Anda di halaman 1dari 21

Fiqh Jenazah

Ammi Nur Baits


Fiqh Janaiz

Sebelum Kematian
Setelah Kematian
Pasca-
pemakaman
Identifikasi Jenazah
• Meninggal sejak kapan?
• Meninggalnya normal, sakit, atau kecelakaan?
• Apakah selalu mengeluarkan: kotoran,
darah/nanah?
• Apakah ada luka?

Siapkan perbekalan sesuai tantangan!


Memandikan Jenazah
Keutamaan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َو َم ْن َحفَ َر لَهُ فَأ َ َجنَّهُ أَجْ َرى‬،ً‫ين َم َّرة‬ َ ‫َم ْن َغ َّس َل ُم ْسلِ ًما فَ َكتَ َم َعلَ ْي ِه َغفَ َر هَّللا ُ لَهُ أَرْ بَ ِع‬
‫ َو َم ْن َكفَّنَهُ َك َساهُ هَّللا ُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن‬،‫َعلَ ْي ِه َكأَجْ ِر َم ْس َك ٍن أَ ْس َكنَهُ إِيَّاهُ إِلَى يَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة‬
‫ق ْال َجنَّ ِة‬ ِ ‫ُس ْن ُد‬
ِ ‫س َوإِ ْستَ ْب َر‬
“Barangsiapa memandikan mayit lalu merahasiakan aib-
aibnya, Allah akan mengampuninya dengan empat puluh
kali ampunan. Dan barangsiapa menggali (kubur) untuknya
maka akan diberikan pahala baginya seperti pahala orang
yang memberikan tempat tinggal hingga hari kiamat. Dan
barangsiapa mengkafani mayit, Allah akan mengkafaninya
dengan sutra halus dan bludru dari surga di hari kiamat.”
(Hakim, Thabrani dan dishahihkan al-Albani)
al-Albani menjelaskan:
• Ada 2 syarat agar bisa dapat pahala besar:
]‫]ولمن تولى غسله أجر عظيم بشرطين اثنين‬

[1] Hendaknya menyembunyikan aib jenazah


[2] Melakukannya karena mengharap wajah
Allah bukan mengharap balasan atau ucapan
terima kasih.
(Ahkamul Jana’iz, hlm. 69)
Prinsip dalam Memandikan
[1] Memandikan jenazah = Mandi junub
[2] Kondisikan penampilan jenazah: ditutup mata
dan mulutnya jika terbuka.
Ummu Salamah bercerita,
‫ على أبي سلمة وقد شق‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫دخل رسول هللا‬
))‫ ((إن الروح إذا قُبض تبعه البصر‬:‫ فأغمضه ثم قال‬،‫بصره‬
[3] Letakkan di tempat yang nyaman
Ibnu Abbas: Seusai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dimandikan, beliau diletakkan di ranjangnya.
[4] Selalu jaga aurat jenazah
A’isyah mengatakan,
‫ حين مات بثوب َحبِر ٍة‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫س ُِّجي رسول هللا‬
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal,
beliau ditutupi dengan kain bergaris. (Bukhari & Muslim)

