Anda di halaman 1dari 22

Terapi modalitas, terapi somatic dan psikofarmaka,

terapi aktivitas lingkungan, terapi keluarga, terapi


okupasi dan rehabillitasi, terapi lingkungan
Anggota:
Alia Nur Rohmah

Sekar Intan Apriani

Zahran Nurfadilah Solehudin


Terapi Modalitas

Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan
dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku
adaptif.

• Tujuan Terapi Modalitas

bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa dengan perilaku mal
adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif.
Dasar-dasar Pemberian Terapi Modalitas

1. Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku manusia

2. Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah kondisi yang mengandung reaksi( respon yang
baru )

3. Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya faktor-faktor yang sifatnya menimbulkan
tekanan sosial pada individu sehingga reaksi indv tersebut dapat diprediksi ( reward dan punishment )

4. Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam menunjuang dan menghambat perilaku individu
dalam kelompok social

5. Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang
dilakukan secara holistikYa
Terapi Psikofarmaka

Terapi psikofarmaka berfokus pada penggunaan obat anti


cemas (anxiolytic) dan obat – obat anti depresi seperti
diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, meprobamate,
alprazolam, oxazolam, chlordiazepoxide HCL, hydroxyzine
HCL (Hawari, 2013).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan oleh


seorang perawat pada sekelompok klien dengan masalah
keperawatan yang sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014
Jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok

1) Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi


persepsi
2) Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
sensori
3) 3) Terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi
realita
4) Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi
Terapi Somatik

Terapi somatik dilakukan dengan memberikan


obat – obatan untuk mengurangi keluhan –
keluhan fisik pada organ tubuh yang
bersangkutan yang timbul sebagai akibat dari
stress, kecemasan dan depresi yang
berkepanjangan

Tujuan terapi somatik


tujuan merubah perilaku yang maladaptif
menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan
tindakan dalam bentuk perlakuan fisik
Macam-macam Terapi Somatik

1. Restrain
Restrain adalah terapi yang menggunakan alat-alat
mekanik atau manual untukmembatasi mobilitas fisik
klien. Alat tersebut meliputi penggunaan mantest untuk
pergelangan tangan atau kaki dan kain pengikat.
Restrain harus dilakukan padakondisi khusus, hal ini
merupakan intervensi yang terakhir jika perilaku
kliensudah tidak dapat di atasi atau dikontrol dengan
strategi perilaku maupunmodifikasi lingkungan.
2. Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi yang mengurung klien dalam ruangan khusus.
Klientidak dapat meninggalkan ruangan tersebut secara bebas. Bentuk siklusi
dapat berupa pengurungan diruangan tidak terkunci sampai pengurungan
dalam ruanganyang terkunci dengan kasur tanpa seprei, terganting dari
tingkat kegawatan klien.Indikasi seklusi yaitu dengan perilaku kekerasan
yang membahayakan diri sendiri,orang lain dan lingkungan.

Kontra indikasi dari terapi ini antara lain :

a) Resiko tinggi bunuh diri


b) Klien dengan gangguan social
c) Kebutuhan untuk observasi masalah medis
d) Hukuman
3. ECT (Electro Convulsif Therapie)
ECT adalah suatu tidakan terapi dengan menggunakan aliran listrik
danmenimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Terapi
inidilakukan dengan memberikan kejutan listrik di kepala melalui elektroda
yangditusukkan di kulit kepala. Kejutan listrik bisa memberikan dampak
padanerokimia, neuroendrokrin, dan neuropsikologis seperti dampak obat-
obatanantidepresan dalam waktu yang lama

Kontra indikasi Terapi ECT:


a) Tumor intra kranial, karena ECT dapat meningkatkan tekanan intra kranial.

b) Kehamilan, karena dapat mengakibatkan keguguran.


c) Osteoporosis, karena dengan timbulnya grandmall dapat berakibat
terjadinyafraktur tulang.
d) Infark miokardium, dapat terjadi henti jantung.
e) Asthma bronkial, karena ECT dapat memperberat penyakit ini
4. Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini
diberikandengan memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih
terang daripada sinarruangan. Klien biasanya duduk, mata terbuka,
1,5 meter di depan klien diletakkanlampu setinggi mata. Terapi sinar
sangat bermanfaat dan menimbulkan efek yang positif.

