Anda di halaman 1dari 15

TATALAKSANA

Non-farmakologi Farmakologi Operasi


• Epley Maneuver • Calcium Entry • Singular
• Semont Maneuver Blocker neurectomy
• Barbecue • Anti Histamin (transeksi saraf
Maneuver • Antikolinergik ampula posterior)
• Vannucchi’s forced • Monoaminergik • Oklusi kanal
prolonged position • Antidopaminergik posterior
• Guffoni Maneuver • Benzodiazepine semisirkular
• Lempert Manuever • Histaminik
• Brandt-Daroff
Excercise
EPLEY MANEUVER
Test Dix-Hallpike

berputar 90 kearah bagian yang


terkena

Kemudian, kepala berbalik lagi 90


ke posisi tertelungkup. sehingga
pasien akan berbaring kearah yang
terkena

Kemudian, kepala berbalik lagi 90


ke posisi tertelungkup. sehingga
pasien akan berbaring kearah yang
terkena
Gambar 1. Epley Maneuver
SEMONT MANEUVER
berbaring kesisi yang terkena
Pasien diminta untuk duduk dengan telinga kanan dan
tegak kepala berpaling sedikit ke
kiri

dengan cepat dipandul


dalam pola menjungkir
Pasien duduk dan kepala
terbalik melalui posisi tegak
dikembalikan posisi netral.
kesisi lain,tanpa jeda dengan
kepala berubah sedikit kekiri

Gambar 2. Semont Maneuveur

Setiap posisi dipertahankan


minimal 2 menit
Vannucchi’s forced
Barbecue Maneuver
prolonged position
• Pasien diminta untuk • Pasien diminta untuk
merotasikan kepala 90°, tidur kearah telinga yang
pertama kearah telinga tidak sakit selama 12
yang terkena lalu kearah jam.
yang tidak terkena.
• Setiap posisi ditahan
selama minimal 30 detik
Guffoni Maneuver
Pasien diminta berbaring
pada sisi yang terkena dan
tidak bergerak selama 1-
2menit hingga nistagmus
mereda. Lalu duduk dengan
tegak dengan cepat
menghadap kedepan. Dan
dilakukan berulang.

Gambar 3. Guffoni Maneuver


Maneuver lempert
Pasien menolehkan
Pasien berguling 360 ,
o
kepala 90° ke sisi yang
yang dimulai dari posisi sehat, diikuti dengan
supinasi membalikkan tubuh ke
posisi lateral dekubitus

Kemudian menoleh lagi


kepala menoleh ke
900 dan tubuh kembali
bawah dan tubuh
ke posisi lateral
mengikuti ke posisi
dekubitus lalu kembali
ventral dekubitus
ke posisi supinasi

Masing-masing gerakan
dipertahankan selama
15 detik
Gambar 4. Menuver Lempert
Brandt-Daroff exercise
Manuver ini dikembangkan sebagai
latihan untuk di rumah dan dapat
dilakukan sendiri oleh pasien sebagai
terapi tambahan pada pasien yang tetap
simptomatik setelah manuver Epley atau
Semont. Latihan ini juga dapat
membantu pasien menerapkan
beberapa posisi sehingga dapat menjadi
kebiasaan.
Gambar 5: Brandt-Daroff exercise
FARMAKOLOGI
Calcium Entry Blocker Antihistamin Antikolinergik
• Mengurangi aktivitas • Antihistamin mempunyai • Mengurangi eksabilitas
eksitatori SSP dengan efek supresif pada pusat neuron dengan
menekan pelepasan muntah sehingga dapat menghambat jaras
glutamat dan bekerja mengurangi mual dan eksitatori kolinergik ke
langsung sebagai muntah karena motion nervus vestibularis,
depressor labirin, bisa sickness. mengurangi firing rate
untuk vertigo perifer dan • Obat: sinarisin, dan respon nervus
sentral. dimenhidrinat, vestibularis terhadap
• Obat: Flunarizine prometasin, meclizine, rangsang.
cyclizine • Obat: skopolamin,
atropin
FARMAKOLOGI
Monoaminergik Antidopaminergik Benzodiazepine Histaminik
• Merangsang jaras • Bekerja pada CTZ dan • merupakan potensiasi • Inhibisi neuron
inhibitori- pusat muntah di inhibisi neuron dengan polisinaptik pada
monoaminergik pada medulla oblongata asam gamma-amino- nervus vestiularis
nervus vestibularis • Obat: klorpromazin, butirat (GABA) sebagai lateralis.
sehingga eksitabilitas proklorperazin, mediator • Obat: betahistin
neuron berkurang. haloperidol • dapat mengurangi
• Obat: amphetamine, sensasi berputar
efedrin namun dapat
mengganggu
kompensasi sentral
pada kondisi vestibular
perifer
• Obat: diazepam,
alprazolam, lorazepam,
klordiazepoksid
FARMAKOLOGI
OPERASI
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik
dan sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah
melakukan manuver-manuver

Terdapat dua pilihan intervensi :


1. Singular neurectomy (transeksi saraf ampula posterior)
2. Oklusi kanal posterior semisirkular.

Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik neurectomi


mempunyai risiko kehilangan pendengaran yang tinggi
Terapi dikatakan berhasil bila dikonfirmasi dengan melakukan tes
maneuver berulang,jika masih ada tanda- tanda gejala vertigo dan
nistagmus maka terapi dapat diulang kembali. Untuk tingkat
keberhasilan terapi digolongkan menjadi tiga kriteria,yaitu:

Terdapat Tidak ada


Asimptomatis Bila keluhan
perbaikan Keluhan vertigo perbaikan
Ketika tidak ada secara subjektif vertigo tidak
lagi keluhan rasa telah berkurang kurang dari 70%
pusing berputar lebih dari 70% dan dan nystagmus
dan gangguan pasien telah muncul sering.
nystagmus. mampu
melakukan
aktifitas yang
selama ini tidak
dapat dilakukan.
Namun,nystagmus
masih muncul
pada saat
manuver
provokasi.
EDUKASI
• Memberikan edukasi kepada keluarga untuk berperan dalam
mengingatkan pasien mengenai latihan dengan metode maneuver
untuk mencegah kekambuhan serta gaya hidup yang sehat.
• Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktor – faktor yang
dapat membuat keluhan berulang.
• Edukasi dan motivasi mengenai perlunya perhatian dukungan dari
semua anggota keluarga terhadap penyakit pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nur, R. 2015. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. FKUNHAS: Makassar


2. Kim JS, Zee DS. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. The New England Journal of Medicine 2014;370:1138-47
3. Threenesia, A. 2016. Beningn Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). Majority Vol.5 No.5
4. Bargenius J, Qing Z, Maoli D. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Journal of Otology. 2014;9(1):1-6
5. Purnamasari PP. DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV).
Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
6. Nurimaba N. Penatalaksanaan Vertigo. Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI bagian saraf Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran.
7. Edward Y, Roza Y. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Horizontal
Berdasarkan Head Roll Test. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3(1):77-82
8. Hendro, A. dkk. 2020. Family Medicine Approach sebagai Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV) Kanal Posterior Kanan Komorbid Hipertensi pada Perempuan Usia 49 Tahun: Sebuah Laporan Kasus.
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 1 No.2

Anda mungkin juga menyukai