UNGGAS”
DISUSUN OLEH :
RYAN ILHAM
(1310611011)
Klik Here
Anti Nutrisi Pada Unggas
Definisi
Alkaloid Lemak
Tannin Gosipol
Glikosida Resin
Mimosin Alfatoksin
Protein Mikotoksin
Anti Glukosida
Kharbohidrat Glikoprotein & Glikolipid Tripsin Sianogenik
EXIT
ilhamholmes@gmail.com
Alkaloid
Glikolipid
• Anti tripsin atau inhibitor tripsin adalah senyawa penghambat kerja tripsin
yang secara alami terdapat pada kedelai, lima bean (kara), gandum, ubi
jalar, kentang, kecipir, kacang polong, umbi legume, alfalfa, sorghum,
kacang fava, beras dan ovomukoid, semuanya merupakan protein dengan
berat molekul rendah, kecuali anti tripsin yang terdapat pada ovomukoid
yang terdiri atas 75 persen asam amino dan 25 persen karbohidrat.
• Pakan unggas yang mengandung anti tripsin cenderung akan membentuk
perluasan pankreas Perluasan pankreas akan memperbesar sekresi tripsin.
Tripsin yang berlimpah dari perluasan pankreas menyebabkan kekurangan
sulfur asam amino. Efek yang paling akhir terjadi adalah hambatan
pertumbuhan.
Anti tripsin
• Hampir semua anti tripsin dalam tanaman dapat dirusak oleh panas.
Lebih dari 95 persen aktivitasnya dirusak dengan perlakuan panas
dalam waktu 15 menit pada suhu 100oC. Penggilingan pakan yang
menggunakan ekstruder sangat efektif dalam menghancurkan anti
tripsin.
• Faktor penting dalam mengontrol perusakan anti tripsin adalah
suhu, lama pemanasan, ukuran partikel dan kandungan air.
Pemanasan yang berlebihan akan merusak zat makanan yang lain
seperti asam amino dan vitamin.
gosipol
• Gosipol merupakan salah satu dari sekian banyak zat anti nutrisi
yang banyak terdapat pada pakan ternak, dan merupakan senyawa
golongan polifenol dengan rumus kimia C30H30O8.
• Gosipol memiliki gugus fungsional yang reaktif terhadap senyawa
di dalam tubuh terutama yang memiliki gugus amino dan ion besi
sehingga mengganggu reaksi biokimia tubuh
• Gosipol pada umumnya terdapat di dalam biji-bijian seperti biji
kapas, biji kapuk, ataupun biji okra, selain itu terdapat pula pada
bagian lain dari tanaman seperti batang, daun, benang sari dan kulit
kapas
gosipol
• Aflatoksin dihasilkan oleh strain aspergillus yang tersebar luas dalam air
dan tanah. Pada saat kondisi lingkungan mendukung, tersedia substrat
(berupa pakan atau benih) sumber nutrisi, maka jamur akan dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Bentuk akhir dari aflatoksin akan sangat
bergantung pada kondisi lingkungan (suhu, kelembaban dan aerasi),
substrat serta tipe jamur.
• Secara umum lebih dari 90 persen kadar aflatoksin yang ada serta
kemungkinan diserap oleh jaringan tubuh tidak dapat diketahui secara
cepat apakah racun tersebut ditahan untuk periode waktu yang cukup lama
atau dikeluarkan. Konsentrasi residu tertinggi terletak pada organ hati,
dengan kadar terendah dalam ginjal dan kemungkinan juga dalam otot.
alfatoksin
Glukosida
Sianogenik
Lotaustralin larut dalam air dan hanya dapat hancur oleh panas di atas
suhu 150oC. Daun ubi kayu mengandung lotaustralin sebesar 7 persen
dari glikosida. Bila senyawa ini dihidrolisis oleh asam atau enzim maka
akan menghasilkan metil etil keton + glukosa + asam sianida.
Mekanisme metabolisme selanjutnya dapat dilihat pada sub bab
mengenai asam sianida.
Asam sianida (HCN)
• Asam sianida merupakan anti nutrisi yang diperoleh dari hasil hidrolisis
senyawa glukosida sianogenik seperti linamarin, luteustralin dan durin.
Lebih dari 100 jenis tanaman mempunyai kemampuan untuk memproduksi
asam sianida. Jenis tanaman tersebut antara lain famili rosaceae,
posssifloraceae, leguminosae, sapindaceae, dan gramineae
• Pakan yang mengandung asam sianida lebih kecil dari 50 ppm tidak
membahayakan, 50 sampai 100 ppm membahayakan dan lebih besar dari
100 ppm sangat membahayakan bagi ternak. Dosis letal untuk ayam
pedaging adalah 1 mg HCN/kg bobot badan. Kadar sianida 0,01 sampai
0,11 persen pada ternak sudah menyebabkan toksisitas. Menurut beberapa
penelitian kandungan asam sianida dalam bungkil biji karet adalah 26,70
ppm sampai dengan 86,70 ppm.
Asam sianida (HCN)
• Pada dosis rendah, asam sianida tidak menimbulkan kematian, akan tetapi
hewan yang secara terus menerus teracuni asam sianida, misalnya karena
mengkonsumsi pakan yang mengandung asam sianida dalam kadar yang
tidak mematikan, pertumbuhan hewan menjadi sangat terhambat, diare,
abnormalitas pada persendian kaki unggas.
• Langkah yang dapat dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
efek negatif sianida, yaitu menghilangkan sebanyak mungkin sianida
sebelum suatu bahan makanan yang mengandung sianida dijadikan pakan,
dan mengikat sianida yang tersisa agar dapat dikeluarkan bersama-sama
dengan feses
• Apabila unggas keracunan asam sianida, langkah yang dapat dilakukan
adalah menginjeksi dengan Na-nitrit
Siklopropionid
• Siklopropinoid adalah jaringan asam lemak tak jenuh yang terdiri atas
sterculit dan asam malvalit yang terbentuk dalam minyak biji kapuk pada
tingkat 1 - 2% dari minyak mentah pada proses pembuatan yang kurang
sempurna.
• Gejala-gejala keracunan yang terlihat pada ternak unggas mengkonsumsi
bungkil biji kapuk antara lain penurunan produksi telur, penurunan
efisisiensi penggunaan pakan, penurunan selera makan, penurunan bobot
badan, penurunan fertilitas, penurunan daya tetas, penurunan pertumbuhan,
penurunan tekanan darah, perubahan warna putih telur, muntah-muntah,
dilatasi dinding pembuluh darah dan terjadi kematian.
Sumber : Nutrisi dan Pakan Unggas Kontestual
Oleh : DR.IR.WAHYU WIDODO, MS
dEFINIS