Anda di halaman 1dari 18

Te r a p i L i n g k u n g a n

(Milieu Therapy)
Ibrahim Noch Bolla, S.Kp., MM
Latar Belakang
Manusia tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan sehingga aspek lingkung
an harus mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan
memelihara kesehatan. Pasien gangguan mental sering kali mendapat isol
asi sosial, diasingkan lingkungan, terbuang dari keluarga, dan mendapat p
erlakuan fisik yang kurang manusiawi sehingga upaya-upaya dalam memo
difikasi lingkungan menjadi sangat penting
Pengertian
• Milieu berarti lingkungan, terapi mileu berarti menggunakan secara efektif lingk
ungan sosial sebagai bagian pengobatan. Mulai staf, aktivitas dan semua sumber
daya digunakan untuk memfasilitasi tercapainya fungsi tertinggi pasien.

• Komunitas terapeutik sering dikatakan sebagai awal terapi milieu, pada terapi ini
, pasien diarahkan untuk bertanggungjawab pada pengobatannya dan staf yang
ada akan bersifat demokrasi. Komunitas terapeutik menekankan kemampuan inte
raksi pasien dengan lingkungannya.

• Terapi milieu menggunakan seluruh aspek lingkungan sebagai alat terapi. (Green
e, 1989). Mulai dari orang, sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang ada dilingku
ngan pasien bertujuan untuk meningkatkan fungsi optimal pasien, pertumbuhan i
nterpersonal dan proses adaptasi dengan kehidupan di luar rumah sakit. (Garitso
n, 1988). Terapi milieu sering juga disebut milieu terapeutik yang berarti lingkun
gan yang menyembuhkan.
Terapi lingkungan adalah suatu tindakan penye
mbuhan pasien dengan gangguan jiwa melalui m
anipulasi unsur yang ada di lingkungan dan berp
engaruh terhadap proses penyembuhan.
Konsep Terapi Lingkungan
• Penyakit infeksi akan dapat dikendalikan. AIDS akan terus menjadi masalah utama, masalah
kesehatan mental akan menjadi The global Burden of Disease (Michard & Chaterina, 1997).
• Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disability Adjusted Life Year), gangguan mental
psikiatrik merupakan masalah kesehatan utama secara internasional. Pasien gangguan mental
sering kali mendapat isolasi sosial, diasingkan lingkungan, terbuang dari keluarga, dan
mendapat perlakuan fisik yang kurang manusiawi sehingga upaya-upaya dalam memodifikasi
lingkungan menjadi sangat penting (Stuart Sundeen, 1995).
• Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bloom yang menyatakan bahwa 60% faktor yang
menentukan status kesehatan seseorang adalah kondisi lingkungan. (Muhith, 2011).
Modifikasi lingkungan menur
ut Florence
• Udara yang bersih ( pure water)

• Air yang jernih dan sehat ( pure water)

• Pembuangan yang aman dan memadai ( efficient drainage)

• Keadaan lingkungan yang bersih ( clienlien)

• Sinar matahari/cahaya yang cukup ( light)


TUJUAN TERAPI LINGKUNGAN

Beberapa tujuan dari terapi lingkungan adalah mem


bantu individu untuk mengembangkan rasa harga di
ri, mengembangkan kemampuan untuk berhubunga
n dengan orang lain, membantu belajar mempercay
ai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembal
i ke masyarakat.
TUJUAN TERAPI LINGKUNGAN
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) :

• Mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat

• Membantu belajar mempercayai orang lain

• Mengembangkan komponen untuk berhubungan dengan orang lain

• Meningkatkan fungsi psikologis

• Mengembangkan motivasi

• Meningkatkan identitas diri

• Meningkatkan pengalaman positif pasien, khusus yang mengalami ganggu


an mental

• Menumbuhkan sikap percaya pada orang lain

• Mempersiapkan diri kembali ke masyarakat

• Mencapai perubahan kesehatan yang positif (Susana Ade Sarka, 2012)


Karakteristik Terapi Lingkungan
• Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.

• Pasien merasa senang/nyaman dan tidak merasa takut di lingkungannya.

• Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi.

• Lingkungan rumah sakit/bangsal yang bersih.

• Lingkungan menci ptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien.

• Personal dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien sebagai individu yang memiliki h
ak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilakupasien sebagai respon adanya stress.

• Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan/larangan dan memberikan kesempat


an kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan membentuk perilaku yang baru.
• Tingkah laku dikomunikasikan dengan jelas untuk mempe
rtahankan, mengubah tingkah laku pasien.

