Anda di halaman 1dari 41

OM SWASTIASTU

NAMA KELOMPOK :

•Agus Dwi Primantara (001)


•Ni Nyoman Cahayu Harta Ningrum (017)
•Luh Putu Indra Kartini (037)
•Kadek Meilin Pryatna (053)
•Gusti Ayu Putu Mertasari (055)
ASKEP KRITIS

ASKEP LUKA BAKAR ASKEP SNAKE BITE

SOP INHALASI ASKEP INTOKSIKASI

ASKEP SLE
ASKEP LUKA BAKAR
PENGERTIAN LUKA
BAKAR
Luka Bakar adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api,air panas,bahan
kimia,listrik dan radiasi
(Moenajat,2003)
Luka bakar adalah suatu
trauma yang disebabkan oleh
panas,arus listrik,bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa
dan jaringan yang lebih dalam.(Irna
Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001)
Etiologi

1. Luka bakar 2. Luka bakar


suhu tinggi bahan kimia
(Thermal (Hemical Burn)
Burn) 3. Luka bakar
– Gas sengatan listrik
– Cairan (Electrical Burn)

– Bahan padat
 4. Luka bakar
(solid)
radiasi (Radiasi
Injury)
Klasifikasi

BERDASARKAN PENYEBAB:
• Luka bakar yang disebabkan radiasi
• Luka bakar yang disebabkan oleh air panas
• Luka bakar yang disebabkan oleh listrik
• Luka bakar yang disebabkan oleh bahan atau
zat kimia
• Luka bakar yang disebabkan oleh api
BERDASARKAN KEDALAMAN LUKA
• Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam proses
penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut.
• Luka bakar derajat II
Luka bakar derajat II ada dua:
• Derajat II dangkal (superficial)
• Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.Luka sembuh dalam waktu 10-
14 hari.
• Derajat II dalam (deep)

• Luka bakar derajat III


Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam, apendises
kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada
pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah
dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis,
tidak timbul rasa nyeri.
• Luka bakar Derajat VI
Luka bakar derajat ini semua jaringan sudah terjadi kerusakan bahkan lebih dalam lagi
dapat menimbulkan jaringan nekrotik.
TANDA DAN GEJALA
• Rasa sakit
• Kulit kemerahan
• Lecet
• Kulit mengupas
• Pembengkakan
• Kulit pucat atau terbakar.
• Status pernapasan; tachycardia,nafas dengan menggunakan otot
asesoris, cuping hidung dan stridor
• Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan nadi lemah,
hipotensi, menurunnya pengeluaran urine atau anuri
• Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi.
Patofisiologi
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi

dari suatu sumber panas kepada tubuh.Panas dapat dipindahkan

lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.Destruksi jaringan

terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel.

Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi

jaringan.Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat

mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak

yang lama dengan burning agent.Nekrosis dan keganasan organ

dapat terjadi.
Pemeriksaan Penunjang

1.LED: mengkaji hemokonsentrasi.


2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan
dan biokimia. Ini terutama penting untuk memeriksa
kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama
karena peningkatan kalium dapat mengakibatkan henti
jantung.

3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji


fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.

4.BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.


Penatalaksanaan
1. Pada saat penderita ditemukan, biasanya api sudah mati.
Apabila penderita masih dalam keadaan terbakar, maka dapat
ditempuh cara :
•Menyiram dengan air dengan jumlah yang banyak. Apabila api
disebabkan karena bensin atau minyak, maka menyiram
dengan air dalam jumlah sedikit, hanya akan memperbesar
api.
•Menggulingkan penderita, kala bisa dalam selimut basah.
(jangan sampai turut terbakar)
2. Hentikan proses luka bakar
•Luka bakar akan mengalami pendalaman, walaupun api sudah
mati. Untuk mengrangi proses pendalaman ini, luka dapat
disiram dengan air bersih untk pendinginannya
Next
3. Resusitasi A, B, C
– Airway
– Breathing/Pernafasan:
– Sirkulasi:
Konsep Dasar Asuhan Kep
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
•Kaji identitas klien
•Kaji kejadian yang menimbulkan luka bakar klien saat ini
•Pantau Kesadaran
•Nilai keadaan umum klien
•pantau tanda tanda vital
•aktifitas/istirahat :
•Tanda: penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan
rentang gerak pada area yang sakit; gangguan masa
otot, perubahan tonus.
•sirkulas
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL
– Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d
obstruksi trakeabronkhial d/d edema mukosa dan
hilangnya kerja silia, keterbatasan pengembangan
dada.
– Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan
permukaan kulit sekunder destruksi lapisan kulit
– Resiko Ketidakseimbangan Volume Cairan B/D
Kehilangan Rute Abnormal D/D Perdarahan
SOP INHALASI
ASKEP SLE
PENGERTIAN SYSTEMIC LUPUS
ERYTHEMATOSUS

systemic lupus erythematosus adalah suatu penyakit autoimun


pada jaringan ikat. Autoimun berarti bahwa sistem imun
menyerang jaringan tubuh sendiri. Pada SLE ini, sistem imun
terutama menyerang inti sel (Eri Roviati,2012).
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit reumatik autoimun
yang memerlukan perhatian khusus baik dalam mengenali
tampilan klinis penyakitnya hingga pengelolaannya. Pada penyakit
ini, organ dan sel mengalami kerusakan yang pada awalnya
dimediasi oleh anti bodi yang berkaitan dengan jaringan dan
kompleks imun (Harrison dkk. 2012; Saigal dkk, 2011).
ETIOLOGI

• 1. Faktor Genetik
• 2. Faktor Lingkukngan
• 3. Faktor hormonal
KLASIFIKASI
• Menurut Myers SA and mary HE, (2001) lupus
eritematosus dibagi dalam 4 bagian besar, yaitu:

• 1. Chronic cutaneous lupus erythematosus


(CCLE)
• 2. Subcute Cutaneous Lupus Erythematosus
(SCLE)
• 3. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
• 4. Drug-Induced Lupus Erythematosus (DILE)
TANDA DAN GEJALA
• 1. Atritis/nyeri sendi
• 2. ANA diatas titer normal
• 3. Bercak Malar /Butterfly Rash
• 4. Sensitif terhadap sinar matahari (timbul
becak setelah terkena sinar ultraviolet A
dan B)
• 5. Bercak discoid
PATOFISIOLOGI
• Autoantibodi yang diproduksi oleh sel
plasma akan beredar dalam darah dan
mulai menyerang antigen tubuh penderita.
Autoantibodi yang menangkap antigen
yang beredar dalam darah, hasil apopotsis,
juga akan membentuk kompleks antigen-
antobodi. Autoantibodi ini akan
mengaktivasi sistem inflamasi sehingga
kemudian akan menyebabkan kerusakan
organ yang ditagetkannya.
KOMPLIKASI
1. GINJAL
2. SISTEM SARAF
3. PENGGUMPALAN DARAH
4. KARDIOVASKULER
5. PARU – PARU
6. OTOT DAN KERANGKA TUBUH
7. KULIT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1. Tes fluorensi untuk menentukan antinuclear antibody
(ANA), positif dengan riter tinggi pada 98% penderita
SLE
• 2. Pemeriksaan DMA double stranded lebih spesifik untuk
menentukan SLE
• 3. Bila antidobel sranded tinggi, spesifik untuk diagnose
SLE
• 4. Tes sifilis bisa positif palsu pada pemeriksaan SLE
• 5. Pemeriksaan zat antifosfolipid antigen (seperti anti
kardiolipin antibody) berhubungan untuk menentukan
adanya thrombosis pada pembuluh arteri atau pembuluh
vena atau pada abortusspontan, bayi meninggal dalam
kandungan, dan trombositopeni.
PENATALAKSANAAN MEDIS

• 1. Terapi Farmokologi
• 2. Terapi nonfarmokologi
ASKEP SNAKE BITE
Gigitan ular atau snake bite
dapat disebabkan ular berbisa
dan ular tidak berbisa. Gigitan
ular yang berbisa mempunyai
akibat yang beragam mulai dari
PENGERTIAN luka yang sederhana sampai
dengan ancaman nyawa dan
menyebabkan kematian
(BC&TLS, 2008).
Terdapat 3 famili ular yang berbisa,
yaitu Elapidae, Hidrophidae, dan
Viperidae. Bisa ular dapat
menyebabkan perubahan lokal, seperti
edema dan pendarahan.
Daya toksik bisa ular yang telah
diketahui ada beberapa macam :
1. Bisa ular yang bersifat racun
terhadap darah (hematoxic)
ETIOLOGI 2. Bisa ular yang bersifat saraf
(Neurotoxic)
3. Bisa ular yang bersifat Myotoksin
4. Bisa ular yang bersifat kardiotoksin
5. Bisa ular yang bersifat cytotoksin
6. Bisa ular yang bersifat cytolitik
7. Enzim-enzim
KLASIFIKASI SNAKE
BITE
Derajat
0

