infeksi purulen


lapisan otak yang pada orang dewasa
hanya terbatas didalam ruang
subaraknoid, namun pada bayi
cenderung meluas sampai kerongga
subdural sebagai suatu efusi atau
empilema subdural (leptomeningitis)
atau bahkan kedalam otak
(meningoesnsefalitis) (Satyanegara,
2014.Ilmu Bedah Syaraf.Edisi V).
ETIOLOGI

• Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah


Diplococcus pneumonia dan Neiseria meningitidis
stafilokokus,dan gram negative.
• Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza
Neiseria meningitidis dan Diplococcus pneumonia (Hudak &
Galo, 2012).
KLASIFIKASI
Meningitis diklasifikasikan sesuai dengan faktor penyebabnya:
1. Asepsis
2. Sepsis
3. Tuberkulosa
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang
terjadi pada cairan otak, yaitu :
4. Meningitis Serosa
5. Meningitis Purulenta
MANIFESTASI KLINIS

1. Neonatus : menolak untuk makan, refleks menghisap kurang,


muntah, diare, tonus otot melemah, menangis lemah.
2. Anak-anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah,
perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto pobia,
delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma, kaku kuduk, tanda
kering dan brudzinski positif, ptechial (menunjukkan infeksi
meningococal).
PENATALAKSANAAN

1. Obat anti inflamasi


2. Pengobatan simtomatis
3. Pengobatan suportif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Fungsi Lumbal dab kultur CSS


2. Kultur darah
3. Kultur urin
4. Kultur nasofaring
5. MRI, CT-scan/angiografi
PENGKAJIAN
Pengkajian Primer
Airway
Adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan refleks batuk. Jika ada obstruksi maka lakukan :
1. Chin lift atau jaw trust
2. Suction atau hisap
3. Guedel airway
4. Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral

Breathing
Inspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu
napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan yang sering didapatkan pada klien
meningitis disertai adanya gangguan pada sistem pernapasan. Palpasi thoraks hanya
dilakukan apabila terdapat deformitas pada tulang dada pada klien dengan efusi pleura
masif (jarang terjadi pada klien dengan meningitis). Auskultasi bunyi napas tambahan
seperti ronkhi pada klien dengan meningitis tuberkulosa dengan penyebaran primer di
Circulation
tekanan darah dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap
lanjut, takikardi, bunyi jantung normla pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.

Disability
Menilai kesadaran dengan cepat, apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri
atau atau sama sekali tidak sadar.
PENGKAJIAN SEKUNDER
– Anamnesa
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien atau orang tua membawa anaknya untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah panas badan tinggi, kejang, dan penurunan tingkat kesadaran.
– Riwayat penyakit saat ini
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui jenis kuman penyebab. Keluhan gejala awal
tersebut biasanya sakit kepala dan demam. Sakit kepala dihubungkan dengan meningitis yang
selalu berat dan sebagai akibat iritasi meningen. Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat
kesadaran dihubungkan dengan meningitis bakteri.
– Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkingkan adanya hubungan atau
menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkah klien mengalami infeksi jalan napas
bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah
saraf, riwayat trauma kepala, dan adanya pengaruh immunologis pada masa sebelumnya.
– Pemeriksaan Kaku Kuduk
Pemeriksaan kaku kuduk
Pemeriksaan saraf kranial
Pemeriksaan refleks
DIAGNOSA KEPERAWATAN

– Ketidefektifan pola nafas b.d peningkatan volume cairan di


interstitial
– Nyeri berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler
– Hipertermia b.d proses infeksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai