N A M A : D A N I E L D W I C A H YA P U T R A A N G G A R A
NIM : 061830400917
KELAS : 4 KD
INSTRUKTUR
D R . I R . L E I L A K A L S U M , M , T.
Destilasi
3. Konsentrat yang jatuh sebagai destilat dan bagian cair yang tidak
menguap sebagai residu
Jenis-Jenis Destilasi
Destilasi Sederhana
Destilasi Fraksinasi
Destilasi Uap
Destilasi Vakum
Destilasi Azeotropik
Destilasi Reaktif
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih < 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer
(tekanan rendah).
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi, dimana terjadi
pemanasan secara bertahap (suhu berbeda-beda tiap plat). Pemanasan yang berbeda-beda bertujuan untuk
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil
cairannya.
Aplikasi : Pada industri minyak mentah untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.
Destilasi
Fraksinasi
Destilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa
yang memiliki titik didih mencapai 200°C atau lebih.
Aplikasi : mengekstrak beberapa produk alam seperti ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan
pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan masuk ke labu distilat
Untuk memisahkan pengotor volatile dengan jumlah yang relatif kecil dari sejumlah
1 besar bahan.
Bahan tidak dapat disuling oleh pemanasan tidak langsung bahkan di bawah tekanan
5 rendah karena suhu didih yang tinggi.
Apabila dilakukan proses destilasi terhadap campuran yang memiliki sifat azeotropic ini. Umumnya
digunakan sejenis bahan lain agar destilat diperoleh murni. Sebagai contoh pemisahan etanol dari air
yang hanya mencapai kemurnian 96,4% wt ditambahkan molecular sieves agar air ter-adsorpsi.
Destilasi
Azeotropik
Sumber: Patil, Dr.Kiran &
Choudhary, Pankaj & Bhatia, Tanvi.
(2009). Distillation Operations:
Methods, Operational and Design
Issues.