PRAKTIKUM DRY
SYRUP ERITROMISIN
1. TRISMA ZULITA SARI 201610410311033
2. DYAH AYU PIPIN LESTARI 201610410311128
3. NOVIA EKA PURIANI201610410311150
4. DENNY KURNIAWAN ARSAD 201610410311160
5. RICKA MBAREB WAHYU A. 201610410311169
6. ERSA MAYORI 201610410311178
7. AGUS PRATIWI 201610410311192
FARMASI D
BAB I - PENDAHULUAN
Sirup kering adalah sediaan berbentuk suspensi yang harus
direkonstitusikan terlebih dahulu dengan sejumlah air atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan. Sediaan ini adalah sediaan yang mengandung
campuran kering zat aktif dengan satu atau lebih dapar, pewarna, pengencer,
pendispersi, dan pengaroma yang sesuai (Depkes RI, 1995).
Karakteristik Bahan Obat
EFEK SAMPING
Mual, muntah, anoreksia, dan diare yang disebabkan oleh rangsangan
langsung pada motilitas lambung adalah penyebab tersering
dihentikannya eritromisin dan diberikannya antibiotik lain. Eritromisin
dilaporkan meningkatkan toksisitas karbamazepin , kortikosteroid,
siklosporin, digoksin, warfarin, terfenadin, astemizol, dan teofilin
karena menghambat sitokrom P-450. Eritromisin oral (terutama dalam
dosis besar) sering menimbulkan iritasi saluran cerna seperti nyeri
epigastrium.
FARMAKOKINETIK
Basa eritromisin aktivitasnya menurun karena dirusak oleh asam lambung. Untuk
mencegah pengrusakan oleh asam lambung, basa eritromisin diberi selaput yang
tahan atau digunakan dalam bentuk ester stearate atau etilsuksinat. Adanya
makanan juga menghambat penyerapan eritromisin. Hanya 2-5% eritromisin yang
diekskresi dalam bentuk aktif melalui urin. Masa paruh eliminasi eritromisin
adalah sekitar 1,5 jam. Pada ibu hamil, kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus
adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu.Obat ini diekskresi
terutama melalui hati. Dialysis peritoneal dan hemodialysis tidak dapat
mengeluarkan eritromisin dari tubuh. Pada wanita hamil pemberian eritromisin
stearate dapat meningkatkan sementara kadar SGOT/SGPT.
INTERAKSI OBAT
Dengan obat-obat yang bekerja pada sitokrom P-450
Karakteristik Bahan Tambahan
CMC Na
Pemerian : Serbuk granul putih hingga hampir putih, tak
berbau, tak berasa. Higroskopis setelah
pengeringan.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air pada semua suhu
Kegunaan : Sebagai Suspending Agent dengan konsentrasi
0,1-1% digunakan untuk larutan oral.
Sukrosa
Pemerian : Serbuk Kristal/Kristal tidak berwarna/putih tidak
bebau dan berasa manis.
Kelarutan : Kelarutan dalam air 1 : 0,5 ( 1 : 0.2 pada suhu
100°C)
Kegunaan : Sebagai pemanis 67% b/v
Na Benzoat
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau
hampir tidak berbau.
Kelarutan :Kelarutan dalam air 1: 1,8
Kegunaan : Sebagai Pengawet dengan Konsentrasi 0,02 – 0,5%
Sakarin Na
Pemerian : Putih tidak berbau, aromatic lemah efloresen, serbuk
hablur, rasa manis dan kemudian rasa pahit
Kelarutan :Kelarutan dalam air 1: 1,2
Kegunaan : Sebagai Pemanis rentang konsentrasi untuk
pemakaian oral 0,075%-0.6%
e. Dipilih dosis 125 mg/5 ml karena lebih efisien dalam pembuatan sediaan dan
pemakaiannya bisa untuk semua konsumendan pertimbangan stabilitas bahan
aktif pada penyimpanan.
Dewasa 80 ml 80 ml x 3 = 240 ml
g. Dipilih kemasan 60 ml
Alasan : lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang
dituju dan pertimbangan stabilitas bahan aktif pada
penyimpanan.