Derajat
I

Berdasarkan Derajat Deraja


Gigitan Ular : t II

Derajat
III

Derajat
IV
TANDA DAN GEJALA
SNAKE BITE

Gigitan Elapidae

Gigitan Viperidae/Crotalidae

Tanda dan gejala khusus pada Gigitan Hydropiidae


gigitan family ular :
Gigitan Crotalidae
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh,
menimbulkan daya toksin. Toksik tersebut
menyebar melalui peredaran darah yang dapat
mengganggu berbagai system. Seperti, sistem
neurogist, sistem kardiovaskuler, sistem
pernapasan.
Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut
dapat mengenai saraf yang berhubungan dengan
sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan
PATOFISIOLOGI oedem pada saluran pernapasan, sehingga
menimbulkan kesulitan untuk bernapas.
Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu
kerja pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
hipotensi. Sedangkan pada sistem pernapasan
dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan
terjadi koagulopati hebat yang dapat
mengakibatkan gagal napas.
Pemeriksaan laboratorium dasar,
pemeriksaaan kimia darah, hitung
sel darah lengkap, penentuan
golongan darah dan uji silang,
waktu protrombin, waktu
PEMERIKSAAN tromboplastin parsial, hitung
PENUNJANG trombosit, urinalisis, penentuan
kadar gula darah, BUN dan
elektrolit. Untuk gigitan yang
hebat, lakukan pemeriksaan
fibrinogen, fragilitas sel darah
merah, waktu pembekuan dan
waktu retraksi bekuan.
PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI

1. Prinsip penanganan pada korban


gigitan ular
2. Pertolongan pertama 1. Syok
3. Primary survey hipovolemik
4. Secondary survey dan 2. Edema paru
Penanganan Lanjutan 3. Kematian
5. Prosedur Pressure Immobilization 4. Gagal napas
(balut tekan)
6. Penatalaksanaan selanjutnya
ASKEP INTOKSIKASI
Intoksikasi

Definisi Klasifikasi

Makanan
suatu zat kimia telah
mengganggu proses Baygon
fisiologis, sehingga
Zat Kimia
keadaan badan
organisme itu tidak Sengatan
lagi dalam keadaan Binatang
sehat
Etiologi Manifestasi Klinis

Penyebab tertinggi
keracunan merupakan Gejala yang paling menonjol
gigitan ular (69,2%). Gigitan
ular terjadi karena
kecelakaan (tergigit) namun Keracunan Ringan
tidak dapat teridentifikasi
dengan jelas dan spesifik
Rasa imah
ular jenis apa yang
menggigit ditangkal dalam
keadaan hidu Keracunan Sedang
Etiologi menurut Aurarif dan
kusuma
Keracunan Berat
Mikroba Bahan Kimia

Toksin
Patofisiologi Tanda dan gejala

Keracunan dapat di sebabkan Mual.


oleh beberapa hal di antaranya
yaitu faktor  bahan kimia,
mikroba, toksin dll. Dari Muntah.
penyebab tersebut dapat
mempengaruhi vaskuler
sistemik shingga terjadi Diare berair atau berdarah.
penurunan fungsi organ - organ
dalam tubuh. Biasanya akibat
dari keracunan menimbulkan
mual, muntah, diare, perut
Nyeri dan kram perut
kembung,gangguan pernafasan,
gangguan sirkulasi darah dan
kerusakan hati 4 sebagai akibat Demam
keracunan obat da bahan kimia
Komplikasi Penatalaksanaan

Penatalaksanaan keracunan gigitan


Kejang ular

Penatalaksanaan keracunan lain


Koma
Penatalaksanaan keracunan
Henti Jantung makanan

Kumbah Lambung
Henti napas

Syok
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan
Gas Darah Arteri
Laboratorium

Uji Fungsi Ginjal Osmolalitas Serum

Elektrokardiogram CT-Scan
ANY QUESTION??
OM SANTI,SANTI,SANTI OM

Anda mungkin juga menyukai