Anda di halaman 1dari 8

ELIXIR

Amalia 20171023
Niko Aghifari 201751235
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula
dan atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna, dan zat
pewangi, untuk digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama
digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk mempertinggi
kelarutan obat.
Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan berdasarkan FDA :
 ·         Anak <6 tahun maksimal 0,5%
 ·         Anak 6-12 tahun maksimal 5%
 ·         Anak >12 tahun dan dewasa maksimal 10%
 Dalam RSP 2005 halaman 756, disebutkan bahwa eliksir termasuk
kedalam golongan larutan non-aqueous dengan kandungan alkohol
bervariasi mulai dari 3-5% sampai 21-23%.
Tujuan elixir
 1.      Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat
 2.      Agar homogenitas lebih terjamin
 3.      Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut
 4.      Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap
 5.      Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti
anak-anak dan orang tua
Hal-hal yang dianggap perlu dalam pembuatan eliksir

 1.      Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran, dll.
 2.      Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk menghindari
terjadinya pengendapan. Dasar pemilihan pelarut campur : toksisitas, kelarutan konstanta dielektrik
pelarut, ketercampuran bahan.
 3.      Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30% harus diperhatikan terjadinya cap locking
pada tutup botol sediaan. Karena itu perlu diberikan anti cap locking.
 4.      Peningkat rasa seperti pemanis perlu diberikan untuk meningkatkan penerimaan, ditambahkan
juga rasa dan warna yang sesuai.
 5.      Untuk sediaan oral, pemilihan zat aktif perlu memperhatikan pemerian.
 6.      Pemanis yang dapat digunakan : gula, sirupus simpleks, sorbitol, siklamat, aspartam.
 7.      Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan pengawet.
 8.      Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup untuk memudahkan
penuangan. Pelarut campur yang digunakan : etanol, propilenglikol, gliserol, sorbitol
Dosis dari Paracetamol atau Acetaminophenum
    Dosis lazim untuk anak dan bayi :
 6-12 bulan            : sekali 50 mg, sehari 200 mg
 1-5 tahun              : sekali 50-100 mg, sehari 200-400 mg
 5-10 tahun            : sekali 100-200 mg, sehari 400-800 mg
 >10 tahun             : sekali 250 mg, sehari 1 gram
     Dosis lazim untuk dewasa :
 Sekali 500 mg, sehari 500 mg-2 gram
Efek farmakologi
Paracetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope
2009, hal 4548) hakekatnya obat ini mampu meringankan atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti
radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga
pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema
dan encok, obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang
menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema
atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau
kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri
yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh. ( OOP
edisi VI, hal 314 )
Permasalahan farmasetika

Anda mungkin juga menyukai