[5] Disikapi sebagaimana orang hidup


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫إِ َّن َك ْس َر َع‬
ِ ‫ ِم ْث ُل َكس‬،‫ظ ِم ْال ُم ْؤ ِم ِن َم ْيتًا‬
‫ْر ِه َحيًّا‬
Sesungguhnya mematahkan tulang mayit mukmin, sama
seperti mematahkan mematahkan ketika hidup.
(Ahmad)
Urusan Aurat
“Sikapi mayit seperti orang hidup”
• Masalah aurat
Jika usia < 7th -> bebas
Jika usia > 7th -> ada urusan aurat
- hrs sejenis kcuali suami/istri
- mahram tdk boleh memandikan lawan jenis.
• semakin tersembunyi, makin bagus
Yang tdk berkepentingan dilarang masuk
• Batas aurat: lutut sampai pusar
3 jenis air memandikan jenazah
1. Air bilasan - tanpa campuran
2. Air sabun - bisa dicampur bidara
3. Air bilasan terakhir - dicampur dengan bubuk
kapur barus atau minyak wangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan
Ummu Athiyah yang memandikan Zainab,
َ ِ‫ إِ ْن َرأَ ْيتُ َّن َذل‬- ‫ك‬
‫ بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر‬- ‫ك‬ َ ِ‫ا ْغ ِس ْلنَهَا ثَالَثًا أَ ْو َخ ْم ًسا أَ ْو أَ ْكثَ َر ِم ْن َذل‬
ٍ ُ‫اآلخ َر ِة َكافُو ًرا أَ ْو َش ْيئًا ِم ْن َكاف‬
‫ور‬ ِ ‫َواجْ َع ْل َن فِى‬
Cuci 3, 5, atau lebih dari itu dengan air dicampur
bidara. Jadikan bilasan terakhir dicampur kapur
barus. (Bukhari & Muslim)
Safety First
 Mayit itu potensi penyakit
 Hindari semua peluang penular
 Semua organ yg rawan masuk sesuatu -
ditutupi
 Yang bersinggungan langsung, hrs dilapisi -
tangan
 Bagian tubuh yg rawan kecipratan - apron
 Air buangan - ditampung utk diamankan
ProTap Pra-Memandikan Jenazah
• Melepas baju - digunting
• Buang air dan kotoran
• Mampetkan luka -
• Bersihkan kemaluan
• Bersihkan fadhalat insan – kuku, bulu2...
• Gosok gigi jenazah
*Benda tambahan yang melekat di badan
jenazah
[a] Jika mudah dilepas -> dilepas
[b] Jika susah dilepas -> jangan dilepas
3 Jenis Siraman Air
dalam Memandikan Jenazah
[1] Pra-mandi: wudhu -> sekali di awal
[2] Memandikan
-> bisa berulang kali (3, 5, atau 7 kali)
-> Dahulukan yang kanan - depan
[3] Bilasan air kapur barus -> di akhir sekali
Pasca Memandikan
Usai dimandikan => jenazah didandani
Laki-laki – disisiri rambut dan janggutnya
Wanita – rambut dikepang - agar tidak berantakan
Mengkafani
Bahan Pokok
• 3 lembar kain kafan (Muttafaq ‘alaih)
• Dianjurkan berwarna putih (Turmudzi)
• Salah satunya bergaris (Abu Daud)
• Kapas, kapur barus, minyak wangi
Prinsip Mengkafani Jenazah
• Inti mengkafani = membungkus tubuh jenazah
• Jenazah dibuat lebih awet – agar tidak mudah
rusak
• Perhatikan organ yang mudah rusak: indera,
tulang muda, atau ruas tulang -> tutup dengan
kapas yg dibubuhi kapur barus + minyak wangi
=> Pengaman
• Normal – ditali -> yang penting kafan tdk
copot – jumlah tali sesuai kebutuhan
• Ada luka – dibalut
• 2 lubang selalu keluar kotoran – diapers
• Keluar darah dari telinga/mulut – disumbat
Memakamkan Jenazah
Yang dilarang
[1] Wanita dilarang ikut
Ummu Athiyah: [‫] نهينا عن اتباع الجنائز ولم يعزم علينا‬
[2] Tidak boleh teriak
[3] Tidak boleh ada api/asap
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
[‫]ال تتبع الجنازة بصوتوال نار‬
[4] Memakamkan di waktu larangan
(Hadis Uqbah bin Amir): Ketika matahari di garis
terbit, ketika matahari tepat di atas, dan ketika
hendak tenggelam sampai tenggelam
12 Sunah Ketika Pemakaman
[1] Hindari pemakaman di waktu malam kecuali mendesak
[2] Lubang kuburan luas, lebar, dan rata
[3] Boleh lahad atau syaq. Yang afdhal Lahad
[4] Yang lebih berhak adl keluarga
[5] Yang memasukkan tdk jimak malam sblmnya
[6] Jenazah dimasukkan dari arah kaki
[7] Jenazah miring ke kanan, menghadap kiblat
[8] Yang memasukkan membaca: (‫ هللا‬V‫نة رسوله‬V‫هللاوعلى س‬
، V‫م‬V‫س‬VV‫) ب‬
[9] Setiap yang hadir turut menabur tanah
[10] Dibuat gundukan (musannam)
[11] Diberi nisan sebagai penanda
[12] Berdiri sejenak untuk mendoakan

Anda mungkin juga menyukai