Indikasi penggunaan fototerapi

Fototerapi dpt menurunkan 75% gejala depresi yg dialami klien akibat


perubahan cuaca (seasonal affective disorder(SAD)), misalnya pada
musimhujan atau musim dingin(winter) di mana terjadi hujan,
mendung terusmenerus yg bisa mencetuskan depresi pd beberapa org.
Indikasi

a) Perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri dan lingkungannya


b) Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi obat-obatan
c) Klien yang mengalami gangguan kesadaran
d) Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan
pengendalian diri
e) Ancaman terhadap integritas tubuh berhubungan dengan penolakan klienuntuk
istirahat, makan dan minum.
Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui


permasalahan seseorang, memahami perilaku,
perkembangan simptom dan cara pemecahannya.
Model terapi yang diterapkan dalam keluarga antara
lain Experiential/Humanistic, Bowenian,
Psikodinamika dan Behavioral.
Cara melakukan Terapi Keluarga Menurut
Almasitoh (2012) terdapat empat langkah dalam
proses terapi keluarga, antara lain :

1) Mengikutsertakan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga terapis


mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang
strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2) Menilai masalah, mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan, kekuatan
keluarga dan riwayatnya.
3) Strategi-strategi khusus, berfungsi untuk pemberian bantuan dengan menentukan
intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4) 4) Follow up, memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan
dengan terapis atau konselor secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga
dan memberikan support
Manfaat Terapi Keluarga

Menurut Perez (1994 dalam Hasnidah, 2002) secara khusus Family Conseling/ terapi
bermanfaat untuk :
1) Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik
dari setiap anggota keluarga.
2) Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustasi, ketika terjadi konflik dan
kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga.
3) Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati dan
mengembangkan anggota lainnya.
4) Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota
keluarga.
Tujuan Terapi Keluarga

Tujuan dari terapi psikoedukasi pada keluarga ini


diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dari
pasien yang mengalami gangguan jiwa, selain itu juga
diharapkan mampu menjadikan individu dengan gangguan
mental, menjadi individu yang kembali siap menghadapi
hidupnya dalam bermasyarakat maupun didunia kerja.
Levine (2002), memaparkan bahwa tujuan psikoedukasi
keluarga adalah untuk mengurangi kekambuhan klien
gangguan jiwa, meningkatkan fungsi klien dan keluarga
sehingga mempermudah klien kembali ke lingkungan
keluarga dan masyarakat dengan memberikan penghargaan
terhadap fungsi sosial dan okupasi klien gangguan jiwa.
Terapi Okupasi

Terapi Okupasi adalah perpaduan antara seni dan ilmu


pengetahuan untuk mengarahkan penderita kepada aktivitas
selektif, agar kesehatan dapat ditingkatkan dan dipertahankan,
serta mencegah kecacatan melalui kegiatan dan kesibukkan
kerja untuk penderita cacat mental maupun fisik (American
Occupatioanal Therapist Association)
Terapi Okupasi

Terapis okupasi membantu individu yang mengalami gangguan dalam


fungsi motorik, sensorik, kognitif juga fungsi sosial yang menyebabkan
individu tersebut mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas
untuk mengisi waktu luang.
Tujuan dari pelatihan terapi okupasi adalah untuk mengembalikan
fungsi penderita semaksimal mungkin, dari kondisi abnormal ke normal
yang dikerahkan pada kecacatan fisik maupun mental, dengan
memberikan aktivitas yang terencana dengan memperhatikan kondisi
penderita sehingga penderita diharapkan dapat mandiri di dalam
keluarga maupun masyarakat.
Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk
mendapatkan terapi okupasi adalah dengan maksud
berikut :

1. Terapi khusus untuk pasien mental/jiwaa.

a. Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga pasien dapat


mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya

b. Membantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan emosi secara


wajar dan produktif
c. Membantu menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan
bakat dan keadaannya
d. Membantu dalam pengumpulan data guna penegakan diagnosis
dan penetapan terapi lainnya
2.Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot, dan
koordinasi gerakan,
3.Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, belajar menggunakan fasilitas
umum (telepon, televisi, dan lain-lain), baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan
lain-lain
4.Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin dirumahnya, dan memberi saran
penyederhanaan (siplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-hari
5.Meningkatkan toleransi kerja, memelihara, dan meningkatkan kemampuan yang masih ada
6.Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh pasien sebagai langkah dalam pre-
cocational training. Berdasarkan aktivitas ini akan dapat diketahui kemampuan mental dan fisik,
kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan lainnya dari si pasien dalam mengarahkan pada
pekerjaan yang tepat dalam latihan kerja
7.Membantu penderita untuk menerima kenyataan dan menggunakan waktu selama masa rawat dengan
berguna
8.Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan setelah kembali ke keluarganya.
“Kesepian tanpa kekasih, cukup sekian
dan terimakasih”

Anda mungkin juga menyukai