Karakteristik Sediaan Eritromisin
NaH
2PO4 = 0,1497 M BM :
Na2HPO4 = 9,2 x 10-3 M BM :
Sediaan yang dibuat sebanyak 60 ml
Perhitungan Expired Date
Tidak larut dalam air Lebih stabil pada pH 6-8 Tidak berasa Terdapat air sebagai
pembawa
Kurang aseptabel
Di buat suspensi Perlu dapar
Air merupakan
media
Dapar fosfat Perlu pemanis
Perlu suspending agent Perlu perasa pertumbuhan
mikroba
Sakarin-Na
CMC-Na , Xanthan Gum,Mc Cerry, jeruk,
sukrosa
sirsak, pisang
Perlu pengawet
Na benzoat
BAB V – FORMULASI SEDIAAN DAN BAGAN
ALIR
FORMULA 1
FORMULA 2
FORMULA 2
FORMULA 1
Formula 1
Formula 2
Kalibrasi botol 60 ml
• Eritromisin ;
• CMC Na :
• Sukrosa :
• Na Benzoat :
• Perasa : 12 Tetes
• Pewarna : 4 Tetes
• Aquadest :
• Disiapkan alat dan bahan
• Dikalibrasi botol 240 ml
• Ditimbang Asam Fosfat, dan Natrium Fosfat
• Dimasukkan Natrium Fosfat ke dalam mortir.
Digerus sampai halus
• Ditambahkan Asam Fosfat ke dalam mortir.
Digerus sampai halus dan homogen
• Ditimbang CMC Na • Ditambahkan Campuran I kedalam Campuran II.
• Dimasukkan 1⁄2 CMC Na ke dalam mortir. Digerus sampai halus dan homogen (Campuran
Digerus sampai halus dan homogen (Campuran III)
I) • Dilarutkan Pewarna dengan ± 2 ml. Diaduk
• Ditimbang Sukrosa dan Sakarin Na sampai homogen
• Dimasukkan Sakarin Na ke dalam mortir. • Ditambahkan Larutan pewarna ke dalam
Digerus sampai halus Campuran III sedikit demi sedikit. Digerus
• Ditambahkan Sukrosa ke dalam mortir. Digerus sampai terbentuk massa granul.
sampai halus dan homogen • Diayak massa granul dengan pengayak No. 12
• Ditimbang Na Benzoat • Granul di oven selama 15 menit dengan suhu
• Dimasukkan Na Benzoat ke dalam mortir. 45oC
Digerus sampai halus dan homogen (Campuran • Ditimbang Eritromisin Stearat
II) • Ditambahkan Eritromisin ke dalam granul.
Dicampur menggunakan toples sampai homogen
• Ditambahkan perasa sebanyak 12 tetes. Dicampur
menggunakan toples sampai homogen
PROSEDUR KERJA • Dimasukkan granul kedalam botol
• Botol diberi Etiket dan Label
BAB VII – PEMBAHASAN DAN HASIL EVALUASI
Dry syrup adalah salah satu suspensi kering, dimana sediaannya
dijadikan serbuk terlebih dahulu dan perlu penambahan air ketika akan
digunakan. Pada praktikum ini antibiotik yang digunakan dalam
pembuatan sediaan dry syrup adalah eritromisin. Alasan pemilihan
eritromisin dijadikan dry syrup berdasarkan dari sifat fisika kimia
eritromisin yaitu aktivitasnya akan menurun dalam beberapa hari jika
disimpan pada suhu kamar dalam bentuk larutan.
% yang digunakan
Nama Bahan Kadar
Formula 1 Formula 2
Eritromisin Stearat - 2,5 % 2,5%
CMC Na 0,1 – 1% 1% 0,1%
Asam Fosfat - 0,33% 0,33%
Natrium Fosfat - 0,17% 0,17%
Natrium Benzoat 0,02 – 0,5% 0,1% 0,1%
Sakarin Na 0,075 – 0,5 % 0,1% 0,1%
Sukrosa 15 – 20% 17% 17%
Perasa - - -
Pewarna - - -
Aquadest - 76,8% 77,7%
HASIL EVALUASI SKALA KECIL
Evaluasi Formula 1 Formula 2 Kesimpulan
Formula 1 Formula 2
800 8
600 6
400 4
200 2
0 0
6 12 30 60 6 12 30 60
Formula 1 Formula 2
1. Organoleptis
Warna Coklat
Rasa Manis
Bau Tiramisu
Sediaaan
Volume Awal
(ml)
Volume Akhir (ml) % Kesimpulan : Uji Volume
Sediaan 1 60 ml 58 ml 96,67% Terpindahkan tidak
Sediaan 2 60 ml 59 ml 98,33% memenuhi syarat.
Sediaan 3 60 ml 60 ml 100%
Sediaan 4 60 ml 55 ml 91,67%
Pembahasan : Jika volume
Sediaan 5 60 ml 62 ml 103,31%
Sediaan 6 60 ml 60 ml 100%
terpindahkan tidak sesuai
Sediaan 7 60 ml 59 ml 98,35% dengan persyaratan akan
Sediaan 8 60 ml 58 ml 96,67% mempengaruhi dosis dari
Sediaan 9 60 ml 61 ml 101,67% sediaan.
Sediaan 10 60 ml 60 ml 100%
Rata-Rata 98,67%
8. Volume Sedimentasi
Persyaratan : F= 1, makin besar fraksi ini makin baik kemampuan
suspensinya (Lachman, 1994)
Hasil :