• Penerimaan dan pemeliharaan tingkah l aku pasien tergan

Prinsip Petu
tung dari tingkah laku partisipasi petugas kesehatan dan
keterlibatan pasien dalam kegiatan belajar.

• Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaa

gas Kesehat n pasien sebagai anggota kelompok dan pasien dapat me


ngikuti atau mengisi kegiatan.

an dalam Be • Kegiatan sehari-hari mendorong interaksi antara pasien.

• Mempertahankan kontak dengan lingkungan, misalnya ja

rinteraksi m dinding brbunyi, adanya kalender harian, adanya nam


a-nama tempat (kamar mandi, dapur, dan lain-lain), adan
ya papan nama dan tanda pengenal bagi petugas kesehat
an (Iyus Yosep, 2007)
• Model ini diadaptasi dari teori psikologis Mc Lellin,dkk yang menyebutkan
Psikologis
bahwa perilaku adiksi obat adalah buah dari emosi yang tidak berfungsi
selayaknya karena terjadi konflik sehingga pecandu memakai obat pilihannya
untuk meringankan atau melepaskan beban psikologis itu.
Terapi
• Model ini memakai konsep dari program terapi komunitas, dimana adiksi
terhadap obat-obatan dipandang sebagai fenomena penyimpangan sosial
Terapi Sosial
(social disorder).
• Model ini sangat umum dikenal oleh masyarakat serta biasanya dilakukan
dengan pendekatan agama/moral yang menekankan tentang dosa dan
Terapi Moral
kelemahan individu.
Model Terapi Lingkungan
Jenis-Jenis
Terapi Lingkungan
• Terapi rekreasi

• Terapi kreasi seni

1. Menari

2. Musik

3. Menggambar

4. Bibliotherapy (penggunaan literatur dan puisi dalam teratment bagi orang-orang yan
g mengalami masalah emosional atau sakit mental)

• Pet-therapy (pemanfaatan hewan sebagai modalitas terapi untuk memfasilitasi penyembu


han dan rehabilitasi pasien pada kondisi akut dan kronis)

• Plant-therapy (pemanfaatan wangi-wangian tumbuhan sebagai terapi)


Ter api Li ng kunga n
pa da Kondi s i Khus
us
Pasien Rendah Diri (Low Self Esteem), Depresi
(Depression), Bunuh Diri (Suicide)
Lingkungan fisik :
• Ruangan aman dan nyaman.
• Terhindar dari alat-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau orang lain.
• Alat-alat medis, obat-obatan, dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci.
• Ruangan harus ditempatkan di lantai satu dan keseluruhan ruangan mudah dipantau oleh
petugas kesehatan.
• Tata ruangan menarik dengan cara menempelkan poster yang cerah dan meningkatkan gairah
hidup pasien.
• Warna dinding cerah.
• Adanya bacaan ringan, lucu, dan memotivasi hidup.
• Hadirkan musik ceria, tv, dan film komedi.
• Adanya lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien.
Pasien Rendah Diri (Low Self Esteem), Depresi
(Depression), Bunuh Diri (Suicide)
Lingkungan sosial :
• Komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa pasien sesering
mungkin.
• Memberikan penjelasan setiap akan melakukan kegiatan keperawatan atau
kegiatan medis lainnya.
• Menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan.
• Meningkatkan harga diri pasien.
• Membantu menilai dan meningkatkan hubungan sosial secara bertahap.
• Membantu pasien dalam berinteraksi dengan keluarganya.
• Sertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan, jangan membiarkan
pasien terlalu lama diruangan.
Pasien Dengan Amuk
Lingkungan fisik :
• Ruangan aman, nyaman dan mendapat pencahayaan yang cukup.
• Pasien satu kamar satu orang, bila sekamar lebih dari satu jangan dicampur
antara yang kuat dengan yang lemah.
• Ada jendela berjeruji dengan pintu dari besi terkunci.
• Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis tentang protokol pengikatan dan
pengasingan secara aman, serta protokol pelepasan pengikatan.
Lingkungan psikososial :
• Komunikasi terapeutik, sikap bersahabat dan perasaan empati.
• Observasi pasien tiap 15 menit.
• Jelaskan tujuan pengikatan/pengekangan secara berulang-ulang.
• Penuhi kebutuhan fisik pasien.
• Libatkan keluarga (Iyus Yosep, 2007).
Peranan Per
• Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman

awat dalam • Penyelenggara proses sosialisasi

Terapi Lingk
• Sebagai teknis perawatan

• Sebagai leader

ungan
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai